Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP SISTEM PELAYANAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Efa Trisna S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH:

YOLA APRILIA 1914401018

FIA VARADILLA 1914401037

SAFIRA WIDYATAMI 1914401042

TINGKAT 3 REGULER 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Konsep Sistem
Pelayanan Gawat Darurat” Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,saya meminta
pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang dapat membangun.Kritik
dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan menfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 25 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Pelayanan Gawat Darurat......................................................3
B. Komponen Gawat Darurat...............................................................................4
C. Tujuan Pelayanan Gawat Darurat..................................................................5
D. Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat..................................................6
E. Sistem Triage ....................................................................................................7
F. Kategori/ Klasifikasi Triage.............................................................................8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah
suatu situasi yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan,
kesejahteraan atau lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu
kegawatdaruratan apabila merupakan suatu insiden dan mendesak atau
mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupun lingkungan; insiden yang
sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, kecacatan, merusak
kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan; atau insiden yang memiliki
probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya langsung ke kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan (Wikipedia 2015).
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan
menimbulkan resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka
panjang seseorang (Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan
bantuan orang lain yang idealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan
pertolongan, hal ini membutuhkan keterlibatan dari berbagai pelayanan
multilevel, baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai kelayanan
kesehatan gawat darurat.
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat intervensi
segera. Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal
service (EMS) atau di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Tujuan
utama dari layanan ini adalah memberikan pengobatan kepada pasien yang
membutuhkan perawatan medis mendesak, dan tujuan menstabilkan kondisi
saat itu, dan menyediakan transpor efisien dan efektif bagi pasien menuju
layanan pengobatan definitif.
Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah
menyediakan layanan yang beragam dengan metode yang beragam pula, hal
ini ditentukan oleh kebijakan pemerintah negara masing-masing dengan
metode pendekatan yang berbeda pula tergantung dari kondisi dari negara
tersebut. Secara umum, semua layanan kegawatdaruratn medis menyediakan
layanan bantuan hidup dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem pelayanan gawat darurat?
2. Apa sajakah komponen yang terdapat dalam pelayanan gawat darurat?
3. Apa tujuan dari pelayanan gawat darurat?
4. Apakah yang dimaksud dengan triage dalam gawat darurat?
5. Bagaimana sistem dari triage?
6. Apa sajakah klasifikasi yang terdapat pada triage?

C. Tujuan
Untuk memahami dan menyamakan konsep sistem pelayanan gawat
darurat agar dapat diketahui dan ditangani dengan cepat dan tepat untuk
menghindari perburukan keadaan bagi masyarakat awam umumnya serta bagi
tenaga kesehatan khususnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sistem Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan
untuk menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum
tindakannya atau perawatan selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada
kondisi yang berguna bagi kehidupan. Karena sifat pelayanan gawat darurat
yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan
pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita dan
keluarga yang menginginkan pelayanan secara tepat. Oleh karena itu,
diperlukan perawatan yang mempunyai kemampuan yang bagus dalam
mengaplikasikan asuhna keperawatan gawat darurat untuk mengatasi sebagai
permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan
tanpa atau terjadinya secara menadadak atau tidak diperkirakan tanpa atau
disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk
mengatasi kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan
asukan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.
Asuhan keperawatan darurat adalah rangkaian kegiatan praktik
keperawatan gawat darurat yang diberikan pada klien oleh perawat yang
berkompeten diruang gawat darurat. Asuha keperawatan yang diberikan
meliputi bilogis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara
bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Adapun faktor yang
mempengaruhi asuhan keperawatan gawat darurat yaitu: kondisi kegawatan
seringkali tidak terpediksi baik kondisi klien maupun jumlah klien yang
datang ke gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu, adanya saling
ketergantungan yang sangat tinggi diantara profesi kesehatan yang bekerja
diruang gawat darurat, keperawatan diberikan untuk semua usia dan sering
dengan data dasar yang sangat mendasar, tindakan yang diberikan harus cepat
dan dengan ketetatan yang tinggi.
B. Komponen Gawat Darurat
Ada 3 fase pelayanannya yaitu:

a. Sistem pelayanan Pra Rumah Sakit, sistem pelayanan di Rumah


Sakit dan sistem pelayanan antar Rumah Sakit. Pada sistem
pelayanan medic pra rumah sakit terdapat public safety center atau
Desa Siaga, Brigade Siaga Bencana, Pelayanan Ambulance,
Komunikasi, Ambulan dan masyarakat awam yang belum digarap
secara serius oleh pemerintah.
b. Sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pelaksanaan
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit yang diperlukan adalah
penyediaan sarana, prasarana, dan SDM yang terlatih. Semua hal
tersebut diatas harus tersedia unit kerja yang ada di RS. Seperti di
UGD, ICU, Ruang rawat inap, laboratorium, Xray room, farmasi,
klinik gizi, dan ruang penunjang yang lainnya serta kamar mayat,
dan lainnya. Dalam pelaksanaan pelayanan medic di rumah sakit
untuk korban bencana diperlukan : hospital Disaster Plan, Unit
Gawat Darurat, Brigade Siaga Bencana Rumah Sakit, High Care
Unit, dan kamar jenazah.
c. Sistem pelayanan kesehatan antar rumah sakit. Sistem pelayanan
kesehatan antar rumah sakit harus berbentuk jejaring rujukan yang
dibuat berdasarkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk
menerima pasien. Misal di Jakarta bila ada bencana bila ada patah
tulang pasien dapat dirujuk ke RS Fatmawati. Ini semua sangat
berhubungan dengan kemampuan SDM, fasilitas medis yang
tersedia di rumah sakit tersebut. Agar sistem ini dapat memberikan
pelayanan yang baik memerlukan sistem ambulan yang baik dan
dibawa oleh SDM yang terlatih dan khusus menangani keadaan
darurat. Dalam pelayanan kesehatan antar rumah sakit: pelayanan
fiksasi dan evakuasi, transportasi dan rujukan, dan pengelolaan lalu
lintas untuk transportasi dan rujukan.
C. Tujuan Pelayanan Gawat Darurat
Kondisi pelayanan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, baik pre
hospital maupun in hospital ataupun post hospital. Oleh karena itu tujuan dari
pertolongan gawat darurat dalam kaitannya dengan rentang kegawatdaruratan
dapat terbagi menjadi 3 yaitu:

a. Pre-Hospital
Dalam rentang kondisi hospital ini dapat terjadi dimana saja serta
dalam setiap waktu, maka peran serta masyarakat, awam khusus
ataupun petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan tindakan
penanganan kondisi kegawatdaruratan yang berupa:
1) Menyingkirkan benda-benda berbahaya di tempat kejadian yang
berisiko menyebabkan jatuh korban lagi, misalnya pecahan kaca
yang menggantung atau dicurigai masih terdapat bom. Petugas
kesehatan hanya boleh memberikan pertolongan apabila kondisi
sudah aman dari risiko jatuhnya korban berikutnya.
2) Melakukan triase atau memilah dan menentukkan kondisi korban
gawat darurat serta memberikan pertolongan pertama sebelum
petugas kesehatan yang lebih ahli dating untuk membantu.
3) Melakukan fiksasi atau stabilisasi sementara.
4) Melakukan evakuasi, yaitu korban dipindahkan ke tempat yang
lebih aman atau dikirim ke pelayanan kesehatan yang sesuai
kondisi korban.
5) Mempersiapkan masyarakat, awam khusus dan petugas kesehatan
melalui pelatihan siaga terhadap bencana.
b. In Hospital
Pada tahap ini, tindakan menolong korban gawat darurat dilakukan
oleh petugas kesehatan. Di rumah sakit pada umumnya ditolong oleh
petugas kesehatan di dalam sebuah tim yang multi disiplin ilmu.
Tujuan pertolongan di rumah sakit adalah adalah
1) Memberikan pertolongan profesional kepada korban bencana
sesuai dengan kondisinya.
2) Memberikan bantuan hidup dasar dan hidup lanjut.
3) Melakukan stabilisasi dan mempertahankan hemodinamik yang
akurat.
4) Melakukan rehabilitasi agar produktivitas korban setelah kembali
ke masyarakat setidaknya setara bila dibanding sebelum bencana
menimpanya.
5) Melakukan pendidikan kesehatan dan melatih korban untuk
mengenali kondisinya dengan segala kelebihan yang dimiliki.
c. Post-Hospital
Pada kondisi post-hospital hampir semua pihak menyatakan hampir
sudah tidak ada lagi kondisi gawat darurat. Padahal, kondisi gawat
darurat ada yang terjadi justru setelah diberi pelayanan di rumah sakit,
yaitu korban perkosaan. Karena mengalami trauma psikis yang
mendalam, misalnya merasa tidak berharga, harga diri rendah, malu
dan tidak punya harapan sehingga korban-korban perkosaan
mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya sendiri. Tujuan
diberikan pelayanan dalam rentang post-hospital adalah:
1) Mengembalikan rasa percaya diri kepada korban.
2) Mengembalikan rasa harga diri yang hilang sehingga dapat tumbuh
dan berkembang.
3) Meningkatkan kemampuan bersosialisasi kepada orang-orang
terdekat dan masyarakat yeng lebih luas.
4) Mengembalikan pada permanen sistem sebagai tempat kehidupan
nyata korban
5) Meningkatkan persepsi terhadap realitas kehidupanya pada masa
yang akan dating

D. Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat


Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan
pasien. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama.
Triage dalam keperawatan gawat derurat di gunakan untuk mengklasifikasian
keperahan penyakit atau cidera dan menetapkan prioritas kebutuhan
penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien dan sumber-
sumbernya. Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-
5 menit untuk orang dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak. Triase di
lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip
triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki
kualisifikasi:
1. Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan
2. Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC
3. Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)
4. Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen
5. Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

E. Sistem Triase
1. Spot check
25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan
mengklasifikasikan pasien dalam waktu 2-3 menit. Sisten ini
memungkinkan identifikasi segera.
2. Komprehensif
Merupakan triase dasar yang standart di gunakan. Dan di dukung oleh
ENA (Emergenci Nurse Association) meliputi:
a. A (Airway)
b. B (Breathing)
c. C (Circulation)
d. D (Dissability of Neurity)
e. E ( Ekspose)
f. F (Full-set of Vital sign)
g. Pulse Oximetry
3. Trise two-tier
Sistem ini memetluhan orang kedua yang bertindak sebagai penolong
kedua yang bertugas mensortirpasien untuk di lakukan pengkajian
lebih rinci.
4. Triase Expanded
Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier
mencakup protokol penanganan:
a. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
b. Pemeriksaan diagnostik
c. Pemberian obat
d. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll)
5. Triase Bedside
Pasien dalam sistem tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di
tangani oleh perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.

F. Kategori/ Klasifikasi Triage


61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan
menggunakan warna hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah
(Emergen), kuning (Urgen), hijau (non Urgen), hitam (Expectant).
1) Merah (Emergent)
Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu
kondisi yang mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian
segera. Contoh:
a. Syok oleh berbagai kausa
b. Gangguan pernapasan
c. Trauma kepala dengan pupil anisokor
d. Perdarahan eksternal masif
2) Kuning (Urgent)
Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan
dapat di tunda sementara. Kondisi yang merupakan masalah
medisyang disignifikan dan memerlukan penata laksanaan sesegera
mungkin. Tanda-tanda fital klien ini masih stabil. Contoh:
a. Fraktur multiple
b. Fraktur femur/pelvis
c. Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung,
trauma, obdomen berat)
d. Luka bakar luas
e. Gangguan kesadaran/trauma kepala
f. Korban dengan status yang tidak jelas.
Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus, pengawasan
ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi dan berikan
perawatan sesegera mungkin.
3) Hijau (Non urgent)
Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau
pemberian pengobatan dapat di tunda. Penyakit atau cidera minor.
Contoh
a. Fektur minor
b. Luka minor
c. Luka bakar minor
4) Hitam (Expectant)
Korban yang meninggal bunia atau yang berpotensi untuk meninggal
dunia -6% memakai sistem empat kelas yaitu :
a. Kelas i: kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau
tindakan segera)
b. Kelas ii: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera
mungkin)
c. Kelas iii: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)
d. kelas iv: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di
tangani)
- 10% digunakan sistem 5 tingkat yaitu Tingkat contoh
1. Kritis Segera Henti jantung
2. Tidak stabil 5-15 menit Fraktur mayor
3. Potensial tidak stabil 30-60 menit Nyeri abdomen
4. Stabil 1-2 jam Sinusitis
5. Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu keadaan cedera
atau sakit akut yang membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan
nyawa atau mencegah atau mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien.
Pasien gawat darurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan segera
dengan tepat dan cepat untuk mencegah terjadinya kematian atau kecacatan
Setiap Pelayanan Gawat Darurat harus mampu melayani dan menanggapi
secara 100% dalam tindakan yang cepat agar kelangsungan hidup pasien dapat
terjamin yang di dukung oleh tenaga Ahli Medis yang sesuai dengan standar
Pelayanan Gawat Darurat dan tersedianya sarana dan prasarana ( fasilitas )
yang memadai.

B. Saran
Untuk setiap Rumah Sakit khususnya di bagian Pelayanan Gawat Darurat
agar lebih di tingkatkan lagi dari segi Ahli Medis dan Fasilitasnya di atas
standar agar berbagai kondisi pasien dapat ditanggapi dengan cepat 100% oleh
Rumah Sakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36514903/Konsep_Kep_Gadar

https://www.scribd.com/document/386782238/Contoh-Isian-Data-E-pupns

file:///C:/Users/ACER/Downloads/pdfcoffee.com_sistem-pelayanan-gawat-
darurat-pdf-free.pdf

Anda mungkin juga menyukai