Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“D” UMUR 19 TAHUN G2 P0000 Ab100


USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU TUNGGAL HIDUP INTRA
UTERIN INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN
LETAK SUNGSANG DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD MARDI WALUYO BLITAR

Disusun untuk memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan I Semester IV

Disusun Oleh
DURROTUL AZIZAH
07.022

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM D-3 KEBIDANAN KENDEDES MALANG
2008 / 2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan
hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan pada “Ny
“D” G2 P0000 Ab100 Umur 19 Tahun Usia Kehamilan 38-39 Minggu Janin Tunggal
Hidup Intra Uterine Inpartu Kala I Fase Laten” untuk memenuhi tugas Praktek
Klinik Kebidanan 1 Semester IV di Ruang Flamboyan RSUD Mardi Waluyo
Blitar.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak tersusun dengan baik tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kapada :
1. Dr.Mulyohadi Sungkono, SpOG (K),selaku Pembina Yayasan Kendedes
Malang
2. Drg.Suharwati,Selaku ketua Yayasan Kendedes Malang
3. Ibu Sri Untari, Amd.keb.SPd.MKes selaku Ketua Stikes Kendedes Malang.
4. Ibu Indah Mauludiyah,SST.MPh selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKES
Kendedes Malang
5. Ibu Eva inayatul F,SKM selaku dosen Pemimbing Akademi Kebidanan
Kendedes Malang di RSUD Mardi Waluyo Blitar.
6. Ibu Sri Handayani Amd.Keb selaku Pemimbing Klinik di RSUD Mardi
Waluyo Blitar
7. Kedua orang tua dan kedua adikku yang selalu memberikan dukungan baik
moril maupun materiil
8. Teman – teman kelas Mawar yang telah membantu proses pembuatan tugas
ini.
Penulis menyadari dalam asuhan kebidanan ini masih banyak
kekurangan.Untuk itu penulis mengarapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dalam penulisan asuhan kebidanan selanjutnya.
Blitar, Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 1
1.2.1. Tujuan Umum............................................................ 1
1.2.2. Tujuan Khusus........................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................. 4
1.4 Metode Penulisan................................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan............................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan.................................................................. 6
2.2 Konsep Letak Sungsang ........................................................ 8
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan Varney ............................... 13
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian.............................................................................. 19
II. Identifikasi Masalah / Diagnosa............................................. 25
III. Antisipasi Masalah Potensial................................................. 26
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera............................................... 26
V. Pengembangan Rencana........................................................ 26
VI. Implementasi.......................................................................... 27
VII. Evaluasi.................................................................................. 27
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 29
5.2 Saran...................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mortalitas dan morbiditas pada kehamilan dan persalinan adalah
masalah besar dinegara berkembang.Kematian saat melahirkan biasanya
menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya.Oleh karena itu,pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui
departemen kesehatan untuk mempercepat penurunana AKI yaitu dengan
mengupayakan setiap persalinan ditolong minimal didampingi bidan dan
pelayanan obstetric sedekat mungkin kepada semua ibu hamil.
(Saifuddin,2002)
Sampai saat ini angka kemtian ibu (AKI ) melahirkan tidak dapat
turun seperti yang diharapkan.Menurut laporan BKKBN pada bulan juli
2005.AKI masih sekitar 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994)
manjadi 125 per 100.000 pada tahun 1999 dan menurunnya lagi menjadi 125
per 100.000 pada tahun 2010.Tetapi pada kenyataannya AKI hanya berhasil
diturunkan menjadi 334 per 100.000 pada tahun 1997 dan menjadi 307 per
100.000 pada tahun 2003 menurut survey demografi kesehatan Indonesia.
Telah diketahui bahwa angka kematian maternal dinegara yang
maju,disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang berasal dari luar pelayanan
kebidanan yang sangat memegang peranan penting tersebut,faktor-faktor itu
adalah kekurangan gizi dan anemia,paritas tinggi dan usia lanjut.
(Sarwono, 2002)
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang
normal,kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan
keluarga menantikan selama 9 bulan.Ketika persalinan dimulai peranan ibu
adalah untuk melahirkan bayiinya.Peran petugas kesehatan adalah memantau
persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi,disamping itu bersama
keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin
turun kedalam jalan lahir,Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran dengan letak sungsang merupakan hal yang
patologis sehingga membutuhkan pengawasan dan ketrampilan tenaga
kesehatan yang lebih.dan membutuhkan kolaborasi dengan dokter.Letak
sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
difundus uteri dan bokong berada dibagian kavum uteri. (Sarwono,2002).

1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “ D” Umur 19
Tahun G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 minggu Janin Tunggal Hidup Intra
Uterina dengan Letak Sungsang di Ruang Flamboyan RSUD Mardi mulyo
Blitar diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu bersalin bermasalah secara benar dan menyeluruh.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada klien hamil secara
komprehensif terutama pada kehamilan 38-39 minggu.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah yang muncul dari hasil
pengkajian
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial yang muncul dari
identifikasi masalah atau diagnose.
4. Mahasiswa dapat mengembangkan rencana/intervensi pada masalah yang
muncul sesuai dengan rasional dan rencana tindakan yang ilmiah.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi sesuai masalah yang terjadi.
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang telah dilakukan.
7. Mahasiswa mampu mendomentasikan asuhan kebidanan secara
menyeluruh.
1.2 Manfaat
1.3.1. Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan Kebidanan ini diharapkan dapat memberi manfaat
khususnya dalam memperbanyak referensi tentang asuhan kebidanan yang
patologis terutama kasus persalinan dengan letak sungsang.
1.3.2. Bagi Tempat Praktek (RS)
Asuhan Kebidaan ini diharapkan daapt memberikan masukan guna
peningkatan kualitas pelayanan intranatal care dengan kasus patologis
sehingga angka kematian ibu dan bayi berkurang.
1.3.3. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan khususnya pada ibu hamil dan ibu hamil normal yang
mengalami masalah dengan kandunganya seperti letak sungsang.

