PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kematian dan kecacatan yang tinggi di Indonesia, akibat kasus darurat (Kemenkes,
2016).
Gawat Darurat Medik merupakan peristiwa yang dapat menimpa setiap orang.
Bisa secara tiba-tiba dan membahayakan jiwa sehingga membutuhkan penanganan
yang cepat dan tepat. Dalam kondisi gawat darurat, diperlukan sebuah sistem
informasi yang terpadu dan handal untuk bisa digunakan sebagai rujukan bagi
penanganan gawat darurat, maka dikembangkan Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT). SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien
gawat darurat yang terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di
Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat
yang menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan
oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans
gawat darurat dan sistem komunikasi (Kemenkes, 2016).
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum mengenai sistem pelayanan gawat darurat
dan sistem penanggulangan bencana terpadu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari sistem pelayanan gawat darurat?
b. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan gawat darurat?
c. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat gawat darurat?
d. Untuk mengetahui kompetensi klinik perawat gawat darurat?
e. Untuk mengetahui sistem pengorganisasian gawat darurat?
f. Untuk mengetahui hubungan perawat, pasien, dan komunikasi keperawatan?
g. Untuk mengetahui pengertian dari SPGDT?
h. Untuk mengetahui fase pra rumah sakit dalam SPGDT?
i. Untuk mengetahui fase rumah sakit dalam SPGDT?
j. Untuk mengetahui sumber pembiayaan SPGDT?
k. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan korban?
l. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan pengungsi?
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini berisi tentang sistem pelayanan gawat darurat dan sistem
penanggulangan bencana terpadu yang ditulis dan diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan.
Makalah ini memiliki sistematika penulisan yang dibagi menjadi 3 bab utama,
yakni bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang dari sistem
pelayanan gawat darurat dan sistem penanggulangan bencana terpadu, rumusan
masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembuatan makalah yang terdiri dari tujuan
utama dan tujuan khusus, serta sistematika penulisan dari makalah ini.
3
Bab II merupakan tinjauan teori yang berisi beberapa pembahasan yaitu
pembahasan tentang sistem pelayanan gawat darurat dan sistem penanggulangan
bencana terpadu serta menjelaskan dari tujuan pembuatan makalah ini.
Bab III merupakan penutup dari makalah ini yang berisi kesimpulan dari
pembahasan dalam makalah ini dan berisi saran untuk keperawatan untuk masa
yang akan datang.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
c. Pelayanan keperawatan gawat darurat level III : merupakan pelayanan
gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien
gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk,
menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus
kegawatdaruratan, serta pelayanan keperawatan gawat darurat
spesialistik (4 besar spesialis seperti anak, kebidanan, bedah, dan
penyakit dalam).
d. Pelayanan keperawatan gawat darurat level IV : merupakan pelayanan
gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien
gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk,
menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus
kegawatdaruratan, serta pelayanan keperawatan gawat darurat
spesialistik (4 besar spesialis seperti anak, kebidanan, bedah, dan
penyakit dalam), ditambah dengan pelayanan keperawatan gawat darurat
sub spesialistik.
6
d) Membuat protap, menyosialisasikan ke unit terkait.
e) Melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait penanganan
kegawatdaruratan.
f) Membentuk Satgas gawat darurat yang dapat terkoordinasi
secara terus-menerus.
g) Deteksi dan supresi
7
mengembangkan keterampilan, baik dalam praktek mauppun dalam
pendidikan keperawatan.
8
iii) Merujuk/ mengkonsultasikan kepada yang lebih ahli
(perawat dengan kompetensi lebih tinggi/ tingkat
kepakarannya).
b) Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya :
i) Memahami issue etik dan hukum pada perawatan intensif
ii) Menghormati hak privasi klien.
iii) Dapat memberi penjelasan tentang hak-hak klien.
iv) Tidak menyebarkan informasi kesehatan klien kepada yang
tidak berhak.
v) Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat
memenuhi rasa aman dan menghargai martabat klien.
vi) Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan
adat istiadat dan budaya klien.
c) Melaksanakan praktik secara legal
i) Melaksanakan praktik sesuai dengan kebijakan lokal dan
nasional.
ii) Menujukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku terkait praktik keperawatan dan kode etik
keperawatan.
9
ii) Melakukan analisa data yang didapat khususnya mengenai :
henti nafas dan jantung, status pernafasan, gangguan irama
jantung, status hemodinamik pasien dan status kesadaran
pasien.
iii) Menetapkan diagnosa keperawatan
iv) Merumuskan rencana keperawatan
v) Melaksanakan tindakan keperawatan :
(1) Pemenuhan kebutuhan dasar.
(2) Melakukan monitoring hemodinamik non invasif.
(3) Mengukur saturasi oksigen dengan pulse oximetri
(4) Memberikan BHD (Bantuan Hidup Dasar)/ BLS (Basic
Life Support).
(5) Melakukan fisioterafi dada
(6) Memberikan terapi inhalasi
(7) Pemberian obat
(8) Melakukan perekaman elektro kardiogram (EKG)
(9) Melakukan pengelolaan pasien dengan terafi cairan
intra vena.
(10) Mempersiapkan pemberian terafi melalui syringe pump
dan infuse pump.
(11) Mempertahankan teknik bersih dan steril.
(12) Perawatan luka dengan berbagai teknik.
vi) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
d) Medokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat atas praktik.
e) Menggunakan komunikasi terapeutik efektik dan hubungan
interpersonal dalam pemberian pelayanan/ asuhan
keperawatan.
3) Pengembangan professional
10
a) Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik
keperawatan
i) Menggunakan hasil riset dalam praktik keperawatan
ii) Mempunyai jiwa visionary, berpikir kritis dan inovatif
b) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung
jawab profesi
i) Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
ii) Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah
keperawatan
b. Deskripsi
1) Membutuhkan suvervisi ketat.
2) Melaksanakan keterampilan keperawatan dasar dan asuhan pasien
secara rutin.
3) Memulai mengembangkan keterampilan pengkajian keperawatan.
11
ii) Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku terkait praktik keperawatan/ dan kode etik
keperawatan.
12
vi) Medokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat atas praktik
c) Menggunakan komunikasi terapeutik efektik dan hubungan
interpersonal dalam pemberian pelayanan/ asuhan keperawatan.
3) Pengembangan professional
a) Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik
keperawatan :
i) Kompetensi PK I
ii) Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan professional
iii) Memberikan kontribusi untuk pengembangan praktik
keperawatan professional
b) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung
jawab profesi :
i) Kompetensi PK I
ii) Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi PK I
b. Deskripsi
1) Mendemonstrasikan kinerja secara adekuat dan akseptable
2) Dapat membedakan situasi yang penting dan menentukan prioritas
3) Membutuhkan supervise yang tidak ketat
13
ii) Bertanggung jawab secara moral untuk mengambil keputusan
yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman
sejawat dan tenaga kesehatan lain
iii) Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam
kondisi perang, tindak kekerasan, konflik, dan situasi
bencana alam (dalam situasi gawat darurat dan intensif)
c) Melaksanakan praktik secara legal : Kompetensi PK II
14
iii) Medokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat atas praktik.
3) Pengembangan profesional
a) Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik
keperawatan :
i) Kompetensi PK II
ii) Menggunakan bukti yang absah dalam mengevaluasi mutu
praktik keperawatan
iii) Berpartisifasi dalam meningkatkan mutu prosedur penjamin
mutu
b) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung
jawab profesi :
i) Kompetensi PK II
ii) Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi PK
II
iii) Menunjukan peran sebagai pembimbing / mentor yang
efektif
iv) Menunjukan tanggung jawab untuk pembelajaran seumur
hidup dan mempertahankan kompetensi
v) Memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan dan
professional peserta didik.
b. Deskripsi
1) Mendemonstrasikan kompetensi yang tidak perlu disuvervisi
dengan mengunakan proses keperawatan
2) Mampu merencanakan dan mengorganisasikan tujuan jangka pendek
dan jangka panjang
3) Mendemonstrasikan arah dan kegiatan
4) Siap menerima tanggung jawab kepemimpinan
5) Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi dengan baik
15
6) Membagi ide dan pengetahuan terhadap mitra.
16
3) Pengembangan professional
a) Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik
keperawatan Kompetensi PK III
b) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung
jawab profesi :
i) Kompetensi PK III
ii) Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi PK III
b. Deskripsi
1) Mendemonstrasikan pengetahuan spesialisasi dan keterampilan
spesialisasi
2) Pendidikan professional berkesinambungan
3) Menerima tanggung jawab kepemimpinan dan supervise
4) Merekognisi dan menyesuaikan terhadap situasi yang bervasiasi
dengan normatif
5) Mendelegasikan tanggung jawab secara tepat, menggunakan
alternatif dalam memecahkan masalah.
17
a) Memberikan asuhan keperawatan khusus atau sub spesialisasi
dalam lingkup gawat darurat dan intensif
b) Melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub spesialisasi
c) Medokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti tanggung
jawab dan tanggung gugat atas praktik
d) Melakukan bimbingan bagi PK IV
e) Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
f) Melakukan konseling kepada pasien
g) Melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga
h) Membimbing peserta didik keperawatan
i) Berperan sebagai konsultan dalam lingkungan bidangnya
j) Berperan sebagai peneliti
3) Pengembangan profesional :
a) Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik
keperawatan Kompetensi PK IV
b) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung
jawab profesi :
i) Kompetensi PK IV
ii) Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi PK IV
b. Deskripsi
1) Mendemonstrasikan pengalaman dalam peraktek klinik
2) Menerima/ mendelegasikan tanggung jawab kepegawaian dan
pengelolaan.
18
Sesuai Surat Keputusan Direktur RS Semen Gresika Nomor :
…………………………tentang Struktur Instalasi Gawat Darurat RS Semen
Gresik, Instalasi Gawat Darurat berada di bawah Bidang Pelayanan Medik.
19
Pasien Gawat Darurat dan Pasien Tidak Gawat
Darurat
Menyusun dan mengatur jadwal jaga Dokter IGD
Penggunaan obat dan Alat Life Saving
Pasien rujukan
Akses ke Pelayanan IGD dan kontinutitas
pelayanan
Disaster Plan
2. Merencanakan kebutuhan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat
3. Membuat uraian tugas bagi bawahan dan mengawasi
terhadap pelaksanaan kegiatan
4. Melaksanakan pembinaan terhadap staf di bawahnya
5. Menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan
Instalasi Gawat Darurat sehubungan dengan kegiatan
pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
langsung yang terkait dengan kegiatan Instalasi Gawat
Darurat
7. Memeriksa laporan kegiatan Instalasi Gawat Darurat,
morbiditas, mortalitas, ketenagaan dan laporan
insidentiil
8. Membuat dan mengevaluasi prosedur pelayanan
gawat darurat
9. Membuat dan mengevaluasi angka keterlambatan
pelayanan di IGD dan angka kematian pasien true
emergency di IGD
20
Tanggung jawab : 1. Bertanggung jawab kepada Bidang Pelayanan Medis
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat dan Kepala Rumah
Sakit
2. Bertanggung jawab penuh atas terlaksananya semua
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
3. Bertanggung jawab serta mengkoordinir semua
kebutuhan sarana dan prasarana di Instalasi Gawat
Darurat guna menunjang tercapainya sistem pelayanan
di Instalasi Gawat Darurat
Wewenang : 1. Melaksanakan pembinaan staf yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan, pendidikan dan latihan
serta kemajuan teknologi untuk meningkatkan mutu
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
2. Mengambil keputusan administrasi dan keuangan
yang timbul di Instalasi Gawat Darurat dan tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan
3. Mengkoordinir Kejadian Luar Biasa di dalam rumah
sakit
Syarat Jabatan : 1. Dokter Umum atau Spesialis
2. Mempunyai sertifikat ATLS atau ACLS
3. Mempunyai sertifikat PPGD/ GELS
4. Masa kerja minimal 5 (lima) tahun di RS Semen
Gresik
21
2. Bersama dengan Kepala IGD menyusun program
pelatihan yang dibutuhkan bagi petugas IGD
3. Mengawasi kelancaran kegiatan keperawatan pasien
IGD
4. Menangani masalah yang terjadi di IGD pada shif yang
menjadi tanggung jawabnya
5. Memberi petunjuk teknis kepada perawat IGD
6. Mencatat semua dokumen rekam medis IGD pada shift
yang menjadi tanggung jawabnya
Tanggung jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap Kepala IGD RS Semen
Gresik
2. Bertanggung jawab atas ketepatan dan kesesuaian
pelayanan medis yang diberikan dan tata kerja di
Instalasi Gawat Darurat pada shift yang menjadi
tanggung jawabnya
3. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan
a. Pelayanan medis pasien gawat darurat
b. Kelancaran pelayanan medis
c. Penggunaan alat dan obat life saving
Wewenang : 1. Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi
perawat
2. Mengatur rencana kegiatan pelayanan medis di
Instalasi Gawat Darurat pada shift yang menjadi
tanggung jawabnya
3. Meminta arahan dari atasan, meminta masukan dari
bawahan dari unit kerja lain yang terkait
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
5. Menandatangani surat istirahat, surat rujukan, surat
kematian dan surat-surat lain yang berhubungan
22
dengan pelayanan medis tehadap semua pasien yang
menjadi tanggung jawab pada shift itu
Syarat Jabatan : 1. Dokter Umum
2. Mempunyai sertifikat ATLS dan ACLS atau
PPGD/GELS
3. Mempunyai SIP di RS Semen Gresik
4. Sudah menjalani masa orientasi selama 1 bulan
23
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap Kepala IGD RS Semen
Gresik
2. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pelayanan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
3. Membantu Kepala IGD dalam perencanaan jumlah dan
kualifikasi tenaga perawat dan tenaga lain sesuai
kebutuhan
4. Membantu Kepala IGD dalam perencanaan jumlah dan
jenis obat dan peralatan kesehatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
5. Bertanggung jawab terhadap semua inventaris obat dan
peralatan di Instalasi Gawat Darurat
Wewenang : 1. Bersama dengan kepala Instalasi Gawat Darurat
membuat rencana kebutuhan tenaga perawat, rencana
pengembangan staf
2. Bersama dengan kepala Instalasi Gawat Darurat
membuat rencana kebutuhan peralatan sebagai bahan
menyusun anggaran tahunan
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Masa kerja minimal 5 tahun di RS Semen Gresik
3. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS
4.Mempunyai sertifikat pelatihan PPGD/GELS
5.Mempunyai sertifikat pelatihan BTCLS /
ATCN/ATLS / ACLS
6. Memiliki sertifikat manajemen kepala bangsal
24
Uraian Tugas : 1. Menyiapkan alat dan obat life safing
2. Menginventaris alat medis dan non medis pada setiap
shift
3. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di
Instalasi Gawat Darurat
4. Menulis data rekam medis pada lembar status pasien,
buku register.
5. Mengantar pasien ke ruang rawat inap atau yang
dirujuk ke rumah sakit lain
6. Melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan
Kepala IGD
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Ketepatan dan kecepatan pelayanan keperawatan di
Instalasi Gawat Darurat
Wewenang : 1. Koordinasi dengan KARU Perawatan IGD dalam hal
penggunaan alat, obat dan asuhan keperawatan
2. Meneliti, menganalisa dan mengevaluasi data
inventaris alat, obat dan mengusulkan penambahan jika
diperlukan
3. Meminta arahan dari atasan dan unit kerja lain yang
terkait
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
5. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah
keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS
3. Mempunyai sertifikat pelatihan PPGG/GELS
4. Sudah menjalani masa orientasi di IGD
5. Nama Jabatan : Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Instalasi Gawat
Darurat
25
Hasil Kerja : Terkoordinasinya sistem pencatatan dan pelaporan di
Instalasi Gawat Darurat dengan baik
Uraian Tugas : 1. Mengkoordinasikan dan melaksanakan serta
mengawasi terhadap pencatatan dan pelaporan data-
data pasien di Instalasi Gawat Darurat
2. Membuat laporan data jumlah kunjungan pasien, jenis
kunjungan pasien berdasarkan status kegawatan,
tindak lanjut pelayanan pasien Instalasi Gawat Darurat
setiap bulan sekali kepada Kepala Instalasi Gawat
Darurat.
3. Menyimpan arsip laporan rekam medik pasien
Instalasi Gawat Darurat
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung ajwab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Merekapitulasi data rekam medik pasien Instalasi
Gawat Darurat
3. Menindak lanjuti umpan balik dari pelaporan
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan
2. Masa kerja minimal 2 (dua) tahun di IGD
3. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS / PPGD
26
3. Mengetahui dengan pasti jumlah dan macam obat
yang ada di Instalasi Gawat Darurat
4. Menukar obat ke instalasi farmasi bila ada obat yang
kadaluarsa tiga bulan sebelum obat kadaluarsa
5. Meneliti, menganalisa dan mengevaluasi inventaris
obat secara rutin
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyediaan, penggunaan,
kelengkapan dan inventaris obat di Instalasi Gawat
Darurat
27
dan non medis di Instalasi Gawat Darurat termasuk
pengecekan kelayakan pemakaian
2. Menentukan waktu service dan kalibrasi masing-
masing alat medis
3. Melakukan koordinasi dengan petugas lain (teknisi)
bila ada kerusakan alat medis
4. Menghitung jumlah dan macam alat medis di Instalasi
Gawat Darurat
5. Melakukan inventaris dengan tim inventaris rumah
sakit sesuai dengan jadwal
6. Melakukan chargaer alat yang memerlukan dicharger
7. Segera melaporkan dan menindaklanjuti bila ada alat
medis yang rusak
8. Megevaluasi inventaris alat medis dan non medis
secara rutin
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyediaan, penggunaan,
kelengkapan dan inventarisasi termasuk pengecekan
kelayakan pemakaian alat medis
28
8. Nama Jabatan : Koordinator Administrasi Instalasi Gawat Darurat
Hasil Kerja : Terkoordinasinya semua kegiatan administrasi gawat
darurat guna menunjang keberhasilan pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat
Uraian Tugas : 1. Bersama dengan KARU Perawatan IGD menyusun
program kerja di lingkungan administrasi sebagai
bahan masukan untuk menyusun program kerja IGD
2. Mengatur, mengawasi kelancaran kegiatan administrasi
pasien IGD
3. Memeriksa dan mengarsipkan laporan administrasi
harian
4. Melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan
Kepala IGD
Tanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap KARU Perawatan IGD
2. Ketepatan dan kesesuaian pelayanan administrasi dan
tata kerja di Instalasi Gawat Darurat
3. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan :
a. Pelayanan administrasi
b. Kelancaran pelayanan administrasi
c. Arsip administrasi
Wewenang : 1. Mendapatkan data administrasi di Instalasi Gawat
Darurat
2. Meneliti, menganalisa dan mengarsipkan data
administrasi di IGD
3. Mengkoordinir administrasi di Instalasi Gawat Darurat
4. Meminta arahan dari atasan dan unit kerja lain yang
terkait
5. Memberi saran dan pertimbangan tentang administrasi
kepada atasan
29
6. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah
administrasi di Instalasi Gawat Darurat
Syarat Jabatan : 1. Pendidikan minimal DIII
2. Mempunyai sertifikat pelatihan BLS dan atau PPGD
3. Masa kerja minimal 2 (dua) tahun
30
3) merencanakan kontrak/kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan,
dan lama pertemuan; bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan
mengakhir hubungan sementara.
Tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase orientasi
ini sebagai berikut.
1) Memberikan salam terapeutik
Contoh: “Assalamualaikum, selamat pagi”, dan sebagainya.
2) Evaluasi dan validasi perasaan klien
Contoh: “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ibu tampak segar hari
ini”. 3) Melakukan kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak
tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat.
Contoh: “Tujuan saya datang ke sini adalah membantu Ibu
menemukan masalah yang membuat Ibu selalu merasa tidak nyaman
selama ini”, “Menurut Ibu, berapa lama waktu yang akan kita butuhkan
untuk tujuan ini? Bagaimana kalau 15 menit?”, “Untuk tempat di dalam
ruang ini saja atau di taman belakang?”
c. Fase kerja
Fase ini adalah fase terpenting karena menyangkut kualitas hubungan
perawatklien dalam asuhan keperawatan. Selama berlangsungnya fase kerja
ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama,
tetapi yang lebih bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien.
Pada fase ini, perawat menggunakan teknik-teknik komunikasi dalam
berkomunikasi dengan klien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
(sesuai kontrak).
Contoh:
“Saya akan memasukkan jarum infus ini ke pembuluh darah di tangan
ibu”,
“Ibu akan merasakan sakit sedikit dan tidak perlu khawatir”.
d. Fase terminasi
31
Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan
ungkapan perasaannya. Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut
pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien. Ada
tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase terminasi ini, yaitu
melakukan evaluasi subjektif dan objektif; merencanakan tindak lanjut
interaksi; dan membuat kontrak dengan klien untuk melakukan pertemuan
selanjutnya. Contoh komunikasi dalam fase terminasi ini sebagai berikut.
Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita diskusi tentang masalah yang
Ibu hadapi?”
“Coba sebutkan masalah yang Ibu hadapi terkait dengan keluarga
Ibu!”
Rencana tindak lanjut
”Baik, Ibu, saya cukupkan pertemuan kita hari ini, tidak terasa bahwa
waktu kita sudah berlangsung 15 menit. Rencana selanjutnya setelah ini
adalah menemukan alternatif penyelesaian masalah yang Ibu hadapi dan
pengambilan keputusan untuk solusi.”
32
terpadu sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yang memerlukan
peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum
untuk menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
33
d. Melakukan rehabilitasi agar produktivitas korban pasca perawatan
dirumah sakit dan pulang kembali dapat setara sebelum terkena
musibah atau bencana
e. Memberikan pendidikan kesehatan dan latih/penderita.
4. Pembiayaan
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menyediakan sumber
dana untuk penyelenggaraan SGPDT sesuai engan kewenangannya. Sumber
pendanaan dapat bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara,
anggaran pendapatan belanja daerah, dan sumber pendanaan lain yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
34
5) Pembiayaan penanganan kesehatan korban bencana dikecualikan
terhadap bencana yang disebabkan oleh perbuatan dan kegiatan pelaku,
biaya ditanggung oleh pelaku.
35
pengungsianya tersebar berada di tenda-tenda kanan kiri rumah
pengungsi.
2) Pelayanan imunisasi
Bagi pengungsi khususnya anak-anak, dilakukan vaksinasi
campak tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Adapun
kegiatan vaksinasi lainnya tetap dilakukan sesuai program untuk
melindungi kelompok-kelompok rentan dalam pengungsian.
3) Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Kegiatan yang harus dilaksanakan adalah:
a. Kesehatan Ibu dan Anak (pelayanan kehamilan, persalinan, nifas
dan pasca-keguguran)
b. Keluarga berencana (KB) Deteksi dini dan penanggulangan IMS
dan HIV/AIDS
c. Kesehatan reproduksi remaja
4) Pelayanan gizi
Tujuannya meningkatkan status gizi bagi ibu hamil dan balita
melalui pemberian makanan optimal. Setelah dilakukan identifikasi
terhadap kelompok bumil dan balita, petugas kesehatan menentukan
strategi intervensi berdasarkan analisis status gizi. Pada bayi tidak
diperkenan diberikan susu formula, kecuali bayi piatu, bayi terpisah
dari ibunya, ibu bayi dalam keadaan sakit berat.
5) Pemberantasan penyakit menular dan pengendalian vector
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul di pengungsian dan
memerlukan tindakan pencegahan karena berpotensi menjadi KLB
antara lain: campak, diare, cacar, malaria, varicella, ISPA, tetanus.
Pelaksanaan pengendalian vektor yang perlu mendapatkan perhatian
di lokasi pengungsi adalah pengelolaan lingkungan, pengendalian
dengan insektisida, serta pengawasan makanan dan minuman. Pada
pelaksanaan kegiatan surveilans bila menemukan kasus penyakit
menular, semua pihak termasuk LSM kemanusiaan di pengungsian
36
harus melaporkan kepada Puskesmas/Pos Yankes di bawah koordinasi
Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai penanggung jawab pemantauan
dan pengendalian.
6) Pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa di pos kesehatan diperlukan bagi
korban bencana, umumnya dimulai pada hari ke-2 setelah kejadian
bencana. Bagi korban bencana yang memerlukan pertolongan
pelayanan kesehatan jiwa dapat dilayani di pos kesehatan untuk kasus
kejiwaan ringan. Sedangkan untuk kasus berat harus dirujuk ke
Rumah Sakit terdekat yang melayani kesehatan jiwa.
7) Pelayanan promosi kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan bagi para pengungsi diarahkan untuk
membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini mencakup:
a. Kebersihan
diri
b. Pengolahan
makanan
c. Pengolahan air
minum bersih
dan aman
d. Perawatan kesehatan ibu hamil (pemeriksaan rutin, imunisasi)
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan melekat pada kegiatan
kesehatan lainnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasi-
dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf. Diakses pada 10 September 2019
http://scribd.com/doc/127544255/KOMPETENSI-PERAWAT-KLINIK-GAWAT-
DARURAT-IS-ONE-rtf. Diakses pada 10 September 2019
https://id.scribd.com/doc/296222479/Pedoman-Pengorganisasian-Instalasi-Gawat-
Darurat. Diakses pada 10 September 2019
http://smartplusconsuling.com/2015/09/ruang-lingkup-dan-batasan-operasional-
instalasi-gawat-darurat/ Diakses pada 10 September 2019
38