Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “MR” USIA 20 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 29-31 MINGGU

JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERI DI PUSKESMAS KROMENGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Bidan

Disusun Oleh:

OLEH :
ULYN NUHAELLA
NIM.2082B0286

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (F2K)
IIK STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “MR” USIA 20 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 29-31 MINGGU

JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERI DI PUSKESMAS KROMENGAN

Malang, .......................
Mahasiswa

ULYN NUHAELLA

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Shanti Natalia, SST., M. Kes Bd. Endah Pujiati, SST., M. Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang di limpahkan, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan di Puskesmas Jabung.
Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas yang di wajibkan bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan
pendidikan akhir program. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto., M. M selaku Rektor IIK STRADA Indonesia.
2. Yenny Puspitasari S.Kep,Ns, M.Kes selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA
Indonesia.
3. Bd. Miftakhur Rohmah, SST, M. Kes selaku Dosen Pembimbing
4. Endah Pujiati, SST., M. kes selaku Pembimbing Lahan di Puskesmas Jabung
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan Asuhan
Kebidanan Holistik ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan selanjutnya.

Malang, 4 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latarbelakang.................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2

1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................3

1.4 Ruang Lingkup...............................................................................................3

1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

2.1 Tinjauan Kehamilan.......................................................................................5

2.2 Tinjauan Fluor Albus.....................................................................................23

2.3 Pathway..........................................................................................................30

BAB III. KERANGKA KONSEP...........................................................................31

3.1 Pengkajian Data.............................................................................................31

3.2 Intepretasi Data..............................................................................................43

3.3 Identifikasi diagnosa/masalah potensial.........................................................44

3.4 Identifikasi kebutuhan segera, kolaborasi dan rujukan..................................44

3.5 Intervensi........................................................................................................44

3.6 Implementasi..................................................................................................48

3.7 Evaluasi..........................................................................................................48

iii
BAB IV. ASUHAN KEBIDANAN..........................................................................49

BAB V. PEMBAHASAN.........................................................................................55

5.1 Pengkajian Data.............................................................................................55

5.2 Intepretasi Data..............................................................................................56

5.3 Identifikasi diagnosa/masalah potensial.........................................................56

5.4 Identifikasi kebutuhan segera, kolaborasi dan rujukan..................................56

5.5 Intervensi........................................................................................................57

5.6 Implementasi..................................................................................................57

5.7 Evaluasi..........................................................................................................57

BAB VI. PENUTUP.................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................61

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis yang normalnya berlangsung

selama 280 hari adari hari pertama haid terakhir, atau 40 minggu (Sirin & Kavlak,

2008; Coskun, 2012; Taskin, 2016). Kehamilan merupakan masa yang penting

dan menentukan bagi pertumbuhan janin. Selama masa kehamilan, terdapat

perubahan-perubahan baik secara anatomi, fisiologis, psikologis, dan biokimia

guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal serta

mempersiapkan proses persalinan dan menyusui (Sevil & Ertem, 2016; Soma-

Pillay et al., 2016). Perubahan fisiologis ini dimulai pada saat terjadi proses nidasi

yang oleh beberapa tubuh wanita direspon sebagai benda asing. Pada kehamilan

trimester III, keluhan yang diakibatkan oleh pembesaran perut, perubahan

anatomis dan perubahan hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-

keluhan pada ibu hamil (Venkata & Venkateshiah 2009). Salah satu keluhan yang

muncul pada trimester III ialah keputihan.

Flour albus (keputihan) sangat sering terjadi pada kehamilan trimester I

akan lebih meningkat di trimeseter II sampai trimester III yang disebakan oleh

jamur dan bakterial vaginosis, dikarenakan pada masa kehamilan vagina menjadi

kaya dengan kandungan glukosa dengan glikogen sebagai sumber makanan yang

baik untuk jamur dan bakteri tumbuh (Khatimah husnul et al,.2016). Pengaruh

stimulus hormon estrogen dan progesteron pada serviks yang dapat menghasilkan

cairan mukoid yang berlebihan adalah penyebab flour albus pada wanita hamil

1
(Mahaani srinalesti dan Natalia debby, 2015). Dampak dari keputihan pada ibu

hamil bila tidak diatasi adalah merasa tidak nyaman, resiko tinggi ketuban pecah

dini sehingga bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah,

terjadinya kanker rahim, kehamilan ektopik, dan kebutaan pada bayi (Riama,

2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani keputihan serta

mencegah risiko komplikasi selama masa kehamilan ialah dengan melakukan

ANC terpadu dan kunjungan ulang ANC minimal enam kali selama masa

kehamilan (Kemenkes, 2020).

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara

komprehensif dengan 7 langkah Varney pada kehamilan fisiologis

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengumpulan data subyektif dan obyektif

pada kehamilan fisiologis.

2. Mampu menginterpretasikan data dan menentukan masalah pada

kehamilan fisiologis.

3. Mampu menentukan diagnosa atau masalah potensial pada

kehamilan fisiologis.

4. Mampu menentukan kebutuhan tindakan segera pada kehamilan

fisiologis.

5. Mampu menyusun rencana tindakan pada kehamilan fisiologis.

2
6. Mampu melakukan implementasi dari rencana asuhan pada

kehamilan fisiologis.

7. Mampu mengevaluasi hasil tindakan atau asuhan yang diberikan

pada kehamilan fisiologis.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa Kebidanan

Sebagai aplikasi penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan

fisiologis berdasarkan pola pikir tujuh langkah varney.

1.3.2 Manfaat Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

Memberikan masukan mengenai penatalaksanaan asuhan kebidanan

pada kehamilan fisiologis untuk peningkatan pelayanan.

1.4 Ruang Lingkup

Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang kasus berupa gambaran

umum, epidemiologi kasus, tujuan penulisan, manfaat penulisan, ruang

lingkup serta sistematika penulisan laporan pendahuluan topik asuhan

kebidanan pada kehamilan fisiologis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3
Bab ini memuat berbagai teori mengenai kehamilan yang ditinjau dari

berbagai sumber kepustakaan sebagai landasan untuk melaksanakan asuhan

kebidanan.

BAB III KERANGKA KONSEP ASUHAN

Kerangka konsep asuhan merupakan acuan secara teori yang digunakan

untuk penatalaksanaan asuhan kebidanan sesuai kasus. Pada bab ini,

dituliskan alur pola pikir bidan pada kehamilan fisiologis yang dikorelasikan

dengan tinjauan pustaka.

BAB IV TINJAUAN KASUS

Bab ini memuat berbagai data-data seuai kasus serta manajemen asuhan

kebidanan menggunakan metode varney yang meliputi pengkajian,

intepretasi data, diagnosa/masalah potensial, kebutuhan segera, rencana

tindakan, implementasi, dan evaluasi.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil kasus yang mencakup semua apek terkait dengan

teori kasus, SOP, evidence based practice. Pembahasan meliputi keterkaitan

antara tinjauan teori dan kasus yang ditemui.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjawab dari tujuan penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Tinjauan Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2014). Kehamilan adalah penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi dan implantasi,

kehamilan normal berlangsung 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional (Walyani, 2015). Kehamilan didefenisikan

mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280

hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari Pertama Haid

Terakhir (HPHT). Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester

pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester kedua dari 13-28

minggu dan trimester ketiga dari 29-42 minggu (Rukiah, 2013).

2.1.2 Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III

Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester III

yaitu:

a. Uterus

Pada Trimester III, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan

berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,

kontraksi otot-otot bagian atas uterus menjadi lebih lebar dan tipis

5
(tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen

bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi

fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada

SBR. (Ajeng N., 2012). Setelah minggu ke 28 kontraksi Braxton hicks

semakin jelas, terutama pada wanita langsung, umumnya akan hilang bila

wanita hamil melakukan latihan fisik atau berjalan. Pada minggu-minggu

terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat sehingga sulit dibedakan dari

kontraksi memulai persalinan.

Usia Ukuran TFU

28 minggu 26,7 cm 3 jari diatas pusat

32 minggu 29,5-30 cm Pertengahan pusat-Px

36 minggu 30-33 cm 2/3 jari dibawah Px

40 minggu 33 cm Pertengahan pusat dan Px

b. Serviks uteri

Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormon plasenta membuat

serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum terbentuk dari

sekresi kelenjar serviks pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat mucus

tetap berada dalam serviks sampai persalinan dimulai (Yeyeh, 2009).

c. Vagina dan vulva

Pada kehamilan trimester tiga kadang terjadi peningkatan rabas vagina

(Hutahaean, 2013).

6
d. Sistem perkemihan

Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormone progesteron,

tetapi kanan lebih membesar dikarenakan uterus lebih sering memutar ke

kanan hidroureter dextra dan pielitis dextra lebih sering. Poliuria karena

peningkatan filtrasi glomerulus (Nugroho dkk, 2014).

e. Sistem respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar

ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Hal

tersebut mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat

kesulitan bernafas (Hutahaean, 2013).

f. Sirkulasi darah

Haemodilusi adalah penambahan volume darah sekitar 25% dengan

puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan haematokrit mencapai

level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu masa Red

Blood Cell (RBC) terus meningkat. Peningkatan RBC menyebabkan

penyaluran oksigen pada wanita hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan

nafas pendek. Hal ini di temukan pada kehamilan meningkat untuk

memenuhi kebutuhan bayi (Hutahaean, 2013).

g. Perubahan berat badan

Menurut saifuddin (2014), penambahan berat badan selama kehamilan

dapat dilihat dari tabel berikut:

Jaringan dan 20 minggu 30 minggu 40 minggu

Cairan (gram) (gram) (gram)

Janin 300 1500 3400

7
Plasenta 170 430 650

Cairan amnion 350 750 800

Uterus 320 600 970

Mammae 180 369 405

Darah 600 1300 1450

Cairan 30 80 1480

ekstraseluler

Lemak 2050 3480 3345

Total 4000 8500 12500

h. Traktus digestivus

Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos

pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid serta

peptin di lambung, sehingga akan menimbulkan gejala berupa heartburn

yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bagian bawah.

Hemoroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai akibat

konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena

pembesaran uterus (Prawirohardjo, 2011).

i. Sistem muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan, akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,

lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai

(Prawirohardjo, 2011).

8
2.1.3 Perubahan Psikologis pada Trimester III

Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya

sebagai mahkluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran

sang bayi. Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun,

membuatnya berjaga- jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan

gejala persalinan muncul (Rukiah, 2013).

Ibu akan merasa khawatir karena di masa ini terjadi perubahan peran

(persiapan ibu untuk menjadi orang tua). Selain khawatir karena perubahan

peran, ibu juga dikhawatir dengan kesehatan bayinya. Ibu khawatir jika

bayinya lahir cacat (tidak normal). Akan tetapi, kesibukan dalam

mempersiapkan kelahiran bayinya dapat mengurangi rasa sakit ini. Hasrat

seksual tidak seperti pada trimester sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh

perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya perasaan

khawatir terjadi sesuatu terhadap dirinya. (Hutahaean, 2013).

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester

ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di samping itu

ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan

perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu

memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan

(Dewi, 2011).

2.1.4 Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III

Menurut Romauli (2014), ada beberapa ketidaknyamanan yang sering

dialami ibu hamil trimester ketiga yaitu:

9
a. Peningkatan Frekuensi Berkemih

Peningkatan frekuensi berkemih sering dialami ibu hamil trimester

ketiga. Uterus yang membesar atau bagian presentasi uterus juga

mengambil ruang di dalam rongga panggul sehingga ruang untuk distensi

kandung kemih lebih kecil sebelum wanita tersebut merasa perlu

berkemih. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mempelajari cara

membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang

setiap kali selesai berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk

yang bersih serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III

dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering

kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak

minum pada siang hari dan kurangi minum di malam haru jika

mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis,

berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak

perlu menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011).

b. Keputihan Hiperplasia Mukosa Vagina

Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat

dari peningkatan kadar estrogen. Cara mencegah dengan memakai

pakaian dalam yang terbuat dari katun lebih kuat daya serapnya bukan

nilon, menghindari pencucian vagina dengan sabun yang terlalu keras

atau PH-nya basa dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke

belakang. Tanda bahaya yang harus diwaspadai dapat dilihat dari

10
banyaknya keluar cairan atau baunya menyengat atau berwarna

kuning/abu-abu (seperti penyakit kelamin servicitis, vaginitis).

c. Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung pada kehamilan disebabkan dengan membesarnya

uterus, maka pusat gravitasi pada wanita hamil akan berpindah kearah

depan. Perpindahan ini akan menyebabkan ibu harus menyesuaikan

posisi berdirinya. Perubahan tubuh seperti ini dapat memicu lengkung

lumbar (lordosis) dan lengkung kompensasi spinalis torakik (kifosis).

Faktor perdisposisi dari nyeri punggung bawah pada masa kehamilan

ialah penambahan berat badan, aktivitas fisik, perubahan postur yang

berlangsung dengan cepat, riwayat terdahulu, peregangan berulang, dan

peningkatan kadar hormon relaksin. Nyeri punggung bawah kadang akan

menyebar sampai ke panggul paha dan turun ke kaki, kadang akan

meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis pubis. Penatalaksanaan

keluhan nyeri punggung selama masa kehamilan ialah dengan

berolahraga secara rutin, memijat bagian tubuh belakang bawah, mandi

air hangat, tidur menyamping dengan bantal ditempatkan di bawah perut,

duduk dan berdiri dengan hati-hati, serta melakukan latihan otot dasar

panggul.

d. Sulit Tidur

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang

membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan

kecemasan. Banyak atau sedikitnya istirahat dapat memicu tingginya

tekanan darah pada ibu hamil trimester III. Hal ini karena proses

11
hemostasis yang memegang peranan penting pada tekanan darah. Selain

itu hamil juga harus terhindar dari stress karena dapat meningkatkan

hormon adrenalin yang juga dapat menyebabkan tingginya tekanan darah

ibu hamil (Sihotang dkk, 2016). Untuk mengurangi gangguan tidur

perawat dapat melakukan beberapa tindakan relaksasi otot progresif,

pijat, hipnotis, yoga, terapi musik dan tekhnik pernafasan (Rashed,

2016).

e. Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati merupakan ketidaknyamanan yang mulai timbul

menjelang akhir trimester kedua dan bertahan hingga trimester ketiga.

Saran yang dapat diberikan adalah :

1.) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung

menjadi terlalu penuh.

2.) Hindari makanan berlemak, makanan dingin, pedas atau makanan

lain yang dapat mengganggu pencernaan.

3.) Hindari makanan berat sesaat sebelum tidur.

f. Konstipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat mengalami

konstipasi saat kehamilan trimester ketiga. Salah satu efek samping dari

penggunaan zat besi adalah konstipasi. Saran yang dapat diberikan

adalah:

1.) Minum air putih minimal 8 gelas/hari.

2.) Minum air hangat saat bangun dari tempat tidur untuk menstimulasi

peristaltis.

12
3.) Konsumsi buah yang mengandung banyak serat seperti pepaya.

g. Hiperventilasi dan sesak napas

Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada

trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran

hingga terjadi penekanan diafragma. Hal ini menimbulkan perasaan atau

kesadaran tentang kesulitan bernafas. Saran yang dapat diberikan adalah :

1.) Anjurkan ibu berdiri dan meregangkan lengannya diatas kepala

secara berkala dan mengambil nafas dalam.

2.) Anjurkan ibu untuk melakukan peregangan yang sama di tempat

tidur seperti saat sedang berdiri.

3.) Jelaskan alasan terjadinya sesak nafas, redakan kecemasan dan

ketakutan ibu.

2.1.5 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

Kebutuhan kesehatan ibu hamil menurut Nugroho (2014) sebagai berikut:

a. Oksigen

Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.

Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim.

Kebutuhan meningkat 20 %. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat-

tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak karena akan mengurangi

masukan oksigen.

b. Nutrisi

Pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan 300 kkal/hari

atau sama dengan mengonsumsi tambahan makanan 100 gr daging atau

minum 2 gelas susu. Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori yang

13
digunakan oleh tubuh sebagai pengelola. Selain itu ibu hamil juga perlu

mengonsumsi tambahan vitamin dan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama

kehamilan yang berguna untuk mencegah anemia defisiensi besi,

meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah

janin dan plasenta. Makanan sehari-hari yang dapat dikonsusmsi untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi ibu adalah makanan yang mengandung

karbohidrat, asam folat, protein, zat besi, kalsium, vitamin, semua

sumber nutrisi ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi nasi secukupnya,

sayuran hijau, buah- buahan, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, dan

kacang-kacangan.

c. Personal hygiene

Personal Hygiene penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil karena

bila tidak dijaga akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil

sebaiknya mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian dalam minimal

2 kali sehari, menjaga kebersihan alat genitalia dan pakaian dalam dan

menjaga kebersihan payudara.

d. Eliminasi

Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III untuk

memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu, sebaiknya memperbanyak intake

di siang hari dan menguranginya di malam hari dan mengganti pakaian

dalam setiap terasa lembab, dan bila selesai buang air ceboklah dengan

baik.

14
e. Pakaian

Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan mengenakan baju

biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah

menyerap keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan

membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk

menyesuaikan perut yang terus membesar. Bra disiapkan paling sedikit

dua buah dengan bukaan di depan untuk memudahkan menyusui, sepatu

kenakan yang rata bukan bertumit.

f. Seksual

Ibu hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya

sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu kehamilan. Bila

hendak melakukan hubungan seksual sebaiknya gunakan kondom karena

prostaglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi.

g. Istirahat

Ibu hamil hendaknya tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Posisi

tidur untuk ibu hamil dianjurkan dalam posisi miring ke kiri, letakkan

beberapa bantal untuk menyangga. Pada ibu hamil sebaiknya banyak

menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur, walau

bukan benar-benar tidur hanya baringkan badan untuk memperbaiki

sirkulasi darah dan jangan bekerja terlalu lelah.

h. Senam hamil

Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil sesuai dengan

kondisi ibu, senam ringan yang dapat dilakukan ibu adalah jalan pagi,

15
sambil menghirup udara segar dan sebelum maupun sesudah melakukan

senam ibu harus minum yang cukup.

