PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting
Mata merupakan bagian yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai sistem
pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak
yang dapat bersifat permanen apabila tidak ditangani segera.Tanda dan gejala
sesuai penting dilakukan untuk mendapat prognosis terbaik. Hal yang perlu
adalah penilaian keadaan umum dan kondisi mata pasien secara cepat,
1
terkait. Berbagai macam trauma pada mata merupakan keadaan
kegawatdaruratan mata.
Meskipun termasuk kasus yang masih dapat dicegah, trauma mata tetapi
dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan
trauma mata terbuka dapat diklasifikasikan menjadi laserasi dan ruptur akibat
masuknya benda dan menyebabkan adanya jaringan yang keluar dan terjadi
pada satu waktu yang sama dan disebabkan oleh faktor yang sama dikatakan
satu saja tempat paparan terjadinya luka tanpa adanya bagian mata yang
angka kejadian, yang pertama pada kelompok usia dewasa muda dan lainnya
pada kelompok lansia yang di atas 70 tahun dan lebih banyak terjadi pada pria
2
dibanding wanita, mungkin dapat dihubungkan dengan kepribadian atau
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari trauma benda asing dan tajam pada mata ?
2. Apa etiologi dari trauma benda asing dan tajam pada mata?
3. Bagaimana patofisiologi dari trauma benda asing dan tajam pada mata?
4. Apa saja tanda dan gejala dari trauma benda asing dan tajam pada mata?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik untuk trauma benda asing dan tajam
pada mata?
6. Apa saja komplikasi dari trauma benda asing dan tajam pada mata?
mata?
8. Bagaimana pengkajian klien dengan trauma benda asing dan tajam pada
mata?
9. Apa saja diagnosa keperawatan pada klien dengan trauma benda asing dan
10. Apa saja perencanaan keperawatan pada klien dengan trauma benda asing
11. Bagaimana algoritma penanganan klien dengan trauma benda asing dan
3
12. Bagaimana SOP penanganan klien dengan trauma benda asing dan tajam
pada mata?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dari trauma benda asing dan tajam pada mata.
b. Mengetahui etiologi dari trauma benda asing dan tajam pada mata.
mata.
d. Mengetahui tanda dan gejala dari trauma benda asing dan tajam pada
mata.
f. Mengetahui komplikasi dari trauma benda asing dan tajam pada mata.
mata.
4
h. Mengetahui pengkajian klien dengan trauma benda asing dan tajam
pada mata.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Keperawatan pada Klien dengan Kegawatan Trauma Benda Asing dan Tajam
pada Mata ini terdiri atas 3 bab pembahasan. Pada awal makalah berisi bab
Keperawatan pada Klien dengan Kegawatan Trauma Benda Asing dan Tajam
pada Mata.
5
Selanjutnya, pada bab kedua berisi mengenai tinjauan teori yang
Kegawatan Trauma Benda Asing dan Tajam pada Mata secara mendetail dan
jelas, sesuai dengan tujuan awal penulisan. Kemudian diperjelas dalam Bab
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kegawatan Trauma Benda Asing Dan Tajam Pada Mata
1. Pengertian
Trauma mata adalah rusaknya jaringan pada bola mata, kelopak mata,
saraf mata dan atau rongga orbita karena adanya benda tajam dan benda asing
yang mengenai mata dengan keras/cepat ataupun lambat. Trauma mata dapat
kebutaan bahkan kehilangan mata. Trauma benda asing dan tajam pada mata
adalah trauma pada mata akibat benda tajam atau benda asing yang masuk ke
2. Etiologi
a. Trauma benda asing disebabkan bulu mata, debu, kuku dan partikel lewat
iritasi atau abrasi. Penyebab tersering pada permukaan mata adalah lensa
kontak. Lensa yang tidak terpasang dengan benar, lensa yang terpasang
terlalu lama, lensa yang tidak dilepas ketika tidur, lensa yang tidak
7
dibersihkan dan melepaskan lensa dengan sekuat tenaga bisa
asing yang masuk ke mata seperti kaca, logam, atau partikel kayu
3. Patofisiologi
paparan benda seperti jarum, stik, pensil, pisau, mata panah, pulpen, kaca
maupun benda asing dan tajam lainnya yang menyebabkan perlukaan pada
mata atau bisa juga karena peluru berkecepatan tinggi atau potongan logam.
kandungan yang terdapat didalamnya. Benda yang tajam seperti pisau akan
Luka bisa saja hanya terkena pada kornea dan tidak sampai menembus
difus atau lokalisata terjadi akibat trauma di segmen anterior yang melibatkan
kapsul anterior dari lensa. Terbentuknya traksi pada vitreo-retina dan skar
8
beberapa saat setelah terjadinya luka di bagian posterior berperan penting
simpatis pada mata yang tidak terkena trauma kapanpun mulai 2 minggu
sampai hitungan tahun dimana terjadi penyakit autoimun saat pigmen uveal
akibatnya terjadi uveitis di kedua mata baik yang terpapar trauma maupun
yang tidak. Faktor resiko akan terminimalisasi apabila jaringan mata yang
terpapar trauma ini dibuang dalam waktu 2 minggu jika tidak ada lagi bukti
2) Nyeri
9
b. Benda tajam
5. Pemeriksaan Diagnostik
bola mata.
