DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
TINGKAT 3 REGULER 1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Konsep Sistem
Pelayanan Gawat Darurat” Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,saya meminta
pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang dapat membangun.Kritik
dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan menfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Pelayanan Gawat Darurat......................................................3
B. Komponen Gawat Darurat...............................................................................4
C. Tujuan Pelayanan Gawat Darurat..................................................................5
D. Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat..................................................6
E. Sistem Triage ....................................................................................................7
F. Kategori/ Klasifikasi Triage.............................................................................8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah
suatu situasi yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan,
kesejahteraan atau lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu
kegawatdaruratan apabila merupakan suatu insiden dan mendesak atau
mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupun lingkungan; insiden yang
sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, kecacatan, merusak
kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan; atau insiden yang memiliki
probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya langsung ke kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan (Wikipedia 2015).
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan
menimbulkan resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka
panjang seseorang (Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan
bantuan orang lain yang idealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan
pertolongan, hal ini membutuhkan keterlibatan dari berbagai pelayanan
multilevel, baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai kelayanan
kesehatan gawat darurat.
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat intervensi
segera. Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal
service (EMS) atau di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Tujuan
utama dari layanan ini adalah memberikan pengobatan kepada pasien yang
membutuhkan perawatan medis mendesak, dan tujuan menstabilkan kondisi
saat itu, dan menyediakan transpor efisien dan efektif bagi pasien menuju
layanan pengobatan definitif.
Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah
menyediakan layanan yang beragam dengan metode yang beragam pula, hal
ini ditentukan oleh kebijakan pemerintah negara masing-masing dengan
metode pendekatan yang berbeda pula tergantung dari kondisi dari negara
tersebut. Secara umum, semua layanan kegawatdaruratn medis menyediakan
layanan bantuan hidup dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem pelayanan gawat darurat?
2. Apa sajakah komponen yang terdapat dalam pelayanan gawat darurat?
3. Apa tujuan dari pelayanan gawat darurat?
4. Apakah yang dimaksud dengan triage dalam gawat darurat?
5. Bagaimana sistem dari triage?
6. Apa sajakah klasifikasi yang terdapat pada triage?
C. Tujuan
Untuk memahami dan menyamakan konsep sistem pelayanan gawat
darurat agar dapat diketahui dan ditangani dengan cepat dan tepat untuk
menghindari perburukan keadaan bagi masyarakat awam umumnya serta bagi
tenaga kesehatan khususnya
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pre-Hospital
Dalam rentang kondisi hospital ini dapat terjadi dimana saja serta
dalam setiap waktu, maka peran serta masyarakat, awam khusus
ataupun petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan tindakan
penanganan kondisi kegawatdaruratan yang berupa:
1) Menyingkirkan benda-benda berbahaya di tempat kejadian yang
berisiko menyebabkan jatuh korban lagi, misalnya pecahan kaca
yang menggantung atau dicurigai masih terdapat bom. Petugas
kesehatan hanya boleh memberikan pertolongan apabila kondisi
sudah aman dari risiko jatuhnya korban berikutnya.
2) Melakukan triase atau memilah dan menentukkan kondisi korban
gawat darurat serta memberikan pertolongan pertama sebelum
petugas kesehatan yang lebih ahli dating untuk membantu.
3) Melakukan fiksasi atau stabilisasi sementara.
4) Melakukan evakuasi, yaitu korban dipindahkan ke tempat yang
lebih aman atau dikirim ke pelayanan kesehatan yang sesuai
kondisi korban.
5) Mempersiapkan masyarakat, awam khusus dan petugas kesehatan
melalui pelatihan siaga terhadap bencana.
b. In Hospital
Pada tahap ini, tindakan menolong korban gawat darurat dilakukan
oleh petugas kesehatan. Di rumah sakit pada umumnya ditolong oleh
petugas kesehatan di dalam sebuah tim yang multi disiplin ilmu.
Tujuan pertolongan di rumah sakit adalah adalah
1) Memberikan pertolongan profesional kepada korban bencana
sesuai dengan kondisinya.
2) Memberikan bantuan hidup dasar dan hidup lanjut.
3) Melakukan stabilisasi dan mempertahankan hemodinamik yang
akurat.
4) Melakukan rehabilitasi agar produktivitas korban setelah kembali
ke masyarakat setidaknya setara bila dibanding sebelum bencana
menimpanya.
5) Melakukan pendidikan kesehatan dan melatih korban untuk
mengenali kondisinya dengan segala kelebihan yang dimiliki.
c. Post-Hospital
Pada kondisi post-hospital hampir semua pihak menyatakan hampir
sudah tidak ada lagi kondisi gawat darurat. Padahal, kondisi gawat
darurat ada yang terjadi justru setelah diberi pelayanan di rumah sakit,
yaitu korban perkosaan. Karena mengalami trauma psikis yang
mendalam, misalnya merasa tidak berharga, harga diri rendah, malu
dan tidak punya harapan sehingga korban-korban perkosaan
mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya sendiri. Tujuan
diberikan pelayanan dalam rentang post-hospital adalah:
1) Mengembalikan rasa percaya diri kepada korban.
2) Mengembalikan rasa harga diri yang hilang sehingga dapat tumbuh
dan berkembang.
3) Meningkatkan kemampuan bersosialisasi kepada orang-orang
terdekat dan masyarakat yeng lebih luas.
4) Mengembalikan pada permanen sistem sebagai tempat kehidupan
nyata korban
5) Meningkatkan persepsi terhadap realitas kehidupanya pada masa
yang akan dating
E. Sistem Triase
1. Spot check
25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan
mengklasifikasikan pasien dalam waktu 2-3 menit. Sisten ini
memungkinkan identifikasi segera.
2. Komprehensif
Merupakan triase dasar yang standart di gunakan. Dan di dukung oleh
ENA (Emergenci Nurse Association) meliputi:
a. A (Airway)
b. B (Breathing)
c. C (Circulation)
d. D (Dissability of Neurity)
e. E ( Ekspose)
f. F (Full-set of Vital sign)
g. Pulse Oximetry
3. Trise two-tier
Sistem ini memetluhan orang kedua yang bertindak sebagai penolong
kedua yang bertugas mensortirpasien untuk di lakukan pengkajian
lebih rinci.
4. Triase Expanded
Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier
mencakup protokol penanganan:
a. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
b. Pemeriksaan diagnostik
c. Pemberian obat
d. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll)
5. Triase Bedside
Pasien dalam sistem tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di
tangani oleh perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu keadaan cedera
atau sakit akut yang membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan
nyawa atau mencegah atau mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien.
Pasien gawat darurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan segera
dengan tepat dan cepat untuk mencegah terjadinya kematian atau kecacatan
Setiap Pelayanan Gawat Darurat harus mampu melayani dan menanggapi
secara 100% dalam tindakan yang cepat agar kelangsungan hidup pasien dapat
terjamin yang di dukung oleh tenaga Ahli Medis yang sesuai dengan standar
Pelayanan Gawat Darurat dan tersedianya sarana dan prasarana ( fasilitas )
yang memadai.
B. Saran
Untuk setiap Rumah Sakit khususnya di bagian Pelayanan Gawat Darurat
agar lebih di tingkatkan lagi dari segi Ahli Medis dan Fasilitasnya di atas
standar agar berbagai kondisi pasien dapat ditanggapi dengan cepat 100% oleh
Rumah Sakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36514903/Konsep_Kep_Gadar
https://www.scribd.com/document/386782238/Contoh-Isian-Data-E-pupns
file:///C:/Users/ACER/Downloads/pdfcoffee.com_sistem-pelayanan-gawat-
darurat-pdf-free.pdf