Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang

sangat menentukan bagi tumbuhnya generasi muda yang cerdas dan berkualitas.

Jika keluarga mampu menjalankan fungsinya dengan baik maka generasi yang

tercipta pun akan baik. Keluarga atau yang dalam hal ini adalah orang tua,

terutama ibu, perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Anak merupakan

generasi penerus bangsa. Awal kokoh atau tidaknya suatu negara dapat dilihat dari

kualitas para generasi penerusnya. Fenomena kesehatan anak di Indonesia

menjadi hal yang menarik dikaji karena anak masih dalam masa perkembangan.

Jika kesehatan anak terganggu maka perkembangannya juga dapat terhambat

(Karimah et al., 2015).

Anak merupakan kelompok yang sangat rentan terserang penyakit.

Permasalahan kesehatan pada anak terutama pada anak usia dini yang biasanya

sangat terkait dengan kebersihan perseorangan dan juga pada lingkungan sekitar.

Pada kasus yang terkait permasalahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat jika tidak

di lakukan sejak dini atau akibat rendahnya pengetahuan perilaku hidup bersih

dapat mengakibatkan munculnya penyakit (Lubis et al., 2019).

Kejang demam merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi dan anak

usia 6 bulan sampai 5 tahun dan paling sering ditemui pada usia 9-20 bulan.

Kejang demam menurut International League Against Epilepsy (ILAE) adalah


kejang yang terjadi pada anak setelah berusia lebih dari 1 bulan dan tidak

disebabkan oleh infeksi dari sistem saraf pusat (Rinawati, 2017).

Kejang demam dapat di definisikan dengan bangkitan yang terjadi akibat

kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38℃) disebabkan suatau proses

ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering

ditemukan pada anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun

(Sodikin, 2017).

WHO (World Health Organization) memperkirakan pada tahun 2015

terdapat lebih dari 18,3 juta penderita kejang demam dan lebih dari 154 ribu

diantaranya meninggal. Insiden dan prevalensi kejang demam di Eropa pada tahun

2016 berkisar 2-4%, di Asia prevalensi kejang demam lebih besar yaitu 8,3-9,9%

pada tahun yang sama (Angelia et al., 2019).

Di Indonesia, angka kejang demam 3% - 4% dari anak yang berusia 6 bulan

– 5 tahun pada tahun 2012 2013. Dilaporkan 5(6,5% ) dianatar 83 pasien kejang

demam menjadi epilepsy, penanganan kejang demam harus tepat, sekitar 16%

anak mengalami kekambuhan (rekuensi) dalam 24 jam pertama walaupun ada

kalanya belum bisa dipastikan , bila anak mengalami demam yang terpenting

adalah usaha menurunkan suhu badannya (Depkes RI, 2017).

Penyakit kejang demam sering terjadi pada anak-anak, sehingga apabila

tidak segera di tangani akan mengakibatkan msalah keperawatan seperti Pola

Nafas Tidak Efektif, Hipertermi, Resiko Cedera, Ansietas, Defisit Pengetahuan,


Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit. Sehingga diperlukan penanganan dengan

asupan keperawatan.

Berdasarlan teori dan fenomena yang sering terjadi mengenai kasus kejang

demam, faktor resiko dan penanganannya, penulis bermaksud meneliti bagaimana

asuhan keperawatan pada anak dengan kejang demam di RSUD ……., untuk

mencegah terjadinya kejang demam berulang pada anak dan meminimalkan faktor

resiko terjadinya kejang berulang


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam tulisan

ini adalah bagaimana pendekatan asuhan keperawatan pada anak dengan kejang

demam.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara Umum, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Asuhan Keperwatan Pada Anak Dengan Kejang Demam Di RSUD …….

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk dapat melakukan pengkajian pada pasien Kejang Demam .

1.3.2.2 Untuk dapat menggambarkan diagnosa keperawatan pada pasien Kejang

Demam.

1.3.2.3 Untuk dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien Kejang

Demam

1.3.2.4 Untuk dapat melakukan tindakan keperawatan pada pasien Kejang

Demam

1.3.2.5 Untuk dapat mengevaluasi keperawatan pada pasien Kejang Demam


1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Hasil studi kasus ini di harapkan dapat memberikan manfaat khususnya

agar dapat menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan pada anak kejang

demam dan juga agar dapat mencegah kejang tersebut tidak terulang dan juga

dapat memberikan pengalaman baru bagi peneliti Asuhan Keperawatan pada

Anak dengan Kejang Demam.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya

agar dapat menambah refrensi perpustakaan sebagai acuan penelitian yang akan

datang.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Profesi Keperawatan

Sebagai data dan informasi sehingga dapat dilakukan tindak lanjut agar

dapat melakukan Asuhan Keperawatan anak dengan Kejang Demam dan

diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi perkembangan

Keperawatan anak dan juga sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman tentang Asuhan Keperawatan pada anak dengan Kejang Demam.

Anda mungkin juga menyukai