kelihatan jelas.
f. Tes Seidel, untuk mengetahui adanya cairan yang keluar dari mata. Tes
ini dilakukan dengan cara memberi anastesi pada mata yaang akan
10
menggunakan slit lamp dengan filter kobalt biru, sehingga akan terlihat
mata.
pada retina.
6. Komplikasi
adekuat.
11
e. Katarak traumatis → Katarak yang diakibatkan karena masuknya benda
7. Penatalaksanaan
dokter spesialis mata. Sebaiknya jangan lebih dari 6 jam setelah terjadi
Mata tersebut ditetes dengan anaestetik tetes mata. Benda yang lunak
anti biotik lokal. Mata ditutup dengan beban kain kasa sampai tidak
12
2) Tindakan pengobatan benda asing dalam bola mata
dipertimbangkan adalah:
reaktip.
fungsi mata atau tidak. Bila tidak menimbulkan reaksi mekanik yang
1) Tindakan awal
menurunkan perdarahan.
13
d) Kirim klien ke rumah sakit secepat mungkin. Jika jaringan lepas,
c) Pemberian antibiotik
d) Pembedahan :
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
14
Tanggal, waktu dan lokasi kejadian trauma perlu dicatat. Hal
ini perlu untuk mengetahui apakah trauma ini terjadi pada waktu
pisau, jenis kayu, bambo dll. Perlu juga ditanyakan apakah alat
jarak dan arah penyebabnya trauma mata, posisi kepala, dan arah
15
tiba-tiba atau secara berangsur-angsur sebagai akibat ablasio retina,
b. Pengkajian Sekunder
1) Identitas pasien meliputi nama, usia (dapat terjadi pada semua usia),
daripada wanita).
2) Keluhan utama
trauma, lama terkena trauma, dan tindakan apa yang sudah dilakukan
5) Riwayat psikososial
c. Pemeriksaan fisik
16
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital
serta kulit kepala apa ada moca, pembengkakan, nyeri tekan, keadaan
4) Mata
Inspeksi gerakan mata, kelopak mata yaitu bentuk, keadaan kulit dan
5) Telinga
palpasi kartilago telinga luar adanya nyeri, pintu masuk lubang teliga
6) Hidung
hidung.
17
7) Mulut
Amati bibir, warna bibir, trauma, lesi dan massa, gigi dan gusi,
8) Tengkuk
kesimetrisan ekspansi.
11) Ekstremitas
12) Genetalia
Mengkaji buang air kecil, frekuensi, adanya kelainan warna urine dan
bau.
18
3) Adanya perdarahan, perubahan struktur konjugtiva, warna, dan
memar.
6) Hifema.
7) Robek kornea
9) Blefarospasme.
14) Katarak.
19
3) Pengkajian dengan menggunakan optalmoskop: mengkaji struktur
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi keperawatan
20
farmakologis meningkat
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Edukasi
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
21
b.d Gangguan Pengelihatan Setelah dilakukan intervensi (I.08241)
keperawatan selama … x ...
jam persepsi sensori 1. Observasi
membaik. Dengan kriteria
hasil: - Periksa status mental, status
1. Verbalisasi melihat sensori, dan tingkat
bayangan meningkat kenyamanan (mis. nyeri,
kelelahan)
2. Terapeutik
3. Edukasi
- Ajarkan cara
meminimalisasi stimulus
(mis. mengatur
22
pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
- Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi
persepsi stimulus
23
pada pasien berisiko tinggi
3. Edukasi
24
bertanya
3. Edukasi
25
D. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Trauma Benda Asing
26
KESEHATAN dan Benda Asing Pada Mata
Definisi :
KEMENKES
Trauma mata adalah rusaknya jaringan pada bola mata,
KALTIM
kelopak mata, saraf mata dan atau rongga orbita karena
adanya benda tajam dan benda asing yang mengenai mata
dengan keras/cepat ataupun lambat.
Tujuan :
Jl. Wolter
Mencegah kerusakan lanjut pada mata
Monginsidi No. Anamnesis :
38 Samarinda Trauma tembus pada mata dapat diakibatkan oleh benda
tajam atau benda asing lainnya yang mengakibatkan
terjadinya robekan jaringan mata secara berurutan, misalnya
mulai dari palpebra, kornea, uvula, sampai mengenai lensa.
Pemeriksaan :
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing lainnya
yang masuk kedalam bola mata akan mengakibatkan tanda-tanda
bola mata tembus seperti :
Tajam penglihatan yang menurun
Tekanan bola mata yang rendah
Bilik mata dangkal
Bentuk dan letak pupil yang berubah
Terlihat adanya ruptur pada kornea atau sclera
Terdapat jaringan yang prolaps, seperti cairan mata, iris, lensa,
badan kaca atau retina
Konjungtivis kemotis
Prosedur Tindakan :
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Menempatkan alat di dekat klien
3. Mencuci tangan
B. Tatalaksana Trauma Mata
27
1. Anamnesis berapa lama, macam kecelakaan dan tindakan yang telah
diambil
2. Memberikan tetes mata anestetik
3. Membuka mata dengan tidak menekan bola mata, Tarik kelopak
mata keatas dengan jari tetap menempel tepi tulang orbita.
Pada Trauma Tajam/Benda Asing
1. Pemberian antibiotik spektrum luas
2. Pemberian obat sedasi dan analgetik sesuai indikasi
3. Pemberian toksoid tetanus
4. Pengangkatan benda asing, jika tidak berhasil maka dilakukan
tindakan pembedahan untuk penanganan lebih lanjut
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar pemeriksaan
Evaluasi :
Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum, selama dan sesudah
prosedur
Dokumentasi :
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur
2. Mencatat respon serta toleransi klien sebelum, selama dan sesudah
prosedur
Referensi :
1. Agus P, dkk. 2000. Kedaruratan Medik. Jakarta Pusat: Binarupa Aksara
2. Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
28
3. Vaughan D, Asbury J. 2013. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC
asing pada mata kanannya. Keluhan ini dialami sejak 3 hari yang lalu
ketika pasien sedang memotong besi dengan gurinda dan serpih-an besi
dari 10, mata menjadi merah namun tidak terdapat penurunan tajam
pelindung diri tetapi pada saat kejadian, pasien tidak menggunakan alat
saja. Pasien belum pernah mengalami kejadian serupa dan belum pernah
kanan 6/9 dan mata kiri 6/6. Pada pemeriksaan oftalmologi mata kanan
29
mm dalam kornea mata kanan diarah jam 8 antara regio parasentral dan
perifer kornea sekitar 1/3 ketebalan storma anterior. Bilik mata depan,
iris mata, reflekspupil,dan lensa mata dalam batas normal dan tidak
menyisakan ulkus 1/3 tebal stroma kornea pasca tindakan. Pasien diberikan
gentamycin salep mata dan dilakukan eye patching yang digunakan selama
tiga kali sehari untuk mata kanan sebagai pengobatan selama di rumah.
Satu hari setelah pengangkatan benda asing, pasien datang untuk kontrol.
2. Pembahasan
30
ataupun penggunaan kacamata sebelumnya. Jika dilihat dari aksis
visual pasien, posisi benda asing tidak sepenuhnya menutupi jalan cahaya,
indeks refraksi kornea. Selain itu, perubahan indeks refrasi dari matriks
posterior 1,373 (SD ±0,001). Tindakan yang dilakukan pada pasien ini ialah
salep mata, tetes mata,atau kombinasi dari kedua terapi. Pasien juga
untuk membuka eye patching ketika telah berada di rumah. Penggunaan eye
tertabrak atau jatuh ketika berjalan atau naik turunanak tanga. Selain itu,
31
penggunaan eye patchingjuga dapat berisiko terciptanya lingkungan
sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
32
A. KESIMPULAN
Trauma benda asing dan tajam pada mata adalah trauma pada mata akibat
benda tajam atau benda asing yang masuk ke mata dengan cepat dan keras.
Trauma benda asing disebabkan bulu mata, debu, kuku dan partikel lewat udara
dapat kontak dengan konjungtiva atau kornea dan menyebabkan iritasi atau
abrasi. Trauma tajam (penetrating injuries) disebabkan benda tajam atau benda
asing yang masuk ke mata seperti kaca, logam., Ulkus kornea, Katarak traumatis
dan Perforasi. Penderita yang mengalami trauma mata secepatnya harus periksa
ke Rumah Sakit yang menyediakan dokter spesialis mata. Sebaiknya jangan lebih
B. SARAN
pada klien trauma tajam dan benda asing pad mata maka tugas perawat yang
utama adalah sering mengobservasi kebutuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
33
Inferior Et Causing By A Fishing Hook. Jurnal Medical Profession Vol. 1.
Hung Kuo Hsuan, Yang Chang Sue.,et al. 2011. Management of Double-Penetrating
Muswinda, Putri. 2014. Konsep Trauma Mata. Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Ozil. 2018. Asuhan Keperawatan Trauma Mata. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah.
Rahmawati Lubis, Rodiah. 2014. Trauma Tembus Pada Mata. Fakultas Kedokteran
Ratri, Katharina. 2019. Hubungan Trauma Mekanik pada Mata Terhadap Tajam
Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
34