Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK


PRASEKOLAH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Asuhan kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun Oleh:
Nama : ............
NIM : ...............

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA
NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bali, Balita dan Anak Prasekolah

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:
Nama: ...........................
NIM: ..............................

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktik Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah
Telah Disahkan Tanggal: ……………………..2023

Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,

...........................................
NIP. …........................................

Mengetahui,

Ketua Program Sudi Koordinator Mata Kuliah


Sarjana Terapan Kebidanan Dan Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Pendidikan Profesi Bidan Balita dan Anak Prasekolah

Erina Eka Hatini, MPH Happy Marthalena, S. SST., M. Keb


NIP. 19800608 200112 2 001 NIP. 19860107 200912 2 001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
Telah disahkan tanggal: ………………….2023

Mengesahkan,

Pembimbing Lahan Praktik Pembimbing Institusi

………………………….. …………………………..
NIP. ………………………… NIP. …………………………

Mengetahui,

Ketua Program Sudi Koordinator Mata Kuliah


Sarjana Terapan Kebidanan Dan Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Pendidikan Profesi Bidan Balita dan Anak Prasekolah

Erina Eka Hatini, MPH Happy Marthalena, S. SST., M. Keb


NIP. 19800608 200112 2 001 NIP. 19860107 200912 2 001

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya saya sebagai
penyusun mampu menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah” ini dengan baik dan tanpa
terkendala apapun.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Pada penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah ini penulis telah mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan yang
telah memberikan kesempatan untuk Menyusun laporan ini.

2. Ibu Happy Marthalena Simanungkalit, SST., M.Keb selaku Koordinator Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah yang telah memberikan
bimbingan arahan materi untuk Menyusun laporan ini.

3. Ibu Happy Masthalena Simanungkalit, SST., M.Keb selaku Pembimbing Institusi yang
telah memberikan bimbingan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

4. Ibu xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx selaku Pembimbing Lahan Praktik yang telah memberikan


bimbingan dan membantu penulis selama di lahan praktik.

5. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Saya selaku penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan laporan
pendahuluan selanjutnya. Semoga Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Palangka Raya, 12 November 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................... iii
KATA PEGANTAR .......................................................................................................................v
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................7
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................7
B. TUJUAN ...........................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................9
A. KONSEP DASAR NEONATUS ......................................................................9
B. KONSEP DASAR BAYI ................................................................................15
C. KONSEP DASAR BALITA ...........................................................................18
D. KONSEP DASAR ANAK PRASEKOLAH ..................................................19
E. EVIDENCE BASED ......................................................................................21
1. ASUHAN NENONATUS ........................................................................21
2. ASUHAN BAYI .......................................................................................21
3. ASUHAN BALITA ..................................................................................22
4. ASUHAN ANAK PRASEKOLAH ..........................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................24

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut (Sunarti,2022) Neonatus adalah bayi baru lahir melalui proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauteri (0-28 hari).
1. Masa Neonatal = Usia 0 - 28 hari
2. Masa Neonatal Dini = 0 - 7 hari
3. Masa Neonatal Lanjut = 8 - 28 hari.
Bayi adalah bayi usia 0 sampai 24 bulan, masa bayi adalah masa yang sangat bergantung
pada orang dewasa (Nurul Fatmawati, 2023).
Balita adalah bayi berusia dibawah 5 tahun merupakan salah satu periode usia manusia
setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai 5 tahun, atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu 24 - 60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah
(Nurul Fatmawati, 2023).
Masa pra sekolah merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruhaspek
perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya, dimana 80 %
perkembangan kognitif anak telah tercapai pada usia prasekolah. Perkembangan pada anak
prasekolah mencakup perkembanganmotorik, personal sosial dan bahasa (Nurul
Fatmawati, 2023).
Secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun dari 16,85 kematian per 1.000
Kelahiran Hidup 9,63 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup (Profil Kesehatan, 2021). Hasil
tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan, bahkan melampaui target di tahun 2022
yaitu 18,6% kematian per 1.000 Kelahiran Hidup. Hal tersebut harus tetap dipertahankan
guna mendukung target di Tahun 2024 yaitu 16 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup dan
12 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup di Tahun 2030. Berdasarkan hasil Sample
Registration System (SRS) Litbangkes Tahun 2016, tiga penyebab utama kematian bayi
terbanyak adalah komplikasi kejadian intrapartum (28,3%), gangguan respiratori dan
kardiovaskuler (21,3%) dan BBLR & Prematur (19%). Sedangkan berdasarkan data
Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) tanggal 21 September 2021, tiga penyebab
teratas kematian bayi adalah BBLR (29,21%), Asfiksia (27,44%), Infeksi (5,4%) dengan

7
tempat/lokasi kematian tertingginya adalah di Rumah Sakit (92,41%).. Sedangkan yang
diharapkan Indonesia dapat mencapai target yang ditentukan Sustainable Development
Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1000
kelahiran hidup. BBLR masih menjadi salah satu penyebab kematian bayi tertinggi
sehingga tenaga kesehatan harus mampu memberikan tatalaksana yang tepat agar kondisi
BBLR tidak berujung pada kesakitan dan kematian.
Peran bidan dalam membantu menekan angka kematian bayi adalah melakukan pelayanan
yang komprehensif, mendeteksi dini tanda bahaya kongenital Pelayanan Skrining Bayi
Baru Lahir (BBL) yaitu Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), pelayanan neonatal
esensial, penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan rujukan, dan pemantauan
tumbuh kembang bayi, balita, dan anak pra sekolahserta melakukan konseling dan
penyuluhan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan kebidanan
pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui lebih jelas konsep dasar neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah
b. Untuk mengetahui lebih jelas masalah dan hal yang harus dilakukan pada
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
c. Untuk mengetahui evidence based midwifery mengenai asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Neonatus


1. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan di dalam kandungan dan di luar kandungan. Beralih dari
ketergantungan penuh pada ibu menuju kemandirian fisiologis. (Hasnidar, et. al, 2021).
Bayi baru lahir usia 0-28 merupakan generasi penerus yang akan berperan
penting di masa yang akan datang. Bayi yang sehat akan menjadi modal utama
dalam membentuk generasi yang kuat,berkualitas dan produktif. Untuk itu asuhan
tidak hanya di berikan pada ibu saja, tetap juga sangan di perlukan asuhan kepda
bayi baru lahir(BBL) fisiologis . Masa bayi baru lahir fisiologis atau yang disebut
Neonatus merupakan masa yang rentan terhadap ganguan kesehatan dan merupakan
periode yang rawan bagi kelangsungan hidup ke depannya. Maka dengan itu kita
sebelum memegang bayi kita harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh bayi karna bayi sangat sensitive dan cepat terkena infeksi. (Belandina
Betty, dkk 2023)
2. Klasifikasi Neonatus
a. Neonatus menurut masa gestasinya :
1) Kurang bulan (preterm infan): < 259 hari (37 minggu).
2) Cukup bulan (term infant): 259 – 294 hari (37-42 minggu).
3) Lebih bulan (postterm infant): > 294 hari (42 minggu).
b. Neonatus menurut berat lahir:
1) Berat lahir rendah: < 2500 gram.
2) Berat lahir cukup: 2500-4000 gram.
3) Berat lahir lebih: > 4000 gram.
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi dan ukuran berat lahir yang
sesuai untuk masa kehamilan :
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.

9
3. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal
a. Lahir aterm antara 37- 42 minggu
b. Berat badan 2500 - 4000 gram.
c. Panjang badan 48 - 52 cm.
d. Lingkar dada 30 - 38 cm.
e. Lingkar kepala 33 - 35 cm.
f. Frekuensi jantung 120-160×/menit.
g. Pernapasan ± 40 - 60×/menit.
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
j. Kuku agak panjang dan lemas.
k. Nilai APGAR > 7
l. Gerakan aktif
m. Bayi lahir langsung menangis kuat
n. Refleks Rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
o. Refleks Sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
p. Refleks Moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
q. Refleks Graps atau menggenggam sudah baik.
r. Genitalia :
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.
2) Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
s. Eliminasi baik, yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan mekonium berwarna hitam kecoklatan.
4. APGAR Score
Keadaan umum pada bayi yang dinilai dengan menggunakan penilaian APGAR.
Penilaian ini dilakukan setelah satu menit kelahiran bayi. Penilaian APGAR bertujuan
untuk menilai apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Aspek yang dinilai dalam
penilaian ini adalah kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan otot,
kemampuan refleks, dan warna kulit. Setiap penilaian angka 0, 1, dan 2. Dari hasil

10
tersebut dapat diketahui apakah bayi dalam keadaan normal (nilai APGAR 7-10),
mengalami asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6), atau asfiksia berat (nilai APGAR 0-
3). (Fitriana, and Nurwiandani, 2021)
Tabel 2.1 Tanda APGAR
Tanda Nilai : 0 Nilai: 1 Nilai: 2
Warna Kulit Pucat/ biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
seluruh tubuh ekstremitas biru <100 kemerahan >100
Denyut Jantung Tidak ada <100 >100
Tonus Otot Tidak ada Ektremitas sedikit Gerakan Aktif
fleksi
Aktifitas Tidak ada Sedikit gerak Menangis
Pernafasan Tidak ada Lemah/tidak teratur Langsung menangis

5. Perubahan Sistem Saraf


Sistem persarafan janin berkembang selama dalam kandungan. Setelah lahir,
perkembangan saraf pada neonatus lebih mengarah pada pengembangan sel saraf yang
belum berkembang saat didalam rahim (Hasnidar, et. al, 2021). Berikut adalah refleks
alami neonatus yang berhubungan dengan persarafannya, yaitu :
a. Refleks mencari (rooting refleks), merupakan gerakan menoleh mengikuti arah
sentuhan yang diberikan pada pipi bayi.
b. Refleks menghisap (sucking refleks), merupakan gerakan menghisap, ketika
puting susu ibu diletakkan didalam mulut.
c. Refleks menelan (swallowing refleks), merupakan gerakan menelan ketika lidah
dibagian posterior diteteskan cairan, gerakan tersebut merupakan satu koordinasi
dengan refleks menghisap.
d. Refleks moro (moro refleks), merupakan gerakan seperti memeluk, ketika tubuh
diangkat dan tiba-tiba diturunkan. Kedua lengan serta tungkai neonatus akan
memperlihatkan gerakan ekstensi yang simetris dan diikuti oleh gerakan abduksi.
e. Refleks leher (tonickneck refleks), merupakan posisi menengadah, apabila
neonatus dalam posisi berbaring terlentang dan neonatus menoleh pada salah satu

11
sisi. Ekstremitas pada sisi homolateral akan melakukan gerakan ekstensi,
sementara ekstremitas pada sisi kontralateral melakukan gerakan fleksi.
f. Refleks babinski (babinski refleks), apabila kita memberikan rangsangan berupa
goresan lembut pada telapak kaki, maka jempol akan refleks mengarah ke atas dan
jari kaki lainnya dalam posisi terbuka.
g. Refleks menggenggam (palmar grasping refleks), merupakan refleks
menggenggam apabila jari tangan diletakkan pada telapak tangan neonatus, maka
secara alami neonatus akan menggenggam jari tangan dengan cukup kuat.
(Hasnidar, et. al, 2021)
6. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik
b. Tahap II disebut tahap transional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama
yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
7. Penampilan Bayi Baru Lahir
a. Kesadaran dan Reaksi terhadap sekeliling, perlu di kurangi rangsangan terhadap
reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau
suara mainan;
b. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan yang simetris pada waktu
bangun. adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah
normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu
kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;
c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala: apakah terlihat
simetris, benjolan seperti tumor yang lunak dibelakang atas yang menyebabkan
kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada
kepala tersebut hanya terdapat dibelahan kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri dan
kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar kepala
dapat ditunda sampai kondisi benjol (Capput sucsedenaum) dikepala hilang dan
jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada bentuknya semula.

12
d. Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan antara kesimetrisan antara
mata kanan dan mata kiri, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak
merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu;
e. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut ikan,
tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi normal,
bila terdapat secret yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran
cerna;
f. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan; perhatikan ada
tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada
pernapasan perut;
g. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang
kurang sempurna; Bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu diperhatikan bentuk,
gerakannya, faktur (bila ekstremitas lunglai/kurang gerak), farices
h. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang-kadang
didapatkan kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan harus
dipikirkan kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna
yang tak rata (“cuti Marmorata”) ini dapat disebabkan karena temperature dingin,
telapak tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan
kuning, bercak - bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong
(Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun;
i. Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja dan kemih:
diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi perut yang tiba-tiba
membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah, dan mungkin dengan kulit
kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk
kemungkinsn Hirschprung/Congenital Megacolon
j. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari
pada bayi normal, refleks pada bayi antara lain Tonik neek refleks, yaitu gerakan
spontan otot kuduk pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan secara spontan
memiringkan kepalanya, Rooting refleks yaitu bila jarinya menyentuh daerah
sekitar mulut bayi maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya
ke arah datangnya jari , Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh telapak

13
tangan bayi maka jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat, Moro
refleks yaitu reflek yang timbul diluar tubuhnya pada orang yang mendekapnya,
Stapping refleks yaitu reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan
kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah- olah berjalan,
Sucking refleks (menghisap) yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan
langis-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI, Swallowing
refleks (menelan) dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut dan
faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung.
k. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5%
berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan.
l. Kesadaran bayi misalnya bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan
kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat.
8. Mekanisme Kehilangan Panas
a. Evaporasi Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, contoh meja, tempat tidur, timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila
bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
c. Konveksi Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, contoh ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d. Radiasi Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi,karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung).

14
B. Konsep Dasar Bayi
1. Pengertian
Bayi ialah manusia yang baru lahir yang berumur sampai dengan 12 bulan, yang
ditandai dengan tumbuh kembang fisik yang cepat dengan perubahan kebutuhan
nutrisi. Bayi juga termasuk individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi.
Agar bayi dapat bertahan hidup diperlukan 4 adaptasi: adaptasi terhadap perubahan
suhu, menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan kotoran. Kesulitan
beradaptasi dapat menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan,
perkembangan yang lambat bahkan meninggal.
Menurut Depkes (2009) masa bayi merupakan masa keemasan, tetapi juga merupakan
masa kritis bagi perkembangan manusia. Disebut sebagai masa kritis karena bayi
sangat peka terhadap lingkungannya pada masa ini, dan disebut sebagai periode emas
larena msa bayi sangat singkat dan tidak dapat diulang. Jadi, bayi adalah periode
perkembangan dari mulai lahir sampai berusia 12 bulan yang masih sangat
membutuhkan adaptasi sehingga dapat mencapai masa keemasan dengan baik.
Setiap orangtua mendambakan anak yang dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal demi menjadi generasi yang tangguh dan membanggakan bagi keluarga
terlebih lagi untuk masa depan bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
dapat tercapai oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetika,
lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulasi yang berguna. (Ida Bagus
Wiryanata, 2023)
2. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Pertumbuhan dikaitkan dengan perubahan jumlah, ukuran dan dimensi pada tingkat
sel, organ yang diukur maupun individu. Pertumbuhan masa kanak-kanak bervariasi
dengan usia, tetapi umumnya pertumbuhan tubuh dimulai dari kepala hingga kaki.
Pertumbuhan tubuh dimulai dari kepala, dan kemudian tubuh bagian bawah tumbuh
secara bertahap. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara
teratur. Terdapat perbadaan konsep tumbuh kembang bayi. Konsep pertumbuhan
berfokus pada tubuh, yaitu pertambahan berat badan bayi. Dalam hal ini terdapat
pertumbuhan tulang bayi, gigi, organ dalam dan organ lainnya. Disisi lain, konsep
pertumbuhan berorientasi pada sisi psikologis, yaitu menyangkut perkembangan

15
sosial, emosional dan kecerdasan. Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap
antara lain sebagai berikut:
a. Periode usia 0-1 bulan (neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian sirkulasi darah
dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.
b. Periode usia 1 bulan hingga 1 tahun (periode bayi tengah): Pertumbuhan yang
cepat dan pematangan fungsional diamati, terutama pada saraf. Maturasi fungsi
ialah pematasan fungsi organ tubuh, seperti saluran pencernaan, mulai dari
kemampuan mencerna susu saja hingga kemampuan mencerna makanan padat.
c. Periode usia 1-2 tahun (bayi akhir): Pengembangan keterampilan motorik besar
dan halus, kontrol fungsi ekskresi (buang air besar), pertumbuhan lambat.
3. Fisiologi Tumbuh Kembang Bayi
Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan
kearah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Istilah tumbuh
kembang meliputi 2 peristiwa yang berbeda tapi berkaitan dan susah dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik terjadi berupa perubahan ukuran dan besaran
fungsi organ yang dimulai pada tingkat sel dan diakhiri dengan perubahan pada organ
tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan
secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan
lain-lain.
4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah:
a. Gizi pada bayi.
b. Penyakit kronis atau kelainnan konginetal seperti tuberkulosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan saterdasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisisa dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang bagi bayi,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia dan rokok
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

