Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

MINGGU KE-1

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK CONTINUITY OF CARE (COC)


PADA KEHAMILAN DENGAN KEPUTIHAN FISIOLOGIS DI PMB
MARIANI,SST,SKM KOTA BENGKULU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Fisiologi Holistik Continuity Of Care (COC)

Disusun Oleh :

SHOPIATUN FATHONA
NIM. P01740522019

Pembimbing Akademik:

RIALIKE BURHAN,M.Keb
NIP.198107102002122001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK CONTINUITY OF CARE (COC)


PADA KEHAMILAN DENGAN KEPUTIHAN FISIOLOGIS
DI PMB MARIANI,SST,SKM KOTA BENGKULU”

Disusun Oleh :

Shopiatun Fathona
NIM. P01740522019

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal ....................

Menyetujui,
Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik

Rialike Burhan,M.Keb Mariani,SST,SKM


NIP.198107102002122001 NIP.196503231988032006

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni,SST,M.Keb


NIP. 198012102002122002
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
ini. Penulisan laporan pendahuluan ini dilakukan dalam rangka memenuhi
tugas pada stase Continuity Of Care (COC). Laporan ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, SST,M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu,
3. Bunda Rialike Burhan M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik,
4. Bunda Mariani,SST,SKM selaku Pembimbing Lahan.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan komprehensif ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bengkulu, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Continuity Of Care (COC).....................................1
B. Konsep Dasar Kehamilan .............................................................7
C. Konsep Dasar Kehamilan TM III..................................................12
D. Konsep Dasar Keputihan...............................................................13
BAB II KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian data subjektif...............................................................21
B. Pengkajian data objektif.................................................................23
C. Analisa...........................................................................................26
D. Penatalaksanaan.............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Continuity Of Care


Continuity Of Care (COC) merupakan pemberian pelayanan berkesinambungan mulai
dari kehamilan,persalinan,nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana yang dilakukan oleh
bidan. Asuhan kebidanan berkesinambungan bertujuan mengkaji sedini mungkin penyulit
yang ditemukan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi secara menyeluruh
dan jangka panjang, berdampak terhadap menurunnya jumlah kasus komplikasi dan kematian
ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan neonatus (Sunarsih dan Pitriyani,2020).
Menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019
menjelaskan tentang tugas dan wewenang bidan yang di tuangkan dalam BAB IV bagian
kedua yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
1) Memberikan asuhan kebidanan
2) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
3) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan normal
4) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
5) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratanibu hamil, bersalin, nifas dan rujukan
6) Melakukan detesksi dini kasus resiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa
persalinan, pasca persalinan, masa nifas serta asuhan pasca keguguran dan dilanjutkan
dengan keguguran
b. Pelayanan kesehatan anak
1) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi bayu lahir, bayi, balita dan anak prasekolah
2) Memberikan imunisasi sesuai dengan program pemerintah pusat
3) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak prasekolah serta
deteksi dini kasus penyulit,gangguan tumbuh kembang dan rujukan
4) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan
dengan rujukan.
B. Konsep Dasar Kehamilan
1. Pengertian
Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang mengandung yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah
anak itu lahir (Ratnawati, 2020). Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Maka, dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur
dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta
melalui jalan lahir (Yulaikhah, 2019).
2. Tanda Gejala Kehamilan
a. Tanda yang tidak pasti (probable signs) / tanda mungkin kehamilan yaitu amenorhea,
mual dan muntah, quickening, keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan,
perubahan temperatur suhu basal, perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan
pada uterus, tanda piskacek’s,perubahan-perubahan pada serviks.
b. Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan pemeriksaan
diagnostik kehamilan seperti rontgenografi, ultrasonografi (USG), fetal Electrografi
(FCG) dan tes laboratorium/ tes kehamilan.
3. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan
pemeliharaan bayi.
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun hanya 420 buah ovum
yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Setiap bulan wanita
melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh
umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur. Pelepasan telur (ovum) hanya
terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari.
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal
dari sel-sel primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium
yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig. Proses pembentukan
spermatozoa merupakan proses yang kompleks, spermatogonium berasal dari primitive
tubulus, menjadi spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua menjadi spermatid,
akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya
beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam
alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi.
c. Pembuahan (Konsepsi / nidasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana akan melepaskan
cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama
terjadi dalam masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran
reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada
saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampula tuba.
d. Nidasi / implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim dekat fundus uteri. Terkadang
pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda
Hartman. Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian
dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan
trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi
hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa endometrium akan
menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio.
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan
perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk
dijadikan instrumen transfer nutrisi penting. Plasentasi adalah proses pembentukan
struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi
dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
f. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
Menurut Dewi dkk (2014) pertumbuhan dan perkembangan embrio dari trimester 1
sampai dengan trimester 3 adalah sebagai berikut:
a. Trimester I
1) Minggu ke-1
Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal adalah sperma
membuahi ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel.
2) Minggu ke-2
Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis (stadium
bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi ectoderm) dan hipoblast (akan
menjadi endoderm). Akhir stadium ini ditandai alur primitive (primitive streak).
3) Minggu ke-3
Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan endoderm dengan
penyusupan lapisan mesoderm diantaranya diawali dari daerah primitive streak.
4) Minggu ke-4
Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan
(somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini. Terbentuknya jantung,
sirkulasi darah, dan saluran pencernaan.
5) Minggu ke-8
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir
minggu ke-8 terbentuk 30- 35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai
karakteristik fisik lainnya seperti jantungnya mulai memompa darah. Anggota
badan terbentuk dengan baik.
6) Minggu ke -12
Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan
akhir minggu ke-12 (trimester pertama). Embrio menjadi janin. Gerakan pertama
dimulai selama minggu ke 12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi
urine.
b. Trimester II
1) Sistem Sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah.
Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak minggu
ke-12.
2) Sistem Respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar 18 minggu.
Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26
minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan
konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat untuk pertahanan hidup
ekstrauterin pada akhir trimester III.
3) Sistem gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14
minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Secara normal janin
minum air ketuban 450 cc setiap hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada
saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal dari :
a) Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok.
b) Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari saliva sampai
enzim enzim pencernaan
c) Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang mengandung lanugo
(rambut-rambut halus dari kulit janin yang rontok) dan sel-sel dari kulit
janin/membrane amnion yang rontok.
d) Penghancuran bilirubin.
4) Sistem Saraf dan Neuromuskular
Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan
aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu, berupa kontraksi otot yang timbul jika
terjadi stimulasi lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-
alat gerak dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.
5) Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra
Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola
mata/mangkuk optic (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian
berubah letaknya ke permukaan ventral wajah.
6) Sistem Urinarius
Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu. Ginjal mulai
berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam vesika urinaria dapat ditemukan
urine janin yang keluar melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion.
7) Sistem Endokrin
Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10
minggu mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan
kelenjar tiroid. Setelah kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan
sekresi hormon-hormonnya juga mulai berkembang
c. Trimester III
1) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar 25 cm dan
berat janin sekitar 1.100 g. Masuk trimester ke3, dimana terdapat perkembangan
otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata
mulai membuka (Saifudin, 2012). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada
usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari mulai terlihat
(Varney, 2013).
2) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan
bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang ubun-ubun bokong
sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan
fosfor. Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan hidup 50-70 %.
3) Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu
paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan. Seluruh uteruss terisi
oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. Kulit menjadi
halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak
montok. Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum.
4) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh
uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.
C. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III
1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 42 minggu (Sukarni
dan Wahyu, 2013).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu dimana
merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode
penantian (Lombogia, 2017).
2. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III
Ibu hamil dalam masa kehamilannya akan ada perubahan pada seluruh tubuhnya,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae).
perubahan yang terdapat pada ibu hamil trimester III antara lain, yaitu:
a. Uterus
Ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas
lebih dari 4000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan
perkembangan janin. Pada usia kehamilan (UK) 40 minggu, fundus uteri akan turun
kembali dan terletak 3 jari di bawah procesus xifoideus (px). Hal ini disebabkan oleh
kepala janin yang turun dan masuk ke dalam rongga panggul. Ibu hamil primigravida
penurunan bagian terendah janin dimulai dari UK ± 36 minggu. Sedangkan untuk
multigravida, penurunan bagian terendah janin terjadi pada saat proses persalinan.
Pengukuran McD dilakukan untuk mengetahui taksiran berat badan janin.
Pemeriksaan palpasi abdomen (Leopold) dilakukan pada wanita hamil mulai dari
UK 36 minggu untuk kehamilan normal, dan UK 28 minggu apabila pada pemeriksaan
McD ditemukan TFU lebih tinggi dari seharusnya. Tujuan pemeriksaan palpasi adalah
untuk mengetahui UK dan presentasi janin.
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak kebiruan. Perubahan
ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersama terjadinya hiperatropi dan hiperplasia pada kelenjar serviks.
c. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah
kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak.
d. Sistem integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan
timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen dalam masa kehamilan.
Kloasma adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan
maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam. Kloasma yang timbul
pada wanita hamil biasanya hilang setelah melahirkan. Linea nigra adalah garis
pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus garis tengah tubuh. Garis
ini dikenal sebagai linea alba sebelum hiperpigmentasi di induksi hormon timbul. Linea
nigra timbul pada semua wanita hamil dan hal ini merupakan sesuatu yang fisiologis.
e. Sistem respirasi
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa kehamilan. Semakin tuanya masa
kehamilan dan seiring dengan pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada
menggantikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi sulit.
f. Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke Pintu Atas Panggul (PAP),
kandung kemih tertekan sehingga menyebabkan sering kencing.
g. Kenaikan berat badan
Pada masa kehamilan, kenaikan berat badan yang dialami ibu hamil disebabkan
oleh pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam uterus. Penambahan berat badan
yang direkomendasikan oleh Institut Of Medicine (IOM) adalah 11,5 – 16 kg atau masa
indeks tubuh sekitar 19,8-26 dan kenaikan berat badan tidak lebih dari 0,5 kg
perminggu untuk trimester III.
3. Perubahan Psikologis Trimester III
Salah satu perubahan psikologis pada kehamilan trimester III yaitu kecemasan.
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Individu
yang mengalami cemas akan merasa tidak nyaman dan takut, namun tidak mengetahui
alasan kondisi tersebut terjadi (Videbeck, 2015).
Pada kehamilan trimester III perasaan takut akan muncul pada ibu hamil. Ibu mungkin
akan merasa cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri. Ibu khawatir bayinya lahir
tidak normal, takut akan persalinan (nyeri, kehilangan kendali, rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul pada saat melahirkan (Marni dan Margiyati, 2013). Selain itu, ibu juga
akan merasa tidak sabar menunggu kehadiran bayinya, khawatir akan bayinya yang akan
segera lahir sewaktu-waktu, dan bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang
tau benda yang dianggap membahayakan bayinya (Astuti, dkk, 2017).
Pada perubahan psikologis timbulnya kecemasan pada ibu hamil trimester III
berhubungan dengan kondisi kesejahteraan ibu dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman
keguguran, rasa aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan
menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima kehamilan, dan dukungan keluarga
(Janiwarty dan Pieter, 2013).
Gejala kecemasan yang sering dirasakan ibu hamil trimester III yaitu diantaranya
cemas, khawatir, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak
tenang, gangguan pola tidur, mimpimimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan
daya ingat, kleuhan somatic, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan
dan sakit kepala (Hawari, 2016).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan dapat
dilakukan dengan berbagai cara dianataranya yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam.
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan
kecemasan (Laili dan Wartini, 2017). Selain itu terdapat juga beberapa cara untuk
mengurangi kecemasan dianatranya dengan teknik relaksasi otot progresif, terapi pijatan,
imaginery, dan terapi yoga (Rafika, 2018).
4. Ketidaknyamanan Trimester III
Menurut Romauli (2014), ada beberapa ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil
trimester ketiga yaitu:
a. Peningkatan frekuensi berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih sering dialami ibu hamil trimester ketiga.Uterus
yang membesar atau bagian presentasi uterus juga mengambil ruang di dalam rongga
panggul sehingga ruang untuk distensi kandung kemih lebih kecil sebelum wanita
tersebut merasa perlu berkemih. Satu-satunya metode yang dapat dilakukan untuk
mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak perlu bolak-balik
ke kamar mandi saat mencoba tidur.
b. Keputihan hiperplasia mukosa vagina
Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat dari
peningkatan kadar estrogen. Cara mencegah dengan memakai pakaian dalam yang
terbuat dari katun lebih kuat daya serapnya bukan nilon, menghindari pencucian vagina
dengan sabun yang terlalu keras atau PH-nya basa dan mencuci vagina dengan sabun
dari arah depan ke belakang. Tanda bahaya yang harus diwaspadai dapat dilihat dari
banyaknya keluar cairan atau baunya menyengat atau berwarna kuning/abu-abu (seperti
penyakit kelamin servicitis, vaginitis).
c. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati merupakan ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir
trimester kedua dan bertahan hingga trimester ketiga. Saran yang dapat diberikan adalah :
1) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu
penuh
2) Hindari makanan berlemak, makanan dingin, pedas atau makanan lain yang dapat
mengganggu pencernaan
3) Hindari makanan berat sesaat sebelum tidur
d. Konstipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat mengalami konstipasi
saat kehamilan trimester ketiga. Salah satu efek samping dari penggunaan zat besi
adalah konstipasi. Saran yang dapat diberikan adalah :
1) Minum air putih minimal 8 gelas/hari
2) Minum air hangat saat bangun dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltis
3) Konsumsi buah yang mengandung banyak serat seperti pepaya
e. Hiperventilasi dan sesak nafas
Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester
ketiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga terjadi
penekanan diafragma. Hal ini menimbulkan perasaan atau kesadaran tentang kesulitan
bernafas. Saran yang dapat diberikan adalah :
1) Anjurkan ibu berdiri dan meregangkan lengannya diatas kepala secara berkala dan
mengambil nafas dalam.
2) Anjurkan ibu untuk melakukan peregangan yang sama di tempat tidur seperti saat
sedang berdiri.
3) Jelaskan alasan terjadinya sesak nafas, redakan kecemasan dan ketakutan ibu
5. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
a. Kebutuhan nutrisi
Peningkatan konsumsi makanan pada ibu hamil mencapai 300 kalori per
hari.Kalori dan protein sangat dibutuhkan oleh ibu agar tidak terjadi defisiensi protein
yang dapat berakibat pada berat bayi yang di kandung.
b. Kebutuhan istirahat
Ibu hamil dianjurkan untuk tidur malam sedikitnya 6-7 jam dan siang hari
sedikitnya 1-2 jam. Bersama dengan suami lakukan rangsangan atau stimulasi pada
janin dengan sering mengelus-elus perut ibu dan ajak janin berbicara sejak usia
kandungan empat bulan.
c. Kebutuhan personal hygine
Wanita hamil trimester akhir cenderung mengalami banyak perubahan hormonal
yang mempengaruhi sistem tubuh ibu hamil. Perubahan PH vagina yang menjadi lebih
basa yaitu 5 sampai 6,5 menyebabkan mudah terkena infeksi. Mandi teratur
menggunakan air bersih dan sabun serta teknik pembasuhan vagina dari depan ke
belakang dapat mencegah iritasi.
d. Kebutuhan seksual
Hubungan seksual pada kehamilan cukup bulan tidak membahayakan janin dalam
kandungan, tetapi hubungan seksual pada usia kehamilan belum cukup bulan dianjurkan
untuk menggunakan kondom. Prostaglandin pada sperma dapat menyebabkan kontraksi
yang memicu terjadinya persalinan.
6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
a. Pendarahan pervaginam
Pendarahan pervaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 22 minggu.
Pendarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta seperti plasenta previa,
solusio plasenta atau pendarahan yang belum jelas sebabnya dan bukan dari kelainan
plasenta seperti erosi, polip, varises yang pecah. Pendarahan antepartum/pendarahan
pada kehamilan lanjut adalah pendarahan pada trimester III dalam kehamilan sampai
bayi dilahirkan.
b. Bengkak pada wajah dan ekstremitas
Ibu hamil mengalami bengkak yang normal pada saat kehamilan yaitu pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat dengan
meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul
pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini dapat bertanda anemia, gagal jantung, atau pre-eklampsia.
c. Keluar cairan pervaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak,
air ketuban maupun leukhore yang patologis. Keluarnya cairan berupa air dari vagina
pada trimester III ibu harus dapat membedakan antara urine atau air ketuban. Ibu
mengalami keluar cairan yang berbau amis, tidak terasa, dan berwarna putih keruh
berarti yang keluar adalah air ketuban. Kehamilan belum cukup bulan ibu dapat
menyebabkan persalinan preterm (<37 minggu) dan komplikasi infeksi intrapartum.
d. Gerakan janin berkurang
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama 18 minggu atau 20
minggu. Gerakan bayi akan melemah jika bayi tertidur. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu makan minum dengan baik.
Janin dapat bergerak hendaknya 10 kali dalam 12 jam, jika kurang maka perlu waspada
akan adanya gangguan janin dalam rahim.
e. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri perut/abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
normal sedangkan nyeri perut yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah
nyeri perut yang hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun telah beristirahat.
D. Konsep Dasar Keputihan
1. Pengertian keputihan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik
berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya berwarna putih, tidak
berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan.
Penyebab keputihan dapat secara normal yang dipengaruhi oleh homon tertentu
(Kusmiran,2014). Keputihan atau Flour albus (white discharge, leukorrhea) adalah suatu
gejala berupa cairan yang tidak berupa darah yang keluar dari organ genetalia
(Wiknjosastro,2017).Keputihan bukan merupakan golongan penyakit tersendiri, tetapi
merupakan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita yang
harus diobati (Manuaba, 2013).
2. Klasifikasi keputihan
Menurut Manuaba (2013) keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Keputihan normal (fisiologis)
Cairan yang mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit, dalam keadaan normal
berfungsi untuk mempertahankan kelembaban vagina. Cairan berwarna jernih, tidak
terlalu kental, tidak disertai dengan rasa nyeri atau gatal dan jumlah keluar tidak
berlebih. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi,
pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10– 16 menstruasi.
b. Keputihan abnormal (patologis)
Cairan yang keluar mengandung banyak leukosit, ditandai dengan cairan berwarna
kuning kehijauan, abu atau menyerupai susu, teksturnya kental, adanya keluhan nyeri
atau gatal, dan jumlahnya berlebihan. Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua
infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, jaringan
penyangga dan pada infeksi karena penyakit menular seksual).
3. Faktor–faktor penyebab keputihan
Menurut Marhaeni (2016) faktor–faktor penyebab keputihan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Faktor–faktor penyebab keputihan fisiologis
1) Bayi yang baru lahir kira–kira 10 hari, keputihan ini disebabkan oleh pengaruh
hormone esterogen dari ibunya
2) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, keadaan ini ditunjang oleh
hormon esterogen
3) Masa di sekitar ovulasi karena produksi kalenjar–kalenjar rahim dan pengaruh dari
hormon esterogen serta progesteron
4) Seorang wanita yang terangsang secara seksual. Rangsangan seksual ini berkaitan
dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi senggama, vagina mengeluarkan
cairan yang digunakan sebagai pelumas dalam senggama
5) Kehamilan yang mengakibatkan meningkatnya suplai darah ke vagina dan mulut
rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina
6) Akseptor kontrasepsi pil yang mengandung hormon esterogen dan progesteron yang
dapat meningkatkan lender servik menjadi lebih encer
7) Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedang menderita penyakit
kronik
b. Faktor–faktor penyebab keputihan patologis
1) Kelelahan fisik
Kelelahan fisik merupakan kondisi yang dialami oleh seseorang akibat
meningkatnya pengeluaran energi karena terlalu memaksakan tubuh untuk bekerja
berlebihan dan menguras fisik meningkatnya pengeluaran energi menekan sekresi
hormon esterogen. Menurunnya sekresi hormon esterogen menyebabkan penurunan
kadar glikogen. Glikogen digunakan oleh Lactobacillus doderlein untuk
metabolisme. Sisa dari metabolisme ini adalah asam laktat yang digunakan untuk
menjaga keasaman vagina. Jika asam laktat yang dihasilkan sedikit, bakteri, jamur,
dan parasit mudah berkembang.
2) Ketegangan psikis
Ketegangan psikis merupakan kondisi yang dialami seseorang akibat dari
meningkatnya beban pikiran akibat dari kondisi yang tidak menyenangkan atau sulit
diatasi. Meningkatnya beban pikiran memicu peningkatan hormon adrenalin.
Meningkatnya sekresi hormon adrenalin menyebabkan penyempitan pembuluh darah
dan mengurangi elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan aliran hormon
esterogen ke organ–organ tertentu termasuk vagina terhambat sehingga asam laktat
yang dihasilkan berkurang. Berkurangnya asam laktat menyebabkan keasaman
vagina berkurang sehingga bakteri, jamur dan parasit penyebab keputihan mudah
berkembang.
3) Kebersihan diri
Kebersihan diri merupakan suatu tindakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Keputihan yang abnormal banyak dipicu oleh
cara wanita dalam menjaga kebersihan dirinya, terutama alat kelamin. Kegiatan
kebersihan diri yang dapat memicu keputihan adalah penggunaan pakaian dalam
yang ketat dan berbahan nilon, cara membersihkan alat kelamin (cebok) yang tidak
benar, penggunaan sabun vagina dan pewangi vagina serta penggunaan pembalut
kecil yang terus menerus di luar siklus menstruasi.
Menurut Setyana (2012), ada empat penyebab utama yang dapat menyebabkan
keputihan, yaitu :
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis disebabkan antara lain terjadi saat menarche karena mulai
terdapat pengaruh hormon esterogen, wanita dewasa apabila dirangsang sebelum
dan saat koitus akibat pengeluaran transudate dari dinding vagina, saat ovulasi,
dengan sekret dari kelenjar–kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
b. Faktor konstitusi
Faktor konstitusi dapat disebabkan akibat kelelahan, stres emosional, masalah
keluarga, masalah pada pekerjaan atau bisa akibat dari penyakit serta bisa
diakibatkan oleh status imun seseorang yang menurun maupun obat–obatan.
c. Faktor iritasi
Faktor iritasi meliputi penggunaan sabun untuk membersihkan organ intim,
penggunaan pembilas atau pengharum vagina, ataupun bisa teriritasi oleh celana.
d. Faktor patologis
Terjadi karena ada benda asing dalam vagina, infeksi vagina oleh kuman, jamur,
virus, parasit, tumor, kanker pada alat kelamin. Pada vagina terdapat 95% bakteri
lactobacillus dan selebihnya bakteri patogen. Tingkat keasaman ekosistem vagina
yang seimbang yaitu berada pada kisaran 3,8–4,2 pada tingkat keasaman itu
lactobacillus akan subur berkembang dan bakteri patogen tak akan mengganggu
dan menjaga derajat keasaman (pH) level normal. Dalam kondisi tertentu kadar ph
bisa berubah tidak seimbang. Jika pH vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,2
maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Keputihan patologis akibat infeksi
diakibatkan oleh infeksi alat reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang lebih
proksimal, yang bisa disebabkan oleh infeksi gonokokus, trikomonas, klamidia,
treponema, candida, human papilloma virus, dan herpes genitalis.
4. Dampak keputihan dalam kehamilan
Keputihan dalam kehamilan muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama
kehamilan. Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu,
encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan anda. Hal ini merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban
disekitar area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat. Namun jika keputihan disertai dengan gatal-gatal dan berbau
segera periksa kedokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya
infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam
leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya.
Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat
hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah
produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi
pencernaan.Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan resiko terjadinya keputihan,
khususnya yang disebabkan oleh infeeksi jamur.Selama belum terjadi persalinan dan
selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air
ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan
terjadinya keputihan pada janin. (Setiawati,D,2013:246) Beberapa keputihan dalam
kehamilan yang berbahaya karena dapat menyebabkan persalinan kurang bulan
(prematuritas) ketuban pecah sebelum waktunya (KPD), atau bayi dengan berat badan lahir
rendah (kurang dari 2500 gram). (Pribakti,B,2013: 90)
a. Dampak dari keputihan pada ibu hamil bila tidak diatasi adalah…
1) merasa tidak nyaman
2) kanker rahim
3) kehamilan ektopik
b. Dampak keputihan pada janin adalah…
1) Kebutaan pada bayi
2) Kematian Janin
3) Berat badan bayi lahir rendah
4) Infeksi asendrem
c. Dampak keputihan pada persalinan adalah…
1) Ketuban pecah dini
2) Persalinan kurang bulan (prematuritas)
3) Infeksi intrapartum (Maharani S,2015)
5.Cara mengatasi Flour albus (keputihan) dalam kehamilan
a. Tanpa Obat
1) Menjaga agar daerah genitalia senantiasa bersih serta memperhatikan sabun yang
digunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum
2) Hindari mandi dengan merendam di tempat umum
3) Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang
ketat
4) Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang berlebih
5) Liburan untuk mengurangi stres kaena stress merupakan suatu faktor timbulnya
keputihan
b. Dengan obat
1)Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan
jenis keputihan yang dialami
2) Keputihan sangat tidak mengenangkann, terlebih bagi wanita hamil
3) Untuk keputihan normal tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting,
bagaimana membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya, cukup
dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap
kering dan bersih
4) Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera mendapatkan pengobatan
media terapi
5) Keputihan yang terjadi selama kehamilan, misalnya disebabkan oleh infeksi jamur
Candida Sp, Pengobatan yang paling aman adalah menggunakan obat local yang
berbahan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan kedalam vagina
6) Keputihan yang dialami wanita hamil akibat infeksi bakteri diberikan obat dalam
bentuk kapsul atau tablet yang aman untuk dikomsumsi. Pada infeksi
niceriagonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dpat diminum. Sebaiknya,
segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan
7) Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mendaptkan
gambaran alat kelamin secara lebih baik, sperti melakukan kolpokopi yang berupa
optik untuk memperbesar gambaran leher rahim,liang senggama dan bibir kemaluan
8) Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan daun sirih untuk
mengurangi keputihan. Caranya, dengan meminum air daun sirih yang telah direbus
terlebih dahulu. Cara ini cukup aman bagi ibu hamil dan bayinya. Hanya saja karena
belum ada penelitian mengenei dosis takaran yang aman bagi wanita hamil, sehingga
hal ini kurang dapat dilakukan. Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak
sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan
keputihan tersebut yang disebbabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker
leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai
darah tak segar. perlu dilakukan pemeriksaan khusus untuk mendeteksi apakah
merupakan gejala-gejala kanker atau bukan (Setiawati, D, 2013:250).
6.Tindakan pencegahan keputihan
Cara menangani dan mencegah keputihan menurut Anggaraini (2016) yaitu sebagai
berikut:
a. Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau air besar, bilas
sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana dalam
b. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan ke belakang untuk
menghindari kuman dari anus ke vagina
c. Menghindari pakaian dalam yang ketat
d.Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari.
e. Jika diperlukan menggunakan cairan pembersih vagina
Menurut D. Wijayanti (2019) tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
keputihan yaitu :
a. Membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air, dan dengan cara
cebok yang benar yaitu dari arah depan (vagina) kea rah belakang (anus), agar kotoran
dari anus tidak masuk ke vagina
b. Membersihkan daerah kewanitaan dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan
pH di sekitar vagina, salah satunya yang terbuat dari bahan dasar susu karena mampu
menjaga keseimbangan pH dan meningkatkan pertumbuhan flora normal serta menekan
pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat
c. Menjaga daerah kewanitaan tetap kering, agar tidak memicu tumbuhnya bakteri dan
jamur
d. Hindari pemakaian bedak pada organ intim agar vagina harum dan kering sepanjang
hari, karena partikel–partikel halus pada bedak bisa mudah terselip pada vagina dan
mengundang jamur dan bakteri bersarang ditempat itu
e. Gunakan celana dalam yang kering dan bahannya menyerap keringat, seperti katun dan
keringkan bagian vagina sebelum memakai celana dalam dan gunakanlah rok atau
celana bahan non jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa
f. Sering–seringlah berganti pembalut ketika menstruasi
g. Jangan sering menggunakan panty liner dan tidak terlalu lama memakainya karena dapat
menimbulkan kelembapan
h. Tidak meminjam atau bertukar celana dalam dan handuk dengan orang lain untuk
mencegah enularan penyakit
i. Mencukur bulu di daerah kemaluan secara berkala, karena bulu di daerah kemaluan bisa
menjadi sarang kuman bila dibiarkan terlalu panjang
7. Perbedaan air ketuban dengan flour albus (keputihan)
Saat ketuban pecah dan air ketuban keluar dari kantungnya maka dapat diartikan bahwa
waktu persalinan semakin dekat.Banyak wanita hamil tidak menyadari keluarnya air
ketuban terutama bagi wanita yang baru mengalami kehamilan yaitu kehamilan
pertama.Setiap wanita yang pernah mengalami pecahnya kantung ketuban masing-masing
merasakan hal yang berbeda.Air ketuban dapat keluar sedikit demi sedikit dan dapat juga
mengucur. Adapun pengalaman yang umumnya dirasakan saat kantung ketuban pecah dan
air ketuban keluar adalah sebagai berikut:
a) Air ketuban menetes sedikit demi sedikit dan mengalir kecil ke area paha dan terasa
hangat
b) Celana dalam yang tiba-tiba basah
c) Ada perasaan seperti letupan dan basah di pakaian dalam ataupun celana
d) Seperti darah menstruasi yang mengalir di area vagina
e) Tidak merasakan apa-apa
f) Mengucur banyak secara tiba-tiba
Bedanya dengan keputihan jika cairan yang di keluarkan dari vagina berupa cairan
yang berwarna putih susu, kuning atau hijau seperti lendir, kental/encer dapat disertai
bau atau tidak. Namun jumlahnya sedikit dan biasanya menyisakan bercak pada pakaian
dalam itu adalah salah satu gejala dari keputihan.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

A. Pengkajian Data Subjektif


1. Identitas
a. Nama : Ny…
Dikaji dengan masa yang jelas, lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruhan atau
untuk membedakan dengan klien atau pasien lainnya (Kemenkes RI, 2017).
b. Umur : … Tahun
Umur yang dianjurkan untuk hamil adalah 20-35 tahun. Apabila usia ibu <20
Tahun ataupun >35 tahun maka kehamilan ibu nantinya termasuk kedalam kehamilan
resiko tinggi (Kemenkes RI, 2017).
c. Agama
Ditanyakan untuk mempermudah bidan ketika memberikan konseling terkait makanan
yang boleh dimakan sesuai dengan agama (Kemenkes RI, 2017).
d. Pendidikan pasien
Ditanyakan agar mempermudah ketika bidan hendak memberikan konseling pada
pasien. Pada kasus ini pendidikan pasien mulai dari SD-Peruguruan Tinggi (Kemenkes
RI, 2017).
e. Pekerjaan pasien
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi
yang akan didapatnya. Pada kasus ini pekerjaan ibu dapat bekerja ataupun ibu rumah
tangga. Kaji apakah ibu bekerja di tempat yang dapat mempengaruhi perencanaan
kehamilannya seperti terpapar gas anastesi, dan bahan pelarut organik (Kemenkes RI,
2017).
f. Alamat pasien
Hal ini ditujukan untuk mempermudah kunjungan rumah yang perlu bidan lakukan
(Kemenkes RI, 2017).
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sedang hamil 9 bulan ini merupakan anak pertama dan belum
pernah keguguran, ibu merasa gatal di daerah sekitar kemaluannya sudah 3 hari
mengeluarkan cairan kental, berwarna kekuningan, berbau dari vaginanya.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang atau sedang menderita penyakit menular seperti :
HIV/AIDS, TB, Hepatitis dan lain-lain serta penyakit menurun seperti : jantung, DM,
hipertensi dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah atau pernah menderita penyakit menular seperti:
HIV/AIDS, TB, Hepatitis dan lain-lain serta penyakit menurun seperti : jantung, DM,
hipertensi dan lain-lain
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu ataupun suami tidak ada yang sedang dan pernah
memiliki penyakit menular tertentu seperti : HIV/AIDS, TB, Hepatitis dan lain-lain
serta penyakit menurun seperti : jantung, DM, hipotensi/ hipetensi dan lain-lain.
4. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan usia pertama kali menstruasi pada usia… tahun dengan siklus...hari,
banyaknya....ganti pembalut setiap hari
5. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan usia menikah pertama kali....tahun, status pernikahan sah/tidak, lama
pernikahan...tahun, ini adalah suami yang ke…
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu menggunakan KB dengan jenis...selama...
7. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi :
1) Makan :… kali/hari
2) Minum: … gelas/hari
b. Pola istirahat :...jam/hari
c. Kebersihan : mandi… kali/hari dan ganti pakaian dalam… kali/hari
d. Eliminasi : BAB ... per hari dan BAK ... per hari
e. Aktivitas :…
8. Riwayat Psikososial dan Sosial
a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Khawatir/tenang
b. Ketaatan ibu beribadah: Taat/Tidak taat
c. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita : Tidak mengetahui/mengetahui
d. Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik/tidak baik
e. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami/…
9. Riwayat psikososial dan budaya
Meningkatnya beban pikiran memicu peningkatan sekresi hormone adrenalin.
Meningkatnya sekresi hormon adrenalin menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan
mengurangi elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan aliran hormon estrogen
ke organ-organ tertentu termasuk vagina terhambat sehingga asam laktat yang dihasilkan
berkurang. Berkurangnya asam laktat menyebabkan keasaman vagina berkurang sehingga
bakteri, jamur, dan parasit penyebab keputihan mudah berkembang (Marhaeni, 2016).
B. Pengkajian Data Objektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi,
pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan laboratorium.

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik, cukup, kurang.
Kesadaran : Composmentis, apatis, somnolent, sopor, koma.
Tanda-tanda Vital Tanda-tanda vital normal pada remaja (usia 12 – 18 tahun), sebagai
berikut :
a. TD : Normalnya TD diastolik 60 – 70 mmHg, TD sistolik 90 – 110 mmHg.
b. Suhu : Normalnya 36 – 37˚C.
c. Nadi : Normalnya 60 – 100 kali/menit. (reguler/ ireguler)
d. RR : Normalnya 12 – 16 kali/menit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut berwarna hitam, bersih, tidak ada ketombe
b. Muka : Tidak terdapat odema
c. Mata : Konjungtiva merah muda tidak anemis, sklera putih tidak ikterik
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pembesaran polip.
e. Telinga : Simetris, bersih.
f. Mulut : Simetris, tidak pucat, tidak terdapat caries gigi
g. Leher : Simetris, tidak ada pembekaan vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
limfe.
h. Dada : Simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, tidak ada nyeri
tekan, belum ada pengeluaran.
i. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, terdapat linea alba dan striae gravidarum
1) Leopold I
Untuk menentukan tinggi pundus uteri dan menentukan bagian apa yang terletak
di fundus uteri apakah kepala atau bokong pada letak membujur atau teraba
kosong jika letaknya melintang (Manuaba, 2013:169).
Tabel TFU Aturan Spiegelberg

Umur Kehamilan Ukuran Sentimeter


22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu 31 cm di atas simfisis
36 minggu 32 cm di atas simfisis
38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis

Tabel Perkiraan TFU terhadap Umur Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


Setinggi simfisis pubis 12 minggu
Pertengahan antara simfisis pubis dan umbilicus 16 minggu
1 – 2 jari dibawah umbilicus 20 minggu
1 – 2 jari diatas umbilicus 24 minggu
1/3 bagian antara umbilikus dan prosesus xifoideus 28 - 30 minggu
(3 jari di atas umbilikus)
2/3 bagian antara umbilikus dan 32 minggu
prosesus xifoideus (3 – 4 jari di bawah px)
1 jari di bawah Px 36 - 38 minggu
2 – 3 jari di bawah Px Minggu

Taksiran berat janin menurut Johnson Tausak, yaitu: (TFU dalam cm)–n x
155=.....gram, bila kepala diatas atau pada spina ishiadica maka n=12, bila kepala
dibawah spina ishiadica maka n=11(Pantikawati, 2013: 123).
2) Leopold II
Tangan pemeriksa diturunkan ke samping. Untuk menentukan bagian mana janin
yang berada di bagian samping. Jika agak keras artinya punggung janin. Dapat
juga kepala atau bokong jika letaknya melintang.
3) Leopold III
Pemeriksaan menghadap kaki pasien . Untuk menentukan bagian janin yang ada
dibawah (presentasi).
4) Leopold IV
Pemeriksaan menghadap kaki pasien. Untuk menentukan bagian janin yang ada
dibawah (presentasi) bagian terendah janin tersebut, kepala dan bokong dan
seberapa jauh masuknya kedalam rongga pelvis (Manuaba, 2013:169).
5) DJJ
a) Janin sehat jumlah detak jantungnya sekitar 120-140 x/menit.
b) Di atas 160 x/menit menunjukkan takikardia, permulaan asfiksia.
c) Tidak teratur tetapi jumlah sama, menunjukkan gangguan keseimbangan
asam basa atau kurang O2 .
d) Kurang dari 100 x/menit menunjukkan asfiksia berat.
j. Genetalia : Tidak ada oedema, varises vagina, pengeluaran dan kelainan yang
mengganggu.
k. Anus : Tidak ada hemoroid.
l. Ektermitas: Simetris, tidak ada odema, reflek patella (+).
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Glukosa dalam urin, untuk memastikan adanya DM. kemungkinan glukosuria yang
terjadi setelah makan, disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat
menjadi normal.
b. Protein urin, peningkatan protein urin terdapat pada penderita preeklamsi, penyakit
jantung, nefritis, dan sistitis. Hasil >3 g/24 jam dianggap sebagai indikasi pre-
eklamsia ringan sampai sedang, dan 5 g / 24 jam dianggap sebagai preeklamsia berat.
c. Pemeriksaan darah, pada pemeriksaan darah rutin dapat menggambarkan keadaan
gizi. Pada pemeriksaan TORCH, untuk mengetahui adanya kumpulan penyakit yang
dapat memberikan gejala yang sama, misal kelainan congenital, retardasi mental, dan
abortus berulang.
d. Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal.
3) Mengeta hui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
C. Analisa
Ny ……Usia … G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung kanan/
punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin baik.
D. Rencana Tindakan (P)
a. Tanpa Obat
1)Menjaga agar daerah genitalia senantiasa bersih serta memperhatikan sabun yang
digunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum.
2) Hindari mandi dengan merendam di tempat umum
3) Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang
ketat.
4) Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang berlebih
5) Liburan untuk mengurangi stres kaena stress merupakan suatu faktor timbulnya
keputihan.
b. Dengan obat
1)Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan
jenis keputihan yang dialami
2) Keputihan sangat tidak mengenangkann, terlebih bagi wanita hamil
3) Untuk keputihan normal tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting,
bagaimana membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya, cukup
dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap
kering dan bersih
4) Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera mendapatkan pengobatan
media terapi
5) Keputihan yang terjadi selama kehamilan, misalnya disebabkan oleh infeksi jamur
Candida Sp, Pengobatan yang paling aman adalah menggunakan obat local yang
berbahan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan kedalam vagina
6) Keputihan yang dialami wanita hamil akibat infeksi bakteri diberikan obat dalam
bentuk kapsul atau tablet yang aman untuk dikomsumsi. Pada infeksi
niceriagonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dpat diminum. Sebaiknya,
segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan
7) Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mendaptkan
gambaran alat kelamin secara lebih baik, sperti melakukan kolpokopi yang berupa
optik untuk memperbesar gambaran leher rahim,liang senggama dan bibir kemaluan.
8) Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan daun sirih untuk
mengurangi keputihan. Caranya, dengan meminum air daun sirih yang telah direbus
terlebih dahulu. Cara ini cukup aman bagi ibu hamil dan bayinya. Hanya saja karena
belum ada penelitian mengenai dosis takaran yang aman bagi wanita hamil, sehingga
hal ini kurang dapat dilakukan dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak
sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan
keputihan tersebut yang disebbabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker
leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai
darah tak segar. perlu dilakukan pemeriksaan khusus untuk mendeteksi apakah
merupakan gejala-gejala kanker atau bukan (Setiawati, D, 2013:250)
DAFTAR PUSTAKA

Astuti dkk.2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan.Jakarta: Erlangga.


Ayu Marhaeni Gusti.2016. Keputihan Pada Wanita.Denpasar : Jurnal Skala Husada Volume 13
No April 2016: 30-38.
Dewi dkk.2014. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Hawari D.2016. Manajemen stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Janiwarty, B dan Pieter H.Z.2013. Pendidikan Psikologi Untik Bidan-Suatu Teori dan
Terapannya.Yogyakarta Rapha Publishing.

Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016.

Lambogia M. 2017. Buku Keperawatan Maternitas Konsep, Teori, dan Modul Praktikum.Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.

Marni & Margiyanti.2013. Pengantar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar (Anggota
IKAPI).

Manuaba, Dkk.2013.Kesehatan Reproduksi UntukMahasiswa Bidan,Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Pantikawati Ika dan Saryono.2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika.

Ratnawati, A. (2020). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.

Setiawati Dewi.2013. Kehamilan dan pemeriksaan kehamilan. Makassar: Alauddin University Press.

Sukarni I & Wahyu P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Nuha Medika.

Sunarsih T dan Pitriyani.2020. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care di PMB Sukani Edi Munggur
Srimartinani Piyungan Bantul. Midwifery Jurnal 5.

Varney Helen.2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta.EGC.

Yulaikhah, L. (2019). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. In Journal of Chemical Information
and Modeling (Vol. 53).

Anda mungkin juga menyukai