Anda di halaman 1dari 21

EFEKTIVITAS MINYAK KELAPA DAN MINYAK ZAITUN TERHADAP

PENCEGAHAN DIAPER DERMATITIS PADA ANAK USIA 3-24 BULAN


DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Pada mata kuliah Sistem Integumen
Disusun oleh :
Kelompok C
Miftah

Nida Kania S

awaludin

Najmiyah

Tika Nurul A

Vina

Gina Mutiarasari

Sri Hayati

Yusfadiyanti

Noor Lopa

Ani

Marisha Azhar

Rusmiawati

Intan

Rani

Cahya

Suryaningsih
Ika

Lailatun

Dwi

Sigit Slamet K
Faisal Anwar R
Intan Nurawaliana
Fery Supriadi
Agung Kurnia A

gian

aprilya

STIKES JENDRAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Efektivitas minyak kelapa
dan minyak zaitun terhadap pencegahan diaper dermatitis pada anak usia 3-24 bulan di
RSUD Tugurejo Semarang. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sistem Integumen.
Makalah ini menampilkan rangkuman materi pokok dengan sajian kompetensi yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pokok-pokok materi yang
telah dipelajari. Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam kegiatan belajar
guna meraih prestasi belajar yang maksimal.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing diskelyang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari mahasiswa akan kami terima dengan senang hati,
guna penyempurnaan makalah ini berikutnya.

Cimahi , Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.

Latar belakang.............................................................................................................1

B.

Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN JURNAL...........................................................................................3


BAB III KONSEP TEORI.........................................................................................................7
A.

Konsep Penyakit..........................................................................................................7

B.

Konsep Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun.............................................................13

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................18
A.

Kesimpulan................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diaper dermatitis adalah suatu keadaan dimana kulit mengalami
peradangan di daerah yang tertutup diaper, biasanya daerah yang terkena diaper ini
adalah daerah bokong, dubur, alat kelamin, lipat paha dan juga di bagian bawah perut
(Nagiga & Arty, 2009, hlm. 80). Kondisi seperti ini dapat terjadi dikarenakan berbagai
faktor, misalnya karena diaper tidak diganti dengan cepat saat anak buang air kecil,
keadaan kulit yang lembab dan sebagainya.
Menurut Titi L, et al (2006, dalam Maryunani, 2010, hlm. 293), angka
kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya pada usia 6-9 bulan; 50% dari
bayi dan anak pernah menderita diaper dermatitis dengan berbagai gambaran klinis
mulai dari yang ringan sampai berat. Menurut Lokananta, MD (2004, dalam
Maryunani, 2010, hlm. 293), pasien bayi dan balita rawat jalan yang menderita
kelainan ini berjumlah sekitar 1 juta anak setiap tahunnya. Lebih dari 50% pasien
adalah bayi berusia 3 20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada
usia 7 15 bulan. Pada satu penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan 25% dari
12.000 orang tua mendapati diaper dermatitis pada bayi mereka yang berusia 4
minggu.
Menurut Rukiyah (2010, hlm. 141) ada beberapa faktor yang menyebabkan
diaper dermatitis, yaitu lembab, luka atau gesekan, kulit terlalu lama terkena urine,
feses atau keduanya, infeksi jamur, infeksi bakteri, reaksi alergi terhadap bahan
diaper. Bila kulit terlalu lama basah, lapisan kulit mulai rusak. Bila kulit basah
digosok, juga lebih mudah rusak. Lembab akibat diaper dermatitis yang sudah penuh
dapat berbahaya bagi kulit bayi dan membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal itu
terjadi, maka dapat timbul diaper dermatitis. Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit
yanglembab membuat dermatitis menjadi lebih berat. Diaper dermatitis lebih sering
terjadi pada keadaan-keadaan berikut: bayi bertambah usia, bila bayi tidak terjaga
kebersihannya dan tidak kering, jika bayi sering buang air besar, khususnya bila feses
tetap berada didalam diaper.
Menurut Brian (2013, 7) dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa minyak
kelapa murni memiliki jumlah antioksidan yang tinggi, yang dapat menciptakan
sensitivitas pada kulit tipe tertentu. Karena itu minyak kelapa dapat digunakan dalam

perawatan diaper dermatitis pada bayi dan anak. Begitu juga dengan minyak zaitun
yang baik untuk kulit dan perawatan diaper dermatitis pada anak.
Dalam ilmu kedokteran, Hippocrates, mengatakan bahwa Zaitun memiliki
nilai terapiyang tinggi bagi kesehatan. Pernyataan tersebutkembali diteguhkan oleh
salah satu ahlibiokimia pangan dan gizi Universitas NegeriJakarta, Alsuhendra
mengatakan bahwa minyak zaitun banyak digunakan dalam bidangkesehatan karena
kandungan asam lemak takjenuhnya yang tinggi, khususnya asam lemaktak jenuh
dengan ikatan rangkap tunggal yangdi dalamnya terdapat asam oleat (Omega 9)
danjuga asam linoleat (Omega 6) dengan kadar 65-85% (Magdalena, 2013, 3).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan penyusunan makalah iniadalah untuk mengenaltentang efektivitas minyak
kelapa dan minyak zaitun terhadap pencegahan diaper dermatitis pada anak usia
3-24 bulan di rsud tugurejo semarang
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami definisi diaper dermatitis
b. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi diaper dermatitis
c. Mahasiswa mampu memahami etiologi diaper dermatitis
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis diaper dermatitis
e. Mahasiswa mampu memahami patofiologi diaper dermatitis
f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi diaper dermatitis
g. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang diaper dermatitis
h. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis dan non medis diaper
dermatitis
i. Mahasiswa mampu mengetahui efektifitas minyak kelapa dan minyak zaitun
terhadap pencegahan diaper dermatitis

BAB II
PEMBAHASAN JURNAL

Hasil penelitian tentang keefektifan minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap
pencegahan diaper dermatitis pada anak usia 3 - 24 bulan di RSUD Tugurejo Semarang. Bab
ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang secara lengkap dalam tabel berdasarkan tujuan
dari penelitian yang telah disusun
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSUD Tugurejo Semarang bulan
April-Mei2014 (n = 60)
Usia (bulan)
Frekuensi
Persentase %
3-14
15
50
13-24
15
50
Total
30
100
Hasil penelitian menyimpulkan rata-rata usia responden 0-12 bulan sebanyak 39 anak
(65%). Sedangkan responden dengan usia diantara 13-24 bulan sebanyak 21 anak (35%).
Dari total 16 anak yang mengalami kejadian diaper dermatitis, 12 diantaranya berusia bayi
dan 4 balita.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Titi (2000, dalam Maryunani, 2010, hlm. 292)
yang menyebutkan jika dermatitis sering terjadi pada usia kurang dari tiga tahun, paling
banyak terjadi pada usia 9-12 bulan. Boediarja (2000, dalam Maryunani, 2010, hlm. 293)
juga menyebutkan jika diaper dermatitis sering terjadi pada bayi dan balita yang
menggunakan variabe bebas pada penelitian ini yaitu minyak kelapa dan minyak zaitun dan
variabel terikat dalam penelitian ini yaitu diaper dermatitis. Karakteristik data yang bersifat
nominal. Data katagorik dianalisis dan didapatkan hasil berupa persentase.diaper dan
biasanya terjadi pada usia kurang dari 3 tahun, dan paling banyak pada usia 9-12 bulan.
Menurut Kaneshiro (2013, 1) diaper dermatitis sering terjadi pada bayi antara 4 dan
15 bulan. Mereka mungkin melihat lebih ketika bayi mulai makan makanan. Begitu juga
dengan O'Connor (2012, 2) diaper dermatitis sering terjadi pada bayi saat usia 9-12 bulan, hal
ini sering terjadi pada bayi yang tidur selama berjam-jam tanpa bangun sehingga diaper
menjadi basah dan lembab.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang mendapatkaan terapi


minyak kelapa di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan April-Mei (n=30)
Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia (bulan)
Frekuensi
Persentase %
3-14
15
50
13-24
15
50
Total
30
100
Keseluruh responden yang mendapatkan terapi minyak kelapa dengan jenis kelamin
perempuan berjumlah 35 anak (58.3%) dan sisanya 25 anak (41.7%) berjenis kelamin
lakilaki. Dari 9 responden yang mengalami diaper dermatitis adalah perempuan, dan 7
responden sisanya adalah laki-laki.
Menurut Dharmadi HP (2006, dalam dalam Maryunani, 2010, hlm. 292) diaper
dermatitis adalah peradangan kulit di daerah diaper yang paling sering diderita oleh bayi dan
anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki maupun perempuan.Diaper dermatitis
atau nappy rash adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah
yang tertutup popok dan keadaan ini hanya terjadi setelah pemakaian popok (Diana, IA, et
all, 2006, dalam Maryunani, 2010, hlm. 292).
Menurut Boiko (1979, dalam Mullen, 2005,5) jenis kelamin berpeluang kecil untuk
menimbulkan kejadian diaper dermatitis pada bayi dan anak, alasan yang paling umum
adalah kelembaban yang berlebihan terhadap kulit sehingga munculnya diaper dermatitis
pada daerah kulit yang tertutup oleh diaper.
Dari hasil penelitian dapat didapatkan hasil dari 30 responden yang mendapatkan
terapi minyak kelapa, sebanyak 27 responden (90%) tidak terjadi diaper dermatitis dan 3
responden (10%) mengalami kejadian diaper dermatitis. Intervensi dilakukan dengan cara
membersihkan daerah yang tertutup diaper dengan air bersih atau air mengalir. Setelah itu
keringkan dengan handuk atau kain halus sampai benar-benar kering dan kemudian
mengoleskan minyak kelapa 2-3 tetes pada area kulit bayi dan anak.
Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Arif (2013, 12) dalam artikelnya
menjelaskan manfaat minyak kelapa untuk kesehatan dan penyembuhan sebagai obat
penyakit ringan hingga kategori berat, seperti mematikan jamur kulit dan fungus yang
menyebabkan kandida, kurap, kutu air, sariawan, diaper dermatitis pada bayi, dan infeksi
lainnya.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang mendapatkaan terapi
minyak kelapa di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan April-Mei (n=30)
Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia (bulan)
Frekuensi
Persentase %
3-14
15
50
13-24
15
50
Total
30
100
Dari hasil penelitian yang dilakukan dari 30 responden yang mendapatkan terapi
minyak zaitun, sebanyak 17 responden (56.7%) tidak terjadi diaper dermatitis dan 13
responden (43.3%) mengalami kejadian diaper dermatitis. Diaper dermatitis yang dialami
oleh responden dengan minyak zaitun sama seperti yang dialami oleh responden minyak
kelapa, yaitu munculnya kemerahan pada area pantat anak dan lipat paha.
Intervensi dilakukan dengan cara membersihkan daerah yang tertutup diaper dengan
air bersih atau air mengalir. Setelah itu keringkan dengan handuk atau kain halus sampai
benar-benar kering dan kemudian mengoleskan minyak kelapa 2-3 tetes pada area kulit bayi
dan anak.
Selama tiga hari dilakukan observasi apakah timbul tanda dan gejala dari diaper
dermatitis pada kulit bayi dan anak. Jumlah responden yang mengalami diaper dermatitis
yaitu 13 orang, lebih banyak daripada responden yang menggunakan terapi minyak kelapa.
Diaper dermatitis yang terjadi yaitu munculnya kemerahan pada area pantat responden.
Menurut Utami (2013) minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa
kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Menurut Trimarchi (2014)
adanya kandungan anti mikroba dan anti bakteria, minyak zaitun murni dapat membantu
infeksi kulit seperti eksim, psoriasis dan diaper dermatitis (ruam popok).
Hasil uji kenormalan data menggunakan uji kolmogorov (n=60)
Dikarenakan jumlah responden >50, setelah diuji normalitas dan hasilnya 0,000 atau kurang
dari 0,005 maka didapat data berdistribusi tidak normal.Karena data berdistribusi tidak
normal maka peneliti menggunakan Mann-Witney dan didapatkan hasil 0,004 yang berarti
ada perbedaan keefektifan antara minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap pencegahan
diaper dermatitis pada anak usia 3-24 bulan.
Terapi MinyakKelapa
danMinyak Zaitun
Std. Deviation

0,446

P value

0,004

2,895

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Mann-Whitney, diperoleh p value 0,004
karena p value < 0,05 maka dapat disimpulkan jika minyak kelapa lebih efektif dalam
mencegah kejadian diaper dermatitis dibandingkan dengan minyak zaitun pada bayi dan
anak. Pada responden yang menggunakan minyak kelapa, sebanyak 3 responden mengalami
diaper dermatitis sementara yang mendapat terapi minyak zaitun sebanyak 13 responden
mengalami diaper dermatitis.

BAB III
KONSEP TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Diaper dermatitis adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, atau popoknya terlalu kasar dan
tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam
popok atau diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang
ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada
bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini
akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi
lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa

waktu. Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada
bayi. Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan,
terutama pada kisaran usia 8 - 10 bulan
2. Etiologi
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok (diaper rash/ diaper dermatitis/
napkin dermatitis), antara lain:
a. Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.Gesekan dan iritasi.Gesekan
dan iritasi merupakan dua faktor penting, sebagai penyebab primer maupun
sebagai faktor pencetus. Daerah popok adalah daerah yang sering basah.
Ditambah dengan gesekan berulang pada pergerakan badan bayi akan
menambah pula frekuensi kontak antar kulit. Dermatitis oleh karena iritasi
biasanya disebabkan oleh iritasi bahan kimia khususnya oleh kotoran diare.
b. Kurangnya menjaga hygiene. Popok jarang diganti atau terlalu lama tidak
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

segera diganti setelah pipis atau BAB (feces)


Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
Alergi bahan popok.
Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok
Kebersihan kulit yang tidak terjaga.
Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing.
Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab
Akibat mencret.
Reaksi kontak terhadap karet, plastik, detergen.
Kontak yang lama dengan popok yang basah. Popok yang basah bila tidak
segera diganti akan membuat kulit bayi lembab. Di dalam urine terdapat
berbagai organisme diantaranya bakterium amoniagenes yang dapat
mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini dapat meningkatkan PH pada
permukaan kulit bayi sehingga kulit akan lebih mudah dan lebih sering
diserang oleh kuman dan jamur. Keadaan feses yang banyak mengandung air
dapat menambah kelembapan kulit sehingga mempermudah terjadinya

dermatitis/eksim akibat gesekan.


l. Enzime-enzim fekal juga meningkatkan permeabilitas dari kulit terhadap
garam empedu yang merupakan bahan iritan yang potensial dalam feces
3. Manifestasi klinis
Gejala dari diaper dermatitis ini sangat bervariasi, mulai dari yang ringan
sampai dengan yang parah. Tanda dan gejala awal kelainan ini berupa kemerahan
ringan di kulit daerah sekitar popok yang bersifat terbatas, disertai dengan lecetlecet ringan atau luka pada kulit. Pada derajat sedang, dapat berupa
kemerahandengan atau tanpa bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, disertai
dengan lecet-lecet yang meliputi permukaan yang luas. Pada tingkatan ini bayi

akan merasa nyeri dan tidak nyaman. Pada diaper dermatitis yang parah,
ditemukan kemerahan yang hebat disertai dengan bintil-bintil, pernanahan dan
meliputi daerah kulit yang luas. Bila sudah dalam keadaan demikian bayi harus
mendapat perawatan intensif. (Maya Devita,Dr;2004).
Munculnya diaper dermatitis dapat dimanifestasikan terutama pada permukaan
yang cembung dalam lipatan kulit dan lesi dapat timbul dalam bermacam-macam
tipe dan bentuk. Erupsi pada kulit ini dapat timbul pada kontak secara langsung di
kulit misal pada permukaan yang cembung, pada bokong, paha bagian dalam,
mons pubis,dan scrotum. Sedangkan pada lipatan kulit yang dalam dapat
ditembus oleh iritasi bahan kimia khususnya urine dan feses. Penyebab lain
adalah sabun dari pembilasan yang tidak adekuat atau parfum yang ditambahkan
pada popok dan bisa juga disebabkan oleh diaper yang disposibel.
(Whaley and Wong, 2000;599)
a. Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema
b. Crupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan,
c.
d.
e.
f.
g.
h.

perut bawah paha atas.


Keadaan lebih parah terdapat : crythamatosa.
Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan kaki lecet dan berbau tajam.
Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur.
Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha.
Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok.
Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering
terkolonisasi (ditumbuhi) oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans,

sehingga kelainan kulit bertambah merah dan basah


i. Mudah terjadinya infeksi kuman, biasanya staphylococcus aureus atau
Sreptococcus beta hemolyticus sehingga kulit menjadi lebih bengkak, serta di
dapatkan nanah dan keropeng
j. Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri.
Dampak bagi tingkah laku Anak:
a. Rewel karena gatal.
b. Susah tidur, gelisah.
c. Garuk-garuk, bisa sampai baret dan berdarah-darah kalo langsung digaruk
ditempat yang ruam.
Bagi Orang tua:
a. Gelisah, tidak tenang, apalagi kalau sudah di treatment, tapi tidak sembuhsembuh sampai lama.
b. Ikut sedih kalo anak lagi rewel karena gatel.
c. Semakin khawatir kalau ruam sampai tergaruk, baret, dan berdarah
4. Patofisiologi

Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik


karena ada penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di
transepidermal, dan penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami
kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal.
Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon dari
beberapa keluhan kulit di klinik.

Pemakaian popok dan


diare
Kadar urea
meningkat

Popok basah, lembab,


terdapat beberapa bakteri

pH kulit
meningkat
Penipisan kulit

Amonia terurai

Iritasi

Macula eritemateus

Inflamasi

Lesi patch

Nyeri akut

Infeksi mikroorganisme

vesikopustul

Gangguan rasa nyaman

Gangguan integritas kulit

5. Komplikasi
Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik
yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga
penderita mengalami demam dan lesu.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk eksema misalnya: Usap kulit (skin
swab). Dilakukan pada:
a. Pasien eksema yang dirawat di RS dengan eksema yang terbuka,
terkeskoriasi, atau berkerak untuk menentukan jenis bakteri penyebab dan
pengobatan paling tepat
b. Kecurigaan bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri S. aureus yang resisten
terhadap pengobatan standar
c. Usap hidung (nasal swab) dari pasien dan orang tua
d. Hanya dilakukan jika ada infeksi berulang atau bisul.
Tes alergi pada kulit Dilakukan jika:
a. Anak memiliki riwayat gatal, kemerahan, bentol-bentol, atau kambuhnya
eksema setelah makan makanan tertentu
b. Anak berusia kurang dari 12 bulan dengan eksema sedang berat yang tidak
membaik dengan pengobatan
c. Anak yang patuh dengan pengobatan selama 6 minggu, namun tidak
menunjukkan perbaikan
d. Eksema di sekitar mata dan daerah yang terpapar lingkungan luar seperti
lengan atau kaki, mungkin menunjukkan adanya alergi terhadap sesuatu di
lingkungan (serbuk sari tanaman, tungau debu)
7. Pencegahan
a. Gantilah popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini mencegah
lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya
sepanjang malam hari. Gunakan popok dengan longgar sehingga bagian yang
basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit lebih luas. Bersihkan dengan
lembut daerah popok dengan air. Anda tidak perlu menggunakan sabun setiap

kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar. (Bayi yang mendapat
ASI dapat BAB sebanyak 8 kali per hari). Gunakan sabun hanya bila tinja
tidak mudah keluar.
b. Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan
masalah dengan pernapasan pada bayi anda.
c. Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit.
Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi.
d. Bersihkan segera daerah yang tertutup popok dengan lembut setiap kali bayi
kencing/mengeluarkan kotoran menggunakan air / minyak mineral. Bilas dan
keringkan dengan sebaik-baiknya. Pada tindakan pembersihan penting
diusahakan menghindari penggosokan/penggesekan.
e. Oleskan krem pelindung. Jangan memakai bedak selama gatal belum
sembuh.
f. Buka popok bayi sesering mungkin sampai kulit sembuh sekitar satu minggu
(paparan udara langsung akan membantu mengeringkan dan menyembuhkan
kulit yang gatal).Periksa ke dokter bila gatal menetap sampai 10 hari atau
lebih, tambah berat atau timbul lecet-lecet. (Infokes.com,Oktober 2000)
g. Metode Perawatan Perianal. Keberadaan dan kesehatan bayi yang baik
adalah tujuan yang paling penting dari orang tua. Metode perawatan perianal
pada bayi adalah sebagai berikut:
1) Perawatan perianal dengan baby oil
2) Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah
basah karena menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi.
Kontak yang lama antara urin atau tinja dengan kulit bayi dapat
menimbulkan ruam popok
3) Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok
(bokong, paha, selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahan
dengan handuk bersih. Usahakan menghindari menggosok-gosok dengan
keras daerah tersebut.
4) Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama
beberapa saat. Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok
tetap kering dan bersih.
5) Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapat
merangsang ruam popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain
yang lebih cocok.
6) Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali,
cucilah popok kain tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak
terlalu keras. Hindari memakai pelembut, karena pewangi dalam

pelembut tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk membilas


popok dengan baik agar deterjen tidak tertinggal di dalam popok.
7) Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok
dengan kulit bayi.
B. Konsep Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun
1. Definisi Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun
Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat
dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa
pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawasenyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan
kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO),
adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk
dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening,
berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12
bulan.
Minyak

zaitun atau minyak

Olive

adalah minyak yang

didapat

dari

buah zaitun (Olea europaea), pohon tradisional dari basin Mediterania. Minyak
zaitun berasal dari pohon zaitun yang tumbuh lambat, memiliki batang keriput dan
abu-abu ramping dengan cabang pecah-pecah.

Minyak dapat digunakan

untuk memasak, kosmetik, obat herbal, dan sabun, dan juga sebagai bahan bakar
untuk lampu minyak. Manfaat minyak zaitun sangat banyak bagi kesehatan karena
mengandung lemak tak jenuh yang tinggi (utamanya asam oleik dan polifenol).
2. Kandungan Manfaat Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun
VCO mengandung 90% asam lemak jenuh yang terdiri atas asam
laurat,miristat dan palmitat. Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO didominasi
oleh asam laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lainnya lebih
rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tshsn
terhadap proses ketengikan akibat oksidasi.

Asam lemak
Asam lemak jenuh
Asam kaporat

Rumus kimia

Jumlah (%)

C5H11COOH

0,2

Asam kaprilat

C7H17COOH

6,1

Asam kaprat

C9H19COOH

8,6

Asam laurat

C11H23COOH

50,5

Asam miristat

C13H31COOH

16,18

Asam palmitat

C15H35COOH

7,5

Asam stearat

C19H39COOH

1,5

Asam arachidat
Asam lemak tak jenuh
Asam palmitoleat

C19HCOOH

0,02

C15H29COOH

0,2

Asam oleat

C17H33COOH

6,5

Asam linoleat
C17H31COOH
2,7
VCO mengandung sejulmlah rantai C6-C12 asam lemak yang tidak terdapat
pada minyak nabati lainnya. Minyak tersebut juga memiliki asam lemak esensial
terendah seperti asam oleat,asam linoleat. Oleh karena itu, kualitas nutrisi VCO
lebih

inferior

dibandingkan

dengan

minyak

nabati

lainnya

(http://cellyimoetya.blogspot.com/).
Minyak zaitun mempunyai kandungan antaralain:
a. Squalene
Di antara minyak nabati lainnya, minyak zaitun memiliki kadar squalene
paling tinggi. Squalene adalah cairan eter organik yang bermanfaat sekali bagi
sistem imun manusia. Squalene digunakan sebagai bahan baku insulin bagi
penderita diabetes.
b. Zat besi
Meskipun kandungan zat besi yang dimiliki minyak zaitun tidak tinggi, namun
dapat dicampurkan ke dalam sayuran atau makanan yang kaya zat besi misalnya
salad sayuran berdaun hijau dan paprika, kacang-kacangan, telur, biji-bijian,
kismis, daging merah dan lain-lain. Jangan lupa untuk mengkonsumsi buahbuahan dan sayuran yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan
zat besi di dalam tubuh.
d. Kalsium
Sama seperti kandungan zat besi, kadar kalsium dalam minyak zaitun juga
tidak besar. Anda dapat mencampurnya dalam makanan dan minuman sumber
kalsium. Kalsium penting untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan
gigi, mencegah tulang keropos dan mudah tulang patah, untuk menyimpan
glikogen agar tubuh tidak merasa lapar dan membantu kelancaran kinerja sistem
otot, syaraf dan otak.
e. Potassium

Kandungan minyak zaitun lain adalah potassium dalam jumlah yang sedikit.
Manfaat potassium adalah untuk menjaga agar tekanan darah tetap normal,
untuk mengubah gula menjadi energi dan membantu mengeluarkan sodium dari
dalam tubuh.
f. Polifenol
Kandungan minyak zaitun yang memiliki kadar tinggi adalah zat antioksidan
bernama polifenol. Minyak zaitun yang mengandung polifenol dalam kadar
yang tinggi biasanya akan mengalami perubahan rasa, menjadi lebih pahit,
tajam dan keras
3. Manfaat Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun
Minyak kelapa dapat menyembuhkan diaper dermatitis. Karena salah satu
manfaat minyak kelapa adalah mematikan jamur penyebab tumbuhnya jamur
candidia, jock itch, kadas, ruam karena keringat dan popok serta infeksi lainnya.
Menurut Khadizah (2008) minyak zaitun yang dioleskan dapat mempercepat
penyembuhan kulit yang luka atau iritasi. Orang-orang yunani kuno bahkan
mengguakan daun zaitun untuk membasuh luka. Daun zaitun mengandung
antimikroba dan sangat efektif memerangi sejumlah jamur, virus, dan bakteri.
Menurut Surtiningsih (2005) minyak zaitun selain digunakan untuk berbagai
masakan juga berkhasiat untuk perawatan kecantikan. Minyak zaitun kaya vitamin
E yang merupakan anti penuaan dini. Minyak zaitun juga bermanfaat untuk
menghaluskan dan melembabkan permukaan kulit tanpa menyumbat pori. Minyak
zaitun merupakan pelembab yang baik untuk melembabkan kulit wajah dan tubuh.
4. Cara pemberian minyak kelapa dan minyak zaitun untuk diaper dermatitis
Intervensi dilakukan dengan cara membersihkan daerah yang tertutup diaper
dengan air bersih atau air mengalir. Setelah itu keringkan dengan handuk atau kain
halus sampai benar-benar kering dan kemudian mengoleskan minyak kelapa 2-3
tetes pada area kulit bayi dan anak.
5. Mekanisme Kerja Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun
Didalam minyak zaitun dan minyak kelapa mengadung suatu asam yaitu asam
laurat. Dan salah satu kandungan minyak kelapa adalah asam laurat. Asam laurat
juga ditemukan dalam ASI. Asam laurat jika sudah dikonsumsi maka oleh tubuh
akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin dalam darah inilah yang berfungsi
sebagai agen kekebalan tubuh dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Selain itu, minyak zaitun bermanfaat untuk melepaskan lapisan sel-sel kulit
mati. Minyak zaitun mengandung asam lemak linoleat (7%) yang rendah dan asam
oleat (80%) yang tinggi. Asam linoleat membantu memperkuat lapisan pembatas
pada kulit sehinggga mempersulit penetrasi air ke dalam permukaan kulit.

Sebaliknya asam oleat membantu meningkatkan permeabilitas kulit sehingga


membantu menjaga kelembapan
6. Efektivitas pemberian minyak kelapa dan minyak zaitun untuk diaper dermatitis
Hidratantes (1995) menyatakan bahwa minyak essensial memiliki manfaat
dalam melindungi kulit terhadap penekanan dan gesekan, memberikan hidrasi yang
optimal dan mencegah anoksia sel. Asam lemak yang terkandung didalam minyak
meningkatkan daya kohesif stratum korneum dan mencegah terjadinya
transcuneous water loss dan proliferasi sel yang berlebihan.
Minyak kelapa mempunyai banyak khasiat luarbiasa yang membuat minyak
ini sangat baik diantara minyak lainnya. Secara umum efisien menenangkan kulit
bayi yang teriritasi. Adapun manfaat lainnya yaitu:
a. Minyak kelapa mengandung anti mikroba, anti virus, anti bakteri dan anti jamur
yang membantu untuk penyembuhan dengan menenangkan kulit bayi yang
halus.
b. Minyak kelapa memiliki asam laurat (juga ditemukan dalam ASI) yang
memperlakukan masalah-masalah bakteri dan jamur dengan sangat efektif.
c. Sifat anti jamur dari minyak kelapa membantu untuk mengobati infeksi jamur
dan juga akan menyehatkan dan mengobati kulit yang teriritasi.
d. Asam laurat dan kaprilat dalam minyak ini adalah asam lemak rantai medium
yang membunuh jamur yang dapat menyebabkan diaper rash.
Minyak zaitun mengandung lemak baik seperti yang terdapat pada alpukat, yang
melembabkan dan mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan E-nya,
demikian menurut situs The Daily Green. Minyak zaitun mampu meredakan iritasi,
kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan.
Mengaplikasikan minyak zaitun ke kulit dengan kapas, atau tuangkan saja 2-3 tetes
ke dalam moisturizeruntuk meningkatkan efektivitasnya (Utami, 2013, 5).

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diaper dermatitis adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, atau popoknya terlalu kasar dan
tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok
atau diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai
dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang
memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam
beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus
atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
Minyak kelapa dan minyak zaitun efektif untuk mengatasi diaper dermatitis
karena memiliki berbagai vitamin seperti vitamin A dan E yang bermanfaat untuk
melembabkan dan menghaluskan kulit. Serta didalam kedua minyak tersebut juga
terdapat asam laurat yang merupakan anti bakteri dan anti jamur yang membantu
untuk penyembuhan dengan menenangkan kulit yang teriritasi.

DAFTAR PUSTAKA
Albiru. (2009). Khasiat istimewa minyak zaitun (olive oil). Pustaka Azzam. Diperoleh tanggal
8 mei 2015 http: khasiat-istimewa-minyak-zaitun-olive.html
Khadizah. 2008. Khasiat dasyat minyak zaitu. Yogyakarta : gapura publishing
Arif, AL. 2013. Kandungan nutrisi dan manfaat buah kelapa. http://www.Minyakkelapa.com/artikel/manfaat.php.diambil pada 9 mei 2015
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Dongoes. 20002. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC
Lynda juall carpeto. 1999. Rencana asuhan keperawatan edisi 2. Jakarta: EGC
Brunner & Sudart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Nursalam (dkk). Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta : Salemba medika
http://cellyimoetya.blogspot.com/2013/02/pengaruh-pemberian-vco-virgin-coconut.html

Anda mungkin juga menyukai