Anda di halaman 1dari 9

SOP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ENDOKRIN DIGESTIF
SOP LAVEMENT COLOSTOMY & PERSIAPAN PASIEN CIL

Dosen Pembimbing
Ns. Frana Andrianur, S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh:
Al Barry M (P07220217002)
Annisa Azzahra (NIM. P07220217007)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KONSEP TEORI

A. Definisi

Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah, stoma dapat
berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen (Smeltzer, Bare, 2001).Menurut Harahap
(2006) Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor.
Kolostomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut sampai kolon
untuk pembuatan lubang (stoma) diatas dinding perut sehingga feses (BAB) dialirkan melalui
stoma yang dibuat (Sjamsuhidajat, 1997 dalam Simanjuntak, 2007).

B. Tujuan

Prosedur kolostomi dilakukan bila usus besar, rektum, atau anus tidak mampu berfungsi
secara normal akibat penyakit, cedera, atau harus diistirahatkan untuk sementara waktu.
Tujuannya adalah agar pasien tetap dapat mengeluarkan tinja dan gas dari saluran cerna (kentut)
dari dalam tubuh. Kolostomi umumnya dilakukan untuk menghentikan infeksi, mengatasi
penyumbatan, atau mencegah kerusakan lebih lanjut pada usus besar

C. Jenis Bentuk kolostomi

Terdapat tiga jenis bentuk kolostomi, yakni:

1. Loop kolostomi

Loop kolostomi biasanya dilakukan dalam kondisi kedaruratan medis yang


nantinya kolostomi tersebut akan ditutup. Jenis kolostomi ini biasanya mempunyai stoma
yang berukuran besar, dibentuk di kolon transversal dan bersifat sementara. Pembedahan
dilakukan dengan menarik sebuah lengkung usus ke atas abdomen dengan menggunakan
suatu peralatan penyokong eksterna, seperti batang plastik atau kateter karet ditempatkan
sementara waktu dibawah lengkung usus untuk memepertahankannnya sehingga tidak
tergelincir. Kemudian usus di buka dan dijahit ke kulit abdomen. Suatu dingding
penghubung tetap berada diantara usus distal dan usus proksimal. Lengkung ostomi
memiliki dua buah lubang stoma, ujung proksimal mengeluarkan feses sedangkan bagian
distal mengeluarkan lendir

2. End kolostomi

End kolostomi terdiri dari satu stoma, yang dibentuk dari ujung proksimal usus
dengan bagian distal saluran GI dapat dibuang atau di jahit tertutup dan di biarkan di

2
dalam rongga abdomen. Pada banyak klien, end kolostomi merupakan hasil terapi bedah
pada kanker kolorektal. Pada kasus tersebut, rektum juga mungkin dibuang.

3. Double- barrel colostomi

Berbeda dengan loop colostomi, Double-barrel colostomi di potong melalui


pemebedahan kedalam, double-barrel colostomi terdiri dari dua stoma yang berbeda,
stoma proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi. (Potter, Perry,
2006).

D. Indikasi

Atresia Ani

Hirschprung

Malformasi Anorektum

E. Kontra indikasi

Kontraindikasi tindakan operasi apabila ada kendala pada proses anestesi dan operasi,
seperti gagal jantung berat, gagal nafas, atau kegagalan multi organ. Operasi juga dapat tidak
dilakukan jika pasien menolak.

3
SOP TINDAKAN
LAVEMENT COLOSTOMY
Definisi Lavement colostomy adalah prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui stoma
colostomy untuk mengeluarkan feses atau membersihkan kolon.
Tujuan 1. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
2. Merangsang peristaltic kolon agar dapat BAB
3. Membersihkan kolon untuk persiapan tindakan operasi
Indikasi 1. Konstipasi
2. Persiapan operasi
3. Tindakan diagnostik : pemeriksaan radiologi (barium enema)
Kontra 1. Pasien dengan diare
Indikasi 2. Pasien dengan terapi radiasi
3. Pasien dengan prognosa jelek
4. Pasien mempunyai riwayat inflamasi colon
5. Pasien dengan peristomal hernia
Alat dan 1. Cairan hangat NaCl 0,9 % dengan jumlah :
Bahan a. Pada infant : 120-240 cc
b. Anak kecil : 240-360 cc
c. Adolesence : 480-780 cc
2. Spuit 50-60 cc atau 20 cc
3. Selang kanula rectie dengan ukuran :
- Infant dan todler : 10-12 fr
- Adolesence : 22 fr
4. Perlak dan kain pengalas
5. Vaseline atau jelly
6. Handscoon
7. Pispot
8. Air untuk cebok / kapas cebok
9. Tissue
10. Celemek / barakshort
11. Kom untuk tempat NaCl 0,9 %
12. Format dokumentasi
13. Selimut
14. Sampiran bila diperlukan
Prosedur Persiapan Pasien :
1. Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
2. Memberikan penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
3. Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
4. Privacy klien selama komunikasi dihargai.

4
5. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Persiapan Lingkungan
1. Menciptakan lingkungan yang nyaman dengan :
2. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden
 jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur)

Prosedur
1. Siapkan alat dan dekatkan kepada klien
2. Pakai celemek / barakshort
3. Pasang perlak dan kain pengalas
4. Atur posisi pasien ( terlentang jika pasien dipasang kolostomi, infant dan anak kecil
posisi dorsal
recumbent atau supine dengan lutut fleksi. Pada anak yang cukup besar posisi sim dengan
lutut
kanan fleksi.
5. Pasang selimut, kemudian buka celana pasien
6. Pasang pispot
7. Pakai sarung tangan
8. Tuang NaCl 0,9 % hangat ke dalam kom
9. Ambil cairan dengan menggunakan spuit
10. Siapkan kanul dan lumasi ujungnya dengan vaseline atau jelly
11. Tangan kiri membuka anus, tangan kanan memasukkan kanul. (anak dengan
kolostomy, kanul
dimasukkan ke dalam lubang colostomy).
12. Anak disuruh unuk nafas dalam
13. Tahan kanul 5-10 menit
14. Biarkan cairan keluar kembali dan ditampung .
15. Masukkan cairan berulang-ulang hingga bersih atau sesuai dengan kebutuhan pasien.
16. Cabut kanul rectie dari anus atau kolostomi dan anjurkan pasien untuk menarik nafas
dalam.
17. Pispot atau penampung feces diangkat, kemudian diganti dengan yang bersih untuk
cebok.
18. Anak kembali dirapikan, dan bereskan alat-alat.
19. Cuci tangan

Evaluasi
1. Jumlah dan karakter feces
2. Keadaan abdomen
3. Evaluasi subjektif
4. Evaluasi Objektif.

5
Dokumentasi
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.
Referensi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2010. Instruksi Kerja Pelaksanaan Wash Out.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44423/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=FE0C0F7F6D5F7A4BA0B60DE23CEA619E?sequence=4

6
KONSEP TEORI

A. Definisi

Colon In Loop merupakan suatu pemeriksaan radiografi kolon menggunakan kontras


(Barium Sulfat) yang dimasukkan secara anal. Bisa berupa pemeriksaan single contrast bila
kontras yang digunakan hanya barium, bisa juga double contrast bila udara juga dipompakan
ke dalam kolon. Pemeriksaan ini termasuk barium enema dan memerlukan persiapan pasien.

B. Tujuan

Menggambarkan usus besar yang berisi kontras media,sehingga dapat memperlihatkan anatomi
dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya maupun yang terdapat pada lumen khusus.

C. Indikasi

1. Obstruksi atau illeus

2. Invaginasi

3. Stenosis

4. Volvulus

5. Atresia ani

6. Kolitis

7. Carsinoma atau keganasan

8. Divertikel

9. Megakolon

D. Kontra indikasi

1. Perforasi

2. Obstruksi akut atau penyumbatan.

3. Diare berat

7
8
SOP PERSIAPAN PASIEN COLON IN LOOP

Definisi Pemeriksaan radiografi dari usus besar ( colon ) dengan menggunakan bahan kontras yang
dimasukkan per anal.
Tujuan Menggambarkan usus besar yang berisi kontras media,sehingga dapat memperlihatkan
anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya maupun yang terdapat
pada lumen khusus
Indikasi 1. Obstruksi atau illeus
2. Invaginasi
3. Stenosis
4. Volvulus
5. Atresia ani
6. Kolitis
7. Carsinoma atau keganasan
8. Divertikel
9. Megakolon
Kontra 1. Perforasi
Indikasi 2. Obstruksi akut atau penyumbatan.
3. Diare berat
Alat & 1. Leaflet
Bahan 2. Diet rendah serat atau lunak
3. Obat pencahar
Prosedur 1. Salam terapeutik dan memperkenalkan diri
2. Pasien diberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Dua hari sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak
4. Minum sebanyak-banyaknya (hanya air putih)
5. Minum obat pencahar pada malam sebelum tindakan
6. Puasa sebelum pemeriksaan selama 8 jam
7. Tidak boleh banyak bicara dan merokok selama persiapan
8. Evaluasi objektif dan subjektif
9. Dokumentasi
Referensi https://rsudmangusada.badungkab.go.id/assets/CKImages/files/07--15_B_HMS-
VI_2016%20Persiapan%20Pemeriksaan%20Radiologi.pdf
https://www.academia.edu/36245104/MAKALAH_TEKNIK_RADIOGRAFI_3_MEDIA_KONT
RAS_PADA_TEKNIK_PEMERIKSAAN_RADIOGRAFI_COLON_IN_LOOP

Anda mungkin juga menyukai