Disusun oleh :
1. Nigar Fazrianty
2. Nur Fitriah Jami Auliyah
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Menjelang Ajal” ini disusun untuk memenuhi tugas
mahasiswa dari mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia di Jurusan Keperawatan Akademi
DIII Keperawatan Universitas MH. Thamrin.
Tema yang dikemukakan penulis tersebut dimaksudkan untuk memahami konsep dalam
pemenuhan kebutuhan menjelang ajal dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan menjelang ajal.
Permasalahan data-data yang di kemukakan dalam makalah ini penulis peroleh dari
internet dan buku-buku kepustakaan. Dengan usaha dan ketekunan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 1
C. Metode yang Digunakan ....................................................................................... 2
D. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menjelang Ajal ...................................................................................
B. Tahap-tahap Menjelang Ajal ..............................................................
C. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian ..........................................
D. Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian............................................
E. Tanda-tanda Klinis Saat Meninggal ..................................................
F. Macam macam Tingkat Kesadaran Pasien dan keluarga Terhadap Kematian.........
G. Bantuan yang dapat Diberikan ..........................................................
H. Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Menjelang Ajal
A. Kesimpulan ………………………………………………………..
B. Saran ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu
duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari
pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
e. Pada Fase Penerimaan
Pada fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada
keluarga dan teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima
keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan
mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
2. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
a. Kebersihan Diri
Kebersihan dilibatkan unjtuk mampu melakukan kerbersihan diri sebatas
kemampuannya dalam hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.
b. Mengontrol Rasa Sakit
Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan
sakit terminal, seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuai
dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien. Obat-obatan lebih baik
diberikan Intra Vena dibandingkan melalui Intra Muskular/Subcutan, karena
kondisi system sirkulasi sudah menurun
c. Membebaskan Jalan Nafas
sim dengan dipasang drainase dari mulut dan pemberian oksigen. Untuk
klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran
sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas, sedangkan bagi
klien yang tida sadar, posisi yang baik adalah posisi
d. Bergerak
Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk bergerak ,
seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah decubitus dan
dilakukan secara periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untuk menyokong
tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun.
e. Nutrisi
Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan
peristaltik.Dapat diberikan anti ametik untuk mengurangi nausea dan
merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan protein
serta vitamin. Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia,
perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum diberikan makanan, kalau
perlu diberikan makanan cair atau Intra Vena/Invus.
f. Eliminasi
Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi
konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk
mencegah konstipasi.Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot
secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau dilakukan
kateterisasi. Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar perineum, apabila
terjadi lecet, harus diberikan salep.
g. Perubahan Sensori
Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya
menolak/menghadapkan kepala kearah lampu/tempat terang. Klien masih
dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan keluarga
harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
3. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Klien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi
kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
a. Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu
dengan klien dan didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-
teman dekat, atau anggota keluarga lain.
b. Menggali perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan perlu
diisolasi.
c. Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan
kunjungan teman-teman terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien
untuk membersihkan diri dan merapikan mdiri.
d. Meminta saudara/teman-temannya untuk sering mengunjungi dan
mengajak orang lain dan membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila
klien mampu membacanya.
4. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
a. Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-
rencana klien selanjutnya menjelang kematian
b. Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam hal
untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
c. Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual
sebatas kemampuannya.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit
dengan penyakit yang sama
3) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama
dengan klien
b. Head To Toe
Perubahan fisik saat kematian mendekat :
1) Pasien kurang rensponsif.
2) Fungsi tubuh melambat.
3) Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja.
4) Rahang cenderung jatuh.
5) Pernafasan tidak teratur dan dangkal.
6) Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah.
7) Kulit pucat.
8) Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas/ ketakutan (individu, keluarga) yang berhubungan diperkirakan
dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat
diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.
b. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari
orang lain.
c. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga,takut akan hasil (kematian) dengan lingkungnnya penuh dengan
stres ( tempat perawatan).
d. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri
dalam menghadapi ancaman kematian.
KRITERIA HASIL
1. Klien atau keluarga akan :
a. Mengungkapkan ketakutan yang berhubungan dengan gangguan.
b. Menceritakan pikiran tentang efek gangguan pada fungsi normal,tanggung
jawab peran dan gaya hidup.
2. Klien akan :
a. Mengungkapkan kehilangan dan perubahan.
b. Mengungkapkan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan.
c. Menyatakan kematian akan terjadi.
3. Anggota keluarga atau kerabat terdekat akan:
a. Megungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klien.
b. Mengungkapkan kekawtirannnya mengenai lingkungan tempat
perawatan.
c. Melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontiniu selama perawatan
klien.
4. Klien akan mempertahankan praktik spritualnya yang akan
mempengaruhi penerimaan terhadap ancaman kematian. Anggota keluarga akan
melakukan hal berikut : Mempertahankan hubungan erat yang efektif, yang
dibuktikan dengan cara berikut:
a. Menghabiskan waktu bersama klien.
b. Memperthankan kasih sayang, komunikasi terbuka dengan klien.
c. Berpartisipasi dalam perawatan.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
Ansietas / ketakutan ( individu, keluarga ) yang berhubungan dengan situasi
yang tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan
efek negative pada gaya hidup.
Kriteria Hasil
Klien atau keluarga akan :
1. Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan.
2. Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab,
peran dan gaya hidup.
Intervensi :
1.
Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya :
a. Berikan kepastian dan kenyamanan
b. Tunjukkan perasaan tentang pemahman dan
empti, jangan menghindari pertanyaan
c. Dorong klien untuk mengungkapkan setiap
ketakutan permasalahan yang berhubungan dengan
pengobatannya
d. Identifikasi dan dukung mekanisme koping
efektif
3.4 Implementasi
Diagnosa I
1. Membantu klien untuk mengurangi ansientasnya :
a. Memberikan kepastian dan kenyamanan.
b Menunjukan perasan tentang pemahaman dan empati, jangan menghindari pertanyaan.
c Mendorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan permasalahan yang
berhubungan dengan pengobotannya.
d. Menditifikasi dan mendorong mekanisme koping efektif.
2. Mengkaji tingkat ansientas klien. Merencanakan penyuluhan bila tingkatnya rendah atau
sedang.
3. Mendorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan atau pikiran mereka.
4. Memberikan klien dan keluarga dengan kepastian dan penguatan prilaku koping positif.
5. Memberikan dorongan pada klien untuk menggunakan teknik relaksasi seperti paduan
imajines dan pernafasan relaksasi.
Diagnosa II
1. Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan,
diskusikan kehilangan secara terbuka dan gali makna pribadi dari kehilangan. Jelaskan bahwa
berduka adalah reaksi yang umum dan sehat.
2. Memberikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti memberikan
keberhasilan pada masa lalu.
3. Memberikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut dari yang positif.
4. Membantu klien menyatakan dan menerima kematian yang akan terjadi, jawab semua
pertanyaan dengan jujur.
Meningkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian, menghilangkan ketidaknyamanan
dan dukungan.
Diagnosa III
1. Meluangkan waktu bersama keluarga/orang terdekat klien dan tunjukkan pengertian yang
empati.
2. Mengizinkan keluarga klien/orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan, ketakutan
dan kekhawatiran.
3. Menjelaskan akan lingkungan dan peralatan itu.
4. Menjelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi yang dipikirkan dan
memberikan informasi spesifik tentang kemajuan klien.
5. Menganjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi dalam tindakan keperawatan.
6. Mengkonsul atau memberikan rujukan ke sumber komunitas dan sumber lainnya.
Diagnosa IV
1. Menggali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktik atau ritual keagamaan
atau spiritual yang diizinkan bila ia memberikan kesempatan pada klien untuk melakukannya.
2. Mengekpresikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan dan
praktik religius atau spiritual klien.
3. Memberikan privasi dan ketenangan untuk ritual, spiritual sesuai kebutuhan klien dan
dapat dilaksanakan.
4. Menawarkan untuk menghubungi religius atau rohaniwan rumah sakit untuk mengatur
kunjungan menjelaskan ketersediaan pelayanan misalnya : alqur’an dan ulama bagi yang
beragama islam
3.5 Evaluasi
a). Klien
1. Klien merasa nyaman (bebas dari rasa sakit) dan mengekpresikan perasaannya pada
perawat.
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan.
3. Klien selalu ingat kepada Allah dan selalu bertawakkal dan klien sadar bahwa setiap apa
yang diciptakan Allah SWT akan kembali kepadanya.
b). Keluarga Klien:
1. Keluarga dapat mengekspresikan perasaan-parasaan, seperti : sedih, marah,
kehilangan, dll.
DAFTAR PUSTAKA