1.4 Metode penulisan


Data dalam penulisan asuhan kebidanan ini didapat dengan cara:
a) Studi kasus
Dengan membaca dan memplajari buku-buku referensi yang berhubungan
dengan masalah yang dituli. Tujuanya agar mendapatkan data dasar yang
teoritis dan bersifat ilmiah.
b) Observasi
Dengan pengamatan secara langsung meliputi inspeksi,palpasi,perkusi dan
auskultasi.
c) Wawancara
Mengadakan tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga atau
tenaga kesehatan atau keadaan klien. Tujuanya adalah untuk memperoleh
data secara langsung dari sumber data.
d) Mempelajari kasus
Dengan melihat rekam medis klien terhadap program pengobatan melalui
catatan medik.
1.5 Sistematika penulisan
Lembar judul
Lembar pengesahan judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat
1.4 Metodologi Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan
2.2 Konsep Letak Sungsang
2.3 Konsep Menejemen kebidanan varney
BAB III TINJAUN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi dignosa / masalah potensial
3.3 Antisipasi masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan
2.1.1 Definisi
Parsalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono,
2002 ).
Persalinan atau melahirkan anak adalah suatu peristiwa yang
sangat besar artinya sebab sangat mendalam kesannya (Christina, 1999).
Sedangkan menurut Mochtar,Rustam (1996) Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
2.1.2 Proses Terjadinya Persalinan
Proses terjadinya persalinanmasih belum dapat diketahui dengan
pasti sehingga kemungkinan semau faktor bekerja sama sebagai pemicu
persalinan menjadi multi faktor
a. Teori penurunan kepala
Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai dari penurunan kadar
hormone estrogen dan progesterone.Progesteron belkerja sebagai
penenang otot-otot polios rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his apabila kadar progesterone turun
b. Teori plasenta menjadi tua
Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunya kadar
progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah,hal ini
dapat menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu.Jika melewati batas tertentu tersebut akan dapat terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat terjadi.
d. Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas
otot rahim,sehingga sering terjadi kontraksi brakton hicks.
e. Teori prostaglandin
Kontraksi prostraglamdin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidua.Pemberian prostraglandin saat
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dapat dikeluarkan.
f. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering
terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentukoleh
hipotalamus.Pemberian kortikostesroid yang dapat menyebabkan
maturitas janin,induksi persalinan.Glandula suprarenal merupakan
pemicu terjadinya persalinan.

2.1.3 Beberapa istilah yang ada hubungannya dengan partus


1. Menurut cara persalinan
- Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses
kelahiran bayi pada LBK (Letak Belakang Kepala) dengan tenaga ibu
sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
- Partus luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan
bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan melalui operasi
caesaria.
2. Menurut tua (umur) kehamilan
- Abortus (keguguran) : terhentinya kehamilan sebelum janin dapat
hidup, berat janin di bawah 1000 gr, tua kehamilan di bawah 28
minggu.
- Partus prematurus : persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-
36 minggu. Janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara
1000-2500 gram.
- Partus matures (aterm)/ cukup bulan : partus pada kehamilan 37-40
minggu, janin matur, BB di atas 2500 gr.
- Partus post maturus (serotinus) : persalinan yang terjadi 2 minggu/
lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
- Partus presipitatus : partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar
mandi, di atas becak, dsb.
- Partus percobaan : suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalipelvik.
(Mochtar, Rustam 1998)

2.1.4 Tanda-tanda Permulaan Persalinan


1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu
kelihatan
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering kencing atau susah kencing (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut, pinggang karena adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus, kadang disebut “false labor pains”
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah (blood show)

2.1.5 Tanda-tanda Inpartu


1.Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2.Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
3.Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4.Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
2.1.6 Menurut Rustam mochtar (1998) faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
- HIS
- Kontraksi otot-otot dinding perut
- Kontraksi diafragma
- Liga mentos actron terutama ligamen rotundum
2. Faktor jalan lahir (passage)
Jalan lahir lunak dan jalan lahir keras
3. Faktor janin (passenger)
Janin dan plasenta
4. Psikis
5. Penolong
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada
uterus,serviks,vagina,dan dasar panggul.

2.1.7 Mekanisme Persalinan


Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Partus dimulai jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lender
bercampur darah. Lendir yang bercampur darah ini berasal dari lendir
kanalis servikalis karena serviks membuka/ mendatar. Sedangkan
darahnya berasal dari pembuluh. Pembuluh kapiler yang berada di
sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran
karena serviks membuka. Proses membukanya servikd sebagai akibat
his dibagi dalam 2 fase :
a. Fase laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran
diameter 3 cm.
b. Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm, tadi
mencapai 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi
pembukaan 9 cm.
- Fase deselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 menjadi
pembukaan lengkap.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3
menit sekali karena biasanya, dalam hal ini kepala janin sudah masuk
di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot
dasar panggul, yang secara refleks toris menimbulkan rasa mengejan.
Wanita merasakan pula tekanan pada rectum dan hendak BAB.
Perinium menonjol dan melebar dengan anus membuka. Labia mulai
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Jika dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala
janin tidak masuk lagi di luar his dan dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub-oksiput di
bawah symfisis dan dahi. Muka dan dagu melawan perineum. Setelah
istirahat sebentar his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan
anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung ± 1,5 jam pada
multigravida ± 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak
ke atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulia dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos
partum.Seperti diterangkan di atas, kala ini dianggap perlu untuk
mengamati apakah ada perdarahan post partum.

2.2. KONSEP LETAK SUNGSANG


2.2.1 Definisi
Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala
berada di fundus dan bokong di bawah (Rustam, Mochtar, 1998).
Menurut Sarwono,2002 Letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan kapala difundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Sarwono,2002)
Kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu,
sedangkan persalinan letak sungsang justru kapela yang merupakan bagian
terbesar bayi akan lahir terakhir (Manuaba,1998).

2.2.2 Menurut Manuaba (1998) Etologi Letak sungsang adalah :


1. Sudut ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Septum pada rahim
- Uterus dupleks
- Mioma bersama kehamilan.
b. Keadaan plasenta
- Plasenta letak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Deformitas tulang panggul
- Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala.
2. Sudut janin
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramnion atau oligohidramnion
- Prematuritas

2.2.3 Patofisiologis (Mochtar, 1998)


1. Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
mudah terkena infeksi.
2. Bagi anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darah placenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara
kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu setelah
pusat leher, maka janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.

2.2.4.Klasifikasi
1. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas
2. Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong
3. Letak bokong tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga
kaki atau lutut, terdiri dari :
- Kedua kaki : letak kaki sempurna
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : letak lutut sempurna
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
Posisi bokong ditentukan oleh sacrum ada 4 posisi :
a. Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
b. Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
c. Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
d. Ringh sacrum posterior (sakrum kanan belakang)
(Rustam, Mochtar. 1998 )

2.2.5. Diagnosis
1. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong dan punggung di kiri
atau kanan.
2. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
3. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii, dan anus, kadang-kadang kaki.

2.2.6. Prognosis
1. Bagi bayi
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena
dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus
lebih lama, jadi mudah terkenal infeksi.
2. Bagi anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia.
Oleh karena itu setelah tali pusat dan supaya janin hidup, janin harus
dilahirkan dalam waktu 8 menit.

2.2.7. Penanganan menurut Cunningham(2005)


1. Sikap sewaktu hamil
Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka
usahakan merubah letak janin dengan versi luar.
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala.
Hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, multi
dengan usia kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit,
gemeli atau plasenta previa.
Syarat :
- Pembukaan kurang dari 5 cm
- Ketuban masih ada
- Bokong belum turun atau masuk PAP
Teknik
1. Lebih dahulu bokong lepaskan dari PAP dan Ibu berada dalam
posisi trendelenburg
2. Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan pada bokong
3. Putar ke arah muka atau perut janin
4. Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan di
kepala.
5. Setelah berhasil pasang gurita dan observasi tensi, DJJ, serta
keluhan.

Gambar2.1 Versi Luar


2.2.8 Jenis Pimpinan Persalinan Sungsang
Pilihan Pertama Persalinan Pervaginam
a. Persalinan spontan. Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu
sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.

Gambar 2.2 perasat bracth


b. Manual aid atau ekstraksi bokong parsial. Setelah bokong lahir spontan
sebatas umbilikus, lengan dan kepala dimanipulasi untuk melahirkan
bayi. Penggunaan cunam untuk melahirkan kepala termasuk kriteria
ini.
c. Ekstraksi bokong. Janin dilahirkan seutuhnya dengan memakai tenaga
penolong.
Risiko : kepala terjebak (head entrapment) pada aftercoming head
akibat tidak terjadinya moulage kepala, atau pembukaan serviks yang
tidak lengkap. Peristiwa ini terjadi pada 88/1000 persalinan. Risiko ini
dapat dikurangi dengan mempertahankan fleksi dengan menekan
suprapubik eksternal dan tidak melakukan ekstraksi.
Penyebab utama kematian perinatal tanpa kelainan congenital:
1. Robekan tentorium cerebelli akibat traksi pada hiperekstensi kepala,
trauma pada medulla spinalis. Hiperekstensi kepala pada persalinan
presentasi bokong, menyebabkan sudut antara geraham dan vertebra
lebih dari 105 derajat. Prolapsus tali pusat juga terjadi pada 0.5%
persalinan dengan presentasi bokong murni; bokong sempurna 4-5%;
kaki 10%. (Cunninghum,2005)
2. Histerostomatomi atau insisi Duhressen : bila kepala terjebak akibat
pembukaan serviks uteri yag tidak lengkap. Dilakukan insisi pada
daerah serviks jam 2, jam 6 dan jam 10. Bahaya insisi ini adalah
perdarahan dan pelebaran robekan ke segmen,bawah,uterus.
3. Sirkumferensia abdomen dan sirkumferensia kepala janin relatif
seimbang pada kehamilan sebelum 36 minggu. Di atas 36 minggu,
sirkumferensia kepala lebih besar dari abdomen atau toraks.
Penatalaksanaaan persalinan pervaginam : 90% persalinan presentasi
bokong di Amerika Serikat dilakukan dengan sectio cesarea.
Sebenarnya, sectio cesarea juga merupakan risiko morbiditas dan
mortalitas ibu yang lebih tinggi daripada persalinan pervaginam.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi :
1. Usia kehamilan : bayi prematur berrisiko lebih tinggi untuk persalinan
pervaginam, karena rasio lingkar kepala / lingkar abdomen lebih besar
pada awal trimester ke 3 sehingga kemungkinan terjadinya kepala
terjebak lebih besar. Disarankan untuk sectio cesarea pada kehamilan
kurang dari 34 minggu.
2. Presentasi bokong murni : paling baik untuk persalinan pervaginam,
karena prolapsus talipusat lebih kecil daripada bokong sempurna atau
kaki.
3. Taksiran berat janin : dari studi selama ini, berat janin sekitar 2500-
3500 g mempunyai angka morbiditas yang paling rendah pada bayi.
4. Riwayat persalinan : masih ada kontroversi persalinan pada primipara.
Sebagian center menyarankan sectio cesarea, walaupun alasan yang
menunjang tidak jelas.
5. Pelvimetri radiologik : pemeriksaan ini memastikan ukuran panggul,
sehingga dapat menentukan imbangan fetopelvik lebih baik. CT-scan
memiliki dosis radiasi 1/3 kali lebih rendah dibandingkan foto Rontgen
konvensional.
6. Hiperekstensi kepala : dengan fleksi kepala ke belakang leher, risiko
kepala terjebak dan trauma spinal meningkat. Diagnosis dapat dibuat
dengan pemeriksaan radiologik atau ultrasonografi.
7. Pemeriksaan dalam (pelvis) : makin turun presentasi bokong dan
makin lebar pembukaan serviks pada awal persalinan, prognosis makin
baik.
8. Kemajuan persalinan : bila kemajuan persalinan baik (pembukaan
serviks dan turunnya presenting part lancar), persalinan pervaginam
memiliki prognosis makin baik.
Persalinan pervaginam dianggap aman : usia kehamilan aterm, his
spontan, pembukaan lancar dan ukuran bayi sedang (2000-3500g)
2. Versi luar
Melakukan putaran pada fetus dari dinding abdomen sehingga menjadi
presentasi kepala.
Bahaya : perdarahan fetomaternal, separasi plasenta, kegagalan versi.
Kegagalan versi : kembalinya janin pada posisi semula setelah versi.
Perlu alat ultrasonografi untuk pemandu reposisi janin, dan sebelum
dan sesudah versi luar perlu diberi tokolisis.
Awasi perubahan frekuensi denyut jantung janin, kemungkinan terjadi
gawat janin pada tindakan versi akibat terganggunya sirkulasi janin
dari manipulasi yang mungkin terjadi pada janin / plasenta / talipusat

3. Petunjuk / rekomendasi pada persalinan pervaginam


1) Pemeriksaanultrasonografi untuk melihat ada/tidaknya kelainan
bawaan, lokasi plasenta, hiperekstensi kepala, taksiran berat janin
klinik maupun ultrasonografik
2) Janin tunggal, terutama presentasi bokong murni, taksiran berat
janin 2500-3500
3) Pelvimetri adekuat (radiologik) : pintu atas panggul, diameter
transversa > 11.5 cm dan diameter anteroposterior > 10 cm,
sedangkan pintu tengah panggul distansia interspinarun > 10 cm
dan diameter anteroposterior > 11.5 cm.
4) Adanya penolong yang trampil, dan fasilitas kamar operasi darurat
untuk sectio cesarea.
5) Tidak ada indikasi obstetrik maupun generalis untuk sectio cesarea
baik bagi ibu maupun janin.

Pilihan kedua : sectio cesarean


Persalinan dengan sectio cesarea tidak sama amannya dengan partus
pervaginam presentasi kepala.
Terjadinya hiperekstensi kepala dan kesulitan melahirkan kepala pada
sayatan uterus yang kecil sering terjadi dan menimbulkan morbiditas bayi
yang meningkat.

2.2.9 Prosedur Pertolongan Persalinan Pervaginam Pada Presentasi Bokong


Pertolongan Persalinan Spontan (Bracht)
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
2. Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut, fase di mana
bayi harus dilahirkan cepat karena talipusat terjepit oleh kepala bayi di
pintu atas panggul (batas waktu 8 menit).
3. Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
Kepala harus dilahirkan lambat untuk menghindari terjadinya
perdarahan intrakranial (ruptura tentorium cerebelli) akibat dekompresi
yang mendadak.
Teknik : hiperlordosis badan bayi
Keuntungan :
1) Tangan penolong tidak masuk jalan lahir, sehingga mengurangi
risiko infeksi.
2) mendekati persalinan fisiologik, mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
1) 5-10% mengalami kegagalan.
2) tidak dilakukan pada panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku
(primipara), nuchal arm (lengan menjungkit).

PROSEDUR MANUAL AID (PARTIAL BREECH EXTRACTION)


Indikasi :
1) bila pertolongan secara Bracht gagal.
2) elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual
aid.
Tahapan :
1) Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
2) Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong
secara klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.
3) Tahap ketiga : lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-Veit-Smellie,
Najouk, Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik, atau dengan cunam
Piper

Teknik cara klasik


Melahirkan bahu dan lengan secara klasik adalah melahirkan bahu dan
lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan
yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang
berada di bawah simfisis. Bila lengan depan sukar, maka lengan depan
diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu ke
arah belakang dan kemudian lengan belakang ini dilahirkan.

Teknik cara Mueller


Melahirkan bahu dan lengan cara Mueller adalah melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan
bahu dan lengan belakang

Teknik cara Lovset


Prinsip persalinan cara Lovset adalah memutar badan janin dalam setengah
lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi cunam ke bawah sehingga
bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir di bawah simfisis.

Keuntungan :
1) sederhana dan kegagalan jarang
2) tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko
infeksi minimal.

Nuchal arm (lengan menjungkit)


Menolong persalinan letak bokong dengan tarikan ringan sampai skapula
lahir. Sampai batas ini ini tubuh bayi diputar sehingga diameter biakromialis
dalam posisi anteroposterior. Sebatas aksilla bahu siap dilahirkan. Traksi
berlebihan untuk melahirkan bahu menyebabkan lengan tertinggal di atas
kepala dan tersangkut lengannya di leher (nuchal arm). Untuk itu penolong
meletakkan dua jari sepanjang humerus dan mengusapkan ke muka dan
dada bayi sampai lahir lengan tersebut sambil didorong ke atas. Humerus
bayi harus displint dengan jari penolong dan bukan digaet. Nuchal arm
kadang-kadang dapat dibebaskan dengan memutar badan bayi searah
dengan jari bayi menunjuk, sehingga tangan yang menjungkit dapat terbebas
melewati muka bayi.
Cara Mauriceau-Veit-Smellie
Tangan penolong dimasukkan dalam jalan lahir, jari tengah dimasukkan
dalam mulut, jari telunjuk dan jari manis mencekam fossa kanina,
sedangkan jari lain mencekam leher. Badan bayi diletakkan di atas lengan
bbawah penolong, seperti menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari tengah
penolong dari lengan yang lain mencekam leher bayi dari arah punggung,
mempertahankan posisi leher dan mencegah terjadinya defleksi atau
hiperekstensi kepala.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke arah bawah dan
pembantu penolong melakukan ekspresi Kristeller. Bila suboksiput tampak
di bawah simfisis, kepala dielevasi ke arah atas dengan suboksiput sebagai
sumbu (hipomoklion), sehingga lahir kepala seluruhnya.

Cara Najouk
Kedua tangan penolong mencekam leher bayi dari arah depan dan belakang.
Kedua tangan penolong menarik bahu curam ke bawah, dan asisten
membantu mendorong kepala bayi ke arah bawah, dari tekanan
suprasimfisis.

Cara Prague terbalik


Cara ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang
dekat sakrum dan muka bayi menghadap simfisis. Satu tangan penolong
mencekam leher dari arah bawah dan punggung bayi diletakkan pada
telapak tangan penolong. Tangan penolong lain memegang kedua
pergelangan kaki. Kaki ditarik ke atas bersamaan dengan tarikan pada bahu
bayi, sehingga perut bayi mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai sumbu
(hipomoklion), kepala bayi dapat dilahirkan.

Cunam Piper
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang
panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala yang menyusul,
ditarik ke bawah.
Indikasi cunam ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara
Mauriceau.

Ekstraksi pada presentasi bokong


Teknik ekstraksi kaki (Pinard)
Tangan penolong masuk mencari bokong, pangkal paha sampaiu lutut,
mengabduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi
fleksi. Tangan yang di luar menekan fundus ke arah bawah. Setelah kaki
bawah fleksi, pergelangan kaki dipegang dan dituntun keluar dari vagina
sampai batas lutut. Kedua tangan penolong memegang betis, kaki ditarik
curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
Pangkal paha ditarik curam ke arah bawah sampai trochanter depan
lahir, disusul trochanter belakang dan bokong lahir. Untuk melahirkan bayi
seterusnya, tangan penolong memegang femuro-pelvik dan ditarik curam ke
bawah sampai umbilikus lahir. Untuk melahirkan bahu, lengan dan kepala
dilakukan pertolongan secara manual aid.

Teknik ekstraksi bokong


1. Dilakukan pada presentasi bokong murni (frank breech) dan bokong
sudah berada di dasar panggul. Jari telunjuk penolong yang searah
dengan bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan
diletakkan pada lipat paha. Lipat paha ditarik curam ke bawah.
2. Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain segera
mengait lipat paha belakang, dan ditarik curam ke bawah sampai bokong
lahir.
3. Tangan penolong memegang femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi
dengan cara manual aid.
2.2.10 SYARAT PARTUS PERVAGINAM PADA LETAK SUNGSANG
- janin tidak terlalu besar
- tidak ada suspek CPD
- tidak ada kelainan jalan lahir
Jika berat janin 3500 g atau lebih, terutama pada primigravida atau
multipara dengan riwayat melahirkan kurang dari 3500 g, sectio cesarea
lebih dianjurkan.

2.2.11 Syarat Pimpinan Meneran Kala Ii Pada Persalinan Letak


Sungsang
1. Pembukaan lengkap
2. Bokong terletak di Hodge III atau lebih
3. Ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila pembukaan
lengkap
4. Hati-hati prolaps tali pusat
5. Hati-hati "aftercoming head".

2.2.12 Penyulit / Komplikasi Yang Mungkin Terjadi


1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke
jalan napas
2. Prolaps tali pusat
3. Asfiksia
4. Kerusakan jaringan otak
5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur,
dislokasi bahu, tulang kepala
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot.
2.3 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY
Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan
menggunakan asuhan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga
merupakan jalur kerja pengorganisasian, pemikiran dan langkah dalam suatu
urutan logis yang menguntungkan baik bagi pasien maupun bidan. Langkah
tersebut antara lain :
I. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata
Meliputi Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, dan
Alamat. Ditanyakan untuk mengetahui status ekonominya.
2. Alasan Datang
Ditanyakan dengan alasan mengapa ibu datang ke rumah sakit.
3. Keluhan Utama
Ditanyakan dengan alasan untuk mengetahui keluhan klien
sehingga datang kerumah sakit.
4. Riwayat Haid
Meliputi Menarche, siklus, lama haid, banyaknya darah yang
keluar dan ada tidaknya kelainan atau keluhan haid serta fluor
albus untuk mengetahui apakah siklus haid pasien teratur atau
tidak.
5. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ada atau tidaknya penyakit kronis atau penyakit menular lainnya
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui ada tidaknya keluarga yang menderita
penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit keturunan serta
ada atau tidaknya keturunan kembar.
7. Riwayat Perkawinan
Meliputi berapa kali menikah, berapa lama dan usia saat pertama
kali menikah
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas
yang terdahulu karena ini merupakan kehamilan yang pertama
maka riwayat ini kosong.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan sejak kapan, dimana dan bagaimana antenatalnya, ada
atau tidaknya permasalahan yang berhubungan dengan
kehamilannya dan bagaimana cara mengatasinya.
10. Riwayat KB
Ditanyakan apakah ibu pernah mengikuti KB dan rencana KB
yang akan dipergunakan.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Ditanyakan meliputi Nutrisi, aktivitas, eleminasi, istirahat,
personal hygiene, dan kebiasaan ibu yang biasa dilakukan.
12. Data Psikososial dan Spiritual
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu dan persalinannya,
hubungan social dengan keluarga dan lingkungan sekitar serta
agama yang dianut.
13. Data Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan tradisi yang dilakukan berhubungan
dengan kondisi ibu, kepercayaan pada takhayul dan kebiasaan
berobat bila sakit.

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, sedang, lemah
Kesadaran : Composmentis, Apatis, Samnolen
Tekanan Darah : 100/70 – 130/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/.menit
Suhu : 36,5 ºC-37,2ºC
Pernafasan : 20-30 x / menit
BB : > 50 kg
TB : >150 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : warnanya, rontok / tidak, keadaannya bersih /
tidak.
Kepala : simetris / tidak
Muka : tampak cloasma dan pucat / tidak
Mata : tampak konjungtiva pucat dan sclera kuning /
tidak
Hidung : tampak secret dan polip / tidak
Telinga : simetris dan tampak keluar secret / tidak
Leher : tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis /tidak
Payudara : simetris dan putting susu menonjol / tidak
Perut : ada luka bekas operasi dan strie albicans /
tidak
Genetalia : bersih, ada varices dan ada oedema / tidak
Anus : bersih dan ada hemoroid / tidak
Ekstremitas : simetris dan ada kelainan / tidak
Kulit : bersih / tidak.
b. Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjat thyroid dan vena
jugularis.
Payudara : teraba benjolan abnormal dan ada kolostrum
keluat atau tidak.
Abdoment :
o Leopold I : Untuk menentukan TFU dan untuk
menentukan bagian janin yang berada di
fundus
o Leopold II : Untuk menentukan situs (membujur atau
melintang) dan menentukan punggung janin
sehingga denyut jantung janin dapat di
dengar.
o Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin
o Leopold IV : Untuk menentukan berapa jauh kepala
sudah masuk PAP divergen atau konvergen.
Ekstermitas : atas dan bawah teraba oedem atau tidak
c. Auskultasi
Dada : Terdengar ronchi/ tidak,terdengar wheezing /
tidak.
Abdoment : Terdengar bising usus / tidak terdengar
denyut janin /tidak teratur/tidak normalnya
120-160X/menit.
d. Perkusi
Reflek patella kanan / kiri : +/+

3. Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi pemeriksaan
laboratorium,USG, foto thorak dan pemeriksaaan inspekulo
4. Terapi
Pengobatan yang diberikan

II. Identifikasi Diagnosa / Masalah


Diagnosa : Ny”…” G..P….Ab…. Usia Kehamilan….Janin
Tunggal/Gemelly Hidup/Mati Intra/Ekstra Uterin Inpartu
kala……Dengan….
Ds : Data berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnose
Do : Data berasal dari hasil pemeriksaan yang mendukung
diagnosa.
III. Antisipasi Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose, hanya merupakan antisipasi atau
pencegahan bila mungkin.

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Merupakan data yang bias menunjukkan situasi yang memerlukan
langkah segera sementara menunggu intervensi dari seorang dokter.

