Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F”


INPARTU KALA 1 FASE AKTIF DI
RSKD IBU DAN ANAK PERTIWI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Holistik Pada Persalinan

Oleh
WENNI
PO715211211040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Komprehensif

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”F”


INPARTU KALA 1 FASE AKTIF DI
RSKD IBU DAN ANAK PERTIWI

Oleh:
WENNI
PO715211211040

Menyetujui

Pembimbing Institusi
Andi Syintha Ida, S.ST, SKM, M. Kes (…………………….)
NIP. 19770603 200212 2 003

Pembimbing Lahan
Jumriati, S.ST (…………………….)
NIP. 19741403 200213 2 002

Mengetahui
Ketua Program Studi pendidikan profesi bidan

Hj. Sitti Mukarramah, S.ST., M.Keb


NIP. 19800430 200312 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kompherensif ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny“F” Inpartu Kala I Fase Aktif di RSKD Ibu dan
Anak Pertiwi” tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis kirimkan salam dan
sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menggulung tikar
kemaksiatan dan telah membentangkan permadani-permadani kebahagiaan untuk
para umatnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Andi Syintha Ida, S.ST., SKM, M. Kes selaku pembimbing institusi dan ibu
Jumriati, S.ST selaku pembimbing lahan yang telah banyak memberikan arahan
dan juga saran yang membangun guna menyempurnakan laporan ini.
Wassalamuaikum Wr.Wb.

Makassar, November 2021

Wenni

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup..................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN KASUS DAN TEORI


A. Kajian Masalah Kasus.......................................................................... 4
B. Kajian Teori.......................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................


A. Pengkajian............................................................................................. 13
B. Analisis................................................................................................. 15
C. Penatalaksanaan.................................................................................... 15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 17
B. saran.................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan Normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama prosess
persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan antara 37 – 42 minggu. Setelah persalinan ibu maupun bayi
berada dalam kondisi normal.
Handoko dan Neneng 2021 Persalinan adalah suatu proses pergerakan
keluarnya janin, plasenta dan membrane dari dalam Rahim melalui jalan lahir.
Proses ini berawal dari pembekuan akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi,durasi dan kekuatan yang teratur.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono, 2016)
Salah satu upaya dasar yang dapat dilakukan dalam menurunkan AKI
adalah dengan meminimalisir nyeri persalinan yang dirasakan ibu. Nyeri
persalinan dapat dikendalikan dengan 2 (dua) metode yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis. Metode farmakologis menggunakan obat-obatan kimiawi,
cenderung lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek kurang baik bagi ibu dan
janin. Sedangkan metode nonfarmakologis dapat dilakukan dengan lebih simpel,
murah, efektif, tanpa efek merugikan dan meningkatkan kepuasan selama
persalinan (Biswan, 2017).
Berdasarkana hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh (Irmawati &
Baharuddin, 2021) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

5
aromaterapi bitter orange terhadap nyeri persalinan pada fase aktif kala 1 di
Puskesmas Kulisusu, didapatkan data bahwa penerapan terkait penanganan nyeri
persalinan nonfarmakologis masih belum dilaksanakan. Ibu hanya mendapatkan
massage (mengusap) pada daerah pinggang, namun cara tersebut hanya dilakukan
sebagai sesuatu rutinitas tanpa mengetahui dengan jelas efektifitas tindakan yang
dilakukan.
Berdasarkan hasil anamnesa pada ibu yang datang ke RSKD Ibu dan
Anak Pertiwi Makassar untuk bersalin, semua ibu mengeluh nyeri perut tembus
kebelakang, intensitas nyerinya semakin lama semakin sakit dan semakin sering
timbul. Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengurangi nyerinya yaitu
mengusap-usap perutnya dan memijat pinggangnya.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk membahas mengenai cara
untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny”F” Inpartu kala I fase aktif di RSKD
Ibu dan Anak Pertiwi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif
pada ibu inpartu kala I fase aktif.
b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnosa aktual pada ibu inpartu
kala I fase aktif.
c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan oleh
bidan pada ibu inpartu kala I fase aktif.
d. Menyusun rencana tindakan pada ibu inpartu kala I fase aktif.
e. Mampu memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu inpartu kala I fase
aktif.

6
C. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi meliputi Asuhan Kebidanan Intranatal care pada ibu
bersalin.
2. Ruang lingkup responden
Responden berasal dari ibu inpartu kala I fase aktif.
3. Ruang Lingkup Waktu
Studi kasus Asuhan kebidanan ibu hamil antenatal care ini dilakukan tanggal
08-27 November 2021
4. Ruang Lingkup Tempat
Kajian kasus ini dilaksanakan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu Bersalin
Kajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi ibu inpartu
mengenai cara mengurangi rasa nyeri pada saat menjelang persalinan.
2. Bagi Mahasiswa
Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang cara mengurangi
rasa nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.
3. Bagi Rumah Sakit
Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi tenaga
kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal care serta
meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan.

7
BAB II

KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus


Ny. F G4 P3 A0, HPHT tanggal 10 Februari 2021, gestasi 39 minggu 5
hari datang ke RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Pada tanggal 14
November 2021 jam 21.00 Wita, mengeluh sakit perut tembus kebelakang tidak
ada pelepasan lendir dan darah, nyeri yang dirasakan masih satu-satu kali
bahkan masih sempat istirahat dirumahnya. Tgl 15-11-2021 jam 04.30 wita
pasien masuk RSKD Ibu dan Anak Pertiwi. Nyeri yang dirasakan semakin lama
semakin sering dan teratur. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat pembengkakan
pada ekstemitas dan wajah. Tidak ada riwayat penyakit dan alergi, semua anak
dilahirkan normal, spontan tanpa penyulit dan tidak ada riyawat perdarahan.
Selama hamil rutin telah melakukan 5 kali pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Sudiang 4 kali dan Di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 1 kali. Nyeri
persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh ibu inpartu. Nyeri
bersifat unik dan subjektif setiap orang memiliki respon terhadap rangsangan
nyeri yang berbeda-beda. Salah satu penyebab nyeri pada ibu bersalin yaitu
adanya his. His adalah kontraksi otot-otot polos dari dinding rahim yang
dirasakan nyeri pada perut ibu hingga tembus kebagian belakang.
1. Hasil pengukuran tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,°8C,
- Pernafasan 24x/menit.
2. Pemeriksaan Leopold :
- Leopold I : TFU 32 cm, Bokong
- Leopold II : Punggung Kanan, DJJ 152x/menit
- Leopold III : Kepala

8
- Leopold IV : BDP (perlimaan 2/5)
3. Pemeriksaan Vagina
- Vulva vagina tidak ada kelainan
- Portio tipis
- Pembukaan 8 cm
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala
- Tidak ada molase
- Ubun-ubun kecil masih teraba di jam satu
- Penurunan kepala Hodge II
- His 3x10’ durasi 35-40 detik
Pada jam 06.00 wita, ibu mengeluh sakitnya semakin sering dan ingin
buang air besar maka dilakukan pemeriksaan dalam dan menyampaikan hasil
pemeriksaan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, ibu merasakan ingin
mengeran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, terlihat prenium menonjol,
vulva vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya pengeluaran lendir
bercampur darah. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah
lengkap. Kemudian meletakkan under-pet di bawah bokong ibu dan mendekatkan
alat-alat ke dekat pasien. Melakukan pimpinan persalinan dengan memberitahu
ibu kembali posisi dan cara meneran yang baik. Sehingga ibu dipimpin dengan
tehnik relaksasi meniup-meniup. Saat kepala janin terlihat pada vulva, mengambil
kain bersih dan meletakkan dibawah bokong ibu. Kemudian melindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara tangan yang
lain menahan belakang kepala bayi untuk mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu meneran sambil bernapas cepat
dan dangkal. Tidak ada lilitan tali pusat. Menunggu hingga kepala bayi
melakukan putaran paksi luar secara spontan kekiri ibu. Setelah putaran paksi luar
selesai, memegang kepala bayi secara biparietal. Menggerakkan kepala ke arah
bawah sehingga muncul bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan

9
kemudian menggerakkan kearah atas untuk melahirkan bahu belakang. Setelah
kedua bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala. Sementara tangan kiri
menulusuri dan memegang lengan dan bahu bayi bagian depan saat badan dan
lengan lahir. Setelah badan d an lengan bayi lahir, melanjutkan menulusuri
punggung, bokong, dan kaki
1. Pada jam 06.15 Wita bayi lahir spontan, PBK, segera menangis, jenis kelamin
Perempua Apgar Score 8/10, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan
lahir 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31 cm.
plasenta lahir lengkap pada jam 06.25 Wita. Hasil pemantauan Kala IV
keadan ibu dan janinnya baik.
B. Kajian Teori
1. Pengertian Persalinan
Persalinan Normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama prosess persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 – 42 minggu. Setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi normal.
Mochtar (dalam Sulfianti, dkk, 2020) persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
selama 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono,
2016)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

