Anda di halaman 1dari 25

SEMINAR KASUS

PASIEN Tn. A. DENGAN TB PARU


DI RUANG IGD RSUD. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


1. CINDI ERIKA PUTRI (1914401005) 6. RISA RIVITA AR RIF’AT (1914401035)
2. NOVI SETIA NINGSIH (1914401007) 7. PUPUT WULANDARI (1914401036)
3. RIDA INATUL PARIDA (1914401008) 8. SAFIRA WIDYATAMI (1914401042)
4. JESTICA PUTRI PRATAMA (1914401011) 9. DIANA RATU NISA (1914401046)
5. RESTI INDI SALSABILA (1914401028)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN GAWAT DARURAT IGD
KASUS TB PARU
1. Definisi
Tuberkulosis Paru (TB paru) adalah Penyakit Infeksius yang terutama menyerang penyakit parenkim paru.
Tuberkulosis yaitu suatu penyakit menular langsung yang disebabkan karena kuman TB yaitu myobacterium
tuberculosis. TB Paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan TB aktif pada paru batuk, bersin
atau berbicara.

2. Gambaran Klinis (pengkajian)


a. Tanda & Gejala Umum
• Batuk berdahak
• Batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah
• Dada terasa sakit atau nyeri.
• Terasa sesak waktu bernafas
b. Tanda & Gejala Kegawatdaruratan (ABCD)
1) Airway (A)
airway harus diperiksa secara cepat untuk memastikan bebas dari patennya atau tidak ada
obstruksi/hambatan jalan nafas. Jika gterjadu gangguan segera lakukan head tlit

2) Breathing (B)
Dispnea, takipnea, oktopnea, bunyi nafas tambahan (mengi). Distensi respirasi (penggunaan otot
bantu nafas dan nyeri dada).

3) Ciculation (C)
Tekanan darah meningkat, Nadi kuat, Dispnea, Sianoses pucat, Gds meningkat, Capilary refil.

4) Disability (D)
Lakukan penilaian tingkat kesadaran, dapat dengan cepat dinilai menggunakan metode AVPU.
C. Tes Diagnostik (pemeriksaan penunjang)
Jenis Pomeriksaan Penunjang yang akan dilakukan adalah tes darah untuk menilai kadar kalium
dalam darah. Tes urine yaitu untuk menilai berapa banyak kalium yang keluar saat buang air kecil.
Selanjutnya Pemeriksaan Elektrodiagram (EKG) yaitu untuk memeriksa irama jantung.

C. Tes Diagnostik (pemeriksaan penunjang)


• Pemeriksaan Sputum
• Foto rontgen dada
• Pemeriksaan laboratorium
3. Patofisiologi
Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium tuberculosis, suatu basil tahan asam (acid-fast
bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu
pembersihan langsung dari bakteri tuberkulosis, infeksi laten, atau infeksi aktif. Droplets yang
berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang lain akan masuk sampai di antara terminal alveoli
paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya
mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu
dideteksi melalui reaksi terhadap tes tuberkulin.

Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan pengobatan yang lebih lama, hal ini
biasanya sebagai konsekuensi terhadap ketidakpatuhan penderita terhadap tatalaksana pengobatan TB, atau
keterlambatan diagnosis.

B. Diagnosis Keperawatan / Masalah Keperawatan Kegawatdaruratan.


1. pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan


3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi-perfusi ``
C. Perencanaan Keperawatan / Algoritme / Protokol Penatalaksanaan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
a. Observasi
-monitor pola nafas
-monitor bunyi nafas tambahan
b. Terapeutik
-pertahankan kepatenan jalan nafas dengan headtlit dan chidlift
-posisikan semi fowler/fowler
-berikan oksigen, jika perlu
-berikan minum air hangat
c. Edukasi
-amjurkan asupan cairan 2000ml/hari
d.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mugolitik
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
a. Observasi
- Identifikasi kemampuan natuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
- Monitor input dan output cairan
b. Terapeutik
-atur posisi semi fowler/fowler
-pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
-buang sekret pada tempat sputum
c. Edukasi
-jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
-anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan
Kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir(dibulatkan)
-anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3kali
-anjurkan batuk kuat langsung setlah tarik nafas dalam yang ke 3
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukotik atau ekspektoran, jika perlu
3. gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi-perfusi
a. Observasi
-monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
-monitor kemampuan batuk efektif
-monitor saturasi oksigen
b. Terapeutik
-atur intervasi pemantauan respirasi pasien
-dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
-jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
-informasikan hasil pemantauan,jika perlu
Daftar Rujukan/Referensi

1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PNI.
2. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PNI.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Iuran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PNI.
4. Respicatory eprints Poltekkes Jogja ac.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (IGD)

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A (inisial) Tanggal masuk IGD : 20-09-2021
Umur : 64 Tahun Pukul : 12.48 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki

B. Tindakan Pra Hospital (Rumah Sakit)


Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit TB paru dan sudah
berobat selama 4 bulan namun tidak tuntas.
C. Riwayat Masuk IGD
Pasien datang ke IGD pada tanggal 20-09-2021 jam 12.48, diantar keluarganya.
Pasien mengeluh sesak kurang lebih 7 hari yang lalu, disertai batuk berdahak yang
tersumbat. Setelah dilakukan pemeriksaan, kesadaran: composmentis, TD:

D. Kajian Primer – Masalah Keperawatan – Intervensi (Tindakan) –


Evaluasi
• Kesadaran (AVPU) : -
• Karotis : Teraba
• Airway (A) : Auskultasi terdengar snoring gargling
• Breathing (B) : Pasien kesulitan bernafas
• Circulation (C) : Nadi teraba, normal, akral teraba dingin
• Disability (D) : Pupil Isokor
Analisa data primer
Data Pathway/ patofisiologi Masalah

Pengkajian primer Invasi bakteri tuberkulosis Pola nafas tidak efektif b.d
Infeksi primer
hambatan upaya nafas
A. terdengar suara ronkhi

B. retraksi dinding dada, RR: Sembuh dengan fokus ghon


32x/meit Bakteri dorman

C. TD : 140 / 90 mmHg
Bakteri muncul beberapa tahun kemudian
N : 100X/menit
S : 37,0 c
SpO2 : 91 % Reaksi infeksi/inflamasi, kavitas, dan merusak parenkim paru

Perubahan cairan intrapleura


D. Kesadaran composmentis
Sesak,sianosis,penggunaan otot bantu nafas

Pola nafas tidak efektif


E. Pengkajian Sekunder

• Keluhan utama : sesak nafas


Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien diantar ke IGD dengan keluhan sesak kurang lebih 7 hari. Sesak memberat
sejak 1 hari dan disertai batuk berdahak dan demam.
• Riwayat Kesehatan Lalu
Klien memiliki riwayat penyakit TB paru sudah berubah selama 4 bulan, namun
klien tidak teratur dalam pengobatannya.
• Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital :
Kesadaran : Composmentis GCS : 15 TD : 140/90mmhg, nadi: 100x/menit
RR: 32x/menit suhu: 37,0 c saO2: 91%
Radiologi Laboratorium darah Terapi medis
Rontgen thorax Hematologi - Injeksi ceftriaxone, obat yang
- Leukosit = 7,89 (normal =5,0 – 10,0) digunakan untuk mengatasi
- Eritrosit = 4,67 (normal = 4,0 -5,0) berbagai infeksi bakteri yang
- Hemaglobin = 13,2 (normal = 12,0-14,0) terjadi
- Ht = 42,6 (normal= 40-50) - Ambroxul obat yang digunakan
- Trombosit = 228 (normal= 150-400) untuk memecahkan dahak,
digunakan pada terapi gangguan
pernafasan terkait mukus yang
kental atau berlebih
Data Pathway / patofisiologi Masalah

Data subjektif : Invasi bakteri tuberkulosis Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Pasien mengeluh batuk berdahak
Infeksi primer
disertai sesak

Data objektif : Sembuh dengan fokus ghon


- Klien tampak batuk-batuk
Bakteri dorman
- RR : 32x/menit
- SPO2 : 91%
- Akral teraba dingin Bakteri muncul beberapa tahun kemudian

Reaksi infeksi/inflamasi, kavitas, dan merusak


parenkim paru

Produksi sekret meningkat

Batuk produktif / batuk darah

Bersihan jalan nafas tidak efektif


Data Pathway/patofisiologi Masalah

Data subjektif : Invasi bakteri tuberkulosis Gangguan pertukaran gas


- Klien mengatakan
sesak pada dada Infeksi primer

Sembuh dengan fokus ghon


Data objektif :
- Klien tampak meringis Bakteri dorman
kesakitan
Bakteri muncul beberapa tahun kemudian

Reaksi infeksi/inflamasi, kavitas, dan merusak


parenkim paru

Kerusakan membran alveolar-kapiler merusak


pleura,atelaktasis

Sesak nafas, ekspansi toraks

Gangguan pertukaran gas


Pengkajian head to toe
Kepala Rambut kepala hitam dan terdapat banyak uban, kebersihan kulit kepala bersih tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan kepala
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorak I : bentuk simetris, terdapat retraksi dinding dada
P : fremitus paru yang terinfeksi lemah
P : saat diperkusi terdapat suara pekak
A : terdengar suara ronkhi
Abdomen I : bentuk simetris, tidak terdapat luka
A : peristaltik usus 8x/menit
P : bunyi timpani pada semua area abdomen
P : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
ekstremitas Atas : tidak ada luka tangan kiri dan kanan, kukubersih, kekuatan otot normal
Bawah : tidak ada udema, kaki kiri dan kanan lengkap, kekuatan otot normal

Integumen Suhu tubuh 37,0 , kulit tubuh lembab, turgor kulit membaik , terpasang ivfd nacl 20 tpm
F. Diagnosis Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas


2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
I. Perencanaan Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upayan nafas Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam 1. Monitor pola napas
diharapkan pola nafas membaik dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas tambahan
-dispnea menurun 3. Posisikan semi fowler atau fowler
- Penggunaan oto bantu napas menurun 4. Berikan terapi oksigen
- frekuensi napas membaik 5. Ajarkan teknik batuk efektif
- kedalaman napas membaik 6. Kolaboras pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi kemampuan batuk
tertahan jam diharapakan bersihan jalan napas meningkat 2. Monitor adanya retensi sputum
dengan kriteria hasil : 3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
1. Batuk efektif meningkat 4. Monitor input dan output cairan
2. Produksi sputum menurun 5. Atur posisi semi fowler atau fowler
3. Dispnea menurun 6. Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
4. Gelisah menurun 7. Buang sekret pada tempat sputum
5. Frekuensi napas menurun 8. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
6. Pola napas membaik 9. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu
dibulatkan sekama 8 detik
10. Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3x
11. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam
yang ke 3
12. Kolaborasi pemberian mikolitik

Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
ketidakseimbangan vetilasi-perfusi selama 1x24 jam diharapkan pertukaran upaya anaps
gas meningkat, dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola napas
1. Dispnea menurun 3. Monitor adanya sumbatan jalan napas
2. Bunyi napas tambahan menurun 4. Monitor adanya sputum
3. Sianosis menurun 5. Jelaskan tuuan dan prosedur
4. Pola napas membaik pemantauan
6. Informasikan hasil pemantauan
Tanggal & Jam Implementasi Paraf & Nama Evaluasi (SOAP)

20-09-2021 Dx 1 : Pola napas tidak S : Klien mengeluh sesak napas


efektif b.d hambatan upaya O:
napas -Klien tampak gelisah
-Memonitor pola napas -Tampak klien menggunakan
-Memonitor bunyi napas otot bantu pernapasan
-Membrikan posisi semi -Pola napas abnormal (takipnea)
fowler atau fowler -TD : 140/90 mmHg
-Memberikan terapi -N : 100x/menit
oksigen -RR : 32x/menit
-Mengajarkan klien teknik -SpO2 : 91%
batuk efektif -Terpasang nebulizer
-Mengkolaborasi -Terpasang IVFD Nacl 0,9% 20
pemberian bronkodilator, tpm
ekspetoran, mikolitik A : Masalah belum teratasi
-Injeksi Ceftriaxone 2x1 P : Lanjutkan Intervensi
-Ambroxul 3x1
Tanggal & Jam Implementasi Paraf & Nama Evaluasi (SOAP)
20-09-2021 Dx2 : Bersihan jalan S : Klien mengeluh sesak napas
napas tidak efektif b.d dan merasa tidak nyaman
sekresi yang berlebihan O:
-Mengidentifikasi batuk -Batuk tidak efektif
klien -Terdengar suara ronchi
-Memonitor adanya -Klien tampak gelisah
retensi sputum -RR : 32x/menit
-Memonitor tanda dan -SpO2 : 91%
gejala infeksi saluran -N : 100x/menit
napas -TD : 140/90 mmHg
-Memonitor input dan A : Masalah belum teratasi
output cairan P : Lanjutkan intervensi
-Memberikan posisi semi
fowler dan fowler
-Mengkolaborasi
pemberian mukolitik
Tanggal & Jam Implementasi Paraf & Nama Evaluasi (SOAP)
20-09-2021 Dx 3: Gangguan pertukaran S: Klien mengeluh sesak napas
gas b.d ketidakseimbangan O:
vetilasi-perfusi -Tampak menggunakan otot
1. Memonitor frekuensi, bantu napas
irama, kedalaman, upaya -Terpasang O2
napas A :masalah belum teratasi
2. Memonitor pola napas P : Lanjutkan intervensi
3. Memonitor adanya
sumbatan jalan napas
4. Memonitor adanya sputum
5. Menjelaskan tuuan dan
prosedur pemantauan
6. Menginformasikan hasil
pemantauan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai