Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

RINGKASAN ARTIKEL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN ADL & IADL

DOSEN PENGAJAR
Rivan Firdaus, M.Kes
Disusn Oleh:
Albarry Muqowwy

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1. Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia Dalam


Pemenuhan Activitie Daily Living Di Dusun Sembayat Timur, Kecamatan Manyar,
Kabupaten Gresik.
Penelitian ini berdesain korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Sampel sejumlah 34 lansia di Dusun Sembayat Timur Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik dengan teknik purposive sampling. Hasil yang diperoleh yakni
mayoritas keluarga memberikan dukungan kepada lansia yaitu sebanyak 55,9%
karena keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang pentingnya dukungan
keluarga terhadap lansia. Faktor pengalaman dan kedekatan hubungan dengan
lansia ikut mendukung kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan yang
tepat. Hasil penelitian bahwa 79,4% keluarga memberikan dukungan isntrumental
kepada lansia, 82,4% memberikan dukungan penghargaan, dan 67,6% memberikan
dukungan emosional. Hasil penelitian pemenuhan kebutuhan sehari hari didapatkan
bahwa 41,2% lansia mandiri dalam beraktifitas sehari hari.
Disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dan
kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari hari dengan jenis dukungan
yang terbanyak yaitu dukungan penghargaan.
2. Penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian Aktivitas Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)
Jenis penelitian menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Mengambil sample di Dusun Pakan Desa Purworejo dengan jumlah lansia
125 orang dan sample penelitian menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 31
orang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stres di Dusun Pakan Desa
Purworejo, dikategorikan stres sedang dibuktikan dengan data yang didapatkan yaitu
sebanyak 25 orang (80,6%) sedangkan dalam data selanjutnya, tingkat kemandirian
aktivitas lansia di dusun pakan sebagia besar dikategorikan ketergantungan ringan
dibuktikan data yang di dapat sebanyak 17 orang (54,8 %).
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah adanya hubungan tingkat stres
dengan kemandirian aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari pada lansia
di dusun pakan desan purwerejo kecamatan ngantang kabupaten malang dibuktikan
dengan nilai signifikan sebesar 0,000(p ≤ 0,05) dan nilai korelasi sebesar – 0,642.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA


DALAM PEMENUHAN ACTIVITIE DAILY LIVING DI DUSUN SEMBAYAT
TIMUR, KECAMATAN MANYAR, KABUPATEN GRESIK

(The Correlation between Family Support with Elderly Independency in Doing Activity
Daily Living)
Siti Khulaifah*, Joni Haryanto*, Hanik Endang Nihayati* *Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C
Unair Surabaya 60115 email: siti_khulaifah@gmail.com

ABSTRACT
Aging is a natural process that cannot be prevented and always causes problems, both
physically, mentally, socially and economically, so it may reduce the independence of
elderly in accomplishing activities daily living. If it is not addressed it may result in
declined health status of the elderly, so that family support is needed to improve their
physical and mental well-being. This study aimed to determine the correlation between
family support with elderly independency in doing activity daily living. Design used was
correlational study with cross-sectional approach. Samples were selected by purposive
sampling, comprising 34 elderly and their families who met the inclusion criteria. Data
were collected by using questionnaires and observation. Data were analyzed by chi-
square with α<0,05. Results revealed that most types of family support was the support of
respect. Most of the elderly, as many as 64.1%, have been independent in accomplishing
daily activities. Chi-square correlation test indicated significant correlation between
family support was related to the independence of elderly in accomplishing activities
daily living (p=0,048). It can be concluded from this study that there was significant
correlation between family support and the independence of elderly in accomplishing
activities daily living. Families should enhance their instrumental, informative, respect,
and emotional support to the elder. Health workers were expected to enhance
cooperation with health volunteers to inform the importance of family support to increase
the independence of elder. Further studies should use standardized instrument to obtain
better result.

Keywords: family support, elderly, activities daily living

PENDAHULUAN Bertambahnya usia diharapkan lansia


tetap mendapatkan kualitas hidup tetap
Proses penuaan merupakan suatu proses baik, tetap melakukan aktivitas hidup
alamiah, tidak dapat dicegah, merupakan sehari-hari dengan mandiri serta tetap
hal wajar dialami oleh orang dikarunia menjaga kesehatannya, tentunya hal ini
umur panjang, di mana semua orang terutama merupakan tugas dari keluarga
berharap akan menjalani hidup dengan (Friedman, 2003), namun kenyataanya
tetap sehat, tenang, damai, penuh kasih banyak di temukan penurunan
sayang serta menikmati masa tuanya kemandirian pada lansia yang tinggal
bersama keluarga tercinta (Pratikwo, dengan keluarga, hal ini karena banyak
2006). Kondisi idaman seperti ini tidak keluarga lansia sibuk dengan pekerjaan
semua lansia dapat menikmatinya. mereka masing-masing di samping itu
Proses menua tetap menimbulkan meningkatnya kebutuhan ekonomi
permasalahan baik secara fisik, mental membuat semua anggota keluarga
dan sosial ekonomi (Nugroho, 2008). bekerja diluar rumah, sehingga
menyebabkan keluarga yang mempunyai
keadaan lansia sehingga di
perlukan dukungan keluarga
(Watson, 2003).
Dukungan keluarga didefinisikan
lansia kurang memperhatikan atau sebagai informasi verbal, non-
memberi dukungan yang optimal kepada verbal, saran, bantuan nyata,
lansia (Watson, 2003). tingkah laku dari
orang-orang yang akrab berupa
Dampak Penurunan kemandirian adalah kehadiran, kepedulian, kesediaan
lansia akan lebih rentan terhadap dan hal- hal, yang dapat
serangan penyakit (Hardywinanto, memberikan
2005). Kondisi seperti ini jika tidak keuntungan emosional dan
segera diatasi akan memperburuk meningkatkan fisik lansia
sehingga mendorong lansia untuk 92
mandiri dalam pemenuhan aktivitas
sehari- hari (Kuntjoro, 2002).

Jumlah penduduk lanjut usia di kemandirian lansia dalam aktivitas


Indonesia terus meningkat dari tahun ke sehari-hari diantaranya penelitian
tahun. Menurut Menko Kesra (2008) Rinajumita (2011) tentang faktor- faktor
dalam Effendi & Makhfudli (2013) yang berhubungan dengan kemandirian
jumlah lansia di Indonesia pada tahun lansia, salah satunya adalah dukungan
2006 sebesar 19 juta jiwa dengan usia keluarga, namun hubungan dukungan
harapan hidup 66,2 tahun, tahun 2010 keluarga dengan kemandirian lansia
diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
juta (9,77%) dengan harapan hidup 67,4 masih perlu dibuktikan.
tahun, sedangkan pada tahun 2020 di
prediksi jumlah lansia sebesar 28,8 Juta Dukungan keluarga misalnya dari
(11,34%) dengan usia harapan hidup anggota keluarga (anak, istri, suami dan
71,1 tahun. kerabat), teman dekat atau relasi
(Kuntjoro, 2002). Dukungan keluarga
Data yang di peroleh dari kantor Balai dapat berupa instrumental, infomatif,
Desa Sembayat jumlah lansia yang ada emosional, penghargaan (House, 1994
di dusun Sembayat Timur bulan Oktober dalam Setiadi, 2008). Meningkatnya
tahun 2013 sebanyak 44 lansia: 38 kebutuhan ekonomi membuat banyak
tinggal dengan keluarga, 6 tinggal keluarga bekerja diluar rumah dan sibuk
sendiri. Hasil studi pendahuluan dengan pekerjaannya masing-masing
dilakukan peneliti di Dusun Sembayat sehingga kurang optimal dalam membe
Timur Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik, didapatkan dari 20 lansia yang Manfaat keterlibatan keluarga akan
tinggal dengan keluarga, sebanyak 12 meningkatkan kesehatan/ kesejahteraan
orang tidak mendapat dukungan anggota keluarga termasuk lansia
keluarga secara optimal dan 7 orang (Friedman, 2003). Kemampuan lansia
mandiri, 5 orang ketergantungan ringan, dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari
4 orang ketergantungan sedang, 3 orang jika dukungan keluarga yang optimal
ketergantungan berat, 1 orang diberikan maka lansia terdorong untuk
ketergantungan total. Penelitian terkait mandiri dalam aktivitas sehari hari,
sehingga status kesehatanya meningkat,
jika tidak ada dukungan keluarga maka
lansia akan tergantung dalam
pemenuhan aktivitas sehari-hari, maka
status kesehatannya menurun.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan


untuk meningkatkan kemandirian lansia
dalam aktivitas sehari-hari yakni dengan
dukungan keluarga. Berdasarkan
fenomena diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian guna mengetahui
hubungan dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari di Dusun Sembayat
Timur Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini berdesain korelasional


dengan pendekatan cross sectional.
Sampel sejumlah 34 lansia di Dusun
Sembayat Timur Kecamatan Manyar 93
Kabupaten Gresik diambil dengan teknik
purposive sampling. Kriteria inklusi
yaitu: 1) lansia berusia 60-70 tahun; 2)
lansia dan keluarga yang bersedia mengalami kecacatan ekstremitas atas
menjadi responden; 3) lansia dan dominan karena stroke, dan lansia yang
keluarga yang komunikatif dan mengalami kelumpuhan ekstremitas atas
kooperatif; 4) keluarga yang bisa dominan karena fraktur, lansia yang
membaca dan menulis Bahasa mengalami demensia.
Indonesia; 5) keluarga tipe extended.
Sedangkan kriteria eksklusinya adalalah Variabel independen adalah dukungan
keluarga dan lansia yang tuna netra atau keluarga diukur menggunakan
tuna rungu, keluarga dan lansia yang kuesioner. Variabel dependen adalah
mengalami gangguan jiwa, lansia yang kemandirian lansia melakukan aktifitas
hidup sehari-hari yang diukur dengan
HASIL observasi. Data kemudian diuji statistik
dengan menggunakan chi-square
Tabel 1 Distribusi dukungan keluarga α≤0.05.
Dukungan keluarga ∑ %
Tidak mendukung 5.9 5.9
Mendukung 11.8 11.8
Total 17.6 17.6

Tabel 2 Distribusi dukungan instrumental


Dukungan instrumental ∑ %
Tidak mendukung 7 20.6
Mendukung 27 79.4
Total 34 100.0

Tabel 3 Distribusi dukungan informatif


Dukungan informatif ∑ %
Tidak mendukung 11 32.4
Mendukung 23 67.6
Total 34 100.0

Tabel 4 Distribusi dukungan penghargaan


Dukungan penghargaan ∑ %
Tidak mendukung 6 17.6
Mendukung 28 82.4
Total 34 100.0

Tabel 5 Distribusi dukungan emosional


Dukungan emosional ∑ %
Tidak mendukung 11 20.6
Mendukung 23 79.4
Total 34 100.0

Tabel 6 Distribusi kemandirian lansia


Kemandirian lansia ∑ %
Ketergantungan total 2 5.9
Ketergantungan Berat 3 8.8
94

Ketergantungan Sedang 6 17.6


Ketergantungan ringan 9 26.5
Mandiri 14 41.2
Total 34 100.0

Pada hasil tabulasi silang terlihat bahwa pendidikan responden yang beraneka
keluarga yang tergolong tidak ragam mulai dari SLTP sampai sarjana
mendukung kemandirian lansia sehingga dengan pendidikan terbanyak adalah
lansia cenderung tergantung (tidak SLTA.
mandiri) ada sebanyak 3 orang (8.8 %)
mengalami ketergantungan ringan, 6 Tingkat pendidikan yang tinggi maka
lansia (17.6 %) ketergantungan sedang, tingkat pengetahuan yang dimiliki
1 lansia (2.9 %) ketergantungan berat, 1 keluarga tentang kesehatan dan
lansia (2.9 %) ketergantungan total, dukungan kepada lansia juga semakin
namun 4 lansia (12%) sudah bisa tinggi, sehingga bermanfaat dalam
mandiri. Untuk keluarga yang tergolong mempertahankan kemampuan
mendukung kemandirian lansia sehingga fungsional lansia dan mencegah
lansia cenderung mandiri ada sebanyak perlakuan yang salah kepada lansia
10 orang (29.4 %), namun masih (Sholehah, 2002). Kemajuan mengenai
cenderung tergantung (tidak mandiri) pemahaman proses menua termasuk
yaitu 6 lansia (17.7 %) mengalami salah satu faktor yang memegang
ketergantungan ringan, 2 lansia (5.9 %) peranan penting dalam peningkatan usia
ketergantungan berat, 1 lansia ( 2.9 %) harapan hidup dan kualitas hidup lansia
ketergantungan total. (Darmojo, 2004).

Berdasarkan hasil pengujian Keluarga yang mempunyai lansia perlu


menunjukkan nilai Chi-Square untuk mengetahui beberapa pengetahuan
mengetahui adanya hubungan antara mengenai proses penuaan, sehingga
dukungan keluarga dengan kemandirian dapat mengenal lebih baik tentang
lansia yaitu sebesar 9.567 yang lebih keadaan fisiologis dan patologis yang
besar dari 2 tabel dengan df= 4 yaitu mempengaruhi lansia dalam aktivitas
sebesar 9.487. Dengan demikian antara sehari–hari. Pengetahuan menjadi
dukungan keluarga pada lansia dengan sumber informasi mengenai perjalanan
tingkat kemandirian lansia di Dusun penuaan lansia yang sangat bermanfaat
Sembayat Timur Manyar Gresik dalam mempertahankan kemampuan
mempunyai hubungan yang signifikan fungsional lansia dan mencegah
(bermakna) p<0.05 artinya H1 diterima perlakuan yang salah kepada lansia.
berarti ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kemandirian lansia Hasil penelitian di dapatkan
dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari. karakteristik responden keluarga yang
mempunyai lansia mayoritas berusia
PEMBAHASAN (36–45 tahun) adalah 17 keluarga (50
%), dimana usia ini merupakan masa
Hasil penelitian yang dilakukan di dusun dewasa yang produktif dan memiliki
Sembayat Timur Kecamatan Manyar pengalaman yang cukup dalam
Kabupaten Gresik diperoleh bahwa berkeluarga dan hampir 15 keluarga
mayoritas keluarga memberikan (44.1 %) memiliki hubungan dengan
dukungan kepada lansia yaitu sebanyak lansia sebagai anak kandung.
55.9 %, karena keluarga memiliki Faktor pengalaman dan kedekatan
pengetahuan yang baik tentang hubungan dengan lansia ikut
pentingnya dukungan kepada lansia. mendukung kemampuan keluarga
Dimana dari hasil penelitian diperoleh memberikan dukungan yang tepat
95
kepada lansia. Dukungan keluarga
berupa kekhawatiran yang berlebihan
atau ketidaktahuan akan pentingnya
bergerak bagi lansia dapat menyebabkan Hasil penelitian di ketahui bahwa 67.6
ketergantungan aktivitas sehari-hari % keluarga dengan lansia di dusun
yang lebih tinggi dan sebaliknya Sembayat Timur Kecamatan Manyar
dukungan keluarga yang tepat akan Kabupaten Gresik memberikan
memperbaiki atau mempertahankan dukungan dalam mencari informasi
kemampuan aktivitas sehari- hari lansia tentang lansia dan kebutuhannya.
(Soejono, 2002). Keluarga memberikan informasi dan
saran kemandirian pada lansia.
Dukungan keluarga terdiri dari 4
dukungan keluarga yaitu dukungan Dukungan informatif yang tepat akan
instrumental, informatif, penghargaan meningkatkan kemandirian lansia dalam
dan emosional. Dari keempat dukungan pemenuhan aktivitas sehari-hari.
keluarga tersebut yang paling banyak Lingkungan tempat tinggal di daerah
adalah dukungan penghargaan. perkotaan, memudahkan keluarga yang
Dukungan penghargaan berupa pujian memiliki lansia untuk mencari informasi
dan dorongan akan memotivasi lansia sebanyak-banyaknya mengenai
mandiri dalam aktivitas sehari-hari. perubahan pada lansia baik melalui
Dengan adanya dukungan penghargaan media cetak seperti koran atau majalah
lansia merasa diperhatikan, disayangi maupun media elektronik seperti televisi
oleh anggota keluarga yang lain dan internet serta fasilitas kesehatan
sehingga mengurangi ketergantungan yang lengkap di daerah perkotaan
lansia kepada orang lain dalam (Soejono, 2002).
pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Hasil penelitian di ketahui bahwa
Hasil penelitian di ketahui bahwa 79.4 sebagian besar keluarga sebanyak 82.4
% keluarga memberikan dukungan % memberikan dukungan penghargaan.
instrumental kepada lansia. Keluarga Dukungan penghargaan terjadi lewat
menyediakan alat mandi, makan, ungkapan hormat (penghargaan positif)
pakaian lansia dan lain-lain, bukan atau pujian dan dorongan agar lansia
berarti lansia menjadi tidak mandiri mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
dengan disediakannya alat-alat tersebut, Dukungan penghargaan menyebabkan
namun bagaimana kemandirian lansia lansia merasa bahwa dirinya dianggap
dalam menggunakan alat-alat tersebut. dan dihargai sehingga akan menaikkan
Lansia mengalami banyak perubahan harga diri dan meningkatkan
baik fisiologis maupun psikologis. kemandirian lansia dalam aktivitas
Adanya perubahan fisiologis (House, 2002).
menyebabkan lansia membutuhkan
bantuan dalam memenuhi kebutuhan Di Indonesia sudah menjadi budaya
sehari-hari (Darmojo, 2004). bahwa orang tua merupakan tempat
meminta saran dan pertimbangan
Tanda kemunduran fisik antara lain gigi terhadap masalah yang terjadi di
mulai ompong, pendengaran dan keluarga maupun di masyarakat. Dalam
penglihatan mulai kurang, mudah lelah, keluarga, kakek dan nenek mempunyai
gerakan menjadi lamban dan kurang peranan sangat penting sebagai warga
lincah dan perubahan fisik lainnya tertua yang penuh pengalaman dan
(Nugroho, 2008). Dukungan kebijakan, namun tidak jarang lansia
instrumental akan lebih efektif untuk merasa tidak dibutuhkan lagi sehingga
keadaan kesukaran tenaga dan dana dukungan berupa penghargaan sangat
(House, 2002). penting bagi lansia (Murodion,2006).

Hasil penelitian di ketahui bahwa 67.6


% memberikan dukungan emosional.
Dukungan emosional yang diberikan
96

berupa kepedulian anggota keluarga


terhadap kemandirian lansia dalam
aktivitas sehari-hari. Lansia tidak hanya aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan
membutuhkan dukungan secara fisik sendiri namun semakin tua maka lansia
saja tetapi hubungan emosional antar akan membutuhkan bantuan orang lain
anggota keluarga akan sangat untuk memenuhi kebutuhan sehari–
mendukung lansia dalam harinya. Penurunan kemampuan
mempertahankan kemandiriannya. aktivitas sehari–hari seiring dengan
bertambahnya umur (Azizah, 2011).
Dukungan emosional terutama
didapatkan dari keluarga, bahwa kasih Bertambahnya usia diharapkan lansia
sayang dari anggota keluarga kepada tetap menjaga kesehatan dengan baik
anggota keluarga yang lain, memberikan serta melakukan aktivitas hidup sehari-
penghargaan terhadap kehidupan hari dengan mandiri agar kualitas hidup
keluarga terutama berkaitan dengan tetap baik. Hasil statistik menunjukkan
persepsi dan perhatian terhadap nilai chi-Square untuk mengetahui
kebutuhan sosio emosional para anggota adanya hubungan antara dukungan
keluarga (Sholehah, 2002). keluarga dengan kemandirian lansia
yaitu sebesar 9.567 yang lebih besar dari
Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi 2 tabel dengan df= 4 dan yaitu sebesar
asih dimana antar anggota keluarga 9.487 atau p= <0,05 artinya H1diterima
saling memberikan kasih sayang dan berarti ada hubungan antara dukungan
rasa aman, memberikan perhatian dan keluarga dengan kemandirian lansia
kehangatan terutama pada lansia yang dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari di
mengalami penurunan kemampuan fisik. Dusun Sembayat Timur Kecamatan
Dalam teori kepribadian menurut Manyar Kabupaten Gresik.
Ericson (1902–1994) menyatakan lansia
(yang usianya diatas 60 tahun) merasa Ketika seseorang memasuki masa lanjut
hidup mereka sudah dekat dengan akhir usia (lansia), maka dukungan keluarga
hayat dan pada masa ini kasih sayang dari orang lain menjadi sangat berharga
dari lingkup keluarga terdekat dan akan menambah ketenteraman
merupakan kenikmatan tersendiri. Hal hidupnya. Pemicu lansia tergantung
ini menunjukkan bahwa perawatan oleh pada orang lain adalah menurunnya
keluarga akan menguntungkan tidak fungsi fisiologis dimana hal ini akan
hanya secara fisik tapi juga psikologis berdampak pada status dan derajat
lansia (Hardywinoto, 2005). kesehatannya. Walaupun demikian,
dengan dukungan keluarga itu tidaklah
Keluarga mempunyai empat peran berarti bahwa setelah memasuki masa
utama dalam membantu kemandirian lansia orang hanya tinggal duduk, diam,
lansia, salah satunya adalah motivator tenang, dan berdiam diri saja. Untuk
yaitu dengan memberikan dukungan menjaga kesehatan fisik maupun
secara emosional, yang membuat lansia kejiwaannya, lansia justru tetap harus
punya motivasi untuk dapat melakukan melakukan aktivitas-aktivitas yang
aktivitasnya semandiri mungkin. berguna bagi kehidupannya (Kuntjoro,
Contohnya, dengan memberikan pujian 2002).
saat mampu mandi sendiri.
Lansia tak boleh membiarkan semua
Hasil penelitian didapatkan bahwa 41.2 kebutuhannya dilayani oleh orang lain.
% lansia mandiri dalam aktivitasnya Hal itu justru akan mendatangkan
sehari-hari. Hal ini karena karakteristik berbagai penyakit dan penderitaan,
responden lansia sebagian besar berusia sehingga bisa menyebabkan para lansia
60–65 tahun (52.9 %) dimana pada usia cepat meninggal dunia. Dalam rangka
ini lansia masih mampu mentoleransi membantu agar lansia tetap dapat
beraktivitas, maka dibutuhkan dukungan
sosial dari keluarga. dukungan keluarga
97

merupakan bantuan atau dukungan yang


diterima individu dari orang-orang
tertentu dalam kehidupannya dan berada terhadap lansia khususnya karena
dalam lingkungan sosial tertentu yang penurunan fisiknya, dan pencegahan-
membuat si penerima merasa pencegahan lainnya untuk
diperhatikan, dihargai dan dicintai. mempertahankan kesehatan lansia.
Sebagai masukan bagi puskesmas untuk
Dukungan keluarga dapat membantu mengadakan puskesmas santun lansia
individu untuk mengatasi masalahnya untuk meningkatkan kualitas hidup dan
secara efektif. Dukungan keluarga juga dapat dijadikan sarana penyuluhan pada
dapat meningkatkan kesehatan fisik dan keluarga yang memiliki lansia tentang
mental pada lansia. Dukungan keluarga pentingnya dukungan keluarga.
berhubungan dengan pengurangan gejala
penyakit dan kemampuan untuk KEPUSTAKAAN
memenuhi kebutuhannya sendiri akan
perawatan kesehatan (Psychemate, Ali, M. (2005). Psikologi Remaja
2007). (Perkembangan Peserta Didik).
Jakarta: Rineka Cipta
Keluarga mempunyai peran penting Alimul, A. (2004). Pengantar Konsep
dalam menunjang kemandirian usia Dasar Keperawatan. Jakarta:
lanjut. Karena keluarga memiliki EGC
kedekatan dan keterikatan baik fisik Darmojo, dkk. (2004). Geriatri Ilmu
maupun emosional. Ketidakmandirian Usia Lanjut. Jakarta: FKUI.
lansia disebabkan tiga hal yaitu Effendy, F.& Makhfudli. (2013).
keterbatasan fisik dan atau mental, Keperawatan Kesehatan
memilih untuk dibantu dalam satu Komunitas Teori dan Praktik
aktivitas tertentu namun mandiri dalam dalam Keperawatan. Jakarta:
aktivitas lainnya, serta tidak adanya EGC.
dukungan keluarga. Fatimah, E. (2006). Psikologi
Perkembangan. Bandung: CV
Dengan demikian dukungan keluarga Pustaka Setia.
sangat berhubungan dalam mendukung Friedman, M. (2003). Keperawatan
kemandirian lansia untuk menjaga Keluarga: Teori dan Praktik.
kesehatan fisik maupun kejiwaannya. Edisi ketiga. Jakarta:EGC.
Sehingga meningkatkan kesehatan dan Gallo, dkk. (2004). Buku Saku
kualitas hidup lansia. Para lansia akan Gerontology. Edisi Kedua.
dapat menikmati hari tua mereka dengan Jakarta: EGC.
tentram dan damai yang pada akhirnya Green, L. and Judith M. O. (1999).
akan memberikan banyak manfaat bagi Community and Population
semua anggota keluarga yang lain. Health. Mc Graw: Hill
Companies.
KESIMPULAN DAN SARAN Hardywinoto & Setyabudi, T. (2005).
Panduan Gerontology: Menjaga
Ada hubungan antara dukungan keluarga Keseimbangan Kualitas Hidup
dan kemandirian lansia dalam Para lanjut Usia. Jakarta: PT
pemenuhan aktivitas sehari-hari dengan Gramedia Pustaka Utama.
jenis dukungan keluarga yang terbanyak Hernawati, I. (2006). Pedomam
adalah dukungan penghargaan. Tatalaksana Gizi Usia Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan Untuk Tenaga, Kesehatan.
keluarga yang memiliki lansia Jakarta: Depkes.
meningkatkan kesehatan pada lansia House& Smett. 2002. Psikologi
dengan memberikan lingkungan rumah Kesehatan, EGC, Jakarta.
yang aman, meningkatkan kepedulian Kuntjoro, S. (2002). Dukungan Sosial
Buat Lansia.
http://www.balipost.co.id.balipost
Psychemate.2007.lateadulthood.htt
p://w
ww.jurnalnet.com/conten.ph
cetak/2006/5/7/kel 3.html.
p?na ma aduan
Diakses 28 September 2013.
publik&op=detail-
Jam 12.00WIB.
Lueckenotte, AG. (2000).
Pengkajian
Gerontology. Edisi
Kedua.
Jakarta: EGC.
Maryam, R. Siti, dkk. (2008).
Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika
Murodion, W. (2006). Lansia harus
tetap bergairah hidup sehat.
Jakarta: Depkes RI.
Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian
Sebagai Kebutuhan Psikologi
Pada Remaja.www.e-
psikologi/remaja/250602.htm.di
ak ses 29 Oktober 2013. Jam
10.00
Notoatmodjo. (2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta, hal: 178-
179

Nugroho, W. (2008). Perawatan


Lanjut Usia. Edisi Kedua.
Jakarta: EGC
Pickett G, Hanlon J.J. (2009).
Kesehatan
Masyarakat Administrasi
dan
Praktik. Jakarta:ECG.
Pieter, HZ & Namora, L.
(2010).
Pengantar Psikologi dalam
Keperawatan. Jakarta: Kencana,
Potter, P.A.,& Perry,A.G.(2006).
Fundamental

Keperawatan.
Jakarta : EGC
Pratikwo, S, Pietojo, H, Widjanarko.B.
(2006). “Analisis Pengaruh
Faktor Nilai Hidup,
Kemandirian dan Dukungan
Keluarga terhadap
Perilaku Sehat Lansia
di
Kelurahan Medono
Kota
Pekalongan”.Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, vol. 1, no.
2.
98

Nursing News
aspirasi-aduan publik-id diakses 28 Volume 4, Nomor 1, 2019
Desember 2007
Putri, I.H. (2011). Hubungan
Kemandirian dan Dukungan
Sosial dengan Tingkat Stres
Lansia. Skripsi Sarjana Institut
Pertanian Bogor.
Rinajumita . (2011). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan
Kemandirian Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Lampasi
Kecamatan Payu Kumbuh.Other
thesis, Padan. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Setiadi, (2008). Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sholehah, Faridatus. 2002. Tingkat
Pengetahuan ibu usia 45 tahun keatas
tentang gejala menopouse di desa
sepuluh Bangkalan. KTI tidak
diterbitkan. Malang. UMM
Soejono, czeresna Heriawan. 2002. Belum
Memadai fasilitas bagi
warga usia lanjut.
http://www.kompas.com/kompas
cetak/0203/25/iptek/pert.10.htm.
diakses 2 juni 2007.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural.
Jakarta: ECG.
Surilena, Dharmady Agus.2006. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi
depresi pada lansia di Jakarta.
Majalah Kedokteran Damianus,
Vol.5, Mei. Jakarta.
Tim Pustaka Mandiri. (2006). Membuat
Prioritas Melatih Anak Mandiri.
Yogyakarta: Kanisi
Watson, Roger.2003. Perawatan Pada
Lansia. Alih Bahasa Musri.
Jakarta: EGC.
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian Aktivitas
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari Pada Lanjut
Usia (Lansia)

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMANDIRIAN AKTIVITAS


DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI PADA LANJUT USIA
(LANSIA)

1) 2) 3)
Boyke Pangemanan , Dyah Widodo , Esti Widiani

1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas


Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang
2) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang
E-mail: boy.galelano@gmail.com

ABSTRAK

Perubahan mental pada lansia ditandai dengan sikap yang mudah tersinggung dan bahkan
mudah depresi hingga stres. Stres juga dapan mempengaruhi kemandirian pada lansia
meliputi kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti: mandi,
berpakaian rapi, pergi ke toilet, berpindah tempat, dapat mengontrol BAK atau BAB, serta
dapat makan sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui hubungan tingkat stres
dengan kemandirian aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada lansia di
Dusun Pakan Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Desain penelitian
menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada
penelitian ini yaitu lansia yang ada di Dusun Pakan Desa Purworejo dengan jumlah 125
orang dan sampel penelitian menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 31 orang.
Instrument dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Analisis yang digunakan
spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres hampir seluruh
responden dikategorikan stres sedang yaitu sebanyak 25 orang (80,6%), kemandirian
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebagian besar responden dikategorikan
ketergantungan ringan yaitu sebanyak 17 orang (54,8%), dan hasil analisis terdapat
hubungan tingkat stres dengan kemandirian aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari pada lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang
yang dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) dan nilai korelasi sebesar
-0,642, artinya semakin rendah tingkat stress maka semakin tinggi tingkat kemandiriannya.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti di lokasi lain dengan sampel yang
lebih banyak lagi sehingga sebaran data cenderung bervariasi.

Kata Kunci: Kemandirian; lansia; tingkat stres.


259
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

RELATIONSHIP STRESS LEVELS WITH INDEPENDENCE ACTIVITIES IN


FULFILLMENT OF DAILY NEEDS IN ADVANCED AGE (ELDERLY)

ABSTRACT

Mental Changes on elderly attitude was characterized by irritability and even easy to
stress depression. Stress also affects dapan self-reliance on the elderly include the ability
of the elderly in doing daily activities such as bathing, dressing, toileting, move, it can
control the TUB or chapters, as well as be able to eat themselves. The purpose of this
research is to megetahui the relationship with stress level of self-reliance activities in
fulfillment of daily necessities on the elderly in the village Village Feed Purworejo
Subdistrict Ngantang Malang. Design research using the method of korelasi with cross
sectionalapproach. The population in this study i.e. the elderly that is in the hamlet of the
village with a population of Purworejo Feed 125 people and research samples using a
purposive sampling that is as many as 31 people. Instrument in this study using
questionnaire sheet. The analysis used spearman rank. The research results showed that
the stress level of almost all respondents stress that is being categorized as many as 25
people (80.6%), independence in the fulfillment of daily needs most respondents
categorized mild dependency that is as much as 17 people (54.8%), and the results of the
analysis there is relationship stress levels with independence activities in fulfillment of
daily needs in elderly in the hamlet of the village Feed Purworejo Subdistrict Ngantang
Malang as evidenced by the significant value of 0.000 (p ≤ 0.05) and the value of the
correlation of -0.642, meaning that the lower the level of stress the higher the level of his
independence. For further researchers it is recommended to research in other locations
with more samples so that the distribution of data tends to variation.

Keywords: Independence; the elderly; the level of stress.


sosial. Menurut World
Health
PENDAHULUAN

Dalam masa kehidupan manusia


mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan, dan tahap akhir dalam
rentang kehidupan manusia adalah masa
lanjut usia (lansia) yang ditandai dengan
berbagai perubahan fisik, psikis dan
memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupan nya.
Organisation (WHO) lansia adalah Jumlah lansia diseluruh dunia
seseorang yang telah memasuki usia 60 diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata
tahun ke atas. Lansia sendiri merupakan – rata 60 tahun dan diperkirakan pula
kelompok umur pada manusia yang telah
260
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

menyebabkan terjadinya perubahan


struktur usia penduduk.
Pada kelompok katergori lansia
tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliyar ini terjadi suatu proses yang disebut
(Nugroho,2000). Menurut data demografi aging proses yang ditandai dengan
penduduk internasional yang dikeluarkan perubahan pada fisik maupun mental
burreau of the cencus USA 1993, lansia. Penurunan kondisi fisik dan
dilapoprkan bahwa indonesia pada tahun mental
1990-2025 akan mengalami kenaikan menyebabkan menurunnya
derajat
jumlah lansia sebesar 4,4% , merupakan
suatu angka tertinggi diseluruh dunia
(Nugroho,2008).
Peningkatan jumlah lansia di
Indonesia terlihat pada sensus penduduk
tiap lima tahun sekali menunjukkan
bahwa pada tahun 2000 jumlah lansia
sebesar 7,18% dari seluruh penduduk
Indonesia. Pada tahun 2005 jumlah lansia
bertambah lagi menjadi 8,48% dari
seluruh penduduk indonesia dan prediksi
jumlah lansia pada tahun 2020 akan
menjadi 11,34% dari jumlah penduduk
Indonesia (Depkes RI,2007 ).
Berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 2010 menunjukan bahwa indonesia
termasuk lima besar negara dengan
jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di
dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada
tahun 2010 atau 9,6% dari jumlah
penduduk. Sementara itu, Umur Harapan
Hidup (UHH) manusia Indonesia semakin
meningkat dimana pada RPJMN Kemkes
tahun 2014 diharapkan terjadi
peningkatan UHH dari 70,6 tahun pada
2010 menjadi 72 tahun pada 2014 yang
akan
berpindah tempat, dapat mengontrol BAK
atau BAB, serta dapat makan sendiri
(Palestin dkk 2005). Jika seorang lansia
kesehatan lansia sehingga tingkat tidak bisa melakukan kegiatan yang
ketergantungan pada lansia akan semakin disebutkan tadi secara mandiri berarti
meningkat dan selanjutnya akan lansia tersebut dikatakan tidak mampu
mempengaruhi kulitas hidup lansia. Kualitas melakukan aktivitas secara mandiri.
hidup lansia dikatakan baik jika kesehatan Stres adalah tanggapan atau reaksi
fisik, psikologis dan sosialnya tubuh terhadap berbagai tuntutan atau
baik. Kesehatan fisik tersebut berhubungan beban yang bersifan non spesifik. Stres
dengan activity of daily living dasar yang juga dapat merupakan faktor pencetus,
dilakukan oleh lansia dlam kehidupan sehari- penyebab sekaligus akibat dari suatu
hari, seperti makan, minum, berjalan, mandi gangguan atau penyakit. Menurut Alvin
dan BAK/BAB (Pujiono, 2009). (2007), stres digambarkan sebagai
Perubahan mental pada lansia ditandai kerusakan yang terjadi pada tubuh tanpa
dengan sikap yang mudah tersinggung dan mempedulikan apakah penyebab stres
bahkan mudah depresi hingga stres. Stres tersebut positif atau negatif.
juga dapan mempengaruhi kemandirian pada Stres merupakan suatu kondisi yang
lansia meliputi kemampuan lansia dalam disebabkan adanya ketidaksesuaian antara
melakukan aktivitas sehari-hari seperti : situasi yang diinginkan dengan keadaan
mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet,
261
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

untuk melakukan fungsi dianggap tidak


dapat melakukan fungsi meskipun
dianggap mampu.
biologis, psikologis atau sistem sosial Menurut Maryam (2008)
individu tersebut (Sarafino 2008). Siagian kemandirian adalah kemampuan atau
(2003) mengemukakan bahwa stres keadaan dimana individu mampu
merupakan kondisi ketegangan yang mengurus atau mengatasi
berpengaruh terhadap emosi, jalan kepentingannya sendiri tanpa
pikiran, dan kondisi fisik seseorang. tergantung dengan orang lain. Mandiri
Lansia yang mengalami masalah berarti mampu bertindak sesuai
stres dapat mengakibatkan kesulitan keadaan tanpa meminta atau tergantung
dalam memenuhi kebutuhan aktivitas pada orang lain. Mandiri dimana
sehari-harinya, yang berarti akan seseorang mampu mewujudkan
mempengaruhi tingkat kemandirian lansia kehendak/keinginan dirinya yang
itu sendiri. Lansia yang mandiri adalah terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata
lansia yang kondisinya sehat, dalam arti guna menghasilkan sesuatu
luas masih mampu untuk menjalankan (barang/jasa) demi
kehidupan pribadinya (Partini, 2006). pemenuhan kebutuhan hidupnya dan
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, sesamanya (Antonius, 2000).
pengarahan atau bantuan pribadi yang Aktivitas adalah keaktifan jasmani
masih aktif. Seorang lansia yang menolak dan rohani dan kedua-duanya harus
dihubungkan atau saling berhubungan
(Nasution, 2010). Sedangkan menurut
Zakiah Darajat (2011) mengatakan
“Aktivitas adalah melakukan sesuatu
dibawa ke arah perkembangan jasmani
dan rohaninya.
Pada studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10
Juni 2016 di Dusun Pakan Desa
Purworejo Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang, diperoleh hasil atau
data bahwa dusun terdapat 125 orang
lansia di dusun tersebut, dimana 60%
adalah pria dan 40% nya wanita. Dari 125
orang lansia tersebut sebanyak 75%
tinggal bersama keluarga sedangkan
sisanya sebanyak 25% tinggal sendiri
dengan kondisi atau tingkat ekonomi yang
beragam dikarenakan ada sebanyak 10%
lansia memiliki latar belakang sebagai
pensiunan PNS dan sisanya sebagai buruh
tani. Pada hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti pada 10 orang lansia,
didapati 6 dari 10 lansia ketergantungan
dan 4 lainnya mandiri. Dan pada
wawancara yang peneliti lakukan pada 10
orang lansia didapati jawaban ada yang
sering merasa letih tanpa sebab, perasaan
dan otot terasa tegang, perasaan takut
serta tidak dapat melakukan pekerjaan
yang sederhana yang biasanya bisa beliau
kerjaakan sehari-hari.
Berdasarkan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Puji Yani di
Wonokerjo Kabupaten Pekalongan pada
tahun 2010 tentang hubungan stres dengan
kemandirian pada lanjut usia di panti
Werda Wonokerjo, hasil uji menunjukan
ada hubungan yang signifikan antara
tingkat stres dengan kemandirian pada
lanjut usia di Wonokerjo. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
megetahui hubungan tingkat stres dengan

262
Nursing News Volume 4, Nomor 1, 2019
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian Aktivitas
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari Pada Lanjut
Usia (Lansia)
263

kemandirian aktivitas dalam pemenuhan


kebutuhan sehari-hari pada lansia di
Dusun Pakan Desa Purworejo Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian menggunakan


metode korelasi dengan pendekatan cross
sectional yaitu jenis penelitian yang
mendekatkan waktu pengukuran atau
observasi data variabel independen dan
variabel dependen hanya satu kali pada
suatu saat. Populasi pada penelitian ini
yaitu lansia yang ada di Dusun Pakan
Desa Purworejo dengan jumlah 125 orang
dan sampel penelitian menggunakan
purposive sampling yaitu sebanyak 31
orang. Variabel Dependen pada penelitian
ini yaitu Tingkat Stres sedangkan Variabel
Independen yaitu Kemandirian Lansia.
Penelitian dilakukan selama 1 bulan mulai
pada tanggal 1 sampai 30 mei 2017 dan
tempat penelitian berada di Dusun Pakan
Desa Purworejo Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang. Instrument dalam
penelitian ini menggunakan lembar
kuesioner dengan sampel yang memenuhi
kriteria inklusi yaitu Bersedia menjadi
responden,berusia antara 60-74
tahun,tinggal dengan keluarga yang
extended family,responden Kooperatif dan
komunikatif dan tinggal di Dusun Pakan
Desa Purworejo Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang. Analisa data yang
digunakan spearman rank.
ASI
Mandiri 4 12,9
Ketergantungan ringan 17 54,8
Ketergantungan sedang 8 25,8
HASIL DAN PEMBAHASAN Ketergantungan berat 2 6,5
Ketergantungan total 0 0
Total 31 100
Tabel 1. Kategori Kategori Tingkat Stres
Kategori
f (%) Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan
Tingkat Stres
Sres ringan 6 19,4 bahwa kemandirian aktivitas dalam
Stres sedang 25 80,6 pemenuhan kebutuhan sehaari-hari pada
Stres berat 0 0
lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo
Total 31 100
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang,
sebagian besar responden dikategorikan
Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwa
ketergantungan ringan yaitu sebanyak 17
tingkat stres pada lansia di Dusun
orang (54,8%).
Pakan Desa Purworejo Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang hampir seluruh responden Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan
dikategorikan stres sedang yaitu sebanyak 25 bahwa hampir seluruh tingkat stress pada
orang (80,6%). lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang
Tabel 2. Kategori kemandirian aktivitas dalam
yang dikategorikan stres sedang yaitu
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
sebanyak 25 orang (80,6%), terdapat
sebagian besar responden yang
Perilaku Pemberian f (%)
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

kemandirian aktivitas dalam pemenuhan ketergantungan ringan yaitu sebanyak 14


kebutuhan sehari-hari dikategorikan orang (54,8%).

Tabel 3. Tabulasi silang antara variabel tingkat stres dengan kemandirian aktivitas dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Tingkat Stres
Ketergan- Ketergan- Ketergan- Ketergan-
Variabel Total
Mandiri tungan tungan tungan tungan
Ringan Sedang Berat Total
Ringan 3 (9,7%) 3 (9,7%) 0 0 0 6 (19,4%)
Tingkat
Sedang 1 (3,2%) 14 (54,8%) 8 (25,8%) 2 (6,5%) 0 25 (80,6%)
Stres
Berat 0 0 0 0 0 0
Total 4 (12,9%) 17 (54,8%) 8 (25,8%) 2 (6,5%) 0 31 (100%)

Analisis statistik pada penelitian Koefisien


Variabel N Sig.
Korelasi
untuk membuktikan hipotesis
menggunakan analisis spearman rank.
Analisis teknik ini dengan nilai signifikan
(p-value) sebesar 0,05.
Tabel 4. Analisis Spearman Rank
Tingkat stres
Dusun Pakan Desa Purworejo Kecamatan
Kemandirian
dalam Ngantang Kabupaten Malang.
pemenuhan 31 0,000 -0,642 Hasil analisis spearman rank juga
kebutuhan menemukan nilai correlation coefficient -
sehari-hari pada
0,642 yang berarti bahwa semakin rendah
lansia
tingkat stres maka akan semakin tinggi
tingkat kemandirian lansia dalam
Berdasarkan Tabel 4, bahwa hasil
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Nilai
perhitungan spearman rank hubungan
correlation coefficient juga menunjukkan
tingkat stres dengan kemandirian aktivitas
bahwa kontribusi hubungan tingkat stres
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
pada lansia di Dusun Pakan Desa dengan kemandirian aktivitas dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada
Purworejo Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang didapatkan nilai lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo
Signifikan (Sig.) = 0,000 (p value ≤ 0,05) Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang
yang berarti data dinyatakan sangat sebesar 64,2%.
signifikan dan H1 diterima, artinya ada
Tingkat Stres
hubungan tingkat stres dengan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui
kemandirian aktivitas dalam pemenuhan
bahwa tingkat stres pada lansia di Dusun
kebutuhan sehari-hari pada lansia di
Pakan Desa Purworejo Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang hampir
seluruh responden dikategorikan stres
sedang yaitu sebanyak 25 orang (80,6%).
stres pada lansia yang dikategorikan sedang
dapat dikarenakan lansia merasa bahwa
sudah tua dan tidak bisa melakukan hal
yang lebih dari kekuatan fisiknya, selain
dapat dikarenakan responden

264
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

responden berusia antara 60-65 tahun


yaitu sebanyak 18 orang (58,1%),
dimana pada usia ini merupakan
memiliki masalah pribadi, dan biasanya termasuk kategori lanjut usia (lansia),
dianggap sepeleh oleh setiap orang akan maka umur juga dapat mempengaruhi
tetapi masalah pribadi tersebut dapat tingkat stres
menimbulkan kecemasan pada dirinya seseorang. Semakin tinggi umur
sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh seseorang, maka semakin tinggi tingkat
Alvin (2007), stressor internal berasal dari stres seseorang sebagai akibat dari
diri sendiri berupa pikiran-pikiran negatif, persoalan atau masalah yang sedang
keyakinan dalam diri, dan kepribadian dihadapi. Hal ini didukung hasil
yang dimiliki. penelitian Aiska (2014), yang
Jika dikaitkan dengan umur yang menemukan bahwa faktor status umur,
sebagian besar adalah sebagian besar jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan terakhir, masa kerja dan beban
kerja berpengaruh signifikan terhadap
tingkat stres.
Jika stres yang dialami dibiarkan kurang konsentrasi; gejala emosi yaitu
maka dapat berdampak kesehatan fisik mudah marah, kecemasan yang
dan psikis. Hal ini senada dengan yang berlebihan, sedih dan depresi; dan gejala
diungkapkan oleh Sarafino (2008) yang tingkahlaku yaitu mudah menyalahkan
menyatakan dampak dari stres terdiri dari orang lain dan mencari kesalahan orang.
2 aspek yaitu aspek biologis dan aspek Dengan demikian peneliti dapat
psikologis. Dampak biologis seperti sakit menyimpulkan secara sederhana bahwa
kepala yang berlebihan, tidur menjadi stres pada pada lansia merupakan hal yang
tidak nyenyak, gangguan pencernaan, biasa, akan tetapi jangan dibiarkan karena
hilangnya nafsu makan, gangguan kulit dapat berdampak pada kondisi fisik dan
dan produksi keringat yang berlebihan di lansia yaitu lansia akan kurang percaya
seluruh tubuh. Sedangkan dampak diri. Sehingga perlu adanya pemahaman
psikologis sendiri terdiri atas 3 yaitu dan pengetahuan dari lingkungan terdekat
gejala kognisi yaitu daya ingat menurun, yaitu terutama anggota keluarga, untuk
memberikan informasi yang dapat
mengurangi tekanan/stres pada lansia.

Kemandirian Aktivitas dalam


Pemenuhan Kebutuhan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui
bahwa kemandirian aktivitas dalam
pemenuhan kebutuhan sehaari-hari pada
lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang,
sebagian besar responden dikategorikan
ketergantungan ringan yaitu sebanyak 17
orang (54,8%). Kemandirian yang
dikategorikan ketergantungan ringan
dapat disebabkan karena lansia masih bisa
melakukan aktivitas pemenuhan
kebbutuhan sehari-hari, kecuali aktivitas-
aktivitas yang sangat membutuhkan
tenaga seperti harus berjalan, naik/turun
tangga, dimana lansia harus
membutuhkan bantuan orang lain seperti
anggota keluarga. Ketergantungan ringan
juga dapat diebabkan oleh kebiasaan
lansia yang suka meminta bantua apabila
hendak melakukan aktivitas. Hal ini
didukung
dengan pendapat Mangoenprasodjo

265
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

(2011) yang mengungkapkan bahwa pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada


tingginya tingkat kemandirian lansia lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo
diantaranya karena lanjut usia telah Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.
terbiasa menyelesaikan pekerjaan Hasil tabulasi silang antara variabel
dirumah tangga yang berkaitan dengan tingkat stres dengan kemandirian dalam
pemenuhan hayat hidupnya, kemandirian pemenuhan kebutuhan sehari-hari
lanjut usia dapat dilihat dari kualitas diketahui bahwa hampir seluruh tingkat
kesehatan mentalnya. stress pada lansia di Dusun Pakan Desa
Aktivitas berhubungan erat dengan Purworejo Kecamatan Ngantang
kemandirian seseorang. Aktivitas dapat Kabupaten Malang yang dikategorikan
bermanfaat untuk mempertahankan fungsi stres sedang yaitu sebanyak 25 orang
sendi. Aktivitas juga dapat memperbaiki (80,6%), terdapat sebagian besar
kualitas hidup seseorang melalui responden yang kemandirian aktivitas
peningkatan kebugaran dan perbaikan rasa dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
sehat (Ferrini & Ferrini 2008). Kebugaran dikategorikan ketergantungan ringan yaitu
inilah yang menyebabkan responden tetap sebanyak 14 orang (54,8%).
mampu melakukan ADL (Activities of Hasil analisis spearman rank juga
Daily Living) secara mandiri, baik mandiri menemukan nilai correlation coefficient -
penuh maupun sebagian. Hal inilah yang 0,642 yang berarti bahwa semakin rendah
bisa menjadi penyebab bahwa walaupun tingkat stres maka akan semakin tinggi
lansia tersebut telah mengalami tingkat kemandirian lansia dalam
penurunan fungsi kognitif namun tidak pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Nilai
mengalami penurunan tingkat correlation coefficient juga menunjukkan
kemandirian dalam melakukan ADL. bahwa kontribusi hubungan tingkat stres
dengan kemandirian aktivitas dalam
Hubungan Tingkat Stres dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada
Kemandirian Aktivitas dalam lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang
pada Lansia sebesar 64,2% dan sisanya (100% -
Berdasarkan Tabel 4 hasil analisis 64,2%) yaitu sebesar 35,8% dipengaruhi
spearman rank hubungan tingkat stres oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
dengan kemandirian aktivitas dalam Hasil penelitian ini sejalan dengan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada penelitian yang dilakukan oleh Halis,
lansia di Dusun Pakan Desa Purworejo (2014) yang membuktikan bahwa terdapat
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang hubungan tingkat depresi dengan tingkat
didapatkan nilai Signifikan (Sig.) = 0,000 kemandirian dalam aktifitas sehari-hari
(p value ≤ 0,05) yang berarti data pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
dinyatakan sangat signifikan dan H1 Tembilahan Hulu.
diterima, artinya ada hubungan tingkat Lansia merupakan usia yang
stres dengan kemandirian aktivitas dalam dikategorikan sebagai usia yang rentan
266
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

semakin rendah tingkat kemandirian


untuk melakukan aktivitas, atau
sebaliknya
terhadap berbagai penyakit hingga masalah
psikologis dan sosialnya. yang sering
dihadapi lansia yaitu kurang mampunya
menangani masalah yang dihadapi sehingga
bisa mengakibatkan tekanan yang
menyebabkan lansia tersebut mengalami
stres, cemas, depresi, dan lain-
lain yang menyangkut dengan
psikologisnya. Kemudian, semakin tua
usia seseorang maka semakin rentan juga
terkena berbagai macam penyakit, tidak
terkecuali terkena stres. Stres tidak hanya
berbicara tentang peristiwa dan
pengalaman namun juga tentang presepsi
terhadap situasi-situasi yang terjadi dalam
hidup seseorang. Stres terjadi dikarenakan
oleh perubahan mental pada lansia itu
sendiri yang disebabkan oleh beberapa
faktor. lansia yang mengalami masalah
stres dapat mempengaruhi kegiatan
aktivitas sehari-hari, yang berarti
berpengaruh juga pada pemenuhan
kebutuhan sehari-hari lansia tersebut.
Stres juga dapat mempengaruhi
kemandirian pada lansia meliputi
kemampuan lansia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari seperti : mandi,
berpakaian rapi, pergi ke toilet, berpindah
tempat, dapat mengontrol BAK atau BAB,
serta dapat makan sendiri (Palestin, 2005).
Dilihat dari hasil penelitian bahwa
tingkat stres lansia yang hampir seluruh
responden dikategorikan stres sedang, dan
kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari sebagian besar adalah kategori
ketergantungan ringan , maka dapat
dikatakan bahwa apabila semakin tinggi
tingkat stres pada lansia, maka akan
ringan dibuktikan dalam penelitian
sebanyak 17 orang (54,8%).
3) Terdapat hubungan tingkat stres
semakin rendah tingkat stres lansia, maka dengan kemandirian aktivitas dalam
akan semakin tinggi tingkat kemandirian pemenuhan kebutuhan sehari-hari
untuk melakukan aktivitas. Pemicu pada lansia di Dusun Pakan Desa
terjadinya stres dimana lansia akan merasa Purworejo Kecamatan Ngantang
cemas akibat berbagai masalah yang Kabupaten Malang yang dibuktikan
dihadapi termasuk dengan penyakit yang dengan nilai signifikan sebesar 0,000
dialami, sehingga akan timbul perasaan (p ≤ 0,05) dan nilai korelasi sebesar -
malas atau takut untuk melakukan aktivitas. 0,642.

SARAN
KESIMPULAN
Peneliti selanjutnya yang mengambil
judul yang sama disarankan untuk
1) Dalam Tingkat stres, hampir seluruh
meneliti di lokasi lain dengan sampel
responden dikategorikan stres sedang
yang lebih banyak lagi sehingga sebaran
yaitu sebanyak 25 orang (80,6%).
data cenderung bervariasi.
2) Kemandirian dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, sebagian besar
responden dikategorikan ketergantungan

267
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Volume 4, Nomor 1, 2019 Aktivitas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
Hari Pada Lanjut Usia (Lansia)

Antonius. 2000. Kemandirian


Terhadap Interaksi Sosial.
Surabaya: Galia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI 2007. Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar
Aiska, Selviana. 2014. Analisis Faktor- (RISKESDAS) Indonesia Tahun
Faktor yang Berpengaruh pada 2007. Jakarta:
Tingkat Stres Kerja Perawat di Badan Penelitian dan
Rumah Sakit Jiwa Grhasia Pengembangan Kesehatan.
Yogyakarta. Naskah Publikasi, Ferrini, AF & Ferrini, RL. 2008.
th
Program Studi Ilmu Keperawatan, Health in the Later Years, 4
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Edition. Boston: McGraw-Hill.
Kesehatan, Universitas Halis,F.2014. Hubungan tingkat
Muhammadiyah Yogyakarta. depresi dengan tingkat
htttp;//repository.umy.ac.id/handle/1 kemandirian dalam aktivitas
23456789/6583. Diakses pada sehari- hari pada pasien lanjut
tanggal 7 Agustus 2017. usia di Panti Whreda Griya Asih
Alvin. 2007. Mengatasi Stres Belajar. Kabupaten Malang.Skripsi.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Diakses pada tanggal 7 Agustus
2017.
Mangoenprasodjo, S.A. 2011. Mengisi
Hari Tua dengan Bahagia. Jakarta:
PT. Pradipta Publishing.
Maryam. 2008. Mengenal Usia Lanjut Nasution, S. 2010. Metode Research
dan Keperawatannya. Jakarta: (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi
Salemba Medika. Aksara.
Nugroho. 2000. Keperawatan
Gerontologi. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Nugroho. 2008. Keperawatan
Gerontologi. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Palestin dkk. 2005. Pengaruh Terapi
Okupasi Terhadap Penurunan
Tingkat Depresi dan Peningkatan
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
pada Lansia di PSTW Abiyoso
Propinsi DIY. Jurnal Teknologi
Kesehatan,Vol 1(1).Hal :41-45.
http://poltekkesjogja.net/jurnal/.Dia
kses pada tanggal 7 Agustus 2017.
Pantini,S.2006. Psikologi Usia
Lanjut.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Pujiono. 2009. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan
Posyandu Lansia di Desa Jetis
Kecamatan Karangrayum
Kabupaten Grobokan. Jurnal
Program Studi Magister Promosi
Kesehatan Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang. Ed-
% Jakarta:Salemba Medika .
http://eprints.undip.ac.id/view/subje
cts/R1.html#group_P. Diakses pada
tanggal 7 Agustus 2017.
Sarafino, 2008. Health Psychology:
Biopsychosocial Interactions Sixth
Edition. United States : John Willey
& Sons, Inc.
Siagian, A. 2003. Tingkat
Stres
Mahasiswa dalam Proses
Mengerjakan Skripsi. Surabaya:
Universitas Negeri Sunan Ampel
Surabaya
Kesimpulan Pengkajian ADL dan IADL

Dari hasil pengkajian Mbah Kadirin yang berusia 62 tahun untuk ADL dan IADL nya
adalah

ADL
1. Mandi

 Mampu mandi sendiri tanpa bantuan orang lain : 2

2. Berpakaian

 Berpakaian lengkap tanpa bantuan : 2

3. Ke WC atau Toilet

 Mandiri tanpa memerlukan bantuan : 2

4. Berpindah tempat atau berjalan

 Manpu berpindah, berdiri atau berjalan tanpa bantuan : 2

5. BAB dan BAK

 Mampu melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain : 2

6. Makan

 Mengambil makanan dan makan sendiri tanpa bantuan : 2

Untuk kesimpulan dari 6 penjelasan tersebut adalah


Jadi untuk skor dari ADL mbah Sadikin yaitu 20 ( mandiri ) dimana mbah sadikin
mampu melakukan kegiatan sehari - hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

IADL

1. Menggunakan telepon

 Mampu mengoperasikan telepon secara mandiri : 4

2. Berbelanja

 Mampu berbelanja untuk semua kebutuhan secara mandiri : 4

3. Menyiapkan makanan

 Merencanakan, menyiapkan dan menyajikan makanan secara mandiri

4. Mengatur rumah
 Mengatur rumah sendiri atau dengan bantuan sekali - sekali

5. Mencuci

 Mencuci semua pakaian pribadi secara mandiri

6. Menggunakan transportasi

 Melakukan perjalanan dengan transportasi umum atau kendaraan pribadi


secara mandiri

7. Menyiapkan dan minum obat

 Menganbil obat dan minum obat dengan dosis dan waktu yang benar

8. Mengatur keuangan

 Mengatur keuangan secara mandiri baik pemasukan atau pengeluaran

IADL : 26 - 30 ( mandiri )
21 - 25 ( ketergantungan ringan )
16 – 20 ( sedang )
9 - 15 (sedang berat )
0 - 8 ( berat total )

LINK VIDEO PENGKAJIAN ADL DAN IADL


https://youtu.be/KX3Czm_NsGg

Anda mungkin juga menyukai