10
a. Power
His adalah kontraksi otot-otot polos dari dinding rahim yang dirasakan
nyeri pada perut ibu hingga tembus kebagian belakang. Pada waktu
kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih
pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantong amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks. Pembagian dan
sifat-sifat his :
1) His pendahuluan atau his palsu yaitu his yang dirasakan 1-2 minggu
sebelum masuk his pembukaan, sifatnya tidak kuat dan tidak teratur.
2) His pembukaan (Kala I) yaitu mulai terbukanya kanalis servikalis
sampai pembukaan lengkap/10 cm, sifatnya mulai kuat, teratur dan
sakit, fungsinya untuk membuka jalan lahir bagian lunak.
3) His pengeluaran (Kala II) yaitu mulai pembukaan lengkap sampai anak
lahir, sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama, fungsinya
untuk mengeluarkan janin.
4) His pelepasan uri (Kala III) yaitu mulai anak lahir sampai plasenta lahir,
kontraksi sedang untuk melepaskan dan mengeluarkan plasenta.
5) His pengiring (Kala IV), kontraksi lemas, masih sedikit nyeri, his ini
untuk membantu rahim kembali kebentuk semula sama seperti sebelum
hamil.
b. Passage
Passage (jalan lahir) terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jalan lahir
bagian lunak. Jalan lahir bagian tulang terdiri dari tulang-tulang panggul
dan sendi-sendinya sedangkan jalan lahir bagian lunak terdiri dari otot-otot,
jaringan dan ligament-ligament. Dalam proses persalinan pervaginam janin
harus melewati jalan ini. Jika jalan lahir normal, ukuran janin normal, maka
dengan kekuatan yang normal pula persalinan pervaginam akan
berlangsung dengan normal tanpa penyulit.
c. Passanger

11
1) Janin
Bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin,
posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala
janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan,
sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup
sempurna, cacat atau akhirnya meninggal.
2) Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm, tebal
2-3 cm, berat 500-600 gram. Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap
pada kehamilan usia 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi
seluruh rongga rahim. Letak plasenta yang normal umumnya pada
korpus uteri bagian depan atau belakang kearah fundus uteri.
3) Air ketuban
Didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan
amnion dan lapisan korion terdapat liquor amni/air ketuban. Volume air
ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc.
d. Psikologi
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman
bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada
kehidupan ibu.
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan. (Manuaba, 2013)
3. Nyeri Persalinan
a. Pengertian Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan merupakan kombinasi nyeri fisik akibat kontraksi
miometrium disertai regangan segmen bawah rahim menyatu dengan

12
kondisi psikologis ibu selama persalinan. Kecemasan, kelelahan dan
kehawatiran ibu seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri
fisik yang sudah ada. Nyeri persalinan dialami terutama selama kontraksi.
(Indrayani, 2016)
b. Penyebab nyeri persalinan
Rasa nyeri persalinan menurut William Oxorn (2010), muncul karena:
1) Kontraksi Otot Rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim
merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral.
2) Peregangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan parenium,
sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan
peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian
terbawah janin.
3) Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas.
Takut, cemas dan tegang memicu hormon prostaglandin sehingga tibul
stres. Kondisi stres dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan
rasa nyeri.
c. Patofisiologis nyeri persalinan kala I
Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi,
peregangan servik pada waktu membuka, iskemia pada kopus uteri, dan
peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi servik dan iskemia uteri. Impuls nyeri ditransmisikan
oleh segmen saraf spinal dan asesoric toracic bawah simpatis lumbaris.
Nervus ini berasal dari dari uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari
perubahan servik dan iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi

13
dibawah abdomen menyebar kearah lumbal belakang dan paha bagian
dalam. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada
saat relaksasi.
Rasa nyeri pada persalinan terjadi pada awal persalinan sampai
pembukaan lengkap dan berlangsung kurang lebih 12-18 jam, dilanjutkan
kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini di
pengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan dan rasa takut yang akan
menyebabkan peningkatan rasa nyeri.
Persalinan berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda.
Pertama berasal dari otot rahim saat berkontraksi, nyeri yang timbul 18
disebut nyeri verisal (nyeri yang bersifat tumpul, terbakar, dan tersemar
batas lokasinya). Nyeri viseral juga dapat dirasakan ditempat lain yang
bukan di tempat asalnya tersebut juga nyeri alih (reffered pain).Nyeri yang
kedua timbul pada saat mendekati kelahiran. Nyeri ini terlokalisasi dan
disebut nyeri somatik.
Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat individual,
sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu
perempuan dengan yang lain, demikian pula antara nyeri persalinan
pertama dengan persalinan berikutnya pada perempuan yang sama. Rasa
nyeri pada proses persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin.
Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh darah
berkontraksi sehingga akan mengurangi aliran darah yang membawa
oksigen ke uterus yang akan mengakibatkan penurunan kontraksi uterus
yang yang akan menyebabkan memanjangnya waktu persalinan, sehingga
menghilangkan rasa takut dan nyeri selama proses persalinan terjadi hal
yang cukup penting.
d. Respon fisiologis terhadap nyeri dalam persalinan
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan menjerit Pengaruh nyeri

14
pada tubuh akan menimbulkan respon fisik dan respon tingkah laku.
(Uliyah, 2015)
1) Respons fisik
Respon fisik terhadap nyeri sangat bervariasi antara nyeri akut dan nyeri
kronis. Rasa nyeri akut akan menstimulasi sistem saraf simpatis
sehingga akan menimbulkan peningkatan tekanan darah, denyut nadi,
irama pernafasan, kulit kering dan terasa hangat atau panas.
2) Respon tingkah laku
Perubahan perilaku dari individu yang mengalami rasa nyeri, antara
lain:
a) Menangis atau merintih
b) Gelisah
c) Banyak bergerak atau tidak tenang
d) Tidak konsentrasi
e) Insomnia
f) Mengelus-elus bagian tubuh yang mengalami rasa nyeri
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri persalinan
1) Budaya
Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara.
Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana
kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam
mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan. (Judha, 2016).
2) Psikologis (cemas dan takut)
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus terasa semakin nyeri dan sakitdirasakan. Karena saat
wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stres maka secara
otomatif tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis
dari stres tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor
yaitu hormone katekolamin dan hormon adrenalin. Katekolamin ini akan

15
dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan, jika calon ibu tidak
bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan, dan akibat
respon tubuh tersebut uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran
darah dan oksigen ke dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri
mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak
terelakkan. Maka dari itu, ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam
keadaan rileks yang nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan
bekerjasama secara harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu
persalinan akan berjalan dengan lancar, mudah dan nyaman. (Judha,
2016)
3) Pengalaman persalinan
Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon
ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang
menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan
takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa
nyeri (Judha, 2016)
4) Support Sistem
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan
dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu
mengatasi rasa nyeri (Judha, 2016)
5) Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa
nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi rasa
cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih
berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi
ketakutannya (Judha, 2016).

16
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data bahwa Ny. F G4 P3 A0,


mengeluh sakit perut tembus kebelakang pada tanggal 14 November 2021 jam
22.00 wita tidak disertai pelepasan lendir dan darah,Nyeri yang dirasakan masih
satu-satu kali, bahkan pasien masih sempat istirahat. Pada Tanggal 15 November
2021 jam 04.30 Ibu masuk di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar dengan
nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir dan darah dan sakitnya
semakin lama, semakin sering dan teratur. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat
pembengkakan pada ekstremitas dan wajah. Tidak ada riwayat penyakit dan
alergi, semua anak dilahirkan normal, spontan tanpa penyulitdan tidak ada
riyawat perdarahan. Selama hamil rutin telah melakukan 5 kali pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas Sudiang 4 kali dan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi 1
kali.
1. Hasil pengukuran tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,7°C,
- Pernafasan 24x/menit.
2. Pemeriksaan Leopold :

17
- Leopold I : TFU 32 cm, Bokong
- Leopold II : Punggung Kiri, DJJ 152x/menit
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : BDP (perlimaan 2/5)
3. Pemeriksaan Vagina
- Vulva vagina tidak ada kelainan
- Portio tipis
- Pembukaan 8 cm
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala
- Tidak ada molase
- Penurunan kepala Hodge II
- His 3x10’ durasi 35-40 detik
Keluhan yang dialami oleh ibu merupakan tanda awal dimulainya
persalinan sejalan dengan teori yang dituliskan oleh Mochtar (dalam Kurniarum,
2016) yang menyatakan bahwa beberapa teori yang menyebabkan mulainya
persalinan adalah sebagai berikut:
1. Teori penurunan prostaglandin
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meningkatkan kerentanan pada otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada
akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. Proses
penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, sehingga produksi
progesterone perlahan mengalami penurunan yang menyebabkan otot rahim
lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesterone.
2. Teori oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot

18
rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga oxitosin bertambah dan meningkatkan
aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat
tanda-tanda persalinan.
3. Peregangan otot uterus
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu uterus akan mengalami kontraksi yang dapat
menyebabkan terjadinya persalinan.
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara
intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.
B. Analisis
Diagnosa yang dapat ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian yaitu Ny. F G4 P3
A0, gestasi 39 minggu 5 hari, intrauterine, janin hidup, tunggal, punggung kiri,
BDP, DJJ 152x/menit, Inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.
B. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga kondisi ibu dan janinnya agar ibu
mengetahui kondisi ibu dan janinnya.
2. Memberikan konseling tentang keluhan yang dirasakan oleh ibu, agar ibu
mengetahui bahwa mules dan sakit yang dirasakan oleh ibu merupakan hal
yang normal.
3. Menganjurkan ibu untuk relaksasi agar dapat mengurangi rasa nyeri ibu dan
menghemat tenaga untuk proses persalinannya.

19
4. Mengajarkan suami cara untuk merelaksasi ibu dengan memberikan sentuhan
lembut pada ibu, memijat ringan bagian pinggang ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk baring miring di tempat tidurnya.
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum diantara kontraksi agar ibu
memiliki tenaga untuk mengejan.
7. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih jika ada dorongan atau rangsangan
untuk berkemih.
8. Menyiapkan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan dalam proses
persalinan.
9. Memantau proses kemajuan persalinan agar dapat menegakkan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan sesuai kondisi ibu.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Randayani Lubis &
Anggraeni, 2020) yang menyatakan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri
pada ibu inpartu kala I setelah diberikan massage pinggang. Terapi
nonfarmakologi lain yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri yaitu
pemberian kompres hangat dan terapi birth ball, dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Andriany et al., 2020) menyatakan bahwa Terdapat penurunan
intensitas nyeri yang signifikan setelah pemberian kompres hangat dan birth ball
pada ibu inpartu kala I fase aktif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Irmawati
& Baharuddin, 2021) juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian
aromaterapi bitter orange terhadap penurunan rasa nyeri persalinan kala I fase
aktif.

20
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persalinan adalah suatu kondisi fisiologis yang dialami oleh ibu hamil di
seluruh dunia. Persalinan normal (fisiologi) adalah proses dimana keluarnya
janin cukup bulan (37-42 minggu) dan plasenta melalui jalan lahir secara spontan
tanpa adanya masalah atau komplikasi. Nyeri persalinan merupakan proses
fisiologis yang dialami oleh ibu inpartu. Nyeri bersifat unik dan subjektif setiap
orang memiliki respon terhadap rangsangan nyeri yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh pemberian kompres air
hangat, terapi birth ball, aromaterapi bitter orange dan massage pinggang
terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.
B. Saran
1. Bagi lahan Praktik di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar agar kedepannya
dapat menerapkan terapi non farmakologi seperti pemberian kompres hangat,
pemberian aromaterapi dan massage pinggang sehingga dapat mengurangi
intensitas nyeri pada ibu inpartu.
2. Bagi mahasiswa

21
Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
pemberian asuhan intranatal care mulai dari Kala I – Kala IV sehingga dapat
meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi selama proses persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Afroh, F., Judha, M & Sudarti. (2016). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Indrayani, Djami M.E.U. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: CV.
Trans Info Media

Irmawati, S., & Baharuddin, A. (2021). Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange


Terhadap Nyeri Persalinan Pada Fase Aktif Kala 1 Di Puskesmas Kulisusu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2020
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta : EGC

Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica

Prawirohardjo Sarwono. 2016. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Randayani Lubis, D., & Anggraeni, L. (2020). Efektivitas Massage Pinggang Dalam
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida &
Multigravida
Sulfianti, Dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Medan : Yayasan Kita
Menulis