16
d. Hubungan psikologis, adalah hubungan dengan orang lain, anak yang orang tuanya
tidak menginginkannya, anak yang berada dibawah tekanan terus menerus
menghadapi hambatan dalam perkembangan maupun pertumbuhan.
e. Faktor endoktrin seperti gangguan hormon.
f. Faktor sosial dan ekonomi seperti kemiskinan denga kekurangan pangan yang
terus-menerus, sanitasi lingkungan yang buruk, dan ketidaktahuan akan
menghambat perkembangan anak.
g. Pemberian ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu pertambahan berat
badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
h. Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam jangka lama akan
menghambat pertumbuhan bayi.
i. Genetik atau hereditas
j. Status kesehatan anak dalam keluarga
5. Parameter Pertumbuhan Bayi
Pengukuran pertumbuhan pada bayi yang dijadikan patokan adalah berat badan dan
tinggi badan. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ
tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahuan status gizi atau tumbuh kembang
anak. Selain itu berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan
makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.
Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5-6 bulan dan 3 kali
berat lahirnya pad aumur 1 tahun. Berat badannya bertambah 4 kali lebih banyak dalam
2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10
kali lebih banyak dalam 10 tahun. Rata-rata pertambahan pada bayi adalah 90-150
gram/minggu.
Pengukuran pertumbuhan pada bayi selain berat badan adalah panjang badan.
Pengukuran panjang badan dilakukan ketika anak telentang. Pengukuran panjang
badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Panjang badan bayi baru lahir
normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh
National Center For Health Statistic (NCHS), bayi akan mengalami pertambahan
panjang sekitar 2,5 cm setiap bulannya da akang berangsur-angsur berkurang sampai

17
usia 9 tahun, yaitu hanya 5 cm/tahun dan penambahan ini akanberhenti pada usia 18-
20 tahun.
6. Parameter Perkembangan Bayi
Menurut Fankenburg ada 4 parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan
yaitu:
a. Kepribadian/tingkah laku (Personal Social) Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Gerakan motorik halus (Fine motor Adaptive) Aspek yang berkaitan dengan
kemampuan anak untuk mengamati dan melakukan gerakan yang hanya
mempengaruhi bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya kemampuan untuk menggambar
dan memegang benda.
c. Bahasa (Language) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d. Perkembangan motorik kasar (Grows motor) Aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh.

C. Konsep Dasar Balita


Balita merupakan anak yang telah menginjak usia satu tahun atau lebih populer dengan
pengertian usia anak dibawah lima tahun (Pritasari dkk, 2017). Usia 1-3 tahun sering
disebut dengan kelompok pasif dimana anak masih tergantung penuh kepada orang tua atau
orang lain yang mengasuhnya untuk melakukan kegiatan penting seperti mandi, buang air
dan makan. Setelah memasuki usia 4 tahun sudah dimasukan kedalam kelompok aktif
dimana ketergantungan terhadap orang tua atau pengasuhnya sudah mulai berkurang dan
berganti pada keinginannya untuk melakukan hal seperti mandi dan makan sendiri
meskipun masih dalam keterbatasan.
Periode balita merupakan periode yang menggelisahkan karena pertumbuhannya tidak
secepat masa sebelumnya atau masa bayi. Pada masa bayi kenaikan berat badan sampai 1
kg akan mudah didapat, tetapi pada masa balita kenaikan berat badannya tidak seperti masa
bayi sehingga orang tua atau pengasuh kadang risau dengan hal ini. Proporsi tubuh balita
mulai berubah, pertumbuhan mulai melambat dibanding dengan sebelumnya, tungkai

18
memanjang, mendekati bentuk dewasa, begitu juga ukuran dan fungsi organ dalamnya.
Kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya oleh pemenuhan gizi balita.
Nutrisi pada masa balita memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan anak.
Masa balita merupakan masa transisi terutama pada usia 1-2 tahun dimana anak akan mulai
memakan makanan yang padat dan menerima rasa serta tekstur makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia, besar tubuh, dan
tingkat aktivitas yang dilakukan. Nutrisi yang dibutuhkan antara lain :
1. Energi, biasanya balita membutuhkan energi sekitar 1.000 sampai 1.400 kalori per hari.
2. Kalsium, dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.
3. Zat besi, anak balita membutuhkan 7 mg per hari.
4. Vitamin C dan D.
Kurang gizi sebagai penyebab langsung, khususnya pada balita berdampak jangka
pendek meningkatnya morbiditas. Bila masalah ini bersifat kronis, maka akan
mempengaruhi fungsi kognitif yakni tingkat kecerdasan yang rendah dan berdampak pada
kualitas sumberdaya manusia. Pada kondisi berulang (dalam siklus kehidupan) maka anak
yang mengalami kurang gizi diawal kehidupan (periode 1000 HPK) memiliki risiko
penyakit tidak menular pada usia dewasa. (Aswati, dkk 2023)
Peran orang tua dalam mengawasi anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan
khusus pada usia prasekolah atau sering juga disebut sebagai masa golden age (masa
emas) yaitu pada usia 1-5 tahun (Purwanti, 2020).

D. Konsep Anak Prasekolah


1. Pengertian Anak Prasekolah
Menurut World Health Organization (WHO), seorang anak adalah siapa saja yang
berusia 19 tahun atau lebih muda, kecuali undang-undang nasional mewajibkan orang
tersebut mencapai usia dewasa pada lebih dini.
(Maemunah et al., 2017) dalam buku Behaviour of preschool children menyebutkan
bahwa anak prasekolah yang berusia antara 4 - 6 tahun memiliki potensi yang berbeda-
beda. Potensi terebut perlu distimulasi agar dapat berkembang secara optimal.
Keterlambatan perkembangan pada anak bisa menimbulkan masalah. Salah satu aspek
perkembangan adalah kondisi psikologis, seperti perluasan lingkaran pertemanan anak.

19
2. Perkembangan Anak Usia Prasekolah
a. Perkembangan fisik
Saat pertumbuhan tubuh semakin cepat, baik menyangkut ukuran berat, tinggi dan
kekuatannya seorang anak mampu dapat lebih mengembangkan keterampilan
fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan dari orangtua.
Perkembangan sistem syaraf pusat mempersiapkan anak meningkatkan
pemahaman dan kontrol terhadap tubuhnya.
b. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini adalah tahap praoperasional,
yaitu tahap di mana anak tidak dilahirkan untuk menguasai operasi mental secara
logis. operasi mengacu pada aktivitas yang dilakukan secara mental daripada fisik.
Masa ini ditandai dengan berkembangnya representasional, yaitu kemampuan
merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain dengan tanda (kata-kata, gerak
tubuh atau bahasa gerak, dan objek).
c. Perkembangan Bahasa
Membantu mengembangkan bahasa anak atau kemampuan berkomunikasi
sebagaimana seharusnya orang tua dan guru taman kanakkanak memberikan
fasilitas atau kesempatan kepada anak-anak sebanyakbanyaknya. Kemungkinan
tersebut sebagai berikut:
1) Ucapkanlah kata - kata yang baik kepada anak.
2) Mau mendengarkan anak-anak
3) Menjawab pertanyaan anak (jangan diremehkan).
4) Ajakan berdialog tentang masalah sederhana, seperti kebersihan dirumah,
sekolah dan menjaga kesehatan diri.
5) Di taman kanak - kanak, anak-anak terbiasa bertanya, membuat keinginan,
menghafal dan membawa puisi dan lagu.
d. Perkembangan Sosial Anak
Menurut Yusuf (2017), pada usia prasekolah (terutama sejak usia 4 tahun),
perkembangan sosial anak sudah terlihat, karena aktif berinteraksi dengan teman
sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah sebagai
berikut:

20
1) Anak mengenal aturan baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
permainan.
2) Anak secara bertahap mulai mengikuti aturan.
3) Anak mulai memahami hak atau kepentingan orang lain.
4) Anak mulai bermain dengan anak lain atau teman sebayanya.

E. Evidence Based in Midwifery


1. Asuhan Neonatus
Neonatus merupakan masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28
hari. Dalam masa kehidupan tersebut neonatus akan mengalami perubahan
dari intrauterine ke ekstrauterine. Dalam penelitiannya Rina Oktaviani dan Rosmita
Nuzuliana (2023) yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Neonatus Normal” yang
bertujuan untuk melakukan asuhan kebidanan pada neonatus karena neonatus lebih
cenderung memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Angka kematian
neonatus di Indonesiasudah mencapai sebanyak 20.266 balita (71,97%) dari 28.258
jiwa. Mayoritas kematian neonatus ini disebabkan oleh berat badan lahir rendah,
asfiksia, kelainan kongenital dan tetanus neonatrum. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 13 januari –7 Februari 2023 di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI. Sebagai
subjek penelitian By. A umur 0-25 hari dengan riwayat kelahiran normal. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan buku KIA, Rekam medis,
pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan dokumentasi. Didapatkan hasil pada
penelitian ini bayi A usia 0-25 hari dalam keadaan normal spontan tidak mengalami
patologis. Keluhan yang terjadi adalah normal terjadi pada naeonatus. Milia merupakan
bintik putih biasanya muncul pada hari ke-1 atau hari berikutnya setelah kelahiran.
Milia dan biang keringat bayi adalah hal yang fisiologis sebab berdasarkan anatomi
dan fisiologis dari kulit, kulit bayi relatif tipis, halus, PH kulit lebih asam dan
lapisan dalamnya mempunyai kelembaban yang relatif tinggi sehingga kulit bayi
rentan terhadap iritasi. Kepada bidan dapat melakukan edukasi pada ibu bayi untuk
melakukan perawatan bayi baru lahir berupa anjuran personal hygine bayi,
memandikan bayi dengan rebusan kayu secang dan pemberian ASI ekslusif.

21
2. Asuhan Bayi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Belandina Betty, Hanna Harnida dan Andi
Jayawardhana yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. I di TPMB Rupi’Ah
Suparman” mengatakan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan
kebidanan pada Bayi dan Neonatus dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan. Penelitian ini dilakukan pada By. Ny. I di TPMB Rupi’Ah Suparman Gresik
pada tanggal 24 Juli 2022. Metode penelitian Model asuhan kebidanan yang
digunakan dalam penelitian ini dengan managemen asuhan kebidanan menurut
Hellen Varney, meliputi pengkajian subjektif dan objektif, identifikasi diagnose
masalah, identifikasi diagnose masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi), dan evaluasi. Serta
pemantauan kunjungan dalam bentuk SOAP. Hasil asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dan neonatus dilakukan diagnosa keadaan By. Ny.I dalam batas normal dan
tidak ada komplikasi atau kesenjangan antara teori dengan diagnosa Asuhan sudah
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
3. Asuhan Balita
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nadifa Nurlita Jannah dan Nurul Soimah
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit Demam Bukan Malaria”
menyatakan bahwa Di Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan pada bulan Januari – Februari
terdapat sebanyak 70% (276 balita) anak mengalami demam tinggi dan 30% (119
balita) dengan batuk, diare, dan lainnya. Untuk mengurangi angka kejadian balita sakit
perlu dilakukan penanganan menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Tujuan penelitian ini untuk memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan
demam bukan malaria di Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan. Jenis penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan desain observasional deskriptif pendekatan
studi kasus. Subjek penelitian pada balita sakit usia 12-59 bulan dengan demam bukan
malaria dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2023 di Rumah Sakit Aisyiyah
Muntilan. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder yang
meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan. Analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan dalam penatalaksanaan selama 3 hari

22
didapatkan hasil perubahan suhu An. N dari 37,5 ̊ C kembali normal pada suhu 36,4 ̊
C, pola nutrisi baik, pola keseharian anak normal, dan psikososial normal. Diberikan
KIE mengenai tanda bahaya demam, kebutuhan nutrisi, personal hygiene, pemberian
obat demam, pencegahan dan perawatan demam anak. Disarankan wali An. N untuk
selalu menjaga pola kesehatan dan pola kebersihan untuk pencegahan dari penyakit.
4. Asuhan Anak Prasekolah
Berdasarkan penilitian oleh Amalia Putri Ramadhan dkk yang berjudul “Hubungan
Pola Asuh Orang Tua Dengan Ketergantungan Penggunaan Gadget Pada Anak Usia
Prasekolah TK Taman Buah 1 & 2” menyatakan Usia pra sekolah merupakan masa
kritis bagi perkembangan anak dimana pada masa ini anak mampu menerima informasi
dan menyerap ilmu pengetahuan dari berbagai media salah satunya melalui teknologi
gadget. Banyak manfaat positif yang diperoleh dari penggunaan gadget, namun
penggunaan gadget secara continue akan berdampak buruk bagi pola perilaku anak
dalam keseharian anak. Peneliti melakukan penelitian ini karena pengasuhan yang tepat
dari orangtua sangatlah penting diberikan kepada anak, karena anak masih terlalu muda
dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri kearah
kematangan. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pola asuh orang tua
dengan ketergantungan penggunaan gadget pada anak usia prasekolah di TK Taman
Buah 1 & 2 Kabupaten Tangerang Metode Penelitian deskriptif korelasional dengan
metode pendekatan cross sectional yang menggunakan data primer (kuesioner).
Populasi yang diterapkan pada penelitian ini yaitu orang tua yang mempunyai anak usia
prasekolah di TK Taman Buah 1& 2 Kabupaten Tangerang dengan sampel sebanyak
82 responden yang diambil pada April 2023 dengan teknik total sampling data
diperoleh dengan cara membagikan kuesioner yang telah valid dan reliabel analisa data
secara univariat dan bivariate menggunakan uji chi-square. Hasil dari 82 anak
prasekolah sebagian besar mengalami ketergantungan gadget sebanyak responden 51
(62,2%). Terdapat hubungan antara pola asuh dengan ketergantungan penggunaan
gadget pada anak usia prasekolah. Kepada tenaga kesehatan diharapkan agar bisa
memberikan edukasi kepada orangtua baik melakukan promkes berupa pentingnya
keterlibatan pola asuh orang tua dengan ketergantungan gadget pada anak usia
prasekolah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dainty maternity, Arum Dwi Anjani, Nita Evriana bsari. 2018. Asuhan kebidanan neonatus, bayi
balita dan anak prasekolah. Yogyakarta.

Fitriana, Y, Nurwiandani, W. 2021. Konsep Persalinan Secara Komprehensif dalam Asuhan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

H Hasnidar, S Sulfianti, NR Putri, A Tahir, DNS Arum, I Indryani. 2021. Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi dan Balita. Medan : Yayasan Kita Menulis.

Handayani and Mulyati. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.

Handayani, S. R., & Mulyati, T. S. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Dokumentasi Kebidanan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Jamil, siti nurhasiyah, Sukma, Febi Hamidah. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). 2016. Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Lailaturohmah, dkk. Asuhan Kebidanan pada Neonatus dan bayi. Padang 2023.

Pritasari, Damayanti, D., Lestari, N. T. 2017. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Sembiring, Julia SR. 2019. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Deepublish.

Yusuf, A. Muri. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana.

Jurnal:
Aswati, dkk. 2023. “Peningkatan Keterampilan Keluarga dalam Pencegahan Gangguan
Pertumbuhan Batita”. Lentera (Jurnal Pengabdian) –Vol.3. No.2.

Betty, Belandina, Hanna Harnida, Andi Jaya Wardana. 2023. “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny.
I di TPMB Rupi’Ah Suparman”. Nersmid (Jurnal Keperawatan dan Kebidanan: Vol 6, No 2.

24
Duarba, I Made Kresna Aditama, A. A. Putu Agung Mediastari, Ida Bagus Wiryanatha. 2023.
“Manfaat Pijat Bayi dalam Perbaikan Kualitas Tidur Balita di Praktek Bidan Mandiri Ni
Made Sinarsari”. Widya Kesehatan: Vol. 5, No. 2.

Jannah, Nadifa Nurlita dan Nurul Soimah. 2023. Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit Demam
Bukan Malaria. LPPM Universitas ‘Asyiyah Yogyakarta: Vol 1, No 22.

Oktaviani, Rina dan Rosmita Nuzuliana. 2023. Asuhan Kebidanan pada Neonatus Normal. LPPM
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta: Vol. 1, No 22.

Purwanti, E. 2020. “Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Sosial Emosional


Anak Usia 4-6 Tahun”. Azzahra: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini: Vol 2, No 1.

Ramadhan, Amalia Putri, Solihati, dan Zahrah Maulidia Septimar. 2023. Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Ketergantungan Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah TK
Taman Buah 1 & 2. Jurnal Dunia Ilmu Kesehatan: Vol 2, No 1.

25

Anda mungkin juga menyukai