BAB II
TINJAUAN TEORITIS
darurat baik yang ada di ruangan gawat darurat, ruang rawat inap,
ruang ICU atau ruangan lainnya. Keadaan gawat darurat adalah suatu
masyarakat.
Orang awam
Polis IGD ICU Bangsal
i
Korban
(SPGDT)
ada.
a. Komunikasi
diperlukan adalah :
b) Pusat komunikasi ke RS
telepon genggam.
gawat darurat
14
b. Pendidikan
adalah :
3. Pada perawat
a) Sistem pernafasan
b) Sistem sirkulasi
c) Sistem vaskuler
d) Sistem saraf
e) Sistem pencernaan
f) Sistem perkemihan
g) Sistem integumen
h) Sistem endokrin
i) Sistem muskuluskeletal
j) Sistem pengindraan
c. Transportasi
fiksasi.
daerah perlukaan.
f) Cara transportasi
tapi selamat
17
lalu lintas.
1. Puskesmas
kemampuan :
a. Resusitasi
(UGD).
pada:
2.1.4.3 Pembiayaan
3. Askes / jamsostek
4. Dana Sehat
5. Subsidi pemerintah
1. Menyelamatkan kehidupan
3. Meningkatkan pemulihan
kehidupan
mengancam kehidupan
dari api.
1. Jangan panik
2. Bersikap tenang
pasien adalah :
b. Perdarahan
c. Syok
1 Tidak sadar
3 Henti jantung
5 Syok
6 Reaksi insulin
kimia
2 Fraktur Mayor
21
1 Fraktur minor
2 Perdarahan minor
3 Keracunan obat –
III Prioritas Ketiga Pasien
obatan
5 Gigitan binatang
2.1.5
spesifik.
2.1.6.5 Confidentiality
komunikasikan pasien.
keputusan tersebut.
2.1.1
24
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
(Kartikawati, 2011).
25
proses pengkajian
yaitu :
26
miokard akut.
appendisitis, cholesistitis.
triase :
besar, henti napas, gagal jantung, dan pasien tidak sadarkan diri.
luka bakar tingkat II dan III kurang dari 25% mengalami trauma
1. Primary Survey
tersedia
melakukan stabilisasi.
2. Secondary Survey
31
a. Riwayat kesehatan
SAMPLE.
b. Tanda-tanda vital
c. Pemeriksaan fisik
head to toe.
2018).
al.2018)
gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat aktivitas)
dan atau fungsional. Gagal jantung ditandai oleh gejala dan tanda
yang khas. Gejala yang dijumpai antara lain adalah sesak napas,
dijumpai berupa ronkhi pada paru dan suara jantung tambahan gallop.
tersebut didominasi oleh orang tua, dengan hampir 80% kasus terjadi
2.2.2.1 Hipertensi
jantung.
2.2.2.6 Aritma
2.2.2.7 Anemia
38
sebelumnya terkompensasi.
(NYHA)
a. Stadium A
gejala.
39
b. Stadium B
c. Stadium C
d. Stadium D
(refrakter).
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas IV
melakukan aktivitas.
tangan Anda, yakni sekitar 200 hingga 425 gram. Jantung terletak
41
2.2.4.1 Perikardium
atas.
bagian bawah.
2.2.4.4 Katup
yaitu:
43
tubuh).
jantung, yaitu :
a. Arteri
b. Vena
c. Kapiler
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada
jantung.
Gagal pompa ventrikel Back failure LVED naik Gagal pompa ventrikel
kiri kanan
Hipertrofi ventrikel
Metabolisme anaerob Sinkop ADH kanan
49
Gangguan
Intoleransi aktivitas Edema paru Beban ventrikel
pertukaran gas
Sumber Amin Huda Nurarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep.,Ns 2015
50
a. Paroksismal
c. Ronki paru
d. Kardiomegali
f. Gallop S3
h. Refluks hepatojugular
a. Edema ekstermitas
c. Dispnea d’effort
d. Hepatomegali
e. Efusi pleura
g. Takikardia (>120/menit)
kelas yaitu :
tanpa keluhan.
fibrilasi atrial.
2.2.8.3 Ekokardiografi
bersama EKG).
2.2.8.6 Elektrolit
gagal ginjal.
2.2.9 Komplikasi
pembentukan trombus.
a. Glikosida jantung
54
b. Terapi diuretik
c. Terapi vasodilator
posisi tersebut.
kerja pernapasan
2.3.1 Pengkajian
Secondary Survey.
pengkajian melalui :
a. Inspeksi
57
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
langkah-langkah berikut :
a. Danger
b. Response
dan orang)
bicara)
58
Kaji :
c) Distress pernafasan
Kaji :
dinding dada.
mulut.
Kaji :
59
b) Tekanan darah
internal.
f. Disability.
Kaji :
a) Tingkat kesadaran
b) Gerakan ekstermitas
cahaya.
a. Riwayat kesehatan
keluahan saat ini atau kondisi saat ini. Dalam hal ini,
60
b. Vital sign
oksigen.
c. Pemeriksaan fisik
d. Keadaan umum
1. B1 (Breathing)
b) Dispnea
dispnea.
c) Ortopnea
d) Batuk
mukus.
e) Edema Pulmonal
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi
ekstermitas
b. Palpasi
biasanya ditemukan.
c. Auskultasi
kelainan katup.
d. Perkusi
64
(kardiomegali).
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
a. Edema
65
b. Mudah Lelah
upaya napas
miokardium
asupan natrium
curah jantung
No
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Rencana keperawatan
.
a. Posisikan pasien
semi-fowler atau
fowler dengan
kaki kebawah
atau posisi
nyaman
b. Berikan diet
jantung yang
sesuai (mis.
Batasi asupan
kafein, natrium,
kolestrol, dan
makanan tinggi
69
lemak)
c. Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi
setres, jika perlu
d. Berikan
dukungan
emosional dan
spritual
e. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
3. Edukasi
a. Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
b. Anjurkan
aktivitas fisik
secara bertahap
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian anti
aritmia, jika
perlu
b. Rujuk ke
program
rehabilitasi
jantung
Pemantauan
respirasi
1. Observasi
a. Monitor
frekuensi, irama,
kedalaman, dan
upaya napas
b. Monitor pola
napas (seperti
bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
72
Kussmaul,
Cheyne-Stokes,
Biot, ataksik)
c. Monitor
kemampuan
batuk efektif
d. Monitor adanya
produksi sputum
e. Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
f. Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi
napas
h. Monitor saturasi
oksigen
i. Monitor nilai
AGD
j. Monitor hasil x-
ray toraks
2. Terapeutik
a. Atur interval
waktu
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
b. Dokumentasikan
hasil pemantauan
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
Pemantauan
Respirasi:
1. Observasi
a. Monitor
frekuensi, irama,
kedalaman dan
upaya napas.
b. Monitor pola
napas (seperti
bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
kussmaul,
cheyne-stokes,
biot, ataksik)
c. Monitor
kemampuan
batuk efektif.
d. Monitor adanya
sumbatan jalan
napas.
e. Palpasi
kesismetrisan
ekspansi paru.
f. Auskultasi bunyi
napas
g. Monitor saturasi
oksigen
h. Monitor nilai
AGD
i. Monitor hasil x-
ray toraks
2. Terapeutik
a. Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
74
kondisi pasien
b. Dokumentasikan
hasil
pemantauan.
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan.
b. Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu.
5. Nyeri Akut. Luaran Utama Manajemen Nyeri
Definisi : Pengalaman sens 1. Tingkat Nyeri a. Identifikasi lokas
orik atau emosional yang be c. Frekuensi nadi i, karakteristik, d
rkaitan dengan kerusakan ja membaik urasi, frekuensi,
ringan actual atau fungsiona d. Pola napas kualitas, intensita
l, dengan onset mendadak a membaik s nyeri.
tau lambat dan berintensitas e. Tekanan darah b. Identifikasi skala
ringan hingga berat yang be membaik nyeri.
rlangsung kurang dari 3 bul f. Proses berfikir c. Identifikasi respo
an. membaik ns nyeri non verb
g. Fungsi berkemih al.
Batasan Karakteristik: membaik d. Identifikasi facto
1. Agen pencendera h. Nafsu makan r yang memperbe
fisiologis (mis. membaik rat dan memperi
Inflamasi, iskemia, i. Pola tidur membaik ngan nyeri.
neoplasma). j. Anoreksia menurun e. Identifikasi peng
2. Agen pencendera k. Muntah menurun etahuan dan keya
kimiawi (mis. terbakar, l. Mual menurun kinan tentang ny
bahan terpotong, m. Perasaan takut eri.
mengangkat berat, mengalami cedera f. Identifikasi peng
prosedur operasi, berulang menurun aruh budaya terh
trauma, latihan fisik n. Ketegangan otot adap respon nyer
berlebihan). menurun i.
Faktor yang berhubungan : o. Kesulitan tidur g. Identifikasi peng
menurun aruh nyeri pada k
1. Kondisi pembedahan ualitas hidup.
2. Cedera traumatis h. Monitor keberha
3. Infeksi silan terapi komp
4. Sindrom coroner akut G lomenter yang su
laukoma dah diberikan.
i. Monitor efek sa
mping pengguna
an analgetik.
j. Berikan teknik n
on-farmakologis
untuk menguran
gi rasa nyeri.
75
k. Kontrol lingkung
an yang yang me
mperberat rasa n
yeri.
l. Fasilitas istirahat
dan tidur.
m. Pertimbangkan j
enis dan sumber
nyeri dalam pemi
lihan strategi mer
edakan nyeri.
n. Jelaskan penyeba
b, periode dan p
emicu nyeri.
o. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
p. Anjurkan memo
nitor nyeri secara
mandiri
q. Anjurkan mengg
unakan analgetik
secara tepat.
r. Ajarkan teknik n
on farmakologi u
ntuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi pemberian ana
4. Edukasi
a. Anjurkan
melapor jika
haluaran urin 0,5
Ml/Kg/jam dalam
6 jam
b. Anjurkan
melapor jika BB
bertambah .1 kg
dalam sehari
c. Ajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan
dan haluaran
cairan
d. Ajarkan cara
membtasi cairan
5. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
diuretik
b. Kolaborasi
penggantian
kehilangan
kalium akibat
diuretik
c. Kolaborasi
pemberian
continuous renal
77
reaplacement
therapy
7. Intoleransi aktivitas Luaran Utama Luaran utama:
Definisi: ketidakcukupan 1. Intoleransi aktivitas
energi untuk melakukan a. Frekuensi nadi Managemen energi
aktifitas sehari hari menurun 1. Observasi
Batasan karakteristik: b. Saturasi oksigen a. Identifkasi
1. Tirah baring meningkat gangguan fungsi
2. Kelelahan c. Kemudahan dalam tubuh yang
3. Imobilitas fisik melakukan aktivitas mengakibatkan
4. Gaya hidup monoton sehari-hari kelelahan
Factor yang berhubungan: meningkat b. Monitor
d. Kecepatan berjalan kelelahan fisik
1. Anemia meningkat dan emosional
2. Gagal jantung kongesif c. Monitor pola dan
e. Jarak berjalan
3. Penyakit jantung
meningkat jam tidur
koroner
4. Penyakit katup jantung f. Kekuatan tubuh d. Monitor lokasi
5. Aritmia bagian atas dan
6. Penyakit paru obstruksi meningkat ketidaknyamana
kronis (PPOK) g. Kekuatan tubuh n selama
7. Gangguan metabolik bagian bawah melakukan
8. Gangguan aktivitas
meningkat
muskuloskeletal
h. Toleransi dalam 2. Terapeutik
menaiki tangga a. Sediakan
meningkat lingkungan
i. Keluhan lelah nyaman dan
rendah stimulus
menurun
(mis. cahaya,
j. Dipsnea saat suara,
aktivitas menurun kunjungan)
k. Dipsnea setelah b. Lakukan rentang
aktifitas menurun gerak pasif
l. Perasaan lemah dan/atau aktif
menurun c. Berikan aktivitas
distraksi yang
m. Aritmia saat
menyenangkan
aktivitas menurun d. Fasilitas duduk
n. Aritmia setelah di sisi tempat
aktivitas menurun tidur, jika tidak
o. Sianosis menurun dapat berpindah
p. Warna kulit atau berjalan
membaik 3. Edukasi
q. Tekanan darah a. Anjurkan tirah
membaik baring
r. Frekuensi nafas b. Anjurkan
membaik melakukan
s. EKG iskemia aktivitas secara
bertahap
membaik
c. Anjurkan
menghubungi
perawat jika
78
2.3.1 Implementasi
2.3.1 Evaluasi