22
Uliyah, M., dan Hidayat, A. A. (2015). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

LAMPIRAN LAPORAN KOMPREHENSIF

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
Jalan Monumen Emmy Saelan III No.2 Tidung Kelurahan KarunrungMakassar

No.Register : 1150XX
Tanggal Masuk : 15 November 2021, pukul 04.30 WITA
Tanggal Pengkajian : 15 November 2021, pukul 04.30 WITA
Tanggal Partus : 15 September 2021, pukul 06.15
WITA Nama Pengkaji : WENNI

IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas Istri / Suami

 Nama : Ny “ F ” / Tn. “A“


 Umur : 37 tahun / 38 tahun
Nikah/Lamanya : 1x / ± 12 tahun

23
 Suku : Bugis / Bugis
 Agama : Islam / Islam
 Pendidikan : S1 / S1
 Pekerjaan : PNS / PNS
 Alamat :BTN Pondok Asri Sudiang A9/19

Data Subjektif (S)


1. Hamil ke empat, tidak pernah keguguran
2. HPHT tanggal 10-02-2021
3. Tidak pernah mengalami 9 tada bahaya selama kehamilan

24
4. Pergerakan janin dirasakan saat usia kehamilan 4 bulan (awal bulan juni)
5. Hamil ke empat, tidak pernah kegugur
6. Mules di rasakan sejak Sejak jam 21.00 WITA tanggal 14 November 2021 dan
masuk RSKDIA pertiwi Tanggal 15-11-2021 jam 04.30 wita disertai dengan
pelepasan lendir dan darah.
7. Sifat keluhan hilang timbul

Data Objektif (O)


1. Keadaan umum Ibu baik
2. HTP tanggal 17-11-2021
3. Umur kehamilan 39 minggu 5 hari
4. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,7 C
d. Pernapasan : 24 x/menit
5. Kepala
Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri tekan
6. Wajah
Ekspresi wajah tampak meringis pada saat his
7. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih
8. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
9. Payudara
Putting susu terbentuk ada kolostrum

25
10. Abdomen

Terdapat striae alba dan linea nigra, tidak terdapat luka bekas operasi, tonus
otot perut tampak tegang.
Pemeriksaan Leopold :
a. Leopld I :TFU 3 jari di bawah processus xipoideus (32cm)
b. Leopold II : Punggung Kiri
c. Leopold III : Kepala
d. Leopold IV : BDP (Bergerak Dalam Panggul)
e. DJJ terdengar jelas,kuat dan teratur pada kuadran kanan perut ibu dengan
frekuensi 152 x/menit.
Lingkar perut 98 cm. TBJ = TFU x LP
= 32 x 98
= 3,104 gram
11. His : Frekuensi 3 x 10 menit durasi 35-40 detik.
12. Genetalia
Pemeriksaan dalam (VT) Jam 04.30 WITA
a. Vulva dan vagina normal
b. Pemeriksaan dalam (VT)
1) Vulva dan vagina normal
2) Porsio lunak dan tipis
3) Pembukaan 8 cm
4) Selaput ketuban utuh
5) Presentasi, kepala UUK kanan depan
6) Penurunan hodge II
7) Tidak ada penumbungan
8) Molase 0

26
9) Kesan panggul normal
10) Pelepasan lendir dan darah
13. Ekstremitas
Tidak ada verises dan udema pada tungkai bawah.
14. Data penunjang
Pemeriksaan penunjang:
 Hb : 12,8 gram
 Golongan Darah : AB+
 Albumin : Negatif
 Reduksi : Negatif
 HIV/AIDS : Negatif
 Siphylis : Negatif
 HbsAg : Negatif
 WBC ; 7,65 UL
 GDS ; 97 mg/dl
 NRL ; 4,04

Assessment (A)
G4P3A0, gestasi 39 minggu 5 hari, inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan
janin baik.

