Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK NEONATUS, BAYI, BALITA


dan ANAK PRASEKOLAH PADA An. N UMUR 2 BULAN
DENGAN MILLIARIASIS DI PMB RUSMIATY,S.Tr.Keb
KOTA BENGKULU

Shopiatun Fathona
NIM P01740522019
BAB I
PENDAHULU
AN
LATAR BELAKANG
Orang tua saat ini masih belum menyadari bahwa cara merawat dan menjaga
kesehatan kulit bayi tidak sama pentingnya dengan menjaga kesehatan kulit pada orang
dewasa, kulit bayi yang masih lembut dan belum tumbuh sempurna memerlukan perawatan
yang ekstra dan khusus sejak usia dini. (Wirawan, 2013). Salah satu masalah pada kulit bayi
yaitu biang keringat atau dikenal masyarakat Jawa dengan keringet buntet atau dalam bahasa
medis disebut Miliaria. Biang keringat merupakan kelainan kulit yang sering terjadi pada
kondisi panas serta kelembapan yang tinggi seperti iklim di Indonesia, ditandai dengan rasa
gatal dan panas. Kondisi ini akan semakin parah jika penderita tersebut menggaruknya
sehingga menimbulkan iritasi dan bahkan bisa terkena infeksi. Udara yang panas dapat
mengakibatkan bayi lebih mudah berkeringat, maka banyak Ibu yang memberikan bedak
yang tebal pada bayinya untuk mengurangi keringat tetapi hal tersebut justru memicu
terjadinya biang keringat (Luvilla, et al., 2019).
LANJUTAN
Penyebab biang keringat biasanya karena faktor udara yang panas dan lembab, sinar
ultraviolet (UV) atau karena pengaruh bahan pakaian yang tidak menyerap keringat, ditandai
dengan kulit memerah dan gatal yang disebabkan oleh terhambatnya pengeluaran keringat
karena tersumbatnya pori pada kelenjar keringat. Tersumbat pori pada kelenjar keringat ini
ditimbulkan oleh bakteri yang dapat menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang
tidak dapat keluar (Rukiyah & Yulianti, 2013).
Keringat yang keluar berlebihan pada bayi dapat menyebabkan keringat menjadi
terperangkap pada kulit, keringat yang terperangkap dapat menyebabkan iritasi kulit dan
mengalami ruam panas kemudian akan muncul bintik – bintik merah dan menimbulkan rasa
gatal, terutama di daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup (Sitompul, 2014). Dampak
akhir yang dikhawatirkan akibat tanda gejala yang muncul pada bayi yang mengalami biang
keringat yaitu rewel akibat rasa gatal, dan orang tua akan mengeluh karena pola tidur
bayinya terganggu seperti gelisah, tidak nyenyak, dan lainnya. Rasa gatal dan panas yang
disebabkan oleh biang keringat juga dapat menyebabkan penderita mengalami infeksi
(Setyowati & Kusumastuti, 2019).
TUJUAN
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan holistik neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
Tujuan Umum dengan masalah milliriasis menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam
bentuk SOAP.

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada


Tujuan asuhan kebidanan neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah dengan
Khusus masalah milliariasis.
b.Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada asuhan
kebidanan neonatus bayi, balita dan anak prasekolah dengan masalah
milliariasis.
c. Mahasiswa mampu menganalisa masalah untuk menegakkan
diagnosa pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah dengan
masalah milliariasis.
d.Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan
B A B II
A U A N
TI N J N
R I D A
O
TE N KASUS
KAJ I A
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Bayi
B. Konsep Milliriasis
1.Definisi Milliriasis
2.Etiologi Milliriasis
3.Patofisiologi Milliriasis
4.Klasifikasi Milliariasis
KASIAN MASALAH KASUS
BAB III
PEMBAHASAN
Analisa

An.N umur 2 Bulan


Masalah : Milliriasis rubra karena gejalanya adalah kulit
menjadi berutusan merah,gatal dan perih, anak
menjadi rewel dan pola tidur terganggu
(Mumpuni,2016).
Penatalaksanaan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dari penatalaksanaan asuhan kebidanan yang telah di
lakukan pada An. N umur 2 bulan dengan masalah milliariasis yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengkajian data subjektif pada An. N umur 2 bulan dengan keluhan bintik-bintik merah pada
leher,dada, dan punggung bayinya serta bayinya rewal karena gatal penyebabnya karena udara yang
panas dan ibu suka terlambat mengganti baju bayinya yang lembab karena An. N sering berkeringat. Hal
ini sejalan dengan teori Dewi (2013), penyebab terjadinya miliariasis ini adalah udara yang panas dan
lembab serta adanya infeksi bakteri staphylococcus.
2. Kemudian di lanjutkan pada pengkajian objektif yaitu pada leher,dada dan punggung An. N umur 2 bulan
terdapat bintik-bintik merah. Sejalan dengan (Marmi dan Rahardjo, 2015) yang mengatakan biasanya
anggota badan yang diserang pada kasus milliariasis adalah dahi, leher, kepala, dada, punggung,
atau tempat-tempat tertutup yang mengalami gesekan dengan pakaian.

.
Lanjutan

3. Diagnosa pada kasus ini didapatkan An. N umur 2 bulan dengan masalah milliariasi
4. Penatalaksanaan asuhan pada kasus ini dengan melakukan rencana tindakan dengan cara melakukan konseling
mengenai penyebab milliariasis yang dialami oleh An.N saat ini, penanganan serta pencegahan kondisi yang
dapat memburuk dan agar masalah milliriasis tidak terulang kembali pada An.N.
Terima Kasih…..

Anda mungkin juga menyukai