2.1.6 Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester III

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan lanjut

adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi

dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa

nyeri (Pantiawati, 2015).

1.) Plasenta previa

Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi

sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang

normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di

daerah fundus uteri. Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala

yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara

tiba-tiba dan kapan saja, bagian terendah anak sangat tinggi karena

plasenta terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian terendah

tidak dapat mendekati PAP dan ukuran panjang rahim berkurang

maka pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.

2.) Solusio plasenta

Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta

terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya terjadinya

perdarahan namun terkadang darah tidak keluar, terkumpul di

belakang plasenta. (perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam).

16
Perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi

sulit dilakukan, fundus uteri makin lama makin naik dan denyut

jantung bayi biasanya tidak ada.

b. Sakit kepala yang berat

Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah

sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-

kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat

dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.

c. Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan kabur dan

berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit

kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.

d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada

muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan

keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal

jantung atau pre eklampsia.

e. Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina normalnya terjadi pada

trimester ketiga namun ketuban dinyatakan pecah dini (KPD) jika terjadi

sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat

17
terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun

pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala

I atau awal kala persalinan, bisa juga belum pecah saat mengedan.

f. Gerakan janin tidak terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5

atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika

bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah

terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum

dengan baik.

g. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam

keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat.

2.1.7 Antenatal Care Terpadu

Antenatal care atau asuhan antenatal merupakan suatu program yang

terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,

untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang

aman dan memuaskan (Marmi, 2011). Antenatal care merupakan kunjungan

ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanana

kesehatan ANC sesuai dengan standard yang ditetapkan (Astutik dkk,2017).

Tujuan dari antenatal care meliputi (Astutik dkk,2017):

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan, serta

kesejahteraan ibu dan janin.

18
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, serta social

ibu dan bayi.

c. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

d. Mendukung dan mendorong penyesuaian psikologis dalam kehamilan,

melahirkan,menyusui dan menjadi orang tua.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan dalam

pemberian ASI Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

g. Menurunkan angka kesakitan, serta kematian ibu dan perinatal.

h. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan/komplikasi yang

mungkin terjadi selama masa kehamilan, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, dan pembedahan, serta menangani atau merujuk

sesuai kebutuhan.

i. Meningkatkan kesadaran social serta aspek psikologis tentang melahirkan

bayi dan pengaruhnya pada keluarga.

j. Memantau semua ibu hamil mengenai tanda komplikasi obstetri secara

individu dan melakukan pemeriksaan diagnostik jika diperlukan sesuai

indikasi.

k. Menyakini bahwa ibu yang mengalami tanda bahaya dapat kembali

normal setelah mendapatkan penanganan dan tidak selalu di anggap atau

diperlukan sebagai kehamilan yang beresiko.

19
l. Membangun hubungan saling percaya anatara ibu dengan pemberi

asuhannya.

m. Menyediakan informasi sehingga ibu dapat membuat keputusan

berdasarkan informasi tersebut.

n. Melibatkan suami atau anggota keluarga dalam pengalaman kehamilan

yang relevan, dan mendorong peran keluarga untuk memberikan

dukungan yang dibutuhkan ibu.

Standart pelayanan antenatal 10 T menurut Kemenkes RI (2016) meliputi:

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Menurut Prawirohardjo (2014), sebagai pengawasan akan kecukupan gizi

dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan

berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 sampai 16 kg. Bila berat

badan naik lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan

yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur

mayur dan buah-buahan. Adapun cara untuk menentukan status gizi

dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat badan dan

tinggi badan ibu sebelum hamil sebagai berikut:

𝐼𝑀𝑇 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)


2
(𝑇i𝑛𝑔𝑔i 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚))

Kenaikan berat badan pada trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5

kg/minggu. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan

jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.

b. Pemeriksaan tekanan darah

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan

tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi

20
atau rendah yaitu dengan cara menghitung MAP (Mean Arterial

Pressure). MAP (Mean Arterial Pressure) adalah tekanan darah antara

sistolik dan diastolik, karena diastolik berlangsung lebih lama daripada

sistolik maka MAP setara dengan 40 % tekanan sistolik ditambah 60 %

tekanan diastolik (Woods, dkk, 2009). Adapun rumus MAP adalah

tekanan darah sistolik ditambah dua kali tekanan darah diastolik dibagi 3.

Rentang normal MAP adalah 70 mmHg-99 mmHg.

c. Menilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Pengukuran LILA digunakan sebagai indikator status gizi ibu hamil.

Standar minimal untuk ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia

reproduksi adalah 23,5 cm. Jika pengukuran LILA menunjukkan < 23,5

cm maka interpretasinya adalah kurang energi kronis (KEK).

d. Pemeriksaan puncak rahim (TFU)

Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis dipakai sebagai

suatu indikator kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU juga

dapat memperkirakan usia kehamilan secara kasar.

e. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

Presentasi ialah apa yang menjadi bagian yang terendah dan bagian janin

terbawah yang berada didalam panggul. Presentasi digunakan untuk

menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

Sedangkan DJJ diperiksa untuk memantau kesejahteraan janin di dalam

kandungan. Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengarkan sejak

kehamilan 20 minggu. DJJ yang normal adalah 120-160 x/menit.

21
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bisa

diperlukan

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang

wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada

minggu ke-4.

g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi

zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Ibu hamil

dianjurkan meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 μg

(FeSO4 325 mg). Kebutuhannya meningkat secara signifikan pada

trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Tablet Fe dikonsumsi

minimal 90 tablet selama kehamilan, sebaiknya tidak minum bersama teh

atau kopi karena akan menganggu penyerapan.

h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama

dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr. Bumil dinyatakan Anemia,

maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb

menjadi 11 gr% atau lebih. Pemeriksaan VDRL dilakukan pada saat ibu

hamil datang pertama kali di ambil spesimen darah vena kurang lebih 2

cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

Pemeriksaan protein urin dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine

mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.

Peneriksaan urin reduksi untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil

22
positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan

adanya DMG.

i. Tatalaksana kasus

Persiapan persalinan yang aman dan terencana dapat dilakukan dengan

melakukan skrining untuk mendeteksi ibu hamil termasuk dalam

golongan resiko tinggi, resiko sangat tinggi ataupun resiko rendah.

Apabila terjadi keadaan patologi atau kegawatdaruran yang

membutuhkan penanganan segera, lakukan rujukan ke rumah sakit atau

kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih kompeten untuk

menyelamatkan jiwa ibu dan janin.

j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K)

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang

tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda

resiko kehamilan.

2.2 Tinjauan Fluor Albus

2.2.1 Definisi

Flour Albus atau keputihan merupakan gejala awal suatu penyakit

yang dikeluarkan dari alat genital yang bukan merupakan darah. Flour Albus

merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik.

Adanya gejala ini diketahui penderita karena terdapatnya sekret yang

mengotori celananya (Prawirohardjo, 2014). Flour Albus adalah kondisi

vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah. Keputihan

23
tidak selamanya merupakan penyakit karena sebagian dari keputihan masih

dengan keadaan yang normal. Flour Albus adalah gejala keluarnya getah atau

cairan vagina yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam

basah dan bukan merupakan darah (Paduastuti, 2015).

2.2.2 Klasifikasi

Fluor albus terbagi atas dua macam, yaitu yang bersifat fisiologis dan

patologis atau abnormal.

a. Fluor albus fisiologis

Keputihan normal pada wanita hamil disebabkan oleh adanya

peningkatan stimulus hormon estrogen dan progesteron pada serviks,

sehingga menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan, berwarna

keputihan karena mengandung banyak sel epitel vagina dengan

leukosit yang jarang (Diyan, 2013). Karakteristik keputihan yang

normal ialah tidak berwarna atau bening atau berwarna putih, jumlah

tidak banyak, tidak berbau, tidak disertai gatal, nyeri, bengkak pada

organ genetalia, tidak menimbulkan rasa panas dan perih pada saat

buang air kecil, serta tidak terdapat nyeri pada perut bagian bawah

(Citrawati, 2014).

b. Fluor albus patologis

Flour albus patologis merupakan cairan eksudat yang terjadi akibat

adanya reaksi tubuh terhadap luka dan mengandung banyak leukosit.

Luka ini dapat diakibatkan karena personal hygiene yang buruk,

infeksi mikroorganisme, benda asing, neoplasma jinak, lesi pra

kanker, dan neoplasma ganas. Karakteristik dari keputihan patologis

24
ialah jumlahnya berlebihan, berwarna putih susu, kekuningan, kuning

kehijauan, berbau amis atau busuk, menimbulkan rasa gatal, terjadi

terus menerus, disertai nyeri perut bagian bawah (Citrawati, 2014).

