Nama Penyusun :
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
sehat yang datang ke apoteker dan layanan kesehatan primer praktisi. Demam adalah
pemulihan. Demam didefinisikan sebagai suhu tubuh 37,5 C dan merupakan respons
Meskipun sering dikaitkan dengan penyakit yang membatasi diri, hal itu
menyebabkan kekhawatiran yang signifikan untuk kedua orang tua dan petugas
kesehatan yang merawat. Tanda-tanda klinis dapat digunakan oleh staf farmasi dan
membedakan antara anak dengan demam yang berisiko tinggi penyakit serius dan
yang memerlukan perawatan khusus, rawat inap atau perawatan spesialis, dan mereka
Demam pada anak adalah salah satu alasan paling umum bagi orang tua atau
pengasuh untuk mencari perhatian medis untuk anak-anak mereka. Meskipun demam
sering merupakan gejala yang muncul dari infeksi virus yang sembuh sendiri juga
terkait dengan infeksi virus, bakteri dan parasit yang serius. Antibiotik adalah sering
tidak tepat diresepkan, mengekspos anak untuk yang tidak perlu efek samping terkait
menyebabkan peresepan yang tidak tepat. Oleh karena itu, penyakit yang mendasari
2
yang menyebabkan demam perlu ditentukan dan sangat penting untuk membedakan
antara anak dengan demam yang berisiko tinggi penyakit serius dan yang
memerlukan perawatan khusus, rawat inap atauperawatan spesialis, dan satu berisiko
rendah yang dapat dikelola secara konservatif di rumah. Ini tidak hanya berlaku
untuk dokter, tetapi juga untuk apoteker dan personel pendukung apotek, yang sering
untuk penilaian dan pengelolaan demam anak di perawatan primer. Sejak itu studi
baru, pedoman internasional dan komentar pada yang telah diterbitkan, menjamin
revisi dari pedoman 2013. Panduan konsensus multidisiplin ini untuk penilaian dan
dan petugas kesehatan primer di sub-Sahara Afrika untuk risiko stratifikasi dan
mengelola anak-anak yang datang dengan demam, memutuskan kapan harus merujuk,
dan bagaimana untuk menasihati orang tua dan pengasuh. Pada anak-anak dengan
keganasan. Tidak ada bukti bahwa anak-anak dengan demam berada pada
kekhawatiran di antara orang tua dan penyedia layanan kesehatan yang takut itu
mungkin terkait dengan peningkatan morbiditas, seperti kejang, kerusakan otak atau
kematian.
3
Kejang demam adalah jenis kejang yang paling umum pada anak-anak.
Pra yang dilaporkan oleh demam 38 C tanpa penyebab kejang lainnya. Prevalensi
dan Amerika Serikat, 11% di Korea, dan 14% di Guam. Kejang demam sederhana
tidak dengan sendirinya berbahaya, dan tidak selalu menunjukkan infeksi serius.
Dengan tidak adanya penyakit yang membutuhkan perawatan khusus, bantuan dari
tidak boleh diberikan dengan tujuan tunggal untuk menurunkan suhu tubuh. Fitur
Perawatan harus diambil untuk tidak overdosis obat dan instruksi yang jelas harus
diberikan kepada orang tua / pengasuh tentang mengelola anak di rumah dan kapan
harus mencari perawatan medis lebih lanjut. Ada kebingungan tentang bagaimana dan
apakah untuk mengelola demam, dan antipiretik sering diresepkan atau dibeli over-
the-counter (OTC) khusus untuk menurunkan suhu tubuh dianak yang sakit. Di
banyak bagian dunia, termasuk Afrika, paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid
(NSAID; misalnya, ibuprofen) adalah obat bebas atau obat resep yang paling sering
dibeli untuk anak-anak, tetapi penggunaan yang tidak tepat (salah dosis dan/atau
kemudahan bagi manusia dengan menghubungkan berbagai alat dan sistem yang
dapat digunakan sehari-hari seperti sensor, aplikasi, computer dan telepon seluler,
4
yang kemudian dapat mendistribusikan sistem komunikasi intelegen dengan berbagai
Menurut Thomson & laing (2003), anak dan remaja memanfaatkan internet sebagai
sumber informasi utama dan mereka dapat lebih cepat mengdopsi teknologi internet
lebih cepat daripada orang tuanya, bahkan anak dan remaja merupakan ahli dalam
teknologi internet berupa aplikasi dapat menjadi sarana penyampaian informasi dan
ide/gagasan untuk membuat aplikasi screening resiko kejang demam pada anak-anak
dengan judul “Nerstep”. Gagasan ini merupakan inovasi teknologi internet yang dapat
dikembangkan menjadi aplikasi berbasis android untuk mendeteksi sejak awal anak-
anak dimasyarakat yang mungkin beresiko tinggi untuk mengalami kejang demam.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan aplikasi nerstep adalah untuk mengkaji dan
mendeteksi anak-anak yang beresiko terhadap kejang demam atau demam biasa
dengan memanfaatkan teknologi internet berupa aplikasi.
5
BAB II
kesehatan yang terjadi saat ini di Indonesia (Hidayat, 2008). Salah satu masalah yang
sering terjadi adalah kejang demam. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh
bawah usia satu tahun sampai awal kelompok usia dua sampai lima tahun, karena
pada usia ini otak sangat rentang terhadap peningkatan mendadak suhu badan. Sekitar
sepuluh persen anak mengalami sekurang-kurangnya 1 kali kejang. Pada usia lima
tahun, sebagaian besar anak telah dapat mengatasi kerentannya terhadap kejang
demam (Hidayat, 2008). Angka kejadian kejang demam pada anak di Amerika
diperkirakan 2-5% (Redjeki, 2014). Menurut Burhani (2006) balita di Indonesia 16%
Indonesia terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 kasus) disebabkan oleh infeksi
usia 0-59 bulan di Indonesia yang menderita kejang sebanyak 900.626 (3,8%) dari
6
23.700.676 jiwa. Masalah keperawatan yang muncul pada kejang demam
Lepasnya muatan listrik dapat menyebar ke seluruh tubuh dan terjadi kejang. Kejang
sehingga menyebabkan kerusakan sel tubuh terutama sel-sel otak (Ngastiyah, 2005).
Kerusakan sel otak ini dapat berakibat terjadinya gangguan tingkah laku dan
Hal-hal tersebut bila tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang berujung
pada kematian (Ngastiyah, 2005). Pengobatan segera atau terapi sangat penting,
Menurut Ngastiyah (2005) ada 4 hal yang yang pelu dikerjakan dalam
penyebab. Peran perawat dalam menangani anak dengan kejang demam pada
mengontrol terjadinya peningkatan suhu tubuh pada anak dan mengendalikan infeksi
penyebab demam. Selain itu memelihara kepatenan jalan nafas dan mencegah
7
terjadinya cidera adalah dua tujuan utama dalam merawat anak yang sedang
pada Anak”. Gagasan ini merupakan inovasi berbasis teknologi website yang dapat
dikembangkan menjadi aplikasi berbasis android untuk mendeteksi sejak awal para
kalangan kedokteran dan kesehatan, hal ini secara umum dimaksud sebagai upaya
coverage, UHC) seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO),
maka penilaian teknologi kesehatan ini telah menjadi keharusan di semua Negara.
Teknologi kesehatan terus berkembang dari waktu ke waktu dengan kecepatan yang
makin tinggi. Dalam era evidence-based medicine (EBM) ini, apabila terdapat
merupakan hal yang ideal untuk memecahkan atau mengurangi masalah dengan
8
Prinsip di dalam aplikasi ini juga berdasarkan hasil riset-riset sebelumnya,
pada anak. Aplikasi ini sangat cocok dan sesuai, karena ibu-ibu di era milenial seperti
selain itu dari segi waktu dan baiaya yang diperlukan juga sangat efisien.
“Aplikasi Screening Risiko Kejang Demam Pada Anak” yang diusulkan kelompok
maka aplikasi ini sangat berpotensi membantu upaya promotif dan preventif dalam
promosi kesehatan. Aplikasi tidak hanya untuk anak-anak yang sebelumnya sudah
memiliki status riwayat kejang demam, namun juga dapat membantu mendeteksi dini
pada anak-anak yang belum pernah mengalami kejang demam. Perlu ditegaskan
bahwa Aplikasi Screening Risiko Kejang Demam Pada Anak bukan untuk
anaknya beresiko kejang demam atau demam biasa. Setelah ibu-ibu memahami
gambaran tersebut, maka kita melakukan screening jika seorang anak tidak berisiko
setidaknya hasil yang akan muncul dapat bermanfaat sebagai obat kecemasan serta
9
screening bersamaan dengan munculnya hasil) sehingga inilah yang disebut sebagai
upaya promotifnya. Namun jika anak ibu, terindikasi berisiko kejang demam maka
akan muncul tampilan rekomendasi tips hidup lebih sehat (edukasi) dan saran untuk
lanjut agar mencegah perburukan jika tidak segera ditangani (inilah yang disebut
termotivasi untuk hidup lebih sehat dan anak-anak terhindar dari kejang demam. Di
dalam upaya promotif dan preventif tersebut secara tidak langsung juga menjadikan
aplikasi ini sebagai Decision Support System bagi ibu dan anak.
10
Hasil Penelusuran Literatur
No Penulis/Tahun Judul Penelitian Nama Jurnal Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
Penelitian
1. Karen Thomas, Management Of African Mengidentifikasi Research and identifikasi yang
2021 Acute Fever In Journal Of demam resiko development tepat waktu pada
Children: Consensus Emergency tinggi atau rendah anak berisiko
Recommendations Medicine dan manajemen mengalami
For Community And demam pada anak penyakit serius,
Primary penyakit dapat
Healthcarebproviders dikelola dengan
In Sub-Sahara Africa tepat dan cepat.
Ketika risiko
penyakit serius
rendah, orang tua
dan pengasuh
perlu diyakinkan,
dan anak harus
dikelola dengan
tepat di rumah
11
dengan obat
antipiretik, jika
diindikasikan,
untuk
membuatnya
lebih banyak
nyaman.
2. Robin green, Analisis De Los Atencion Untuk observasional Dalam perawatan
2020 Cuidados Y Los Primaria mendeskripsikan multicenter populasi diamati
Conocimientos pengetahuan orang triko demam meskipun
Parentales Sobre La tua dan perawatan kurangnya
Fiebre En La Infancia demam pada anak pengetahuan.
di bawah 2 tahun. Oleh karena itu,
semakin tinggi
pengetahuan
manajemen yang
lebih baik, yang
menyiratkan
bahwa Strategi
untuk
12
mempromosikan
perawatan yang
baik dari anak
demam adalah
melatih orang tua,
menekankan
asimilasi
informasi yang
diperbarui dan
disesuaikan.
3. Aceptado, 2017 Febrile Convulsions: Elseiver & Untuk Literature Alpha Cronbach
Development And Formosan Memvalidasi Self- Riview Melebihi 0,72
Validation Of A Medical Memberikan Untuk Domain
Questionnaire To Association Kuesioner Kacp Pengetahuan,
Measure Parental Dengan Sikap Dan
Knowledge, Memeriksa Proses Perhatian. Item-
Attitudes, Concerns Perkembangan Total Korelasi
And Practices Dan Sifat Dalam Domain
Psikometrik. Pengetahuan Dan
Perhatian
13
Berkisar Antara
0,40 Hingga 0,73,
Tetapi Lebih
Rendah Pada
Sikap Domain
(Hanya 4 Dari 10
Item Berada
Dalam 0,40-
0,70). Koefisien
Korelasi
Intraclass (Icc)
Untuk Tes
Reliabilitas Tes
Ulang Dari
Domain
Pengetahuan,
Sikap Dan
Perhatian
Masing-Masing
Adalah 0,65, 0,68
14
Dan 0,58.
Koefisien
Korelasi Antara
Domain Kacp
Diuji Dan Secara
Signifikan
Mendukung Teori
Dasar Kuisioner.
4. Naomi Mitsuda, Breastfeeding and Brain & Mengidentifikasi Systematic Dari 84.321 anak
2021 risk of febrile seizure development hubungan antara riview yang dimasukkan
in the first 3 years of menyusui dan dalam analisis,
life : the japan kejang demam 6264 (7,4%)
environment and dalam 3 tahun dilaporkan pernah
children’s study pertama mengalami FS
kehidupan. setidaknya sekali
dalam 3 tahun
pertama
kehidupan
mereka. Anak-
15
anak yang telah
didiagnosis
dengan FS lebih
cenderung
berjenis kelamin
laki-laki, lahir
prematur, telah
mulai
mengunjungi
tempat penitipan
anak lebih awal,
dan lebih sering
mengalami
episode demam.
Mayoritas anak
(98%) telah
menerima
setidaknya
beberapa
menyusui. ]).
16
Pola makan
(pemberian susu
formula, ASI
parsial, dan ASI
eksklusif) tidak
berhubungan
dengan risiko FS.
5. dr. Kalsum Efektifitas klinis dan Germas Untuk Systematic Penilaian
Komaryani, evaluasi ekonomi kementrian menyediakan review teknologi
2017 kesehatan RI referensi sekaligus kesehatan
sebagai acuan merujuk pada
dalam melakukan evaluasi
Penilaian sistematik
Teknologi terhadap
Kesehatan karakteristik dan
dampak distribusi
serta penggunaan
teknologi
kesehatan.
Evaluasi
17
sistematik
tersebut bersifat
multidisiplin
yang mencakup
aspek keamanan,
efikasi,
efektivitas, sosial,
ekonomi,
organisasi,
manajemen,
etika, hukum,
budaya, dan
agama.
6. Endah nur Asuhan Keperawatan Repositori Mengidentifikasi Systematic Kejang demam
hidayah, 2015 Pada An. K Dengan riset kasus kejang literature sering terjadi
Kejang Demam Di kesehatan demam di riview pada anak di
Ruang Seruni Rumah nasional indonesia bawah usia satu
Sakit Umum tahun sampai
Daerahtemanggung awal kelompok
usia dua sampai
18
lima tahun,
karena pada usia
ini otak sangat
rentang terhadap
peningkatan
mendadak suhu
badan. Sekitar
sepuluh persen
anak mengalami
sekurang-
kurangnya 1 kali
kejang. Pada usia
lima tahun,
sebagaian besar
anak telah dapat
mengatasi
kerentannya
terhadap kejang
demam.
19
20
2.2 Kerangka Pikir
21
2.3 Tinjauan Pustaka
Demam adalah salah satu alasan paling umum untuk anak-anak yang tidak
sehat yang datang ke apoteker dan layanan kesehatan primer praktisi. Demam
didefinisikan sebagai suhu tubuh 37,5 C dan merupakan respons fisiologis normal
dikaitkan dengan penyakit yang membatasi diri, hal itu menyebabkan kekhawatiran
yang signifikan untuk kedua orang tua dan petugas kesehatan yang merawat. Tidak
ada bukti bahwa anak-anak dengan demam berada pada peningkatan risiko untuk
tua dan penyedia layanan kesehatan yang takut itu mungkin terkait dengan
peningkatan morbiditas, seperti kejang, kerusakan otak atau kematian. Kejang demam
didefinisikan sebagai kejang yang terjadi pada anak-anak antara 6 bulan dan 5 tahun,
berhubungan dengan demam tetapi tanpa infeksi intrakranial atau penyebab yang
pasti dengan Prevalensi 2–5% dan tingkat sekitar 30% kekambuhan. Kejang demam
adalah jenis kejang yang paling umum pada anak-anak. Didefinisikan sebagai kejang
disertai demam 38 C tanpa penyebab kejang lainnya. Pra yang dilaporkanoleh demam
1% di Cina, 2% hingga 4% di Eropa dan Amerika Serikat, 11% di Korea, dan 14% di
22
2.3.2 Ciri Ciri Kejang Demam
Resiko rendah Resiko sedang Resiko tinggi
Umur Usia 3-6 bulan suhu 39 C Usia < 3 bulan dengan
suhu 38 C
Warna Warna biasa kulit, Kulit pucat, bibir atau Pucat/berbintik-
bibir dan lida lidah dilaporkan oleh bintik/kulit pucat/biru,
orang tua atau wali bibir atu lidah
Aktivitas Merespon Tidak merespon Tidak ada
biasanya biasayanya untuk tanggapan
isyarat social isyarat untuk isyarat
Konten/ Tidak tersenyum social
senyum Bangun hanya Tampak sakit
Tetap terjaga dengan untuk sebuah
atau terbangun berkepanjangan perawatan
dengan cepat stimulasi kesehatan
Kuat normal Aktivitas professional
menangis atau berkurang Tidak bangun
tidak menangis Pemberian makan atau jika tidak
yang buruk bayi terangsang
tidak
begadang
Lemah, tinngi
bernada atau
menangis terus
menerus
pernapasan Hidung melebar Mendengus
Tingkat Tingkat
pernapasan > 50 pernapasan
23
napas/menit (usia >60
1-2 bulan) atau > napas/menit
40 napas/menit Sedang atau
(usia >12 bulan) dada yang
Saturasi O2 95% parah
di udara menggambar
Kresek didada ke dalam
Sirkulasi Kulit dan mata Detak jantung Tugor Kulit
dan hidrasi normal >160 berkurang
Lendir lembab denyut/menit
membrane (umur < 12
Buang air kecil bulan) atau > 150
cukup denyut/menit(usia
12-24 bulan) atau
>140
denyut/menit (2-5
tahun)
Isi ulang kapiler
waktu 3 s
Lender
membrane kering
Urin keluar
berkurang
Lainnya Tanpa perantara atau Demam > 5 hari Non-berat
beresiko tinggi factor Kekakuan bantalan
yang ada Pembengkakan anggota badan
sendi atau atau tidak
anggota badan menggunakan
24
ekstermitas
Non-blanching
ruam
Menggembung
ubun-ubun
Leher kaku
Status
epileptikus
Focus tanda-
tanda
neurologis
Kejang fokal
3) Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6 tahun
perkembangan
25
8) Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
b. Bila kejang tidak memenuhi kriteria tersebut diatas, maka golongan sebagai
biasanya terjadi pada awal demam. Saat kejang, anak akan terlihat aneh untuk
beberapa saat, hilang kesadaran, tangan dan kaki kaku, tersentaksentak atau
kelojotan, dan mata berputar-putar sehingga hanya putih mata yang terlihat. Anak
tidak responsive untuk beberapa waktu, napas akan terganggu dan kulit akan tampak
lebih gelap dari biasanya. Namun, tidak seberapa lama kemudian, anak akan segera
Penentuan etiologi kejang berperan penting dalam tata laksana kejang selanjutnya.
Keadaan ini sangat penting terutama pada kejang yang sulit diatasi atau kejang
berulang. Etiologi kejang yang tersering pada anak dapat dilihat pada table berikut:
26
- Kokain – Kokain
Lain-lain: Lain-lain: - Ensefalopati hipertensi
- Ensefalopati hipertensi - Tumor otak
- Tumor otak - Perdarahan intrakranial
-Perdarahan intracranial - Idiopatik hipoglikemia
-Idiopatik hipoglikemia - hiponatremia
- hipoksemia
- hipokalsemia
- Gangguan elektrolit atau dehidrasi
- Defisiensi piridoksin
- Gagal ginjal
- Gagal hati
- Kelainan metabolik bawaan
20%. Pada seorang anak yang berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Pada kenaikan
membran sel neuron. Dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium
maupun ion Natrium melalui membran tadi, akibatnya terjadinya lepasan muatan
27
listrik. Lepasan muatan listrik ini dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel
mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung pada tinggi atau rendahnya
kejadian kejang pada suhu 38ºC, anak tersebut mempunyai ambang kejang yang
rendah, sedangkan pada suhu 40º C atau lebih anak tersebut mempunyai ambang
kejang yang tinggi. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa terulangnya kejang
demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah (Ngastiyah, 2007).
Sebagian besar kejang demam merupakan kejang umum. Bentuk kejang umum yang
sering dijumpai adalah mata mendelik atau terkadang berkedip-kedip, kedua tangan
dan kaki kaku, terkadang diikuti kelojotan, dan saat kejang anak tidak sadar tidak
memberi respons apabila dipanggil atau diperintah. Setelah kejang anak sadar
kembali. Umumnya kejang demam akan berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5
menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam (Soebadi, 2015).
yang memerlukan bantuan medis dasar. Medis dasar yang dimaksud disini adalah
tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki orang awam
(Ronald, 2015). Langkah awal yang dapat dilakukan dalam melakukan pertolongan
pertama untuk mencagah terjadinya kejang pada anak demam adalah segera memberi
28
obat penurun panas, kompres air biasa atau hangat yang diletakkan di dahi, ketiak,
dan lipatan paha. Beri anak banyak minum dan makan makanan berkuah atau
buahbuahan yang banyak mengandung air, bisa berupa jus, susu, teh, dan minuman
lainnya. Jangan selimuti anak dengan selimut tebal, selimut dan pakaian tebal dan
tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan. Ketika
terjadi kejang dan tidak berhenti setelah lima menit, sebaiknya anak segera dibawa ke
fasilitas kesehatan terdekat. Jika anak pernah mengalami kejang demam di usia
Menurut (Sofyan et al., 2016) penanganan pertama saat anak mengalami kejang
adalah:
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan
29
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit.
Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh
30
BAB III
PROTOTIPE
3.1. PROTOTIPE
ALUR PROTOTIPE
HOME IDENTITAS : NAMA, USIA
WEBSITE NERSTEP
KENALI TANDA DAN KUISIONER MENGENAI
GEJALA TANDA DAN GEJALA KESIMPULAN
BERESIKO TIDAK
BERESIKO
31
32