Anda di halaman 1dari 12

MINI PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP PENCEGAHAN RUAM


POPOK PADA PENGGUNA DIAPERS PADA BAYI USIA 0-6 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAKRA TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :

EVA NIAMATUL HUSNA

P07124117050

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2019-2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ruam popok adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat radang di

daerahyang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipat paha, dan

perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak balita yang

menggunakan popok, biasa nya pada usia kurang dari 3 tahun, paling banyak pada usia

9 sampai 12 bulan (Sugito, 2016).

Walaupun diaper rash bukan merupakan kelainan yang mematikan, namun bila

dibiarkan akan semakin meluas sehingga bisa menggangu pertumbuhan anak. Ketika

anak sudah dewasa kelak, bukan tidak mungkin anak akan merasa malu karena bercak

yang muncul sewaktu kecil akan membekas hingga dewasa. Sebagai upaya

pencegahan agar diaper rash tidak terjadi, maka perawatan perianal atau perawatan

pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan (Darsana, 2011)

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada

tahun2012 prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi 25% dari

6.840.507.000bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam popok)

akibatpenggunaan popok. Angka terbanyak ditemukan pada usia 6-12 bulan (Ramba,

2014).Sedangkan pada tahun 2016 World Health Organization(WHO) prevalensi iritasi

kulit (ruam popok) cukup tinggi yaitu sebesar 25% dari 1000.000 kunjungan bayi yang

sedang berobat jalan (Sita A, 2016)

Insiden ruam popok di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-laki

danperempuan berusia dibawah tiga tahun. Ahli Menteri Kesehatan Bidang

PeningkatanKapasitas dan Desentralisasi, dr Krisnajaya, MS memperkirakan jumlah

anak balita(bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10 persen dari populasi penduduk.
Jika jumlahpenduduknya 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada 22 juta balita di

Indonesia, dan 1/3dari jumlah bayi di indonesia mengalami ruam popok, (Rahmat,

2011).

Infeksi kulit padabayi dan anak di Indonesia masih sering dijumpai, baik infeksi

bakteri, virus, maupunparasit dan jamur.Hal ini disebabkan karena kulit anak yang relatif

lebih tipis dan ikatanantar sel yang masih longgar, serta sawar kulit terhadap infeksi

lemah.Hal ini jugadidukung oleh kelembaban yang tinggi di daerah tropis, higiene bayi

dan anak yangmasih bergantung pada orangtuanya, higiene lingkungan yang kurang

baik, imunitasseluler yang belum sempurna (Budiardja, 2015).

Memilih popok yang baik, hasil penelitian menunjukan popok kain lebih jarang

menimbulkan ruam popok pada bayi dan anak di bandingkan diapers, jika memakaikan

diapers harus sering menggantikan diapers dengan yang baru minimal 4-5 kali dalam

satu hari, namun lebih baik lagi jika pemakaian diapers diganti >5 kali dalam satu hari.

Ruam popok akan terjadi semakin parah bila frekuensi ganti diapers <3 kali dalam satu

hari (Mayunani, 2011).Alternatif lain yang bisa digunakan untuk mencegah atau

mengobati ruam popok adalah minyak zaitun (Nuryadi, 2010). Khasiat dari minyak

zaitun (olive oil) salah satunya untuk kesehatan kulit dan untuk kecantikan.Kandungan

dari minyak zaitun mempunyai kesamaan dengan baby oil yaitu mineral dan vitamin E

yang berfungsi sebagai anti oksidan alami yang mampu melawan radikal bebas yang

menyebabkan gangguan kulit (Sudarti, 2013).

Minyak zaitun (olive oil) dipercaya dapat digunakan untuk perawatan bekas luka,

serta area-area yang terdapat keriput dan pecah-pecah akibat kulit kering atau penuaan

sel kulit, dapat juga digunakan untuk stretching atau penarikan pada kulit, sehingga

dapat mengatasi masalah bekas kehamilan (stretch marks).

Dari hasil penelitian oleh Heri Nur Cahyanto di bidan Praktik Mandiri Yuni

Hermanto SST,.M.Kes pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh


perawatan perianal dengan minyak zaitun terhadap derajat ruam popok. Penelitian ini

juga pernah dilakukan oleh Dwi Sastra Pratiwi tentang pengaruh penggunaan minyak

zaitun terhadap ruam popok pengguna diapers pada bayi berusia 6-12 bulan di wilayah

kerja pusksesmas Bayan Kabupaten Lombok Utara tahun 2019. Didapatkan saran dari

peneliti untuk dapat mengembangkan penelitian tentang penggunaan minyak zaitun

sebagai pencegah ruam popok pada bayi yang tidak mengalami ruam popok sehingga

orang tua bayi tidak perlu khawatir ketika ingin memakaikan diapers pada anaknya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh perawatan perianal

dengan pemberian minyak zaitun terhadap pencegahan derajat ruam popok pada bayi

usia 0-6 bulan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengangkat judul penelitian “Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun Terhadap

Pencegahan Ruam Popok PadaPengguna Diapers Pada Bayi Usia 0-6 bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Cakra Tahun 2019”

Perbedaan penelitian yang dilakukan yaitu perbedaan dalam melakukan

intervensi pada penelitian. Penelitian yang telah dilakukan yaitu melakukan intervensi

pengobatan dengan minyak zaitun pada bayi yang telah menderita ruam popok,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan melakukan intervensi pencegahan dengan

minyak zaitun pada bayi yang belum mengalami ruam popok.

Alasan peneliti melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Cakra

berdasarkan dari data total sasaran bayi pada bulan Desember 2018 sebanyak 1251

bayi. Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara terdiri dari, kelurahan Bertais, Mandalika,

Selagalas, Turida, Cakra Timur, Cakra Selatan dan diantara wilayah tersebut wilayah

Mandalika memiliki sasaran bayi terbanyak yaitu 271 bayi. (PWS KIA Puskesmas

CAkranegara, Desember 2018).


B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai

berikut: “Apakah ada pengaruh pemberian minyak zaitun dengan pencegahan ruam

popok pada pengguna diapers pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Cakra Tahun 2019?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap pencegahan ruam

popok pada pengguna diapers pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas

Cakra tahun 2019

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik bayi (umur, jenis kelamin, berat badan)

b. Mengidentifikasi frekuensi mengganti diapers/hari

c. Mengidentifikasi derajat ruam popok pada bayi sebelum dan setelah perlakuan

pada kelompok intervensi

d. Mengidentifikasi derajat ruam popok pada bayi sebelum dan setelah perlakuan

pada kelompok kontrol

e. Menganalisa pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap pencegahan ruam

popok pada bayi pengguna diapers di wilayah kerja Puskesmas Cakra tahun

2019.

D. Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap pencegahan ruam popok

pada pengguna diapers pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakra

tahun 2019.
E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan untuk menambah kepustakaan untuk kegiatan pembelajaran atau

bahan penelitian baru bagi mahasiswa

b. Bagi Lembaga Puskesmas Cakranegara

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengelola puskemas terutama yang

berkaitan dengan membantu permasalahan yang ditemui dalam masa bayi 0-6 bulan

menggunakan bahan yang mudah di temui dan mudah dilakukan, tanpa efek samping

sehingga dapat mempertahanakan bayi.

c. Bagi Profesi

Dapat digunakan sebagai pengalaman dari proses belajar dan referensi untuk

penelitian kebidanan selanjutnya.

d. Bagi Masyarakat.

Dapat digunakan untuk menambah wawasan masyarakat mengenai bagaiamana

mengatasi payudara bengkak dengan bahan yang kita temukan sehari-hari.


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah Quasi Experiment dengan

pendekatan pre-post test control group design, kelompok experiment maupun kelompok

control (Notoatmodjo,2010). Menurut Campbell dan Stanley kuasi eksperimen design

seringkali dipandang sebagai eskperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu

sering juga disebut quasi experiment atau esperiment pretest dan post test yaitu

penelitian yang dimungkinkan untuk membandinngkan hasil intervensi program

kesehatan dengan suatu kelompok control yang serupa, tetapi dengan perlakuan yang

berbeda (Notoatmojo,2014)

B. Tempat dan Waktu

Lokasi penelitian ini adalah di 4 Posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Cakra.

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan Desember 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh bayi pengguna diapers yag berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Cakra.
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu

untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi ( Notoatmojo, 2010 ). Peneltian ini

mengambil sampel pada bayi pengguna diapers usia 0-6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Cakra. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2019, jumlah

sampel mencapai 40 responden. Tekhnik pengambilan sampling menggunakan

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel diambil dari responden yang

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Notoatmodjo, 2010) .Sampel pada

penelitian ini ditentukan dengan kriteria inklusi dan kriteria seksklusi. Kriteria inklusi

merupakan kriteria yakni subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang

memenuhi syarat sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria

yakni subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memnuhi sayarat

sebagai sampel penelitian

Kriteria inklusi:

a. Bayi usia 0-6 bulan

b. 20 bayi laki-laki dan 20 bayi perempuan

c. Bayi pengguna diapers

d. Keluarga bersedia menjadi responden

Kriteria esklusi: Bayi yang menggunakan popok kain

3. Variabel

Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke

subjek lainnya (Hidayat A, Aziz Alimul, 2007)

a. Variabel independent

Suatu variable yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variable

dependent, dapat dikatakan sebagai variable yang mempengaruhi


(Setiawati, 2010 ). Variable independent dalam penelitian ini adalah penggunaan

minyak zaitun.

b. Variabel dependent

Suatu variabel yang dipengaruhi oleh variable independent ( Setiawan, 2010 ).

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kejadian ruam popok pada bayi

pengguna diapers.

4. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Metode pengolahan data

Setelah pengisian kuesioner selesai, kuesioner ditarik kembali untuk dilakukan

pengolahan data sebagai berikut (Narbuko. dkk, 2005).

1) Editing

Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para

responden untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada dalam

daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan.

Pemeriksaan ini dilakukan terhadap :

a. Kelengkapan jawaban.

b. Keterbacaan tulisan.

c. Kejelasan makna jawaban.

d. Kesesuaian jawaban.

e. Relevansi jawaban.

2) Coding

Setelah data terkumpul dan selesai di edit di lapangan, tahap berikutnya

yaitu mengkode data, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para

responden ke dalam kategori-kategori dengan memberi tanda / kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban.


Langkah dalam melakukan coding yaitu :

a. Menentukan kategori yang akan digunakan.

b. Mengalokasikan jawaban-jawaban responden pada kategori-kategori

tersebut.

3) Tabulating

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data yang telah diberi kode ke

dalam tabel yang tersedia.

4) Entry

Memasukan data yang sudah di lakukan editing dan coding tersebut

kedalam Komputer yaitu untuk memastikan apakah semua data sudah siap

di analisis

5) Cleaning

Untuk memastikan apakah semua data sudah siap dianalisis.

Analisis Data

Hasil data yang diolah diambil secara observasi, kemudian dianalisis dan diuji

dengan menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-

hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak.

Wilcoxon ini digunakan hanya untuk data bertipe interval atau ratio, namun datanya

tidak mengikuti distribisu normal.

Uji hipotesis:

H0: tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan

H1: ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan


Dengan menunjukkan selisih nilai antara kedua perlakuan

Statistic diuji

Dimana:

N= banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda

T= jumlah renking dari nilai selisih yang negative (apabila banyaknya selisih yang

positif lebih banyak dari banyaknya selisih negative)

= jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang

negative> banyaknya selisih yang positif)

Daerah kritis

H0 ditolak jika nilai absolute dari Z hitung diatas >nilai Z


DAFTAR PUSTAKA

Budiardja, Siti Aisah. (2015). Infeksi kulit pada bayi & anak. Jakarta:Fakultas

kedokteran Universitas Indonesia.

Darsana. (2011). Pengaruh Perawatan Perianal Menggunakan Baby oil Terhadap

Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus di RSU. DR. Soetomo

Surabaya. Skripsi

Nuryadi (2010) Manfaat pemberian minyak zaitun untuk kulit http://nangilidi.com/2013/02

manfaatpemberian-minyak-zaitun-untukkulit.html diperoleh tanggal 8 November 2016

Notoatmodjo, 2010, Pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta

Ramba, Hardin, La & Nurbaya, Siti. (2014). Kejadian Iritasi Kulit (Ruam Popok)

Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. Journal of Pediatric Nursing Vol. (2). Diperoleh

tanggal 25 Februari 2018

Sugito.(2016). Pengobatan kombinasi mikonazo lnitrat dan seng pada dermatitis popok.

(Skripsi). Depok: Universitas Indonesia.

Sudarti, (2013).Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi & Anak. Yogyakarta: Muha Medika

https://exponensial.wordpress.com/2010/05/13/uji-wilcoxon/

Anda mungkin juga menyukai