Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DI PUSKESMAS MUNJUL

LAPORAN REFLEKSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Persalinan

Nama: YUNI WAHYUNI


NPM: 205491517017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas Stase Kehamilan dengan judul “Manajemen Asuhan

Kebidanan Pada Ny.E 34 Tahun Usia Kehamilan 32 Minggu dengan Riwayat

SCdi Puskesmas Munjul.

Dalam penyusunan tugas Stase Kehamilan ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.

2. Dr. Rukmaini, S.ST, M.Keb, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.

3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan

Universitas Nasional.

4. Jenny Siauta, S.ST, M.Keb, selaku Sekretaris Prodi Profesi Kebidanan

Universitas Nasional dan Selaku Dosen Kordinator Pembimbing Stase

Kehamilan

5. Sri Dinengsih, SSiT.,M.Keb, Anni Suciawati SSiT.,SH., M.Kes., MH, Dr.

Rini Kundaryanti, Amd.Keb., SKM., M.Kes , Selaku Tim Dosen

Pembimbing Stase Kehamilan

6. Teman - teman seangkatan dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan semangat dan masukkan dalam penyelesaian

tugas Stase Kehamilan ini.

i
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase Kehamilan ini masih

jauh dari sempurna. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas Stase Kehamilan ini. Akhir

kata penulis berharap semoga tugas Stase Kehamilan ini dapat memberikan

manfaat maupun inpirasi bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Bnaten , Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 3
C. Manfaat..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal...................................... 6
B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal............................................. 6
C. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir........................................ 7

BAB III TINJAUAN KASUS


I. DATA SUBJEKTIF.................................................................. 17
A. Biodata................................................................................ 17
B. Riwayat Kehamilan............................................................. 18
C. Riwayat Persalinan.............................................................. 18
II. DATA OBJEKTIF............................................................... 18
III. ANALISA DATA................................................................... 28
IV. PENATALAKSANAAN........................................................ 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN24

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 27
B. Saran......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu menurut World Health Organizattion (WHO) tahun 2015

adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah

berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau

diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh

kecelakaan/cedera (WHO,2015).

AKI menggambarkan Angka wanita yang tinggal per 100.000 kelahiran

hidup dari suatu penyebab kematian terkaitan dengan gangguan kehamilan

atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama

kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

tanpa memperhitungkan lama kehamilan. AKI juga dapat digunakan sebagai

media pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini

dipengaruhi oleh status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan

kesehatan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap

perbaikan pelayanan kesehatan menjadi AKI indikator keberhasilan

pembangunan sektor kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia 2017)

Visi pembangunan kesehatan indonesia 2015-2019 “berwujudnya indonesia

yang berdaulat,mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.Dan

apapunVisi pembangunan kesehatan daerah provinsi sumatra utara yaitu”

mewujudkan provinsi sumatra utara sehat, mandiri dan berdaya

saing(Kemenkes)

1
2

Ruang lingkup asuhan kebidanan kehamilan adalah salah satu

kehamilan yang didalamnya kehidupan dan kesehatan ibu dan janin dalam

bahaya akibat gangguan kehamilan yang kebetulan atau unik. Kehamilan

resiko tinggi merupakan salah satu masalah paling kritis dalam asuhan

kebidanan, kematian ibu dan perinatal hampir seluruhnya terjadi pada ibu

hamil dengan resiko tinggi yang disertai komplikasi atau keadaan

kegawatdaruratan (Maryunani, 2016).

Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik

yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan hidup sehat dapat

membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada

waktu terjadi kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik perubahan fisik,

soaial maupun mental. Walaupun demikian para calon ibu harus tetap berada

didalam keadaan sehat optimal karena disini seorang ibu tidak hidup dengan

sendiri tetapi dia hidup bersama dengan janin yang dikandung. Oleh karena

itu, para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup sebelum hamil dan lebih

lagi ketikata hamil ( Sukarni, 2016).

Pada trimester III biasanya ibu merasa takut akan kehidupan dirinya,

bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan. Ketidak

nyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek,

menjadi ketergantungan, maals dan muda tersinggung serta meras

menyulitkan. (Walyani, 2017)


3

Dengan pentingnya penurunan Angka Kematian Ibu diindonesia,

sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan

ibu, khususnya daerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.

Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu

mencegah masalah kesehatanya, danperlu ditunjang dengan peningkatan

kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya

(Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Dari survey pendahuluan yang peneliti lakukan di klinik Niar, di

dapatkan hasil ibu hamil TM III yang melakukan kunjungan ANC sebanyak

100 orang. Dari data tersebut serta latar belakang di atas peneliti tertarik

untuk melakukan “Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi TM III Pada Ny,

A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang

Tahun 2020.

B. Tujuan Penulisan

A. Tujuan Umum

Mampu menerapkan manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan TM III

Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul Tahun 2020

B. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan Kehamilan

Fisiologi TM III Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan

Munjul Tahun 2020.


4

b) Mampu melakukan perumusan diagnosa dan masalah Asuhan

Kebidanan Kehamilan Fisiologi TM III Pada Ny, A Di Puskesmas

DTP Munjul Kecamatan Munjul Tahun 2020.

c) Mampu melakukan antisipasi masalahah potensialKehamilan

Fisiologi TM III Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan

Munjul Tahun 2020.

d) Mampu Melakukan Tindakan Segera Asuhan Kebidanan Kehamilan

Fisiologi TM III Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan

Munjul Tahun 2020.

e) Mampu Merencanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi TM

III Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

Tahun 2020.

f) Mampu Melaksanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi TM

III Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

Tahun 2020.

g) Mampu Melakukan Evaluasi Asuhan Kebidanan Kehamilan

Fisiologi TM III Pada Ny, A Di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan

Munjul Tahun 2020.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan wawasan pembahasan tentang Asuhan

Kebidanan Kehamilan Fisiologi TM III.


5

2. Bagi Petugas Kesehatan

penulisan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi klinik untuk lebih

meningkatkan pelayanan kesehatan dalam melakukan pemeriksaan pada

ibu hamil.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan

penulisan selanjutnya dan bahan bacaan bagi Mahasiswa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42

minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Depkes RI, 2007). Sedangkan

menurut Mitayani, bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan

usia kehamilan atau masa gestasi yang dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu

36-40 minggu ( Mitayani, 2010:1). Bayi baru lahir normal harus menjalani

proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di

luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke

ekstrauterin dipengaruhioleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik dan

termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan dan sirkulasi pada

bayi baru lahir normal ( Mitayani, 2010:1-2).

B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Adapun ciri-ciri dari bayi baru lahir normal menurut Depkes RI yaitu:

a. Berat badan 2500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 Cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar Kepala 33-35 cm

e. Frekuensi jantung 120-160 x / menit

6
7

f. Pernafasan 40-6 0 x /menit

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Genetalia

1). Perempuan (Labia mayora sudah menutupi labia minora)

2). Laki-laki (Testis sudah turun, skrotum sudah ada)

k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik

m. Refleks mengenggam sudah baik

n. Eliminasi baik mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.

Mekonium berwarna hitam kecoklatan.

C. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir

Menurut Indrayani dalam buku update asuhan persalinan dan bayi baru

lahir (2016), manajemen asuhan bayi baru lahir diantaranya:

1) Penilaian

Segera setelah lahir, letakkan byi diatas kain yang bersih dan

kering yangsudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek,

maka letakkan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat

tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segera lakukan penilaian

awal pada bayi baru lahir :

1) Apakah bayi bernafas dan/atau menangis kuat tana kesulitan?


8

2) Apakah bayi bergerak aktif?

3) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah

ada sianosis

Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas maka lakukan tindakan

resusitasi pada bayi baru lahir.

2) Perlindungan Termal (Termoregulasi)

Bayi baru lahir yang tidak menunjukan tanda asfiksia/ bayi baru

lahir normal sesegera mungkin dikeringkan setelah dilahirkan dengan

menggunakan handuk atau kain kering dan bersih. Keringkan bayi

mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian

tangan tanpa membersihkan verniks. Jika handuk basah, segera ganti

dengan handuk kering yang baru. Keadaan telanjang dan basah pada

bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui:

1) Konduksi

Konduksi yaitu proses kehilangan panas melalui benda-benda

padat yang berkontak dengan kulit bayi. Kehilangan panas secara

konduktif jarang terjadi kecuali bayi diletakkan pada alas yang

dingin.

2) Konveksi

Konveksi yaitu proses kehilangan panas melalui aliran udara di

sekitar bayi. Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari

20° C dan sebaiknya tidak berangin. Troli resusitasi harus


9

mempunyai sisi untuk meminimalkan konvesi ke udara sekitar

bayi.

3) Evaporasi

Evaporasi yaitu proses kehilangan panas melalui penguapan air

pada kulit bayi yang basah. Bayi baru lahir dalam keadaan basah

dapat dengan cepat kehilangan panas dengan cara ini. Bayi harus

dikeringkan sesegera mungkin setelah dilahirkan.

4) Radiasi

Radiasi yaitu proses kehilangan panas melalui benda padat dekat

bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi. Bayi

pada saat lahir memiliki suhu 0,5 - 1° C lebih tinggi dari suhu

ibunya, namun bisa mengalami penurunan suhu menjadi 35 -

35,5° C dalam 15-30 menit karena kecerobohan petugas kesehatan

yang tidak memperhatikan ruang bersalin tidak cukup hangat.

3) Merawat Tali Pusat

Memotong dan Mengikat Tali Pusat

1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi

lahir. Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat

dipotong.

2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm

dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali

pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu
10

(agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali

pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat

jepitan ke-1 ke arah ibu.

3) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang

lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan

menggunakan gunting DTT atau steril.

4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya

dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam

larutan klorin 0,5%.

6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu

Dini.

Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.

2) Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan

cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga

kepada ibu dan keluarganya.

3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih

diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan

karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.


11

4) Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum

meninggalkan bayi:

a) Lipat popok di bawah puntung tali pusat.

b) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali

pusat mengering dan terlepas sendiri.

c) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT

dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan

kain bersih.

d) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar

tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi,

nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.

4) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyus dini adalah bayi

muali menyusu sendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya setalah satu jam segera

setelah lahir, kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan

sendirinya. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the berst crawl

atau merangkak mencari payudara.

1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan

resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi

diletakkan diatas dada) dan keringkan bayi mulai dari muka,

kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya. Bau


12

cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari

puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya

tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan

tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena

verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.

2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas

perut ibu dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.

3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan

menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.

4. Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan

bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu

pola perilaku prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi

dibiarkan tengkurap di perut ibu, selama beberapa waktu bayi

akan diam saja tetapi tetap waspada melihat kesekelilingnya.

5. etelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,

menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan

membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan

melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola mammae yang

berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan

membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan

stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.

6. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera

penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi


13

akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai

menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 - 71 menit.

7. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung

sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam

berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama

menyusu bayi akan mengkoordinasi gerakkan menghisap,

menelan, dan bernapas.

8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan

asuhan keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan

antropometri lainnya, penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan

salep pada mata bayi dapat dilakukan.

9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau

pada hari berikut.

10.Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan

sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).

5) Pencegahan Perdarahan

Semua BBL diberi vit. K1 (phytomenandione) injeksi 1 mg

intramuskuler setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk

mencegah erdarahan BBL akibat defisiensi vt. K yang dapat dialami

oleh segabian BBL. Cara penyuntikkan K1 adalah :

1) Gunakan semprit sekali pakai steril 1 ml (semprit tuberculin).


14

2) Jika menggunakan sediaan 10 mg/mL maka masukkan vit. K1

kedalam semprit sebanyak 0,15 ml. Suntikkan secara

intramuskular di paha kiri bayi bagian anteerolateral sepertiga

tengah sebanyak 0,1 ml (1 mg dosis tunggal).

3) Jika menggunakan sediaan 2 mg/mL maka masukkan vit. K1

kedalam semprit sebanyak 0,75 ml. Suntikkan secara

intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sepertiga

tengah sebanyak 0,5 ml (1 mg dosis tunggal).

6) Pencegahan Infeksi Mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan

setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Salep atau tetes mata

tersebut mengandung Tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya

pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1 jam setelah

kelahiran. Cara pemberian salep atau tetes mata antibotik :

1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengair) kemudian

keringkan.

2) Jelaskan kepada keluarga tindakan yang akan diberikan dan tunjukan

pemerian obat tersebut.

3) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang

paling dekat dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata atau tetes

mata.

4) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi.
15

5) Anjurkan keluarga agar tidak menghapus salep atau tetes mata dari

mata bayi.

7) Pemberian imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi

hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu ke bayi.

Imunsasi hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian vit.

K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. untuk bayi yang lahir di

fasilitas kesehatan dianjurkan vaksin BCG (pencegah

tubercolosis/TBC) dan vaksin OVP (polio tetes) pada saat sebelum

bayi pulang dari klinik. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untk

mendapatkan munisasi berikutnya sesuai jadwal pemberian imunisasi.

8) Pemberian ASI selanjutnya

Rangsangan hisapan bayi pada putting ibu akan diteruskan oleh

serabut saraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon

prolactin. Semakin sering bayi menghisap puting susu, maka akan

semakin banyak prolaktin dan ASI. Perlekatan saat menyusui pun turut

andil dalam produksi ASI.

9) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di

kamar bersalin. Perlu mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan

sekarang dan sebelumnya dan riwayat persalinan. Pemeriksaan

dilakukan bayi dalam  keadaan telanjang dan dibawah  lampu yang

terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat. 
16

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :

1) Menilai APGAR

Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk

menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5

menit. Pada tahun 1952 dr.Virginia Apgar mendesain sebuah

metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru

lahir. Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui keadaan

bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi. Perlu kita ketahui

nilai Apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi baru lahir dan

dibatasi oleh waktu. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir,

kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia dan kelahiran

prematur. Nilai Apgar dapat juga digunakan untuk menilai respon

resusitasi.

10) Metode kangguru

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru

(PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau

lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi

dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan

suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga

terbukti mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama

dan pemberian ASI.


BAB III
TINJAUAN KASUS

Jl. Harsono RM No. 1 Ragunan, Jakarta Selatan 12550, Telp. 27870882


Website : www.unas.ac.id; Email:fikes@civitas.unas.ac.id

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Nama mahasiswa : Yuni Wahyuni


NPM : 205491517017
Tempat praktik : Puskesmas Munjul
Pembimbing : Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes
Tanggal pengambilan data : 5 November 2020
No. Register : 027/KIA MJL/XI/20

I. DATA SUBJEKTIF

A. Biodata

Nama Bayi : By.Ny”A”


Umur : 8 Jam
Tanggal Lahir : Rabu, 10 oktober 2018
Jam Lahir : 05:25 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BBL : 3.200 gram
PBL : 49 cm
Kelahiran : Spontan

Orang Tua

Nama Ibu : Ny”A” Nama Ayah : Tn”G”


Umur : 31 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam

17
18

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA


Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Radial Rusun Alamat : Jl. Radial Rusun
Blok 53 lantai 3 Blok 53 lantai 3

B. Riwayat Kehamilan
1. ANC :6x di : BPM
2. Riwayat Imunisasi TT : T2
3. Riwayat Penyakit Kehamilan : Tidak ada

C. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban Pecah : Spontan
Kala I : 7 jam
Kala II : 20 menit
Tindakan Persalinan : Tidak ada
Kala III : 10 menit
Plasenta : Lengkap
Tali Pusat : Normal
Kala IV : 2 jam
Komplikasi : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 134x/ menit
RR : 46x/ menit
Suhu : 36,80c
PB : 49 cm
19

BB : 3.200 gram
2. Keadaan Umum Secara Sistematis
 Kepala
Rambut : Hitam
Pembengkakan/benjolan : Tidak ada
Fontanel : Tidak ada
Sutura : Tidak menyatu
Caput succedaneum : Tidak ada
Cephal hematome : Tidak ada
Luka pada kepala : Tidak ada
 Muka
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
 Mata
Keadaan : Simetris kiri dan kanan
Kotoran : Tidak ada
Sklera : Tidak Ikterik
Konjungtiva : Tidak Anemis
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Refleks labirin : Ada
 Hidung
Keadaan : Normal
Kesimetrisan : Simetris
Lubang hidung : Ada
 Mulut
Keadaan : Normal
Bibir : Normal
Palatum : Ada
Saliva : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks sucking : Ada
20

Refleks swallowing : Ada


 Telinga
Keadaan : Normal
Daun telinga : Ada
 Leher
Keadaan : Normal
Pergerakan : Aktif
Benjolan : Tidak ada
Refleks tonic Neck : Ada
 Dada
Keadaan : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada
Puting susu : Ada
Frekuensi dan bunyi nafas : Normal
Frekuensi dan bunyi jantung : Normal
 Abdomen
Keadaan : Normal
Bentuk : Normal
Tali pusat : Normal
Perdarahan : Tidak ada
 Kulit
Keadaan : Normal
Warna : Kemerahan
Tanda lahir : Tidak ada
 Genitalia
 Laki-laki
Keadaan : Tidak ada
Kesimetrisan : Tidak ada
Kebersihan : Tidak ada
Skrotum : Tidak ada
21

 Perempuan
Kebersihan : Bersih
Kesimetrisan : Simetris
Vagina : Ada
Klitoris : Ada
Uretra : Ada
Labiya minora : Ada
Labiya mayora : Ada
Pengeluaran : Ada
 Punggung dan anus
Gerakan pada panggul : Aktif
Tulang belakang : Normal
Anus : Ada
 Ekstremitas
 Bahu lengan dan tangan
Kesimetrisan : Simetris
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks grasping : Ada
 Tungkai dan kaki
Bentuk : Normal
Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap 10 jari
Refleks Babinski : Ada
Refleks Walking : Ada
3. Pemeriksaan Khusus
No Kriteria 0-1 menit 1-5 menit 5-10 menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha bernafas 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2
4 Refleks 1 1 1
5 Warna kulit 2 1 2
Jumlah 8 8 9
22

4. Sistem Syaraf
Refleks Moro : Ada

5. Pemeriksaan Antropometri
 Lingkar kepala
Circumferentia suboccipito Bregmatica : 32,5 cm
Circumferentia Fronto occipito : 35 cm
Circumferentia Mento occipito : 35 cm
DMO : 14cm
DFO : 13cm
 Lila : 12 cm
 Lingkar Dada : 35 cm

6. Eliminasi
 Urine
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
 Mekonium
Warna : Belum ada
 Feaces
Frekuensi : Belum ada
Warna : Belum ada
Penyulit : Belum ada

III. ANALISA DATA

Diagnosa :

Neonatus usia 8 Jam


23

IV. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

PB : 49 cm

BB : 3200 gram

Lingkar dada : 35 cm

Lila :12 cm

Suhu : 36,80c

RR : 46x/ menit

Nadi : 134x/ menit

( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )

2. Memberitahu ibu untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah

berkontak tubuh dengan bayi.

( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau

melakukannya )

3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya

(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya

sampai dengan usia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk menyusui

bayinya sesering mungkin (on demand ).

(ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan mau

melakukannya)
24

5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.

(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan )

6. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusar.

( ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan )

7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :

a. hipotermi

b. asfiksia

c. ikterus

d. tali pusat berwarna kemerahan

e. bayi tidak mau menyusu

f. bayi tidak BAK dan BAB selama 24 jam pertama

( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan )

8. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dibawah jam 08:00 wib ±

selama 15 menit.

( ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukannya)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”A” sejak hari Rabu tanggal

10 oktober 2018, maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan

mengenai “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By.Ny”A” Usia 8 jam di

Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul . By.Ny”A” telah dilakukan

pemeriksaan sesuai standar yang bertujuan untuk mendeteksi dini keadaan bayi

dan untuk memastikan bahwa By.Ny”A” dalam keadaan normal.

Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan

umum bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat

badan.semua pemeriksaan sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”A”

sehat dan tidak mengalami kelainan apapun.

Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan

yang dilakukan secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung,

mulut, telinga, leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua

pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan hasilnya yaitu keadaan By.Ny”A”

sehat dan semua refleks memberi respons dengan sangat baik.

Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan

sistem syaraf yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut

jantung, usaha bernafas, tonus otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting D

25
26

dilakukan untu mengetahui perkembangan bayi dan keaktifan dari bayi tersebut

dalam pemeriksaan ini keadaan bayi sangat baik.

Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan

untuk mengetahui ukuran lingkar kepala bayi, LiLA, dan lingkar dada

pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan umum bayi, apabila ukuran

antropomentri bayi tidak sesuai dengan batas normal maka By.Ny”A” beresiko

mengalami berbagai gangguan dalam tumbuh kembangnya.

Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan By.Ny”A”

dalam keadaan baik. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang dilakukan pada

By.Ny”A” KIE yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga

kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan

teknik yang benar kepada bayinya atau secara on demand karena pemberian ASI

hingga umur 6 bulan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

dalam hal ini ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran dari bidan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

By.Ny”A” usia 8 jam di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada

By.Ny”A” usia 8 jam di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A” usia 8 jam di

Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A”

usia 8 jam di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada

By.Ny”A” usia 8 jam di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A”

usia 8 jam di Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan

pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran

sebagai berikut:

27
28

1. Bagi ibu

Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi

ingin menyusu atau 2 jam sekali

2. Bagi Tenaga Kesehatan

a. Sebaiknya dalam melakukan penanganan untuk kasus bayi gawat

darurat bidan menggunakan penilaian segera pada bayi seperti yang

tertera dalam buku Acuan Persalinan Normal (APN), karena jika

bidan menggunakan penilaian APGAR di khawatirkan bayi tidak

akan mendapatkan pertolongan sesuai kebutuhan segera.

b. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi prematur di

rumah dan jadwal imunisasi bagi bayi.

3. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan

pada bayi baru klahir normal.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerjasama dengan

Puskesmas DTP Munjul Kecamatan Munjul karena banyak kasus yang

ditemukan termasuk kasus mengenai bayi baru lahir dan dalam pemberian

asuhan kebidanan memerlukan berbagai sumber kepustakaan untuk

menambah pengetahuan dan materi tentang asuhan kebidanan pada bayi

baru lahir prematur.

5. Bagi Masyarakat
29

Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA,

karena dalama buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan,

persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat

mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.


DAFTAR PUSTAKA

KemKes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Kemenkes.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta

Prawirohardjo, Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk, 2016.Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans
Info Media

Saputra, Lindon, 2018. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tangerang: Binarupa
Aksara

Sudarti, 2018.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta:


Nuha Medika

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfhabetha

Tando, Naomy Marie, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi & Anak Balita.
Jakarta: EGC

Wahyuni, Sari, 2016. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai