Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
DEO PRATAMA N21020008
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Gawat
Darurat. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah
mempelajari dan memahami tentang keperawatan gawat darurat.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang keperawatan gawat darurat.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah suatu
situasi yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan,
kesejahteraan atau lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu
kegawatdaruratan apabila merupakan suatu insiden dan mendesak atau
mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupun lingkungan; insiden yang
sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, kecacatan, merusak
kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan; atau insiden yang memiliki
probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya langsung ke kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan (Wikipedia 2015).
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan
menimbulkan resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang
seseorang (Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang
lain yang idealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan pertolongan, hal ini
membutuhkan keterlibatan dari berbagai pelayanan multilevel, baik dari pemberi
pertolongan pertama, teknisi sampai kelayanan kesehatan gawat darurat.
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat intervensi
segera. Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal
service (EMS) atau di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Tujuan utama
dari layanan ini adalah memberikan pengobatan kepada pasien yang
membutuhkan perawatan medis mendesak, dan tujuan menstabilkan kondisi saat
itu, dan menyediakan transpor efisien dan efektif bagi pasien menuju layanan
pengobatan definitif.
Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah menyediakan
layanan yang beragam dengan metode yang beragam pula, hal ini ditentukan oleh
kebijakan pemerintah negara masing-masing dengan metode pendekatan yang
berbeda pula tergantung dari kondisi dari negara tersebut. Secara umum, semua
layanan kegawatdaruratn medis menyediakan layanan bantuan hidup dasar.
Bantuan hidup dasar merupakan suatu tindakan medis yang dilakukan pada pasien
1
dengan sakit yang mengancam nyawa atau cidera sampai pasien tersebut
mendapatkan pelayanan kesehatan penuh dirumah sakit. Pemberian BHD
bertujuan untuk menyediakan sirkulasi darah yang adekuat serta pernapasan
melalui pembebasan jalan napas (AHA 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian falsafah gawat darurat?
2. Apa yang di maksud dokumentasi legal gawat darurat?
3. Apa saja Standar praktik gawat darurat?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Falsafah kegawatdaruratan
Kondisi gawat darurat dapat terjadi dimana saja, baik pre hospital maupun in
hospital ataupun post hospital, oleh karena itu tujuan dari pertolongan gawat
darurat ada tiga yaitu:
a. Pre Hospital
Rentang kondisi gawat darurat pada pre hospital dapat dilakukan orang awam
khusus ataupun petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan tindakan
penanganan berupa:
3
1) Menyingkirkan benda-benda berbahaya di tempat kejadian yang berisiko
menyebabkan jatuh korban lagi, misalnya pecahan kaca yang masih
menggantung dan lain-lain.
2) Melakukan triase atau memilih dan menentukan kondisi gawat darurat serta
memberikan pertolongan pertama sebelum petugas kesehatan yang lebih ahli
datang untuk membantu
3) Melakukan fiksasi atau stabilisasi sementara
4) Melakukan evakuasi yaitu korban dipindahkan ke tempat yang lebih aman
atau dikirim ke pelayanan kesehatan yang sesuai kondisi korban
5) Mempersiapkan masyarakat awam khusus dan petugas kesehatan melalui
pelatihan siaga terhadap bencana
b. In Hospital
Kondisi gawat darurat post hospital hampir semua pihak menyatakan sudah
tidak ada lagi kondisi gawat darurat padahal kondisi gawat darurat ada yang
terjadi setelah diberikan pelayanan di rumah sakit, contohnya korban perkosa
Korban perkosa mengalami gangguan trauma psikis yang mendalam seperti,
merasa tidak berharga, harga diri rendah, sehingga mengambil jalan pintas dengan
mengakhiri hidupnya sendiri.
4
Tujuan diberikan pelayanan dalam rentang post hospital adalah:
5
merupakan inti praktik keperawatan dan sekaligus isi pokok dokumentasi
keperawatan. Pengelompokan dokumentasi keperawatan mengikuti tahapan
proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum dan moral (Akhu-Zaheya et al.,
2018; Bond et al., 2018).
Tujuan dokumentasi keperawatan adalah menjadi panduan atau acuan bagi
perawat dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan, memenuhi aspek
legal tanggung gugat dan tanggung jawab, meningkatkan otonomi perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan, memudahkan komunikasi intraprofesional dan
interprofesional, dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan (PPNI, 2017).
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data primer dan sekunder
berfokus pada status kesehatan pasien gawat darurat di rumah sakit secara
sistematik, akurat, dan berkesinambungan untuk menetapkan masalah
kegawatdaruratan pasien dan rencana tindakan cepat, tepat, dan cermat sesuai
standar. Pengkajian secara primer dan sekunder. Pengkajian primer pada pasien
trauma meliputi airway, breathing, circulation, disability, dan exposure.
Pengkajian pada pasien non trauma meliputi meliputi airway, breathing,
circulation, defibrillation/ drugs, differential diagnosis, dan electrolyte
imbalance, dan pengkajian sekunder meliputi head to toe (McCarthy et al., 2019;
Pitcher et al., 2017).
Keluhan utama
6
Pengkodean prioritas
Permulaan intervensi (misal :: Pemakaian bidai, gas darah arteri, EKG dll)
Wawancara Triase
Keluhan utama
Pengobatan
Alergi
7
Dokumentasi adalah sesuatu yang dituliskan dicetak ,kemudian diandalkan
sebagai catatan bukti bagi orang yang berwenang ,dan merupakan bagian dari
praktik profesional. Fungsi dari dokumetasi adalah sebagai berikut :
1. penunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan.
2. sebagai bukti akuntabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang bukti
akuntabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada
pasiennya.
3. bukti secara profesional legal,dn dapat dipertanggung jawabkan.
Standar I:
Standar II:
Standar III:
8
Standar III:
Standar IV:
Standar V:
9
3. Meningkatkan kerjasama tim.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu keadaan cedera atau
sakit akut yang membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan nyawa atau
mencegah atau mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien. Pasien gawat
darurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan segera dengan tepat dan
cepat untuk mencegah terjadinya kematian atau kecacatan.
B. Saran
Kegawatdaruratan harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera oleh
setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para
medis, dokter), baik didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat
terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.
11
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2010). Part 4: CPR overview: 2010 american hearth
Akhu-Zaheya, L., Al-Maaitah, R., & Bany Hani, S. (2018). Quality of Nursing
records.
12