2.2.3 Etiologi

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita

mengalami keputihan, termasuk pada ibu hamil. Berikut faktor predisposisi

dari keputihan, meliputi:

c. Infeksi

Infeksi dapat disebkan oleh jamur (Candida Albicans), parasit

(Tricomonas vaginalis), bakteri (Gonorrhea/Chlamydia), dan virus

(Humanpapilloma virus). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni,

bacterial vaginosis, trikomonas, dan kandidiasis.Bakterial vaginosis

merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai dengan

keputihan dan bau tak sedap.Hal ini disebabkan oleh lactobacillus

menurun, bakteri pathogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH

vagina meningkat.

d. Faktor hygiene yang jelek

Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya

keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat

sehingga bakteri pathogen penyebab infeksi mudah menyebar.

e. Pemakaian obat-obatan

Karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotic yang terlalu lama

dapat menimbulkan system imunitas dalam tubuh.Sedangkan

penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal

25
wanita.Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotic timbul

keputihan.

f. Stress

Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak

mengalami stress maka hormonal didalam tubuh mengalami perubahan

keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.

g. Alergi

Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang

dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti

tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang

berasal dari selimut, celana, dan lainnya. Biasanya karna luka seperti

tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena

keputihan, seorang ibu bahkan bias kehilangan bayinya.akibat

keputihan pada kehamilan (Setiawati, 2013).

2.2.4 Patogenesis

Keputihan merupakan suatu keadaan fisiologis namun dapat berubah

menjadi patologis bila vagina terinfeksi oleh kuman penyakit seprti parasit,

bakteri, jamur dan virus yang menyebabkan keseimbangan flora normal

vagina terganggu. Apabila keseimbangan tersebut terganggu maka bakteri

doderlein atau lactobacillus yang menjadikan pH vagina asam dengan

memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk

pertumbuhannya tidak dapat terjadi pH vagina dalam keadaan basa. Keadaan

pH vagina yang basa akan menyebabkan bakteri pathogen mudah

berkembang biak dan menjadi subur dalam vagina (Sibagariang, 2010).

26
Penyebab Flour Albus pada wanita hamil adalah adanya pengaruh

peningkatan stimulus hormon estrogen dan progesteron pada servik, maka

dapat menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan berwarna keputihan

karna mengandung banyak sel epitel vagina lepas dan akibat hiperplasi

kehamilan normal (Diyan, 2013). Infeksi jamur candida albicans merupakan

salah satu penyebab keputihan. Jamur tersebut banyak tumbuh dalam kondisi

lembab dan tidak bersih. Keputihan karena jamur ini banyak menyerang

wanita hamil dikarenakan pada masa kehamilan vagina menjadi kaya dengan

kandungan glukosa yang disebut glikogen yang merupakan makanan yang

baik untuk jamur dan bakteri tumbuh. Jumlah kandungan glikogen yang

tinggi berhubungan peningkatan hormon estrogen dan penurunan keasamaan

vagina (Nurlan, 2013).

2.2.5 Dampak terhadap Kehamilan

Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil

karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu

dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan

keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi

pencernaan.Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan resiko terjadinya

keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeeksi jamur. Selama belum

terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih

terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak

ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan

pada janin (Setiawati, 2013). Beberapa keputihan dalam kehamilan yang

berbahaya karena dapat menyebabkan persalinan kurang bulan (prematuritas)

27
ketuban pecah sebelum waktunya (KPD), atau bayi dengan berat badan lahir

rendah (kurang dari 2500 gram) (Pribakti, 2010). Dampak dari keputihan

pada ibu hamil bila tidak diatasi ialah mengganggu kenyamanan ibu,

meningkatkan risiko kanker rahim dan kehamilan ektopik. Sedangkan

damppak keputihan pada janin meliputi risiko kebutaan pada bayi, kematian

janin, BBLR, dan infeksi asendrem.

2.2.6 Penatalaksanaan Keputihan pada Ibu Hamil

Penatalaksanaan keputihan pada ibu hamil pada prinsipnya terdapat 2

metode, yakni dengan obat maupun tanpa obat. Penatalaksanaan tanpa obat

lebih fokus pada memperbaiki personal hygiene area genetalia seperti

menjaga area genetal tetap bersih dan kering, menghindari penggunaan

sabun kewanitaan maupun vaginal douch, menggunakan celana dalam

berbahan katut dan tidak ketat, sering mnegganti celana dalam, tidak

disarankan menggunakan panty liner setiap hari, membersihkan area

genetalia setelah buang air dari depan ke belakang lalu dikeringkan

menggunakan tissue (Wahdaniah, 2011).

Sedangkan penanganan secara farmakologis pada ibu hamil yang

sering digunakan ialah dari golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi

bakteri dan parasit. Namun, dalam hal ini ibu hamil harus melakukan

konsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis obstetri ginekologi untuk

mendapatkan penanganan secara farmakologis.

Penyebab Tatalaksana
Bacterial vaginosis  Vaginal antibiotik (krim
clindamycin, krim metronidazole)
 Oral antibiotik (amoxicillin, clindamycin,
metronidazole dengan atau tanpa

28
eritromisin)
Tricomoniasis metronidazole
Kandidiasis  Antifungal
 Imidozole antifungal vaginal
cream (miconazole, clotrimazole,
terconazole, ecnazole)
 Oral fluconazole
 Vaginal antifungal pessary
(nystatin, imidozole)
 Probiotik (lactobacillus only)
 Oral (suplemen makanan, live yogurt)
 Vaginal (live yogurt, pessary,
cream, suppositoria, kombinasi oral
dan
intravaginal)
Sumber: NICE guideline NG201 (2021)

29
PATHWAY

Kehamilan

Estrogen ↑ Metabolisme ↑

Produksi lendir Glikogen dan


& kelenjar protein dalam Personal hygiene
endoservikal ↑ darah ↑ buruk

Sekret dalam jumlah Glikoprotein


lebih banyak, kental, Memungkinkan
dalam sekret
jernih/keruh, tapi tidak mikroorganisme
kelenjer mukosa
berbau maupun gatal tumbuh
serviks ↑

Difermentasi
mikroorganisme
Personal anaerob (flora Flora normal
normal)
Kadar pH
Area V lembab
hygiene menjadi basa
Menghasilkan
Memungkinkan Memungkinkan
asam laktat dan
mikroorganisme tumbuhnya jamur
pH asam pada
tumbuh
vagina
Sekret semakin banyak Pus
untuk proses fagositosis

Menstimulasi
Bau tidak sedap, gatal,
pengeluaran
nyeri perut bawah, nyeri
PROM mediator inflamasi
saat BAK atau saat
(sitokin)Th1/pro
berhubungan seksual
inflamasi
Preterm

BBLR

30
BAB III

KERANGKA KONSEP

 Judul asuhan kebidanan: judul memuat gambaran umum asuhan kebidanan

yang diberikan kepada klien. Judul asuhan kebidanan terdiri dari riwayat

obstetri dan diagnosa pemeriksaan klien (Varney, 2007).

 Hari/tanggal dan waktu pengkajian: mengetahui tanggal pengkajian saat ini,

tanggal dilakukan pemeriksaan kehamilan guna menentukan jadwal kembali

untuk periksa selanjutnya (Gondodiputro, 2007).

 Tempat pengkajian: penggalian data diri pasien pada tempat awal penerimaan

pasien dapat dijadikan indikator penanganan pasien (Gondodiputro, 2007).

I. PENGKAJIAN DATA

Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pemerolehan data

ini dilakukan melalui cara anamnesa. Anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu auto-

anamnesa (anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada pasien) dan

allo-anamnesa (anamnesa yang dilakukan kepada keluarga pasien atau

melalui catatan rekam medik pasien) (Sulistyawati, 2015).

1.1 Data Subjektif

1.1.1 Identitas Ibu dan Suami

1. Nama klien dan suami

Nama klien dan suami diketahui agar dapat mengenal dan

mempermudah dalam melakukan bina hubungan saling

31
percaya (BHSP) dan menerapkan komunikasi efektif

dengan klien dan keluarga. Identitas juga berfungsi untuk

membedakan dengan klien yang lain (Bobak, 2005).

2. Umur Ibu

Untuk mengetahui apakah terdapat risiko komplikasi

karena faktor usia terlalu mudah <16 tahun atau terlalu tua

>35 tahun (Walyani, 2015).

3. Agama

Kemungkinan adanya pengaruh kepercayaan terhadap

kebiasaan pengelolaan kesehatan klien dapat diketahui

dari agama yang dianut. Bidan akan lebih mudah dalam

melakukan pendekatan dengan klien dalam melaksanakan

asuhan kebidanan (Bobak, 2005).

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan menggambarkan pemberian konseling

kepada klien tentang asuhan yang telah diberikan. Tingkat

pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan

seseorang (Bobak, 2005).

5. Pekerjaan

Pekerjaan menggambarkan sosial ekonomi klien agar

nasehat yang diberikan sesuai dengan kemampuan klien

(Bobak, 2005). Selain itu, data mengenai pekerjaan

penting untuk dikaji untuk mengetahui apakah ibu hamil

32
memiliki risiko pajanan berbahaya dari tempat kerjanya

atau tidak (Marmi, 2011).

6. Alamat

Alamat rumah klien menggambarkan karakteristik

lingkungan serta masyarakat yang mungkin

mempengaruhi kondisi klien (Manuaba, 2012).

1.1.2 Alasan datang

Alasan kedatangan ke tempat pelayanan kesehatan dapat

bersifat langsung berdasarkan keinginan pribadi maupun tidak

langsung berupa saran dari tenaga kesehatan (Bobak, 2005).

1.1.3 Keluhan Utama

Keluhan utama adalah untuk mendorong pasien untuk datang

ke petugas (Varney, 2007). Pada ibu hamil trimester 3

keluhan-keluhan yang sering dijumpai adalah sering BAK,

konstipasi, sulit tidur, keputihan, kram kaki, nyeri punggung

bagian bawah, sesak napas (Kemenkes, 2016).

1.1.4 Riwayat Menstruasi

1. HPHT : HPHT berguna untuk menentukan

usia kehamilan serta menentukan

tafsiran persalinan. Penghitungan

tersebut dapat dilakukan apabila ibu

memiliki menstruasi dan jarak antar

menstruasinya teratur.

33
2. Siklus menstruasi : untuk mengetahui siklus menstruasi

yang dialami klien apakah siklusnya

teratur atau tidak dan berapa hari siklus

menstruasi klien. Normalnya ±28 hari.

3. Lama menstruasi : untuk mengetahui lamanya

menstruasi klien, perkiraan jumlah

perdarahan yang dialami klien (dihitung

melalui jumlah pembalut yang

digunakan klien dalam 1 hari ketika

menstruasi), mengidentifikasi apakah

ada kelainan lamanya menstruasi pada

klien atau tidak. Normal 3-8 hari

1.1.5 Keluhan terkait menstruasi : untuk mengetahui adakah

keluhan yang dirasakan klien terkait menstruasi misalnya

adakah nyeri haid, adakah fluor albus (keputihan), dan lain-

lain.

1.1.6 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Hamil Persalinan Anak Nifas


Penolong

Kelamin

No
Penyulit

Penyulit

Penyulit
Tempat

Laktasi
PB/BB

(usia)
Jenis
Cara

H/M
Usia
Ke-

Mengkaji adanya kemungkinan gangguan obstetrik pada

kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu dikarenakan

34
beberapa komplikasi kehamilan bersifat berulang pada

kehamilan berikutnya (Varney, 2007).

1.1.7 Riwayat Kehamilan Sekarang

Anamnesis riwayat kehamilan antara lain perdarahan

pervaginam, mual, muntah, masalah pada kehamilan sekarang,

jumlah ANC yang pernah dilakukan, serta pelayanan antenatal

care komprehensif seperti berat badan, lingkar lengan, tekanan

darah, TFU, letak janin, riwayat imunisasi TT, pemberian

tablet tambah darah, tes laboratorium lengkap termasuk HIV,

sifilis, dan hepatitis B, konseling, skrining doker, dan

tatalaksana kasus (Kemenkes, 2020).

1.1.8 Riwayat KB yang Digunakan

Mengetahui apakah pasien pernah ikut KB jenis apa, berapa

lama, dan keluhan selama menggunakan kontrasepsi tersebut

(Ambarwati, 2008).

1.1.9 Riwayat Kesehatan Ibu

Kondisi medis tertentu dapat berpotensi mempengaruhi ibu

atau bayi. Beberapa jenis dari kondisi medis ini misalnya

anemia, asma, infeksi TORCH, penyakit jantung, epilepsi,

DM, hipertensi, penyakit tiroid, penyakit paru, infeksi ginjal,

TBC, hepatitis B, gonorea, sifilis (Manuaba, 2012)

35
1.1.10 Riwayat Kesehatan Keluarga

Beberapa kondisi kehamilan dapat dipengaruhi oleh faktor

genetik, misalnya kehamilan ganda, kelainan morfologi mayor

ataupun minor, abortus, dan preeklamsi (Saifuddin, 2008).

1.1.11 Pola Kebiasaan Sehari-Hari

Untuk mengetahui kemungkinan yang mengganggu atau

bahkan memperburuk kondisi ibu dan janin. Kebiasaan seperti

merokok, minum-minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-

obatan psikotropika, maupun kebiasaan kontak dengan radiasi

atau zat kimia dapat menganggu ibu dan janin

1) Nutrisi

Penambahan berat badan dalam kehamilan kira-kira 10-12

kg selama seluruh kehamilan. Hal tersebut penting sebagai

tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik.

Pada bagian ini yang harus ditanyakan adalah frekuensi

makan pasien per hari, dan menanyakan apakah terdapat

pantangan makanan ataukah tidak (Walyani, 2015).

2) Eliminasi

Pada trimester ketiga, normalnya frekuensi BAK akan

meningkat karena adanya penurunan kepala ke PAP, serta

juga akan sering mengalami konstipasi dikarenakan

terdapat peningkatan hormon progesteron. Apabila

konstipasi tersebut tidak ditangani maka dapat berkembang

36
menjadi hemoroid dan akan menganggu proses persalinan

normal (Marmi, 2011)

3) Istirahat

Waktu istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik,

karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan

kesehatan untuk kepentingan pertumbuhan dan

perkembangan janin (Manuaba, 2012). Posisi yang tepat

pada ibu hamil trimester 2 dan 3 adalah miring ke kiri

supaya meminimalisasi terjadinya gangguan hipotensi

terlentang (Manuaba, 2010).

4) Aktivitas

Ibu hamil harus tetap melakukan aktivitas fisik, namun

harus menghindari pekerjaan rumah tangga yang berat

ataupun yang menimbulkan kelelahan yang berlebihan

dikarenakan dapat berisiko terjadi abortus ataupun

persalinan prematur. Beberapa aktivitas yang disarankan

untuk ibu hamil adalah jalan-jalan, senam hamil sesuai

indikasi, ataupun melakukan aktivitas rumah tangga yang

tidak terlalu berat (Manuaba, 2010)

5) Personal Hygiene

Pengkajian mengenai personal hygiene dapat berupa

kebersihan tubuh seperti mencuci rambut, mandi,

menggosok gigi, kebersihan vulva, serta kebersihan

payudara. Selain itu, personal hygiene ini juga dapat

37
mengkaji kebersihan pakaianan dan kebersihan lingkungan

(Manuaba, 2010).

6) Hubungan Seksual

Menurut Manuaba (2012) hubungan seksual harus

dihentikan apabila dapat menimbulkan perasaan sakit,

terdapat tanda infeksi, terjadi perdarahan, ataupun terdapat

risiko abortus.

7) Riwayat Merokok, Alkohol, dan Obat-Obatan

Apabila merokok dan menggunakan alkohol maka janin

akan bersiko mengalami penurunan perfusi uteroplasenta,

penurunan oksigenasi, ataupun malformasi kongenital.

Selain itu, penggunaan obat-obatan terlarang dapat

menyebabkan abortus, persalinan prematur, dan BBLR

(Fraser, 2009).

1.1.12 Riwayat Biopsikososial

Untuk mengkaji apakah terdapat budaya ataupun pantangan

yang berkaitan dengan ibu hamil yang mungkin dapat

merugikan kondisi kesehatan ibu dan janin (Romauli, 2011).

Pada bagian ini juga dapat diisikan oleh keadaan yang dialami

oleh ibu hamil terkait dukungan suami, dukungan keluarga,

respon ibu terhadap kehamilannya, hubungan ibu dengan

keluarganya, dan lain-lain (Kuswanti, 2014).

38
1.2 Data Obyektif

1.2.1 Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum: dikategorikan baik jika pasien

menunjukkan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang sekitar, serta secara fisik pasien tidak mengalami

ketergantungan dalam berjalan. Keadaan dikatakan lemah

jika pasien kurang atau tidak memberikan respon yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien

sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri

(Sulistyawati, 2015). Pengkajian keadaan umum meliputi

kesadaran, sikap tubuh, keadaan punggung, penampilan,

serta cara berjalan.

b. Kesadaran: pengkajian tingkat kesadaran mulai dari

keadaan composmentis (kesadaran maksimal), sampai

dengan koma (Sulistyawati, 2015).

c. Tanda-tanda vital:

 Tekanan darah: tekanan darah normal yaitu

100/70-130/90 mmHg (Sulistyawati, 2015).

 Suhu: suhu tubuh normal antara 36,5 – 37,50C

(Sulistyawati, 2015).

 Nadi: denyut nadi normal antara 60 – 100

kali/menit. Apabila melebihi 100 kali/menit

dikhawtirkan adanya hipotiroidsme (Sulistyawati,

2015).

39
 Pernafasan: frekuensi nafas normal 16 – 24

kali/menit (Sulistyawati, 2015)

d. Pemeriksaan Antropometri

Pemeriksaan antopometri terdiri dari tinggi badan, berat

badan, dan lingkar lengan atas. Pengukuran tinggi badan

diperlukan karena apabila dibawah 145 cm , maka

terdapat risiko Cepalo Pelvic Disproposion (Romauli,

2011). Berat badan digunakan untuk mengetahui

kenaikan berat badan selama kehamilan serta untuk

mengetahui status gizi pada ibu hamil. Apabila ibu terlalu

obesitas, maka akan berisiko terjadi beberapa komplikasi

kehamilan seperti diabetes mellitus, hipertensi, ataupun

distosia bahu. Pemeriksaan LiLa bertujuan untuk

menentukan status gizi ibu hamil. Normalnya adalah

23.5, sehingga apabila dibawah 23.5 maka ibu hamil

mengalami kurang energi kronis (Romauli, 2011)

1.2.2 Pemeriksaan Fisik

Alasan untuk mengetahui adanya penyulit / kelainan pada ibu

a. Kepala dan Wajah

Pemeriksaan pada bagian kepala terdiri dari bentuk

kepala, warna rambut, kebersihan rambut, kesehatan

rambut. Pada pemeriksaan muka terdiri dari adanya

kloasma gravidarum, tidak menunjukkan kelumpuhan,

edema. Pemeriksaan mata terdiri dari konjungtiva, sklera,

40
dan kelopak mata apakah bengkak atau tidak. Pada

pemeriksaan gigi dan mulut terdiri dari karies, stomatitis,

serta gingivitis (Romauli, 2011).

b. Leher

Normalnya pada pemeriksaan leher tidak terdapat

pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan tidak

ditemukan bendungan vena jugularis (Marmi, 2011).

c. Dada

Normalnya tidak terdapat pembesaran pada kelenjar limfe

pada ketiak, bentuk dada simetris, terdapat

hiperpigmentasi pada areola dan puting susu, kolostrum

keluar apabila sudah melewati minggu ke 12 pada pasien

multigravida, sedangkan pada ibu primigravida akan

diproduksi pada masa akhir kehamilan, tidak teraba

benjolan, pernafasan teratur, tidak ada retraksi inter

costae, tidak terdapat wheezing ataupun ronchi. Murmur

jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil

dikarenakan tekanan darah ibu selama hamil akan

meningkat (Romauli, 2011).

d. Abdomen

Pada pemeriksaan inspeksi meliputi arah pembesaran

abdomen, bekas luka, tampak gerakan janin atau tidak,

adanya striae gravidarum, adanya tambahan striae alba

pada wanita multipara, linea nigra. Pada saat dilakukan

41
palpasi, leopold 1 untuk mengetahui tinggi fundus uteri

serta bagian yang berada pada bagian fundus uteri. Pada

leopold 2 untuk menentukan bagian kanan dan kiri ibu

terdapat ekstremitas janin atau punggung janin. Leopold 3

untuk mengetahui bagian janin yang ada pada bagian

bawah/presentasi. Leopold 4 untuk menentukan apakah

bagian janin sudah masuk panggul atau belum (Marmi,

2011). Setelah itu, dilakukan asukultasi denyut jantung

janin. Denyut jantung janin normalnya berada di kisaran

120-160 denyut/menit (Manuaba, 2012).

e. Ekstremitas

Untuk menilai kesimetrisan dan pergerakan yang bebas

dari ekstremitas atas dan bawah. Selain itu juga perlu

diperiksa adanya edema pada daerah tangan dan kaki

yang dapat menjadi indikasi adanya hipertensi dan

gangguan ginjal. Pada ekstremitas atas, kuku jari juga

diperiksa apakah berwarna pucat atau tidak, karena warna

pucat pada kuku dapat mengindikasikan gangguan

sirkulasi berat pada ibu misalnya penyakit jantung

(Marmi, 2011). Selain itu juga diperiksa hal yang

berkaitan dengan nyeri tungkainya, yakni apakah terdapat

nyeri tekan atau tidak.

42
f. Genetalia dan Anus

Pemeriksaan genetalia eksterna terdiri dari inspeksi vulva

untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah, keputihan,

perlukaan pada vulva, serta pertumbuhan abnormal

kondiloma akuminata. Pada pemeriksaan palpasi terdiri

dari pembengkakan kelenjar skene dan bartolini. Pada

pemeriksaan anus meliputi ada atau tidak benjolan di

anus atau yang disebut hemoroid (Marmi, 2011).

1.2.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh ibu hamil

meliputi, pemeriksaan hemoglobin, golongan darah,

proterinuria, reduksi urin, USG, pemeriksaan sifilis, dan

HbsAg.

II. INTERPRETASI DATA

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data tersebut diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan

diagnosis dan masalah yang spesifik (Varney, 2007).

Diagnosa : G... P(APIAH) usia kehamilan .......

Janin, tunggal, hidup, intrauterin

Masalah : Masalah yang sering dijumpai pada ibu hamil trimester 3 adalah

kecemasan menjelasng persalinan, sering BAK, nyeri ulu hati, konstipasi,

kram tungkai, edema dependen, nyeri punggung bawah, sesak nafas,

hemoroid, varises, gangguan hipotensi terlentang.

43
Kebutuhan : Mengatasi masalah yang terjadi pada ibu hamil melalui

pemberian saran yang harus dilakukan serta memberikan terapi baik

suplementasi maupun terapi farmakologis lain sesuai kondisi klien.

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau

masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).

IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI, DAN

RUJUKAN

Pada langkah ini membutuhkan kesinambungan dan proses manajemen

kebidanan. Langkah ini mengidentifikasi perlu tindakan segera yang mampu

dilakukan mandiri atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Disini bidan dituntut untuk

dapat menentukan langkah diagnosa potensial (Varney, 2007).

V. INTERVENSI

Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika

terdapat informasi/data yang tidak lengkap dapat dilengkapi, merupakan

kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan

dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori

yang up to date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan

rencana asuhan sebaiknya melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana

44
asuhan, sebaiknya dilakukan kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam

informed consent (Varney, 2007).

a. Tujuan

Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan, ibu beserta janin

dalam kandungan sehat hingga persalinan.

b. Kriteria Hasil

1.) Keadaan umum baik.

2.) Kesadaran composmentis.

3.) TTV normal

4.) DJJ 120-160 x/menit, kuat dan teratur.

5.) TFU sesuai dengan usia kehamilan saat ini.

6.) Gerakan janin minimal 10 kali dalam 1 hari

c. Intervensi

1.) Atasi masalah dengan kondisi dan kebutuhan klien.

R/ Memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu akibat masalah yang

dialami dalam kehamilan trimester III.

2.) Diskusikan dengan ibu mengenai kebutuhan dasar yang harus

dipenuhi, meliputi nutrisi, olahraga ringan, aktivitas, istirahat, dan

kebersihan diri dan lingkungan, eliminasi, hubungan seksual,

personal hygiene terutama daerah payudara dan genetalia.

R/ Kebutuhan dasar ibu hamil penting untuk disampaikan agar

pengetahuaan ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil meningkat

dan ibu bisa merawat dirinya selama kehamilan.

45
3.) Jelaskan tanda bahaya kehamilan trimester III yang meliputi

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan

kabur, bengkak pada muka dan jari tangan, keluar cairan

pervaginam, dan gerakan janin tidak terasa (Romauli, 2011).

R/ Mengidentifikasi tanda bahaya dalam kehamilan, sehingga ibu

mengetahui kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk menghadapi

kemungkinan keadaan darurat.

4.) Jelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan.

Tanda-tanda persalinan menurut Manuaba (2013) adalah

terjadinya his persalinan, his persalinan mempunyai ciri khas

pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,

interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, makin

beraktivitas (jalan) makin bertambah, pengeluaran lendir dan

darah (pembawa darah). Pembukaan menyebabkan lendir darah

yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah. Pengeluaran cairan berupa

ketuban, diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

R/ Jika ibu mengalami salah satu tanda tersebut, ibu langsung

datang ke bidan untuk memeriksakan diri.

5.) Diskusikan dengan ibu tentang Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K), yang meliputi penolong

persalinan, tempat persalinan, perlengkapan yang diperlukan ibu

dan bayi, keuangan, donor darah, transportasi, dan pendamping

ibu.

46
R/Ibu dapat menangani kebutuhan yang diperlukan selama

persalinan.

6.) Berikan suplemen zat gizi, tablet besi, asam folat, vitamin (sesuai

dengan kebutuhan).

R/ Pemberian zat besi dimulai dengan memberikan satu tablet

sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang (Saifuddin,

2011). Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam

folat bagi pematangan sel. Kekurangan asam folat dapat

menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.

7.) Minta ibu untuk kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Menurut Varney (2007), kunjungan ulang bagi wanita yang

mengalami perkembangan normal selama kehamilan biasanya

dijadwalkan sebagai berikut :

a.) Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan

setiap 4 minggu sekali.

b.) Antara minggu ke-28 hingga 36, setiap dua minggu.

c.) Antara minggu ke-36 hingga persalinan, dilakukan setiap

minggu.

R/Riwayat kunjungan ulang mendasar dirancang untuk mendeteksi

setiap gejala atau hal subyektif tertentu yang mengindikasikan

komplikasi atau rasa tidak nyaman yang dialami setiap wanita

sejak kunjungan terakhir.

47
VI.PELAKSANAAN

Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama–sama

dengan klien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter

atau tim kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk

mengarahkan kesinambungan asuhan berikutnya (Varney, 2007).

Penatalaksanaan adalah tahap pelaksanaan dari yang sudah direncanakan.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah menimbang berat badan, tekanan

darah, TFU, imunisasi TT, pemberian tablet zat besi, serta pemeriksaan PMS.

VII. EVALUASI

Menurut Varney (2007) evaluasi merupakan tindakan pengukuran

keberhasilan dalam melaksanakan tindakan dan untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan tindakan yang dilakukan apakah sesuai kriteria hasil yang

ditetapkan dan apakah perlu untuk melakukan asuhan lanjutan atau tidak.

48
BAB IV

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “MR” USIA 20 TAHUN G1 P0000 Ab000 UK 29-31 MINGGU

JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERI DI PUSKESMAS KROMENGAN

Hari/Tanggal : 4 April 2022 Jam : 10.45 WIB


Tempat : Puskesmas Kromengan

I. PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Identitas
Nama Klien : Ny. Miftahur Royana Nama Suami : Tn. Ulul I.
Umur : 20 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : PTN
Pekerjaan : Guru SDI Pekerjaan : Guru
Alamat rumah : Jambuwer RT. 2 RW. 1 Kec. Ngajum, Kab. Malang

2. Alasan Kunjungan : Klien ingin memeriksakan kehamilannya


Keluhan Utama : Klien mengeluhkan mual dan keputihan namun
tidak berbau busuk serta gatal, berwarna bening terdapat sedikit putihnya

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 12 tahun
Siklus : teratur
Lamanya : 7 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut
Keluhan : nyeri punggung
Keputihan : jarang

49
4. Riwayat Perkawinan
Kawin ke 1
Lama Perkawinan : 1 tahun
Umur Istri waktu kawin : 19 tahun
Umur Suami waktu kawin : 28 tahun

5. Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 7 Mei 2021
HPL : 14 Februari 2022
Kehamilan ke 1
Periksa Pertama : Pustu
Imunisasi TT : T5
Gerakan Janin : aktif
Tanda Bahaya : tidak pernah
Keluhan : mual pada trimester pertama
Obat/Jamu : tidak pernah
Psikologis : klien merasa senang sedang hamil anak
pertamanya

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : klien mengatakan ini
merupakan kehamilan pertamanya dan tidak pernah mengalami keguguran

7. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien mengaku saat ini sedang dalam


kondisi yang baik dan sehat

8. Riwayat kesehatan lalu : klien mengatakan tidak memiliki riwayat


penyakit kronis, alergi obat atau makanan, riwayat penyakit menurun,
autoimun, maupun TORCH

50
9. Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga klien tidak memiliki riwayat hamil
kembar, penyakit kronis, menurun, maupun menular

10. Kebiasaan Sehari –hari


Makan sehari-hari : 3 kali sehari (porsi sedang, nasi, sayur, lauk)
Minum : 7-8 gelas perhari
Istirahat : 6-7 jam saat malam hari, terkadang tidur siang
(selama 1 jam)
BAB : 3-4 kali/hari, tidak ada keluhan
BAK : 1 kali sehari, tidak ada keluhan
Aktivitas : setiap hari klien melakukan pekerjaan rumah
tangga serta mengajar disekolah
Personal hygiene : klien mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, ganti baju
setiap setelah mandi dan pulang mengajar, cebok
dari arah depan ke belakang, mengeringkan organ
kemaluan menggunaan handuk
Merokok : tidak pernah
Alcohol : tidak pernah
Seksualitas : klien belum melakukan hubungan seksual sejak
hamil, karena takut mempengaruhi kondisi janinnya

11. Riwayat Psikososial & Budaya : klien mendapatkan dukungan penuh dari
keluarga terdekat serta rekan disekitarnya, keluarga klien sangat antusias
menunggu kehadiran anggota keluarga baru, pada lingkunga klien tidak
terdapat budaya pantangan makan.

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tinggi badan : 152 cm

51
 Berat Badan : 51 kg
 Lila : 24 cm
 Tanda-tanda vital
o Tekanan darah : 96/70mmHg
o Suhu : 37,1 oC
o Pernafasan : 18 x/menit
o Nadi : 76 x/menit

2. Pemeriksaan Head to Toe


 Wajah : tidak nampak pucat, tidak terdapat cloasma gravidarum,
tidak ada oedema
 Mata : konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih,
tidak terdapat sekret
 Abdomen : tidak terdapat bekas luka, terdapat line anigra, terdapat
striae gravidarum, pusat menonjol, TFU pertengah pusat-px (24 cm),
punggung kiri, presentasi kepala, belum masuk PAP. DJJ 151
kali/menit, teratur
 Ekstremitas : simetris, tidak terdapat varises maupun oedema

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 11,6 gr/dL
Golongan Darah :O
HIV : NR
Sifilis : NR
HbsAg : NR
Glukosa dalam urin :-
Protein dalam urin :-

II. INTEPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : G1 P0000 Ab000 UK 29-31 minggu


Janin tunggal, hidup, intrauteri

52
Masalah : keputihan fisiologis
Kebutuhan : KIE personal
hygiene
DS : Klien mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya serta
mengeluhkan mual dan keputihan namun tidak gantal, tidak berbau
busuk, dan berwarna bening sedikit ada putihnya
DO : Tidak terdapat oedema pada wajah maupun ekstremitas, TFU
pertengahan pusat-px (24 cm), punggung kiri, presentasi kepala,
belum masuk PAP. DJJ 151 x/menit.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
Tanggal: 4 April 2022 Pukul: 10.55 WIB

Kriteria hasil: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV normal,

TFU sesuai UK, DJJ normal, kuat, teratur.

Intervensi:

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien

R/ agar klien mengetahui kondisi kesehatan ibu serta janin yang ada

dalam kandungan

2. Lakukan KIE mengenai personal hygiene

R/ untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien

3. Berikan suplementasi Vit. b6 dan B complex

R/ untuk mengurangi keluhan mual serta memenuhi kebutuhan

mikronutrien selama hamil

53
4. Jelaskan tanda bahaya selama masa kehamilan trimester 3

R/ untuk meningkatkan pengetahuan serta kewaspadaan klien

5. Anjurkan tanggal kunjungan ulang (1 bulan/ ketika terdapat

keluhan) R/ agar klien dapat mengingat jadwal kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal: 4 April 2022 Pukul: 10.55 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan suami, bahwa kondisi


klien dan janin dalam batas normal.
2. Memberikan KIE mengenai personal hygiene yang tepat, yakni
menyarankan klien untuk mengeringkan area genetalia menggunaan
tissue kering setelah cebok, menggunakan celana dalam berbahan katun
dan tidak ketat, sering mengganti celana dalam, tidak menggunakan
celana yang ketat, menghindari penggunaan sabun pembersih
kewanitaan; vaginal douch; serta panty liner.
3. Memberikan suplementasi vitamin B6 untuk mengatasi keluhan mual
yang dirasakan oleh klien, serta memberikan suplementasi vitamin B
Complex untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien selama masa
kehamilan baik bagi ibu maupun janin.
4. Menjelaskan mengenai tanda bahaya selama masa kehamilan trimester
III seperti perdarahan tiba-tiba, nyeri perut yang hebat, penglihatan
kabur, ketuban pecah dini, demam tinggi.

VII.EVALUASI
1. Ny. MR menyatakan keputihan yang keluar sudah mulai berkurang
2. Ny. MR sudah tidak mengeluhkan mual

54
BAB V

PEMBAHASA

Pada bab ini, penulis akan membandingkan teori yang ada dengan data

yang didapatkan dari kasus yang ditemui di lahan. Dalam membandingkan teori

dan data tersebut, penulis menggunakan langkah-langkah dalam manajemen

kebidanan yaitu identifikasi data dasar, interpretasi data dasar, diagnosa, masalah,

kebutuhan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Tujuan dari pembahasan ini

adalah agar terdapat sebuah pemecahan masalah dari keluhan dan kesenjangan

yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut asuhan kebidanan yang

tepat khususnya pada pelaksanaan manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. “MR”

usia 20 tahun G1 P0000 Ab000 usia kehamilan 29-31 minggu, janin hidup

intrautreri di Puskesmas Kromengan

5.1 Identifikasi Data Dasar

Pada kasus yang penulis temui di lahan, pengkajian data dilakukan dengan

teknik wawancara langsung kepada pasien serta beberapa data diketahui dari

buku KIA pasien. Pertanyaan wawancara dilakukan secara terfokus pada keluhan

ataupun masalah pasien sehingga intervensi juga lebih terfokus sesuai dengan

keadaan pasien. Pengkajian data obyektif dilakukan dengan pemeriksaan keadaan

umum, antropometri, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, serta

pemeriksaan penunjang.

Berdasarkan pengkajian data subjektif Ny. “MR”mengatakan bahwa ingin

memeriksakan kehamilannya serta mengeluhkan mual dan keputihan tidak

55
berbau busuk, tidak gatal serta berwarna bening sedikit putih. Usia kehamilan

klien menginjal 29-31 minggu, yang berarti kehamilan klien sudah memasuki

trimester 3. Ketika dilakukan pengkajian data objektif ditemukan tanda-tanda

vital klien normal, tidak terdapat tanda-tanda anemia maupun pre eklampsia.

Pada pemeriksaan leopold, TFU klien adalah 24 cm, dengan presentasi kepala

namun belum engange, serta DJJ normal.

5.2 Intepretasi Data Dasar

Berdasarkan identifikasi data dasar, diagnosa pada kasus Ny. “MR” usia 20

tahun ialah G1 P0000 Ab000 usia kehamilan 29-31 minggu, janin hidup

intrauterine. Hal tersebut berdasarkan data subjektif dan objektif, yaitu klien

mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, mengeluhkan mual dan

keputihan. Klien mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya dan tidak pernah

mengalami keguguran, KET, maupun mola hidatidosa. HPHT nya adalah 7 Mei

2021. Pada saat dilakukan pemeriksaan leopold teraba terdapat 1 janin saja,

dengan presentasi kepala namun belum engage, serta DJJ positif dan dalam batas

normal sehingga menandakan janin tersebut hidup.

5.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Berdasarkan data yang ada pada kasus Ny “MR” tidak didapatkan masalah

pada klien sehingga tidak membutuhkan penanganan segera

56
5.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Berdasarkan data yang ada pada kasus Ny. “MR” tidak membutuhkan

penanganan segera

5.5 Intervensi

Penyusunan rencana asuhan serta penatalaksanaannya disesuaikan dengan

diagnosa yang telah ditegakkan sebelumnya. Penatalaksanaan dilakukan secara

menyeluruh kepada Ny. “MR” yaitu dengan menejlaskan hasil pemeriksaan pada

klien, memberikan konseling mengenai personal hygiene, menjelaskan tanda

bahaya selama masa kehamilan trimester 3, memberikan suplementasi vitamin

B6 dan B Complex, dan menganjurkan jadwal kunjungan ANC selanjutnya.

Setelah itu, bidan melakukan pencatatan pada buku KIA terkait asuhan yang telah

diberikan kepada klien termasuk hasil pemeriksaan.

5.6 Implementasi

Pada kasus Ny. “MR” seluruh rencana asuhan dilaksanakan semua dengan

efektif dan efisien sesuai langkah intervensi.

5.7 Evaluasi

Evaluasi manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari proses

manejemen asuhan kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan,

membandingkan data yang dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasikan,

dan memutuskan apakah tinjauan telah tercapai atau tidak dengan tindakan yang

sudah diimplementasikan. Berdasarkan studi kasus Ny. “MR”, tidak ditemukan

57
hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Hanya saja data

subjektif dan objektif mungkin tidak dapat terlalu lengkap sesuai dengan tinjauan

pustaka dikarenakan keterbatasan waktu dalam menganamnesis. Namun, secara

garis besar asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. “MR” tidak ditemukan

kesenjangan.

58
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Pengkajian

Pengkajian data subyektif maupun obyektif sesuai dengan teori yang

ada. Akan tetapi pemeriksaan fisik yang dilakukan hanya secara terfokus

saja.

6.1.2 Intepretasi Data Dasar

Berdasarkan identifikasi data dasar, diagnosa pada kasus Ny. “MR”

usia 20 tahun ialah G1 P0000 Ab000 usia kehamilan 29-31 minggu, janin

hidup intrauterine. Hal tersebut berdasarkan data subjektif dan objektif,

yaitu klien mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, mengeluhkan

mual dan keputihan.

6.1.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Tidak terdapat diagnosa dan masalah potensial pada Ny. “MR”.

6.1.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Tidak terdapat tindakan segera yang dibutuhkan dalam kasus ini dan

hal tersebut sejalan dengan teori.

6.1.5 Intervensi

Intervensi yang dibuat pada konsep asuhan telah sesuai dengan teori

dan studi kasus.

6.1.6 Implementasi

Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan klien.

59
6.1.7 Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan bahwa asuhan yang diberikan

telah mencapai tujuan intervensi.

60
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Astutik, S., dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga

B, Pribakti, Kiat Mendapatkan Bayi Normal, Jakarta: CV Sagung Seto.2010

Bedray Publishing Ind. Trade.Co.Ltd., Istanbul: 454-502.

Bjelica A., et al. 2018. The Phenomenon of Pregnancy-A Psychological View.

Ginekologia Polska; 89(2): 102-106

Bobak. 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Bruton Laurence L, Chabner BA, Knollmann BC. Goodman and Gillma’s

Pharmacological Basic of Therapeutics California: McGraw Hill

Companies. 2011

Citrawati, MD, System Reproduksi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.2014

Cunningham GF, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JL, Rouse DJ, Spong CY, et al.

William Obstetrics. 23rd ed: McGraw Hill Companies. 2010

Dewi dan Sunarsih. 2014. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika

Diyan. (2013). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gondodiputro, Sharon. 2007. Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan. Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Gustafsson R, Ahrne S, Jeppsson B, Benoni C, Olsson , Stjernquist M. The

Lactobacillus Flora in Vagina and Rectum of Fertile and

Postmenopausal Healthy Swedish Women. 2011

61
Husnul Khatimah, et al.2016.Hubungan Pekerjaan Dan Vulva Hiegine Dengan

Kejadian Keputihan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas

Banjarmasin.Akbid sari mulia Banjarmasin

Hutaean S, 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2017. Kematian Ibu Menurut Definisi WHO. www.depkes.go.id

Kemenkes RI. 2018. Peran Pemerintah dalam Menurunkan AKI dan AKB.

Jakarta: Kemenkes RI

Manuaba, IBG. (2012) Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Marmi. 2011. Intranatal Care. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Marmi. 2011. Intranatal Care. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Monalisa, Bubakar AR, Amirudin MD. Clinical Aspects Fluor Albus of Female

and Treatment. Dermatovenerology Departement. 2012

Natalia Debby dan Mahanani Srinalesti.2015.Perawatan Organ Reproduksi Dan

Kejadian Keputihan Pada Ibu Hamil.Stikes Baptis Kediri

National Institute for Healt and Clinical Excellence (NICE). 2008. Antenatal

Care: Routine Care for the Healthy Woman. P 34-60

NICE Guideline. 2021. Antenatal Care: Management of Symptomatic Vaginal

Discharge in Pregnancy.

Nurlan, (2013). Kehamilan Karena Jamur pada Masa Kehamilan. Jakarta: Graha

Media

Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

62
Riama. (2013). Keputihan (Vaginal Discharge) Angsamerah’s physicians. Jakarta:

Graha Media.

Romauli, S. 2015. Buku Ajar Askeb I:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah, A.Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : TIM.

Saifuddin. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Santiago J. R., Nolledo M. S., Kinzier W., and Santiago T. V. 2001. Sleep and

Disorders in Pregnancy. Annals of Internal Medicine, 134(5):396-408

Setiawati, D, Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan, Alauddin, 2013.

Sevil U, Ertem G. (2016). Perinatology and Care. (1end), Nobel Publishing

,Ankara:101-126

Shagana et al. 2018. Physiological Changes in Pregnancy. Drug Inventation

Today; 10(8): 1594-1597

Sibagariang, EE, Rangga P, dan R. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta

: TIM.

Silversides CK, Colman JM. Physiological changes in pregnancy. Heart Dis

Pregnancy 2007;2:6-17.

Sirin A, Kavlak O. (2008). Women's Healt.(1 end),

Soma-Pillay et al., 2016. Physiological Changes in Pregnancy. Cardiovascular

Journal Of Africa; 27(2): 89-94

Sulistyawati. Ari. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

63
Taskin L.(2016). Birth and Women's Health Nursing. (8 end) Academician

Medical Publishing,Ankara:203-234.

Thabah M., & Ravindran V. 2014. Musculoskeletal Problems in Pregnancy.

Rheumatol Int

Thulkar J, Kriplani A, Agarwal N. Utility of pH test and Whiff test in syndromic

approach of abnormal vaginal discharge. Indian Journal Medicine.

2010

Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Venkata C. and Venkatashiah S. B. 2009. Sleep Disordered Breathing During

Pregnancy. The Journal of the American Board of Family Medicine,

22(2):158-168

Walyani, E. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir.

Yogyakarta: Pustaka baru.

Yikar et al. 2018. The Effect of Complaints During Pregnancy on Quality of Life.

International Journal of Caring Sciences; 11(1): 623-626

64

Anda mungkin juga menyukai