Planning (P)
Tanggal 15 November 2021, pukul 04.30 WITA
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisinya baik
2. Memberikan konseling mengenai keluhan yang dirasakan oleh ibu
3. Memberikan support ibu agar semangat menjalani proses persalinan.
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi yaitu dengan menghirup nafas dalam-
dalam melalui hidung kemudian menghembuskan perlahan-lahan melalui

27
mulut.
5. Menganjurkan suami atau keluarga untuk merelaksasi ibu dengan
memberikan sentuhan lembut pada ibu dan memijat ringan bagian
pinggang ibu
6. Menfasilitasi ibu dengan kondisi senyaman mungkin
7. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara timbulnya kontraksi
8. Memberikan kebebasan kepada ibu untuk memilih posisi bersalin yang
aman dan nyaman
9. Mengobservasi kemajuan persalinan yaitu his, DJJ dan nadi setiap 30
menit, tekanan darah, suhu dan VT (pembukaan serviks, penyusupan
kepala, air ketuban, penurunan kepala, penumbungan tali pusat) setiap 4
jam atau ketika dibutuhkan kemudian hasil observasi di dokumentasikan
didalam lembar partograf.
10. Mengobservasi kemajuan persalinan yaitu his, DJJ dan nadi setiap 30
menit, tekanan darah, suhu dan VT (pembukaan serviks, penyusupan
kepala, air ketuban, penurunan kepala, penumbungan tali pusat) setiap 4
jam atau ketika dibutuhkan kemudian hasil observasi di dokumentasikan
didalam lembar partograf

28
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : Ny. F NO. RM :1150XX PAV :


UMUR : JK :P TANGGAL : 15 November KELAS
2021 :
37 th
TANGGA DIAGNOS CATATAN NAMA &
L A PERKEMBANGAN
PARAF
/JAM (SOAP)
Jam 06.00 Partus kala S : Mules sering dan semakin kuat, ibu
II ingin meneran.
O : His kuat dengan frekuensi 4 x 10 menit
durasi 40-45 detik, DJJ 152 x/menit,
Wenni
anus/vulva membuka, perineum menonjol,
lender darah bertambah banyak. PD :
pembukaan lengkap, ketuban pecah pada
pembukaan 10 cm, kepala, hodge IV. UUK
kanan depan.
A : Partus kala
II P :
1. Menganjurkan keluarga atau suami
untuk mendampingi klien.
2. Menyampaikan kepada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap
3. Mengajarkan cara meneran yang
efektif
4. Menolong persalinan dengan APN
(kepala, bahu, badan). Pukul 06.15
WITA bayi lahir spontan, segera
menangis bergerak aktif, warna
kulit kemerahan.

29
5. Mengeringkan dan menghangatkan
bayi dengan kain kering.
6. Pastikan janin tunggal

30
Jam 06.18 Partus kala S : Ibu merasa lelah, perut terasa mules,
III bayi lahir spontan
O : Kontraksi uterus baik, tampak tali pusat
di depan vagina darah mengalir.
A : Partus kala
Wenni
III P :
1. Memberitahukan kepada ibu hasil
pemeriksanan bahwa janin tunggal
2. Memberitahu ibu bahwa akan di
suntikkan oxytocin 10 UI.
3. Menyuntikkan oksitosin 10 U
secara intramuskuler pada paha
kanan ibu.
4. Menjepit dan memotong tali pusat
pada saat tali pusat berhenti
berdenyut.
5. Memfasilitasi IMD
6. Melakukan peregangan tali pusat
terkendali placenta lahir spontan
lengkap jam 06.18 WITA.
7. Melakukan masase uterus
Jam 23.26 Partus kala S : Ibu merasa lelah, tetapi senang
IV dengan kelahiran bayinya.
O : Plasenta lahir lengkap pada pukul Wenni
06.20 WITA, pengeluaran darah ± 100 cc,
kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat.
A : Partus kala IV

31
P:
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa
keaadaan ibu dan bayinya baik

32
2. Memeriksa dan membersihkan
jalan lahir
3. Mengajarkan kembali ibu cara
massase uterus
4. Menganjurkan ibu untuk makan
dan minum
5. Menjelaskan kepada ibu manfaat
IMD
6. Menjelaskan kepada ibu pentingnya
pemberian ASI Ekslusif
7. Mengajarkan kepada ibu teknik
menyusui yang baik dan benar
8. Melakukan observasi 2 jam post
partum meliputi TD, nadi, TFU,
kandung kemih dan perdarahan
setiap 15 menit sekali pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada
jam kedua, pengukuran suhu setiap
1 jam.
9. Mengajarkan kepada ibu mobilisasi
dini yaitu miring kiri, miring ke
kanan, duduk jika kondisi ibu
memungkinkan
10. Menganjurkan kepada ibu istirahat
yang cukup

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai