Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEGAWAT DARURATAN BENCANA

PERSEKTIF KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KONSEP


SERTA PRINSIP GAWAT DARURAT

Di susun oleh kelompok 1:

1. Annisa Indah R : P07220118006


2. Fadila Gina : P07220118012
3. Karina Dwi H : P07220118017
4. Laoya Amelia P : P07220118018
5. M. Farhan Baihaqi : P07220118020
6. Naomiokrita : P07220118052

KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
tugas mata kuliah Kegawatdaruratan Bencana yang berjudul “Persektif
Keperawatan Gawat Darurat dan Konsep serta Prinsip Gawat Darurat” tepat
waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai
pihak.

Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat


kekurangan.Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan.Dan tak lupa kami ucapkan
terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami.Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua
pihak yang membacanya.

Samarinda, 14 Januari 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................................................. 5

BAB II Tinjau Pustaka ............................................................................................................ 6

A. Pengertian...................................................................................................................................... 6

B. Konsep............................................................................................................................................. 6

C. Tujuan Penanggulangan Kegawatdaruratan.................................................................... 6

D. Prinsip Penanggulangan Korban Gawat Darurat...........................................................7

E. Penatalaksanaan Psikologis Pasien dan Keluarga.........................................................8

F. SPGDT.............................................................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 20

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency
adalah suatu situasi yangmendesak yang beresiko terhadap kesehatan,
kehidupan, kesejahteraan ataulingkungan. Suatu insiden dapat menjadi
suatu kegawatdaruratan apabila merupakansuatu insiden dan mendesak
atau mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupunlingkungan;
insiden yang sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa
seseorang,kecacatan, merusak kesejahteraan, ataupun merusak
lingkungan; atau insiden yangmemiliki probabilitas yang tinggi untuk
menyebabkan bahaya langsung ke kehidupan,kesehatan, kesejahteraan
ataupun lingkungan (Wikipedia 2015).Kegawadaruratan medis adalah
insiden cedera atau sakit yang akut dan menimbulkanresiko langsung
terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang seseorang(Caroline,
2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain
yangidealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan pertolongan, hal ini
membutuhkanketerlibatan dari berbagai pelayanan multilevel, baik dari
pemberi pertolongan pertama,teknisi sampai kelayanan kesehatan gawat
darurat.Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat
intervensi segera. Dalammerespon kegawatdaruratan telah dibentuk
emergency medikal service (EMS) atau disebut pula layanan
kegawatdaruratan medis. Tujuan utama dari layanan ini
adalahmemberikan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan
perawatan medismendesak, dan tujuan menstabilkan kondisi saat itu,
dan menyediakan transpor efisiendan efektif bagi pasien menuju layanan
pengobatan definitif.Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara
dan daerah menyediakan layananyang beragam dengan metode yang

5
beragam pula, hal ini ditentukan oleh kebijakan pemerintah negara
masing-masing dengan metode pendekatan yang berbeda pulatergantung
dari kondisi dari negara tersebut. Secara umum, semua
layanankegawatdaruratn medis menyediakan layanan bantuan hidup
dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian konsep keperawatan gawat darurat ?
2. Apa saja prinsip-prinsip keperawatan gawat darurat ?
3. Bagaimana konsep sistem peayanan gawat darurat ?

C. Tujuan
Untuk memahami dan menyamakan konsep mengenai
kegawatdaruratan agar dapat diketahui dan ditangani dengan cepat dan
tepat untuk menghindari perburukan keadaan bagi masyarakat awam
umumnya serta bagi tenaga kesehatan khususnya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Persepektif keperawatan gawat darurat adalah perawatan yang
diberikan pada pasien/keluaarga yang mengalami kondisi yang
membahayakan kehidupan baik aktual/potensial, secara tiba-tiba dan
tidak diperkirakan ditempat yang tidak dapat dikontrol atau diluar RS.
Pemberian pelayanan terhadap pasien yang memerlukan bantuan segera
dan kritikal.

B. Konsep
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan
pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan
injury akut atau sakit yang mengancam kehidupan. Sebagai seorang spesialis,
perawat gawat darurat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan
untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok, trauma,
ketidakstabilan mulisistem, keracunan dan kegawatan yang mengancam jiwa
lainnya.

C. Tujuan Penanggulangan Gawat Darurat


1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat hingga dapat
hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat.
2. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
3. Penanggulangan korban bencana.

7
Untuk dapat mencegah kematian, petugas harus tahu penyebab kematian
yaitu :
a) Meninggal dalam waktu singkat (4-6 menit)
 Kegagalan sistem otak
 Kegagalan sistem pernafasan
 Kegagalan sistem kardiovaskuler
b) Meninggal dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
 Kegagalan sistem hati
 Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
 Kegagalan sistem pankreas (endokrin)

D. Prinsip Penanggulangan Korban Gawat Darurat


Prinsip utama adalah memberikan pertolongan pertama pada korban.
Pertolongan pertama adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau
bencana terjadi ditempat kejadian.
1. Tujuan pertolongan pertama :
 Menyelamatkan kehidupan
 Mencegah kesakitan makin parah
 Meningkatkan pemulihan
2. Tindakan prioritas penolong :
 Ambil alih situasi
 Minta bantuan pada orang sekitar
 Kaji bahaya lingkungan
 Yakinkan area aman bagi penolong dan korban
 Kaji korban secara cepat untuk masalah yang mengancam
kehidupan

8
 Berikan pertolongan pertama untuk kondisi yang mengancam
kehidupan
 Kirim seseorang untu memanggil polisi dan ambulan
3. Sikap penolong :
 Jangan panic
 Bersikap tenang
 Cekatan dalam melakukan tindakan
 Jangan terburu-buru memindahkan korban dari tempat kejadian
sebelum dipastikan sarana angkutan yang memadai

E. Penatalaksanaan Psikologis Pasien dan Keluarga


1. Pendekatan kepada pasien trauma tubuh masalah fisiologis + psikologis
Tujuan :
Menanggulangi masalah fisiologis dan psikologis pasien
 Pasien tidak sadar, diperlakukan seperti pasien sadar,sentuhan, meman
ggil nama, memberitahukan setiap tindakan
 Pasien yang mengalami perlukaan/ sakit scr tiba-tiba, cemas
hebat, takut mati, takut cacat.
Perawat perlu memiliki sikap percaya diri, hangat dalam berespons 
menciptakan rasa aman.
2. pendekatan terhadap keluarga
 Beritahukan kondisi pasien dan tindakan yang dilakukan.
 Menggunakan komunikasi teraupetik (Denial, Marah, Agresif, dll)
 Beri kesempatan keluarga mengekspresikan perasaannya dan meli
hat pasien, u/ mengurangi ketegangan.
 Segera mengajak pada situasi nyata dengan hati-hati, jangan memp
ertahankan sikap denial.

9
10
F. Sistem Pengendalian Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
SPGDT adalah suatu metode yang digunakan untuk penanganan
korban yang mengalami kegawatan dengan melibatkan semua unsur yang ada
1. Fase Pra RS
1) Komunikasi
a. Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah
 Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (119)
 Pusat komunikasi ke RS
 Pusat komunikasi polisi (110)
 Pusat komunikasi pemadam kebakaran (113)
b. Untuk komunikasi fasilitas pager, radio, telepon, Hp
c. Tugas pusat komunikasi adalah :
 Menerima permintaan tolong
 Mengirim ambulan terdekat
 Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat
darurat
 Memonitor kesiapan RS terutama unit gawat darurat
dan ICU
2) Pendidikan
a. Pada orang awam
Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, IRT,
pengemudi, hansip, petugas hotel dan restaurant. Kemampuan
yang harus dimiliki orang awam adalah :
 Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi
EMS (119)
 Mengetahui cara RJP (Resusitasi Jantung Paru)
 Mengetahui cara menghentikan perdarahan
 Mengetahui cara memasang balut atau bidai\

11
 Mengetahui cara transportasi yang baik
b. Pada orang awam khusus
Orang awam yang telah mendapatkan pengetahuan cara-cara
penanggulangan kasus gawat darurat sebelum korban dibawa
ke RS ∕ ambulan datang.
Kemampuan yang harus dimiliki orang awam khusus adalah
paling sedikit seperti kemampuan orang awam dan ditambah
dengan :
 Mengetahui tanda-tanda persalinan
 Mengetahui penyakit pernafasan
 Mengetahui penyakit jantung
 Mengetahui penyakit persarafan
 Mengetahui penyakit anak
c. Pada perawat
Harus mampu menanggulangi penderita gawat darurat dengan
gangguan :
 Sistem pernafasan
 Mengatasi obstruksi jalan nafas
 Membuka jalan nafas
 Memberi nafas buatan
 Melakukan RJP (CAB)
 Sistem sirkulasi
 Mengenal aritmia dan infark jantung
 Pertolongan pertama pada henti jantung
 Melakukan EKG
 Mengenal syok dan memberi pertolongan
pertama
 Sistem vaskuler
 Menghentikan perdarahan

12
 Memasang infus atau transfuse
 Merawat infuse
 Sistem saraf
 Mengenal koma dan memberikan pertolongan
pertama
 Memberikan pertolongan pertama pada trauma
kepala
 Sistem pencernaan\
 Pertolongan pertama pada trauma abdomen dan
pengenalan tanda perdarahan intraabdomen
 Persiapan operasi segera (cito)
 Kumbah lambung pada pasien keracunan
 Sistem perkemihan
 Pertolongan pertama pada payah ginjal akut
 Pemasangan kateter
 Sistem integument atau toksikologi
 Pertolongan pertama pada luka bakar
 Pertolongan pertama pada gigitan binatang
 Sistem endokrin
 Pertolongan pertama pasien hipo atau
hiperglikemia
 Pertolongan pertama pasien krisis tiroid
 Sistem musculoskeletal
 Mengenal patah tulang dan dislokasi
 Memasang bidai
 Mentransportasikan pasien ke RS
 Sistem penginderaan
 Pertolongan pertama pada pasien trauma mata
atau telinga

13
 Melakukan irigasi mata dan telinga
 Pada anak
 Pertolongan pertama anak dengan kejang
 Pertolongan pertama anak dengan astma
 Pertolongan pertama anak dengan diare atau
konstipasi
3) Transportasi
a. Syarat transportasi penderita
 Penderita gawat darurat siap ditransportasikan bila
 Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah
ditanggulangi
 Perdarahan harus dihentikan
 Luka harus ditutup
 Patah tulang apakah memerlukan fiksasi
 Selama transportasi harus dimonitor
 Kesadaran
 Pernafasan
 Tekanan darah dan denyut nadi\
 Daerah perlukaan
 Syarat kendaraan
 Penderita dapat terlentang
 Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien dan
petugas dapat bergerak
 Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri
dan infus lancer
 Dapat melakukan komunikasi ke sentral
komunikasi dan RS
 Identitas yang jelas sehingga mudah dibedaan
dari ambulan lain
 Syarat alat yang harus ada

14
 Resusitasi
 Oksigen
 Alat hisap
 Obat-obatan
 Infus
 Balut dan bidai
 Tandu
 EKG transmitter
 Inkubator
 Alat-alat persalinan
 Syarat personal
 Dua orang perawat yang dapat mengemudi
 Telah mendapat pendidikan tambahan gawat
darurat
 Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi
b. Cara transportasi
 Tujuan memindahkan penderita dengan cepat tetapi
selamat
 Kendaraan penderita gawat darurat harus berjalan hati-
hati dan menaati peraturan lalu lintas
2. Fase RS
1) Puskesmas
Ada puskesmas yang buka 24 jam dengan kemampuan :
a. Resusitasi
b. Menanggulangi fase gawat darurat baik medis maupun pembedahan
minor
c. Dilengkapi dengan laboratorium untukk menunjang diagnostik seperti
pemeriksaan Hb, leukosit, gula darah
d. Personal yang dibutuhkan 1 dokter umum dan 2-3 perawat dalam 1
shift

15
2) IGD atau UGD
Berhasil atau gagalnya suatu IGD atau UGD tergantung pada :
a. Keadaan penderita waktu tiba di IGD
 Mutu penanggulangan pra RS
 IGD harus aktif meningkatkan mutu penanggulangan pra RS
b. Keadaan gedung IGD sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga
 Masyarakat mudah mencapainya
 Kegiatan mudah dikontrol
 Jarak jalan kaki didalam ruangan tidak jauh
 Tidak ada infeksi silang
 Dapat menanggulangi keadaan bencana
3) Kualitas dan kuantitas alat-alat serta obat-obatan
a. Untuk resusitasi
 Suction manual atau otomatis

 Oksigen
 Respirator manual atau otomatis

16
 Laringoskop

 Pipa endotracheal

 Pipa nasotracheal

17
18
 Oropharingeal tube

 Spuit dan jarum


 Cuff set
 EKG-monitor jantung (portable) dan defibrillator

 Infus atau transfuse set serta cairan dan darah


 Cairan Dextrose 50% ampul
 Morphin-Pethidin-Adrenalin
 Tandu dapat posisi trendelenburg atau anti trendelenburg,
terdapat gantunganinfus dan pengikat

 Cricothyrotomy dan tracheaostomy set


 Gunting

19
 Jarum intra cardiac dll

b. Untuk menstabilisasi penderita


 WSD set atau jarum fungsi
 Bidai segala ukuran
 Perban segala ukuran
 Sonde lambung

 Foley kateter segala ukuran


 Venaseksi set
 X-ray

 Perban untuk luka bakar


 Perikardiosentesis set

c. Untuk diagnosa dan terapi


 Alat-alat periksa pengobatan mata

20
 Slit lamp
 THT set
 Traction kit
 Gips
 Obstetri ginekologi set
 Lab mini
 Bone set
 Pembedahan minor set
 Benang dan jarum segala ukuran

3. Pembiayaan
1) Asuransi Jasa Raharja
2) ASKES pegawai negeri
3) Jamsostek
4) JKN
5) JAMKESMAS
6) Dana sehat
7) Subsidi Pemerintah (Gakin)

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu keadaan
cedera atau sakitakut yang membutuhkan intervensi segera untuk
menyelamatkan nyawa ataumencegah atau mencegah kecacatan serta
rasa sakit pada pasien. Pasien gawatdarurat merupakan pasien yang
memerlukan pertolongan segera dengan tepat dancepat untuk mencegah
terjadinya kematian atau kecacatan.Prinsip pada penanganan penderita
gawat darurat harus cepat dan tepat serta harusdilakukan segera oleh
setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orangawam,
perawat, para medis, dokter), baik didalam maupun diluar rumah
sakitkarena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kristanty, Paula, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. CV Trans Info
Media : Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai