Disusun Oleh :
10216032
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan anak merupakan hal penting yang selalu menjadi fokus orangtua, karena
anak berada dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan di mana dibutuh). Demam
bukanlah penyakit ,melainkan gejala sesuatu penyakit,salah satu penyebab demma adalah
akibat infeksi virus misalnya seperti flu demam berdarah,radang tenggorokan dan lain-
lain.Suhu tubuh yang tinggi pada saat demam dapat menimbulkan serangan kejang.kejang
demam merupakan salah satu pnyakit yang sering dialami oleh anak dan kalangan awam
lebih sering menyebutkan dengan stuip.sementara istilah medisnya adalah confusio
febrilis(Nakita,2007).
Kejang demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering dijumpai pada
anak.Terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun.Hampir 3% dari anak yang
berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam(Ngasiyah,1997).
Pada setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda-beda , hal itu tergantung dari
tinggi serta rendahnya ambnag kejang seorang anak.Dengan ambang kejang rendah,
kejang dapat terjadi pada suhu 38 ̊C atau bahkan lebih. Kejang demam berulang lebih
sering pada anak dengan ambang kejang rendahsehingga penanganannya memperhatikan
pada tingkat suhu berapa penderita mengalami kejang(Sujono,2012).
Kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika terlambat mengatasi kejang
pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi atau bahkan keterbelakangan mental.
Keterbelakangan ini kemudian hari ,merupakan kondisi yang menyedihkan ini bisa
berlangsung seumur hidupnya(Persi,2004).
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% di Amerika Serikat,Amerika Selatan dan
Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi kira-kira 20% kasus merupakan kejang
demam yang kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada tahun keidupan (17-23
bulan ). Kejang demma sedikit lebih sering terjadi pada anak laki-
laki(Manjoer,dkk,2003).
Berdasarkan studi yang dilakukan di Departemen anak RS Al-jahra Kuwait Pada anak
usia 1 bulan sampai dengan 13 tahun dengan riwayat kejang paling banyak menderita
kejang demam 77% (WHO,2005). Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa SMP Ilmu
kesehatan Anak RSUD Dr.Soetomo Surabaya didapatkan data adanya penigkatan insiden
kejang demam pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 anak dan
tidak didapatkan angka kematian (0%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
kejang demam pada anak sebesar 37%(Saharso,2006).
Pengetahuan yang orang tua peroleh dapat menentukan peran sakit maupun
peran sehat bagi kan perhatian khusus bagi orang tua. Anak bukanlah bentuk kecil dari
tubuh orang dewasa.
anaknya. Banyak ibu yang belum mengerti serta memahami tentang kesehatan
anaknya, termasuk dalam cara pencegahan maupun penanganan kejang demam . Hal ini
dapat didasari oleh tingkat pengetahuan orang tua dalam melindungi balita dari suatu
penyakit yang mengancam hidup baik yang menular maupun tidak menular
(Widyaningtyas, 2006). Kejadian kejang demam erat terkait dengan pengetahuan orang
tua tentangkejang demam, karena orangtua sebagai penanggungjawab utama dalam
pemeliharaan kesejahteraan anak. Anak masih sangat tergantung pada orangtua. Karena
itu diperlukan adanya penyebaran informasi kepada orangtua mengenai kejang demam
agar orangtua dapat menyikapi lebih dini segala hal-hal yang berkaitan dengankejang
demam.
Orang tua merupakan sasaran utama dalam penanganan suatu penyakit, seorang
orang tua yang memiliki peran yang buruk dalam merawat atau memberikan penanganan
yang salah akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain (Efendi dan Makhfudli,
2009).
Pengetahuan dan sikap adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan
individu tentang suatu objek mempengaruhi sikap individu tersebut terhadap objek
tersebut. Dalam hal ini, pengetahuan ibu berkaitan erat dengan sikap orang tua dalam
merawat anak dengan kejang demam.
Dari uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “ Hubungan pengetahuan orang tua tentang kejang demam dengan sikap orang
tua terhadap penaganan awal kejang demam pada anak di ruang anak RSUD Gambiran ”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan oran tua tentang kejang demam
dengan sikap orang tua terhadap penangana awal kejangd emam pada anak di
ruangan anak RSUD Gambiran .
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan orang tua tentang kejang demam di
RSUD Gambiran.
b. Mengidentifikasi sikap orang tua dalam penaganan awal kejang demam
pada anak di ruang anak RSUD Gambiran.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kejang
demam dengan sikaporang tua dalam penanganan awal kejang demam
pada anak di RSUD Gambiran.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini sekiranya member manfaat baik secara teoritis maupun
praktis;
1. Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya
pada keperawatan anak tentang hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang
ISPA dengan sikap orang tua dalam penaganan awal kejang demam.
2. Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi tempat dilakukannya
penelitian agar bekerja lebih optimal terutama dalam memberikan pengetahuan
kepada keluarga pasien khususnya kepada orang tua yang mempunyai anak
dengankejang demam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Definisi
paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak disebabkan tanpa adanya infeksi
sistem saraf pusat. Kejang demam terjadi pada umur 3 bulan sampai 5 tahun
dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia <6 bulan atau >3
tahun. Kejang demam dapat terjadi bila suhu tubuh diatas 38oC dan suhu yang
tinggi dapat menimbulkan serangan kejang. Menurut Maria (2011), setiap anak
dengan kejang demam memiliki ambang kejang yang berbeda dimana anak
dengan ambang kejang yang rendah terjadi apabila suhu tubuh 38 derajat
Celsius tetapi pada anak yang memiliki ambang kejang yang tinggi terjadi
pada suhu 40 derajat Celsius bahkan bisa lebih dari itu. Demam dapat terjadi
setiap saat dan bisa terjadi pada saat setelah kejang serta anak dengan kejang
b. Etiologi
ini belum diketahui dengan pasti. Kejang demam tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi dikarenakan pada suhu yang tidak terlalu tinggi juga dapat
merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab
kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama kejang
berkembang, kejang pada neonatus dan anak sering disebabkan oleh tetanus
berkaitan erat dengan kondisi bayi didalam kandungan dan saat proses
persalinan serta masa-masa bayi baru lahir. Menurut penelitian yang dilakukan
diIran, penyebab kejang demam dikarena infeksi virus dan bakteri (Dewi, 2014)
c. Klasifikasi
dibagi menjadi dua jenis diantaranya adalah simple febrile seizureatau kejang
demam sederhana dan complex febrile seizure atau kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana adalah kejang general yang berlangsung singkat
(kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik) serta
tidak berulang dalam waktu 24 jam dan hanya terjadi satu kali dalam periode
24 jam dari demam pada anak yang secara neorologis normal. Kejang demam
besar berlangsung kurang dari 5 menit dan dapat berhenti sendiri. Sedangkan
menit, kejang fokal atau parsial dan disebut juga kejang umum didahului
kejang parsial dan berulang atau lebih dari satu kali dalam waktu 24 jam.
Menurut Chung (2014), pada kejang demam sederhana umumnya terdiri dari
tonik umum dan tanpa adanya komponen fokus dan juga tidak dapat merusak
d. Maninfeksi klinis
bangkitan kejang dengan suhu tubuh mengalami peningkatan yang cepat dan
disebabkan karena infeksi di luar susunan saraf pusat seperti otitis media
terjadi dalam waktu 24 jam pertama pada saat demam dan berlangsung
dan fokal atau akinetik. Pada umumnya kejang demam dapat berhenti sendiri
dan pada saat berhenti, anak tidak dapat memberikan reaksi apapun untuk
sejenak tetapi setelah beberapa detik atau bahkan menit kemudian anak akan
napas dapat terhenti beberapa saat; (3) tubuh termasuk tangan dan kaki jadi
kaku, kepala terkulai ke belakang disusul munculnya gejala kejut yang kuat;
(4) warna kulit berubah pucat bahkan kebiruan dan bola mata naik ke atas; (5)
gigi terkatup dan terkadang disertai muntah; (6) napas dapat berhenti selama
beberapa saat; (7) anak tidak dapat mengontrol untuk buang air besar atau
kecil.
e. Patofisiologi
kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan energi yang didapat dari
Sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan
bahwa sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipercah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan
normal membran sel neoron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium dan
sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida.
Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi natrium
metabolisme basar 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Oleh karena itu, kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui
membran tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan
listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke
membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan
terjadi kejang.
dan dipengaruhi oleh usia dan metoritas otak. Kejang demam yang
arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin
2014).
f. Pemeriksaan penunjang
perubahan ini bisa sebab atau akibat serta merupakan ilmu terapan yang
(Ginsberg, 2008).
sebagai berikut:
gula darah, serum kalsium, fosfor, magnesium, kadar Bloof Urea Nitrogen
2015).
b) Pungsi lumbal
Pada anak kejang demam sederhana yang berusia <18 bulan sangat
dilakukan untuk
lumbal dan dilakukan pada anak usia 12 bulan karena tanda dan gejala
klinis kemungkinan meningitis pada usia ini minimal bahkan dapat tidak
adanya gejala. Pada bayi dan anak dengan kejang demam yang telah
2007). Pencegahan yang harus dilakukan pada anak yang mengalami kejang
hidup yang sudah dilemahkan pada balita yang bertujuan untuk mencegah
dari berbagain macam penyakit. Imunisasi akan memberikan
saat ini dikenal dan diberikan kepada balita dan anak adalah vaksin
anak dengan cara jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak
karena benda tersebut justru dapat menyumbat jalan napas, anak harus
untuk melawan, jika kejang terus berlanjut selama 10 menit anak harus
jika <10 menit anak perlu dibawa ke dokter untuk meneliti sumber
demam terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat dan
2. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsure yang mengetahui dan yang
diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu (Drs.
Surajiyo, 2010). Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subyek
yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu atau obyek yang
Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari tahu, dan ini
b. Komponen pengetahuan
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
1) Faktor Internal
a). Umur
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja
(Mubarak, 2005).
b). Pendidikan
c). Pekerjaan
2) Faktor Eksternal
a). Lingkungan
b). Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi cara dan
1) Pengetahuan Nonilmiah
sebagai suatu pengetaun yang sudah lebih sempurna karena telah mempunyai
dan memenuhi syarat – syarat tertentu denagn cara berpikir yang khas, yaitu
e. Kategori Pengetahuan
2). Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56- 75%
3). Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai < 56%
(Arikunto, 2006).
nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 (nol). Penilaian dilakukan dengan cara
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang
Sp
N = 𝑆𝑚 100%
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
3. Konsep Sikap
a. Pengertian Sikap
Thomas dan Znaniecki yang dikutip oleh Wawan dan Dewi mengemukakan
determines real or possible activity of the individual in the social world ”. Artinya
melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata
dan yang tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya.
hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan kedalam proses – proses
kognitif, afektif dan perilaku (Wawan, 2010). Respon evaluative dalam bentuk
terhadap objek sikap dengan berbagai atributnya. Respon evaluative dalam bentuk
dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau issue. Sikap
merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003). Program KIE tersebut diatas, maka
keluarga diharapkan memiliki sikap positif yaitu mendukung upaya
penderita diare dan upaya rujukan kesehatan jika kasus bertambah berat.
b. Fungsi Sikap
Menurut Katz yang dikutip oleh Wawan, sikap mempunyai beberapa fungsi
yaitu;
sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam rangka
mencapai tujuan.
atau akunya.
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk
4) Fungsi Pengetahuan
2010).
c. Komponen Sikap
1) Komponen Kognitif
2) Komponen Afektif
d. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (Responding)
3) Menghargai (Valuing)
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
1) Sikap bukan dibawah sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
1) Pengelaman Pribadi
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa
5) Lembaga pendidikan dan agama
6) Faktor emosional
g. Pengukuran Sikap
mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pengukuran sikap ini dapat
dilakukan secara langsung atau tidak lansung. Secara langsung dapat ditanyakan
2003).
stimulus atau obyek yang bersangkutan atau dengan cara memberikan pendapat
obyek tertentu dengan menggunakan skala Likert. Misalnya beri pendapat anda
sebagai berikut :
tertinggi (5) dan nilai terendah (1) kemudian dijumlahkan dan dibagi 2 yaitu hasil
5x15x60 = 4500. Untuk ini skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir = 15 dan
jumlah responden = 60. Jumlah yang didapat hasil pengumpulan data sebagai
nilai mediannya. Sikap positif dideskripsikan jika jawaban responden lebih dari
Faktor internal yang Pengetahuan orang tua Sikap orang tua Faktor yang
mempengaruhi terhadap kejang demam terhadap mempengaruhi
pengetahuan : penaganan awal sikap:
- Umur kejang demam - Pengalaman
- Pendidikan - Tahu pribadi
- Pekerjaan - Memahami - Pengaruh orang
Faktor external yang - Menerima
- Aplikasi - Merespon lain
mempengaruhi
pengetahuan : - Analisis - Budaya
- Lingkungan - Sintesis - Menghargai - Media Masa
- Sosial budaya - Evaluasi - Betanggung - Emosional
yang ada jawab
Tingkat pengetahuan:
Kategori sikap:
- Baik
- Cukup - Positif
- Kurang - Negatif
Diteliti =
Tidak diteliti =
penelitian ini adalah orangtua dengan anak yang mengalami kejang demam.
pada anak. Pengetahuan orang tua sangat penting terutama dalam menangani
atas enam, yaitu; tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Dari
tingkat penegetahuan tersebut, dikategorikan atas tiga yaitu baik, cukup dan
kasus kejang demam pada anak. Sikap dipengaruhi oleh beberapa factor,
dan emosional. Hasil dari sikap digolongkan atas dua, yaitu; positif dan
negative.
C. Hipotesis Penelitian
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pengetahuan orang tua tentang kejang demam dengan sikap orang tua dalam
1. Lokasi
kediri.
2. Waktu
Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal ( / /2019) - ( / /2019)
1. Populasi penelitian
orang tua yang mempunyai anak dengan kejang demam yang berada di
ruang anak RSUD Gambiran dengan jumlah populasi (...) orang tua.
2. Sampel penelitian
(Sugiyono, 2011). Sample dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua
Gambiran kota kediri. Untuk menentukan besar sample yang akan diteliti
N
n
1 N (d) d
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
adalah:
tidak dapat diteliti (anak dengan kejang demam yang harus segera
1. Variabel
sikap orang tua dalam penaganan awal kejang demam pada anak