V. Intervensi
Dx : Ny “..” G..P…Ab… Usia Kehamilan …Janin Tunggal Hidup
Intar Uterina Inpartu Kala… Dengan….
Tujuan : Klien mendapatkan pelayanan intranatal care secara
komprehensif.
Kriteria hasil : Klien mendapatkan alternative pemecahan masalah.

Intervensi : Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan


berdasarkan temuan masalah dan diagnose.

VI. Implementasi
Dilakukan sesusai dengan intervensi yang telah dibuat

VII. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kefektifan dan keberhasilan
dari asuhan yang telah kita berikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Minggu/21 Juni 2009
Jam : 15.30 WIB
No. Reg : 3942
A. Data Obyektif
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : Ny”D” Nama suami : Tn “H”
Umur : 19 Tahun Umur : 27 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : + Rp 30.000/bln
Alamat : Rt/Rw 05/06 Alamat : Rt/Rw 05/06
Kalipucung Sanan Kulon Sanan Kulon
Blitar Blitar

2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan anaknya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng,mengeliarkan
lendir bercampur darah dan cairan ketuban sudah pecah.
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
darah tinggi kencing manis astma maupun penyakit menular seperti
TBC penyakit kuning maupun HIV/AIDS dan ibu juga tidak pernah
menderita tumor maupun kanker.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti
darah tinggi kencing manis astma maupun penyakit menular seperti
TBC penyakit kuning dan tidak sedang menderita tumor maupun
kanker.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun keluarga ibu tidak
ada yan mempunyai penyakit menurun seperti darah tinggi kencing
manis asma maupun penyakit menular seperti TBC penyakit kuning
HIV/AIDS dan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai keturunan
kembar dan tidak ada yang menderita penyakit tumor dan kanker.
7. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : Hari 1-2 ganti 2 softek/hari, hari 3 dan seterusnya 1
softek/hari.
Disminorrhoe : Tidak pernah nyeri haid
Flour Albus : Tidak ada
HPHT : 23 September 2008
TP : 30 Juni 2009
8. Riwayat Pernikahan
Menikah :1x
Lama Menikah :1 tahun
Usia Menikah :18 tahun
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak pernah ikut KB
apapun.setelah kelahiran anak ini ibu mengatakan ingin ikut kb
suntik 1 bulanan.
10. Riwayat kehamilan ,persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Pe Pe
No Sua Hamil no HP Mat Hidup Meny ny
UK Cara Penyulit Sex BBL Hari
mi ke- lo PA i umur usui uli
ng t
1 1 1 3 Bulan Abortus
2 1 2 Hamil ini

11. Riwayat Kehamilan,Persalinan dan nifas yang sekarang


a. Riwayat Antenatal
Trimester I
- Keluhan : Ibu mengatakan sering pusing,mual,muntah dan
nafsu makan berkurang
- Periksa :Ibu periksa hamil sebanyak 1X
- Tempat Periksa :Ibu mengatakan memeriksakan kehamilanya
di bidan
- Penyuluhan :Gizi dan kebersihan diri
- Terapi : Vitamin,obat penambah darah dan obat anti mual.
Trimester II
- Keluhan :Ibu menggatakan sudah tidak mual dan nafsu makan
mulai bertambah
- Periksa :Ibu mengatakan periksa 2X dan ibu mulai merasakan
gerakan janin dan ibu mendapat suntik TT yang ke-2
- Tempet Periksa :Bidan
- Pentuluhan :Gizi dan kebersihan diri
- Terapi :Vitamin dan obat penambah darah
Trimester III :
- Keluhan : Ibu mengatakanan sudah mulai tenang tapi sering
kencing
- Tempat periksa :Bidan
- Hasil :Usia kehamilan 9 bulan ibu mengeluh perutnya kenceng-
kenceng oleh bidan dirujuk ke RS karena letaknya
sungsang.Tiba di RS ibu sudah pembukaan 3 cm
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Saat di rumah Saat di RS


Kebiasaan
Nutrisi Trimester I Ibu mengatakan
Ibu mengatakan makan 3x sehari sedikit tapi sering mendapat makan
dengan komposisi nasi,lauk pauk,minum 5-6 1x dengan
gelas/hari komposisi
Trimester II nasi,sayur lauk dan
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi minu 1 gelas air
nasi,sayur lauk minum 5-6 gelas sehari putih
Trimester III
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan kopmposisi
nas,sayur,lauk pauk minum 6-7 gelas/hari
Aktifitas Setiap hari ibu melakukan pekerjaan rumah Ibu hanya tidur di
misalnya mencuci,memasak dan membersihkan tempat tidur karena
rumah perutnya terasa
kenceng-kenceng
Istirahat Ibu mengatakan tidur siang pukul 13.00-15.00 WIB Ibu tidak dapat
Tidur malam pukul 21.00-05.00 WIB tidur karena
perutnya mules
Personal Ibu mandi dan gosok gigi 2x /hari keramas 3x Saat dikaji pasien
Hygiene seminggu dan ganti baju setiap selesai mandi dan tidak mandi
celana ganti jika basah dan kotor
Eliminasi BAB :1-2X/hari (konsistensi lunak,bau khas) BAK waktu
BAK :5-6X/hari (Warna kuning,jernih dan bau dipasang kateter
khas)

