1. Dian Risnawatty
2. Eliane Kakisina
3. Marsia Tamanak
4. Rosalina Bara’allo
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini ditulis berdasarkan informasi yang di kumpulkan dari
berbagai pihak.
Makalah yang berjudul “Perspektif Keperawatan Gawat Darurat” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah. Adapun makalah ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar penyusunan makalah.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan. Dan penulis berharap bagi
pembaca untuk dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi
bermanfaat.
A. Latar Belakang
Keperawatan gawat darurat adalah bagian dari asuhan keperawatan yang berhadapan
dengan korban yang berada dalam keadaan gawad darurat. Kondisi kegawatdaruratan
dapat terjadi dimana saja, dan kapan saja. Sudah menjadi tugas petugas kesehatan untuk
menangani masalah tersebut, walaupun begitu tidak menutup kemungkinan kondisi
kegawad daruratan dapat terjadi pada area yang sulit dijangkau petugas kesehatan, maka
pada kondisi tersebut peran serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditemukan
oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting.
Konsep dasar gawat darurat merupakan satu hal yang sangat penting untuk dipahami
oleh semua profesi kesehatan termasuk orang awam ataupun awam khusus. Kondisi
gawad darurat dapat terjadi akibat dari trauma atau non trauma yang mengakibatkan henti
nafas, hemti jantung, kerusakan organ dan perdarahan.
Dalam kondisi gawad darurat, tiga hal yang paling kritis adalah pertama kecepatan
waktu pertama kali korban ditemukan, kedua ketepatan dan akurasi pertolongan pertama
yang diberikan, ketiga pertolongan oleh petugas kesehatan yang kompeten. Sehingga
dengan adanya pemahaman yang utuh terhadap konsep dasar gawad darurat, maka angka
kematian dan kecacatan dapat ditekan serendah mungkin.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
konsep dasar keperawatan gawat darurat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang perspektif
keperawatan gawat darurat.
b. Mahasiswa mampu
BAB II
PEMBAHASAN
Community:
Community:
Bencana alam
Hospital: Rehabilitasi
Teroris
Emmergency Ansietas- panik
Perang
room Putus asa
Wabah
Setiap ruangan Harga diri
Kecelakaan
rendah
C. Dasar Hukum Pelayanan Gawat Darurat
Dasar Hukum pemberian pelayanan kegawatdaruratan diatur dalam undang-
undang sebagai berikut :
1. Undang-undang nomor 38 Tentang Keperawatan Tahun 2014 pasal 35 Yaitu:
a. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai kompetensinya.
b. Pertolongan pertama pada ayat 1 bertujuan unutk menyelamatkan klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut.
c. Keadaan darurat pada ayat 1 merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau
kecacatan klien.
d. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud ayat 1 ditetapkan oleh perawat sesuai
hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
2. Undang-undag Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
4. Undang-undang Keperawatan pasal 35 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam
keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya, ayat
(2) mengatakan pertolongan pertama sebagaimana dimaksud ayat (1) bertujuan
untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut, ayat(3)
menjabarkan lebih lanjut bahwa keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan klien dan ayat (4)
bahwa keadaat darurat sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh perawat
sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144 tahun 2010 tentang organisasi dan
tata kerja Kementrian Kesehatan RI.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1045/2006 Tentang Pedoman Organisasi
RSU
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tetang Standar
pelayanan minimal RS
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/menkes/SK/XII/2003 tentang
standar pelayanan minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/ kota.
9. Kepmenkes RI Nomor 145/Menkes/SK/IX/2007 tentang pedoman teknis
penyelenggaraan Gawad Darurat dan Bencana
H. Kontrak
Dalam memberikan pertolongan pada kondisi korban Gawat darurat hal-hal kritis
mugkin dapat terjadi. Sehingga apabila diperlukan tindakan lain, maka diperlukan
kontrak antara petugas Kesehatan dengan korban atau keluarga korban. Kontrak atau
persetujuan dapat berupa:
1. Persetujuan kedua belah pihak. Hal ini antara petugas Kesehatan yang berwenang
(dokter) dengan keluarga korban
2. Hal terpenting adalah korban memahami, mengisi persetujuan dan setuju dengan
tindakan yang dilakukan
3. Perawat memastikan korban memahami, telah mengisi dengan benar dan setuju
dilakukan tindakan
I. Komunikasi
Dalam melakukan pengelolaan korban gawat darurat, maka perlu dilakukan
komunikasi yang baik antara ambulan, petugas Kesehatan yang menangani serta
korban atau keluarga korban.Hal ini dilakukan dengan tujuan :
1. Mendapatkan kepercayaan korban/keluarga masyarakat
2. Mendapatkan informasi yang akurat dari korban/masyarakat
3. Mendapatkan informasi pelayanan Kesehatan ayng sesuai kondisi korban. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan GPS(Global Positioning System)
4. Memindahkan korban tanda memperberat keadaan
5. Mencegah komplikasi dan rehabilitasi dini yang lbih akurat
J. Transportasi
Pada umumnya dalam evakuasi korban gawat darurat dapat dilaksanakan
melalui:
1. Darat, dengan ambulan
2. Udara, dengan helicopter atau pesawat terbang
3. Laut, dengan kapal laut
K. Prinsip Evakuasi
Korban diangkat oleh tiga orang atau Three men lift, hal ini hanya boleh
dilakukan oleh orang yang terlatih. Pengangkatan korban dengan 3 orang yang
terlatih untuk melakukan pengangkatan pada bagian : Kepala & Bahu, pinggang, dan
ekstremitas bawah. Selama evakuasi perlu diperhatikan implementasi prinsip-prinsip
dibawah ini yaitu:
1. Monitor A-B-C
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Monitor kesadaran
4. Monitor sekitar luka
5. Harus disertai personal & peralatan yang memadai
6. Pencatatan selama transportasi
7. Pemberian O2 tetap berlangsung
8. Pemberian cairan tetap berlangsung
L. Dokumentasi legal gawat darurat
Pentingnya dokumentasi gawat darurat yang baik maka hal-hal yang harus jelas di
informasikan yaitu :
1. Tulisan harus jelas terbaca
2. Catat seua yang dilakukan
3. Isi setiap tempat yang kosong
4. Bubuhi nama jelas & tanda tangan
5. Jangan menghilangkan slip laboratorium
6. Gambarkan kondisi korban secara objektif
7. Catat setiap kejadian, pastikan instrukjsi tertulis
M. Dilema utama gawat darurat
Ada hal-hal dimana masih menjadi dilema dalam penanganan korban gawat darurat
diantaranya:
1. Waktu pengamatan-pelayanan singkat. Kondisi yang mungkin terjadi adalah
penolong tidak memiliki waktu pengamatan yang cukup untuk menilai korban
secepatnya.
2. Perubahan klinis mendadak. Kondisi korban dapat berubah-ubah setiap saat.
Kondisi ini kadang tidak didukung oleh peralatan ykadang tidak didukung oleh
peralatan yang memadai
3. Mobilitas petugas tinggi antar disiplin ilmu
4. Resiko tinggi. Kesalahan dalam memberikan bantuan kepada korban gawat
darurat dapat mengakibatkan resiko kematian
5. Konflik tinggi. Perbedaan cara pandang masyarakat terhadap petugas
Kesehatan dapat menjadi konflik yang menghambat pertolongan kepada
korban.
A. Kesimpulan
Keperawatan gawat darurat adalah suatu bentuk rangkaian kegiatan praktik
keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten, terlatih
dan terdidik untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami
kasus gawat darurat baik yang ada di ruang gawat darurat ruang rawat inap, ruang ICU
atau ruang lainnya.
Sedangkan Perspektif Keperawatan Gawat Darurat adalah cara
menggambarkan sudut pandang aolikasi proses keperawatan gawat darurat
professional kepada pasien dari berbagai aspek atau pandangan proses keperawatan
gawat darurat kepada pasien secara menyeluruh.
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat daruirat serta transportasi.
Metode triase yang banyak dipakai dilapangan dengan Simple Triage And Rapid
Treatment (START). Prioritas tindakan dijelaskan sebagai berikut: Prioritas Nol
(Hitam), Pasien meninggal. Prioritas pertama (Merah), Pasien cedera berat , Prioritas
Kedua (Kuning), Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami
ancaman jiwa dalam waktu dekat , Prioritas ketiga (Hijau), Pasien dengan cedera
minor yang tidak membutuhkan stabilitasi segera.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai seorang perawat harus dapat
melakukan tindakan secara professional yang cepat dan tepat demi mengutamakan
keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sartono, Masudik, Suhaeni AE.2016. Basic Trauma Cardiac Life
Support.Bekasi:GADAR MEDIK INDONESIA
2. Perspektif Keperawatan Gawat Darurat | PDF (scribd.com)
3. Kurniati,Trisyani & Theresia (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana
Sheehy.Elsevier Singapore Pte Lad. books.google.co.id
4. Nusdin.(2020) Keperawatan Gawat Darurat. Surabaya. CV. Jakad Media Publishing.
books.google.co.id
5. Ose Maria. 2020. Pelayanan dan trend isu di Departemen Gawat Darurat dan Berbasis
Evidence Base.CV. Adanu Abimata. books.google.co.id