Kebiasaan Ibu mengatakan tidak pernah merokok tidak minum Ibu mengatakan
lain-lain minuman beralkohol dan tidak minum jamu-jamuan tidak pernah
merokok tidak
minum minuman
beralkohol dan
tidak minum jamu-
jamuan
13. Data Psikososial,Budaya dan Spiritual
a. Psikologis
Ibu mengatakan ibu dan suami serta keluarga sangat
mengharapkan kelahiran anak ini namun sekarang ibu cemas
karena mau melahirkan dan letak janin sungsang.
b. Sosial
Ibu tinggal dengan suami dan satu anaknya hubungan diantara
mereka harmonis begitu juga dengan tetangga dam masyarakat
sekitar.
c. Budaya
Ibu mengatakan menganut dalm keluarga menganut budaya jawa
seperti selamatan 7 bulanan.
d. Spiritual
Ibu beragama islam dan selalu mengerjakan sholat lima waktu
dan kadang-kadang ikut pengajian di kampungnya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,8 º C
Pernafasan : 24 x / menit
Berat Badan : 47 kg
BB sebelum hamil :43 kg
Tinggi Badan : 152 cm
Lila : 23 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak tampak benjolan yang abnormal,
tidak ada lesi kulit kepala bersih
Rambut : Hitam tidak rontok bersih dan tidak berketombe
Wajah : Tidak pucat tampak closma gravidarum dan tidak
ada oedem
Mata : Simetris Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus.
Hidung : Simetris,bersih ,tidak aka secret, tidak ada polip
Telinga : Simetris, tidak ada serumen , bersih
Mulut : Bibir lembab tidak ada stomatitis.lidah bersih dan
tidak ada karies
Leher : Tidak tampak ada pembesaran kelenjar thyroid
dan pembengkakan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara : simetris, membesar,tagang punting susu menonjol
dan hyperpigmentasi areola mammae
Abdomen : Membesar terdapat linea alba linae nigra tidak
strie albicans dan strie lividae tidak ada luka
bekas operasi.
Genetalia : Bersih, tidak ada oedem, tidak ada
varices,penyebaran rambut pubis merata ,tidak
terdapat condilomata acuminata.
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada gangguan
pergerakan, tidak ada varices.
Integumen : Bersih dan lembab
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar
thyroid maupun vena jugularis
Payudara : Tidak teraba ada benjolan abnormal,tidak ada
nyeri tekan dan kolostrum sudah keluar dari
payudara kanan dan kiri.
Abdomen :
- Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus xypoideus(27 cm),
teraba bagian besar,bulat,keras,melenting
(kepala)
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian lurus,
panjang, dan datar (punggung kiri)
Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil
janin
- Leopold III : Teraba bagian terdahulu bulat kurang
melenting (bokong)
- Leopold IV : Bagian terdahulu masuk PAP 3/5 bagian dan
tidak dapat digoyangkan.
Ekstremitas : atas : simetris, tidak teraba benjolan yang
abnormal
Bawah : Simetrid,tidak ada oedem dan tidak
ada varises
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchii dan wheezing
Abdoment : DJJ (+) 10,14.9 =132 x/menit terdengar
dibagian atas pusat sebelah kiri.
d. Perkusi
Reklek Patella kanan/ kiri : +/+
3. Tafsiran berat badan janin
(TFU-11)X155=Berat badan janin
(27-11) X 155 =2480 Kg
4. Periksa dalam
VT :Jam 15.35 WIB
Vulu/Vagina : Pengeluaran lendir bercampur darah
Pembukaan : 3 cm
Efficement :Teraba lunak dan tipis effacement 25 %
Ketuban : (-) atau pecah
Bagian terdahulu janin :Taraba bokong
Bagian Terdahulu : -
Penurunan : 3/5 bagian pada H III
Tidak teraba bagian terkecil janin

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH


Dx : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup
intra uterin letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten
Ds : Ibu mengatakan ingin melahirkan anaknya
Ibu mengatakan usia kehamilan 9 bulan perutnya kenceng-
kenceng mengeluarkan lendir bercampur darah dan ketuban sudah
pecah
HPHT : 23-September-2008
TP : 30 –Juni - 2009
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,8 º C
Pernafasan : 24 x / menit
Palpasi
- Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus xypoideus(27 cm),
teraba bagian besar,bulat,keras,melenting
(kepala)
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian lurus,
panjang, dan datar (punggung kiri)
Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil
janin
- Leopold III : Teraba bagian terdahulu bulat kurang
melenting (bokong)
- Leopold IV : Bagian terdahulu masuk PAP 3/5 bagian dan
tidak dapat digoyangkan.
His : Teratur dalam 10 menit 3X lamanya 30-40 detik.

Auskultasi : DJJ : (+) 10,14,9=132x/menit terdengar dibagian di atas pusat


sebelah kiri atas

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


1) Potensial terjadi fetal distress
2) Potensial terjadi asfiksia

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


1) Pasang O2
2) Siapkan alat resusitasi

V. INTERVENSI
Dx : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup
intra uterin letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten
Tujuan Jangka Pendek :Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam
diharapkan pembukaan lengkap
Tujuan Jangka Panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selam 24 jam
diharapkan tidak terjadi komplikasi

Kriteria Hasil
Ibu ingin meneran
Ada dorongan ingin meneran tekanan anus,perineum menonjol vulva dan
spingterani membuka
Pembukaan 10 cm
His dalam 10 menit lamanya 5x dalam 45 detik adekuat
Intervensi
1. Observasi keadaan umum ibu dan janin tiap 1 jam (His DJJ Kontraksi
Nadi) Tiap 4 jam (Tekanan darah,urine dan pembukaan serta penurunan
kepala)
R/ Untuk mengidentifikasi terjadinta kelainan
2. Lakukan persiapan pertolongan persalinan
R/ Persiapan yang baik dapat menunjang proses persalinan
3. Kolaborasi dengan dokter
R/ Letak sungsang memberikan prognosis yang buruk bagi ibu dan janin
bila lahir pervagianam
4. Anjurakan pada ibu untuk BAB
R/ Mengosongkan rectum membantu penurunan bagian terndah janindan
mencegah agar tidak BAB saat persalinan sehingga menghindari
infeksi nosokomial.
5. Kosongkan kandung kemih
R/ Kandung kemih yang penuh menghambat terjadinya kontraksi
6. Anjurkan pada ibu untuk miring kiri
R/ Tidur terlentang terjadi penekanan vena cava inferior dan dapat terjadi
hipoksia.
7. Berikan pada ibu nurtrisi
R/ Kalori yang cukup dapat digunakan sebagai tenaga,mengurangi
dehidrasi yang dapat mempengaruhi his
8. Ajari ibu cara meneran yang benar
R/ Meneran yang benar mencegah terjadinya laserasi atau edema serviks
atau jalan lahir
VI. IMPEMENTASI
Tanggal : 21 Juni 2009
Jam : 15.40
Dx : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup
intra uterin letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten

1. Memeriksa keadaan umum ibu dan janin


Jam TD N S RR HIS DJJ Ket
15.30 110/80 84 36.8 24 3,10,40 132 Jam 17.30 WIB
16.00 80 20 4,10,40 Vulva vagina lendir
16.30 82 24 4,10,45 140 darg pembukaan 10
17.30 84 24 5,10,45 148 cm Eff tidak teraba
ket( - ) bokong
disekitar bag
terdahulu tidak
teraba bagian kecil
janin

2. Menyiapkan pertolongan persalinan,mamakai sarung tangan dan


memasukkan oksitosin 1 ampul kedalam spuit
3. Melakukan kolabaorasi dengan dokter
4. Menganjurkan pada ibu untuk BAK dan BAB
5. Menganjurkan pada ibu untuk miring kiri
6. Menberi asupan nutrisi yang cukup pada ibu
7. Mengajari pada ibu cara meneran yang benar

VII. EVALUASI
Tanggal :21 Juni 2009
Jam 17.30
Dx : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal
hidup intra uterin letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase
laten
S : Ibu mengatakan ingin meneran
O : Vulva vagina : Pengeluaran lendir bercampur darah
Pembukaan :10 cm
Efficement 100 % portio tidak teraba
Ketuban (-) / Jernih Bau Khas
Bagian terdahulu janin : Teraba bokong
Penurunan : 4/5 pada H III sacrum jam 3 dan tidak teraba bagian
terkecil janin.
A : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu Janin Tunggal
Hidup Intra Uterin Inpartu Kala II Dengan Ptresentasi Bokong
Murni
P:
1. Jelaskan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
2. Pimpin ibu meneran
3. Menolong persalinan dengan prasat Bracht
4. Melakukan penangganan bayi baru lahir resusitasi jika bayi tidak
menanggis
5. Melakukan manejemen aktif kala III
6. Memberikan suntikan oksitosin 10 Unit secara IM
7. Penegangan tali pusat
8. Pengeluaran plasenta
9. Melakukan Masase Uterus
10. Melakukan penilaian perdarahan dengan cara memeriksa kelengkapan
bagian plasenta serta evaluasi laserasi
11. Melakukan observasi perdarahan, kontraksi, kandung kemih, TFU

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 21 Juni 2009
Jam : 19.30 WIB
DS : Ibu mengatakank sudah lega bisa melahirkan dengan normal dan
perut ibu sedikit mules
DO : Wajah ibu tampak gembira /ceria
KU : Baik
Kesadaran : Komposmentris
Nadi : 80x/menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/ menit
Suhu : 36,5o C
TFU :Setinggi pusat dan kontraksi baik
A : Timbul masalah sehubungan dengan proses involusi
P :
a. Jelaskan pada ibu penyebab perut teras mules
b. Lakukan rooming in
c. Jelaskan pada ibu untuk segera mobilisasi secara bertahap
misalnya dengan mika/miki
BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut Rustam mochtar, 2000 Persalinan kala I adalah kala waktu


pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm dan kala II
merupakan fase dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir lengkap.Oleh
karena itu pada masa ini diperlukan dukungan mental dan emosional pada ibu
untuk mengurangi masalah yang ibu hadapi.Dalam pembuatan asuhan kebidanan
pada Ny “D”Umur 19 Tahun Usia Kehamilan 38-39 Minggu Tunggal Hidup Intra
Uterin Inpartu Kala I fase Laten Dengan Presentasi Bokong Sempurna tidak
didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada di lapangan.
Pada identifikasi masalah atau diagnosa didapatkan dari anamnesis
maupun pemeriksaan langsung yaitu asuhan yang diberikan tidak ada
kesenjangan.Berdasarkan dari diagnosa dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya kesenjangan dan masalah potensial yang terjadi adalah fetal distress dan
asfiksia karena ada data yang mendukung.
Pada intervensi disusun beberapa rencana bedasarkan diagnosa yang
diambil dan sudah dilakukan implementasi sesuia intervensi yang telah dibuat dan
dilakukan sesuia keadaan klien. Pada tinjaun kasus disebutkan bahwa observasi
DJJ dilakukan setiap 30 menit dan pada kenyataan juga dilakukan tiap 30
menit.Menurut Hanifa Wiknyosastro evaluasi atau observasi DJJ bayi dilakukan
untuk mendeteksi dini adanya komplikasi pada janin dan pelaksanaan dilakukan
setiap 30 menit pada waktu kala I fase aktif.Sehingga tidak di dapatkan
kesenjangan antara tepru dengan praktek.
Dalam kasus diatas pertolongan persalinan pervaginam dengan
menunggu persalinan spontan atau prasat Bread merupakan alternatife pilahan
selain SC tapi harus memperhatikan syarat-syaratnya.Dalam hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek.
Dalam kasus di atas menunjukkan bahwa di Ruang Flamboyang RSUD
Mardi Waluyo Blitar telah melakukan asuhan kebidanan kepada klien atau pasien
sesuai dengan teori yang ada.dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny”D” Umur 19 tahun G2
P000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin
Inpartu Kala I Fse Laten Dengan Presentasi Bokong Sempurna.Penulis
menyimpulkan:
1. Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk
dapat menegakan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah atau diagnosa asuhan yang diberikan sudah
sesuai dengan teori
3. Pada identifikasi masalah potensial sudah dilakukan dengan komprehensif
dan pada langkah ini muncul masalah potensial yaitu fetal distress dan
asfiksia.
4. Pada identifikasi kebutuhan segera sudah dilakukan secara komprehensif
dan pada langkah ini kebutuhan segeranya adalah memasang oksigen dan
persipan alat resusitasi.
5. Pada intervensi,implementasi dan evaluasi yang diberikan sudah
komprehensif dan hasil yang diharapkan sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi petugas kesehatan
a) Diharapkan dalam memberikan asuhan memegang prinsip memenuhi
kebutuhan klien walaupun dalam waktu singkat.
b) Diharapkan petugas kesehatan mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk dapat melekukan tindakan secara
komprehensif.
5.2.2 Bagi keluarga atau pasien
Selalu kooperatif dengan petugas kesehatan sehingga pelayanan
kesehatan yang di dapatkan bisa secara maksimal.Selain itu bagi ibu harus
tetap menjaga bayinya dan dapat merawat dirinya sendiri.dan ibu harus
selalu menyusui bayinya sampai berumur 6 bulan. sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA

Arief manjoer,2000.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi ke-3 jilid 1,Jakarta:EGC

Cunningham,F.Gary.Et..Al,2005.Obstetri Williams ed.21 vol.1.Jakarta:EGC

Doengoes,Roestam,2001 Dasar-dasar keperawatan maternal Edisi 6.Jakarta:EGC

Manuaba,2002 Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Kebidanan,Jakarta:EGC

Mochtar,Rustam.2002.Sinopsis Obstetri edisi ke-2,Jakarta:EGC

POGI,2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakarta:YBP-SP

Saifuddin,Bari Abdul.2002,Buku Pelayanan Kesehatan Maternal


Neonatal.Jakarta:YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai