Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam menjalani kepanitraan klinik senior di
SMF Ilmu Paru RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
DISUSUN OLEH:
DOKTER PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2022
1. Sebutkan pembagian dan definisi pneumonia berdasarkan klinis epidemiologi, etiologi,
dan predileksi!
a. Berdasarkan Epidemiologis:
- CAP (Community Acquired Pneumonia), pneumonia yang didapat di masyarakat,
yaitu infeksinya diluar RS
- HAP (Hospital Acquired Pneumonia), nosocomial pneumonia dirawat di RS >48
jam
- VAP (Ventilator Acquired Pneumonia), pada pasien rawat intubasi >48 jam
- Pneumonia aspirasi
- Pneumonia pada penderita immunocompromised
b. Berdasarkan Etiologi:
- Pneumonia tipikal (bakterial). Disebabkan bakteri gram (+); S.pneumoniae,
S.aureus, S.viridans, dan bakteri gram (-); P.aeruginosa, Klebsiella pneumoniae,
Acinetobacter baumanii
- Pneumonia atipikal (bakterial). Disebabkan Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia pneumoniae, Legionella
- Pneumonia viral. Disebabkan virus influenza, adenovirus, respiratory synctical
virus (paling umum), SARS Cov-2
- Pada infeksi COVID-19
- Pneumonia fungal. Disebabkan oleh infeksi jamur
c. Berdasarkan Predileksi:
- Pneumonia lobaris, hanya satu lobus
- Bronkopneumonia, pada anak-anak
- Pneumonia interstital
2. Sebutkan skoring pneumonia yang anda ketahui!
Interpretasi:
Skor 0-1 Rawat jalan (Mortality 1,5%)
Skor 2 Dianjurkan rawat inap (Mortality
9,2%)
Skor 3 Wajib rawat inap (Mortality 22%)
Skor 4-5 Rawat ICU
Fixed-doses combination:
8. Sebutkan gejala klinis dan pemeriksaan tb paru!
a. Manifestasi Klinis
- Batuk >2 minggu
- Batuk berdahak/dengan darah\
- Sesak napas, nyeri dada
b. Gejala Sistemik
- Demam (subfebris, karena infeksi kronik)
- BB menurun
- Keringat malam
- Nafsu makan menurun, badan lemas, malaise, meriang
- Anoreksia
c. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : konjungtiva anemis, kurus, gerak dada normal/tertinggal
- Palpasi : suara napas bronkovesikuler/bronkial
- Perkusi : redup
- Auskultasi : ronki basah, suara napas melemah
d. Pemeriksaan Lab
- TCM (kriteria tb resisten wajib)
• Menilai kuman (+) atau (-)
• Test untuk resistensi rifampicin
• Kalau resisten pada rifampicin, diagnosis TB RR (resis. Rif)
- Foto Toraks (PA)
TB aktif
• Bayangan berawan/nodular (konsolidasi) pada lapangan paru atas
• Infiltrat
• Kavitas >1
• Opasitas
• Bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya)
TB inaktif
• Fibrosis
• Kalsifikasi
Penebalan pleura
9. Sebutkan efek samping Obat TB !
Jawaban : - Rifampisin : Yang perlu diberitahukan pada pasien adalah bahwa rifampisin
meyebabkan urin, keringat dan air mata menjadi berwarna merah muda. Efek samping utama
jika obat diberikan setiap hari adalah efek mengenai saluran gastro-intestinal, seperti mual,
hilang selera makan dan sakit perut ringan, kadang timbul diare. Sering kali masalah ini dapat
diatasi jika diminum sebelum tidur malam. Reaksi pada kulit, seperti rasa panas pada muka,
gatal-gatal dan kadang ruam pada kulit. Reaksi ini sering kali begitu ringan, sehingga pasien
dapat melakukan desensitisasi sendiri tanpa harus menghentikan minum obat. Hepatitis sangat
jarang terjadi, kecuali bila pasien mempunyai riwayat penyakit hati atau pecandu alkohol. Jika
memungkinkan, mengadakan pemeriksaan fungsi hati sewaktu-waktu. Peningkatan bilirubin
yang berarti dapat timbul pada pasien gagal jantung.
- Isoniazid : Efek-efek lain yang lebih jarang dijumpai antara lain: pening, kejang,
neuritis optik, gejala mental, anemi hemolitik, agranulositosis, reaksi lupus, artralgia dan
ginekomasti. Isoniazid berinteraksi dengan obat-obat epilepsi (anti kejang), dosis obat ini perlu
dikurangi selama kemoterapi.
- Ethambutol : Efek samping yang paling serius adalah kehilangan pengelihatan yang
progresif karena neuritis retrobulbar. Ketika memulai pengobatan, peringatkan pasien tentang
kemungkinan berkurangnya pengelihatan. Pasien sudah mengetahui adanya gangguan
pengelihatan sebelum tampak kerusakan mata apapun jika kita memeriksanya dengan
oftalmoskop. Obat harus dihentikan dengan segera. Jika hal ini dilakukan, kemungkinan besar
pengelihatan dapat pulih kembali. Jika pengobatan tetap diteruskan pasien akan mengalami
buta total, kerusakan pada mata lebih sering terjadi pada pasien dengan gagal ginjal.
- Pyrazinamide : Efek samping yang paling sering dijumpai adalah kerusakan hati
(hepatotoksik) dan sakit persendian (artralgia). Keadaan hepatotoksik mungkin hanya bisa
ditemukan jika dilakukan tes biokimia rutin. Mual, demam ringan, pembesaran hati dan limpa
agak nyeri mungkin diikuti dengan ikterus. Jika timbul hepatitis berat jangan diberikan obat
ini lagi. Terjadinya artralgia adalah biasa dan sering kali sering. Rasa sakit mengenai sendi baik
besar maupun kecil dibahu, lutut, dan terutama jari-jari tangan. Kadar asam urat meningkat dan
encok mungkin muncul. Pengobatan sederhana biasanya cukup dengan aspirin; alopurinol
perlu untuk pengobatan gout.
10. Apa yang dimaksud dengan MDR TB dan 9 kriteria kategori MDR TB ?
Jawaban : MDR TB adalah kondisi dimana Multiple Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB)
adalah suatu keadan dimana M. tuberculosis telah resisten terhadap INH dan rifampisin saja
atau resisten terhadap INH dan rifampisin serta OAT lini pertama.
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara baik klinis maupun bakteriologis
dengan pemberian OAT (bila penegakkan diagnosis awal tidak menggunakan
GeneXpert).
Jawaban:
Asma adalah inflamasi kronik pada saluran nafas yang berhubungan dengan reaksi alergi dan
bersifat reversibel.
Pengobatan : Pada pasien asma diberikan pengontrol yaitu kortikosteroid inhalasi, metilsantin,
agonis beta-2 kerja lama, dan diberi pelega agonis beta 2 kerja singkat.
PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya keterbatasan aliran
udara yang persisten dan progresif, dan bersifat ireversibel atau reversibel parsial.
Kemudian beta2-adrenergik Prinsip kerja obat ini adalah relaksasi otot polos pada
saluran pernafasan dengan menstimulasi reseptor beta2-adrenergik, dimana akan
meningkatkan siklus AMP dan memproduksi efek fungsional yang berlawanan dengan
bronkokonstriksi.
Jawaban : Kanker paru ialah tumor ganas pada paru umumnya dibagi menjadi dua kategori
besar, yakni kanker paru sel kecil (small cell lung cancer-SCLC) dan kanker paru non-sel kecil
(non-small cell lung cancer-NSCLC). Kategori NSCLC terbagi lagi menjadi adenokarsinoma,
karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma sel besar.
SCLC memiliki gambaran histologi khas adalah dominasi sel kecil yang hampir
semuanya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit nukleoli. Jenis ini disebut juga
oat cell carcinoma karena bentuknya mirip dengan bentuk biji gandum. Karsinoma sel kecil
cenderung berkumpul di sekeliling pembuluh darah halus menyerupai pseudoroset. Sel-sel
yang bermitosis banyak ditemukan disertai gambaran nekrosis. Komponen DNA yang terlepas
menyebabkan warna gelap di sekitar pembuluh darah.
Kategori NSCLC terbagi lagi menjadi adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan
karsinoma sel besar.
• Adenokarsinoma kanker khas dengan bentuk formasi glandular dan kecenderungan ke
arah pembentukan konfigurasi papilari. Biasanya membentuk musin dan sering tumbuh
dari jaringan fibrosis paru. Dengan penanda tumor carcinoma embrionic antigen
(CEA), karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelioma.
• Karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik karsinoma sel skuamosa memiliki
ciri khas yaituadanya proses keratinisasi dan pembentukan jembatan intraselular. Studi
sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuamosa ke karsinoma
insitu.
• Karsinoma sel besar jenis ini merupakan suatu subtipe dengan gambaran histologis
yang dibuat secara ekslusi. Karsinoma sel besar tidak memberikan gambaran
diferensiasi skuamosa atau glandular dengan sel bersifat anaplastik, tidak
berdiferensiasi, dan biasanya disertai infiltrasi sel neutrofil.
13. Sebutkan definisi dan terapi efusi pleura, empiema, hemothorax, pneumothorax,
hidropneumothorax dan chylothorax !
Jawaban : - Efusi Pleura merupakan suatu akumulasi cairan yang abnormal didalam kavum
pleura yang disebabkan karena adanya gangguan homeostatik berupa adanya produksi cairan
yang berlebihan atau karena adanya penurunan absorpsi cairan .
Terapi : Torakosintesis
- Hemothorax adalah kondisi Hematotoraks adalah adanya darah dalam rongga pleura.
Sumber perdarahan dapat berasal dari dinding dada, parenkim paru-paru, jantung atau
pembuluh darah besar. Jumlah perdarahan pada hematotoraks dapat mencapai 1500 ml, apabila
jumlah perdarahan lebih dari 1500 ml disebut hematotoraks masif.
Terapi : Dekompresi jarum adalah pengobatan pneumotoraks. Ini biasanya dilakukan dengan
angiokateter berukuran 14 sampai 16 dan panjang 4,5 cm, tepat di atas tulang rusuk di ruang
interkostal kedua di garis midklavikula. Setelah dekompresi jarum atau untuk pneumotoraks
stabil, perawatannya adalah penyisipan tabung thoracostomy. Ini biasanya ditempatkan di atas
tulang rusuk di ruang interkostal kelima anterior garis midaksilaris.
- Chylothorax Sebuah chylothorax adalah akumulasi chyle di ruang pleura. Ini paling
sering terlihat setelah gangguan traumatis pada saluran napas dan biasanya didiagnosis
berdasarkan penampakan cairan seperti susu karena kandungan lemak yang tinggi.
Kebanyakan pasien dengan chylothoraces akan memerlukan eksplorasi bedah duktus toraks.
Terapi : Penatalaksanaan chylothorax yang tepat tergantung pada penyebabnya dan mencakup
satu atau lebih dari banyak intervensi seperti modifikasi diet, pleurodesis, dan ligasi duktus
toraks. Baru-baru ini, penggunaan somatostatin/octreotide, midodrine, dan sirolimus untuk
mencegah pembentukan chyle telah digunakan. Teknik bedah baru seperti pleurovenous atau
pleuroperitoneal shunting dan embolisasi duktus toraks telah digunakan dengan sukses.
Sebagian besar pasien mendapat manfaat dari rencana perawatan bertahap, dari opsi yang
paling tidak invasif hingga teknik yang lebih invasif.
Jawaban : ARDS Acute Respiratory Distress Sydrome (ARDS) merupakan suatu kondisi
kegawat daruratan di bidang pulmonology yang terjadi karena adanya akumulasi cairan di
alveoli yang menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran gas sehingga distribusi oksigen ke
jaringan menjadi berkurang.
Patofisiologi ARDS : Akibat injury pada endotel kapiler paru akan terjadi kebocoran cairan
kapiler yang kaya protein dan mengakibatkan gangguan pada surfaktan mengakibatkan sembab
interstisial dan alveolar. Selanjutnya dinding alveoli menjadi lebih tebal karena dinding sel
alveoli yang sudah rusak yaitu sel-sel alveoli tipe I diganti oleh sel kuboid mikrovillius tipe II.
Jaringan interstitial terisi sel radang dan sel-sel yang lain sementara itu banyak alveoli yang
terisi oleh debris-debris, cairan protein dan darah. Keadaan yang sering dijumpai adalah adanya
membrane hialin, focal atelectasis dan mikroemboli pada kapiler sehingga tampak jaringan
paru yang fibrosis dan obliterasi, termasuk mikrovaskulernya. Perubahan ini mengakibatkan
penurunan kapasitas fungsional residu paru, kenaikan shunt dan penurunan compliance paru
serta hipoksemia berat. Sehingga pada ARDS yang telah lanjut, meski dengan pemberian
oksigen 100% tidak akan memperbaiki status hipoksemianya.
Penatalaksanaan ARDS : ditujukan untuk memperbaiki ventilasi, perfusi jaringan,
keseimbangan cairan dan asam basa, serta mengatasi faktor pencetus.
• Ventilasi mekanik
• Farmakoterapi : Anti-endotoxin immunotherapy, kortikosteroid, Mediator
(Prostaglandin E1 dan E2), antioksidan, inhaled pulmonary vasodilators, ssurfactant
replacement therapy.
• General supportif care : terapi cairan, terapi nutrisi, fisioterapi.
15. Apakah yang dimaksud dengan COVID 19 pembagian derajat dan terpinya ?
Jawaban : Covid (corona virus disease) merupakan penyakit yang disebabkan oleh severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 atau (SARS-CoV-2, yaitu virus yang dapat menyerang
sistem pernapasan dimulai dari gejala ringan hinggga gejala yang berat pada sistem pernapasan
manusia.
Derajat keparahan Covid-19 dibedakan menjadi tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan
kritis.
• Tanpa gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
• Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Gejala yang muncul
seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya
seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu
(anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan
juga sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal seperti fatigue,
penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak ada
demam. Status oksigenasi : SpO2 > 95% dengan udara ruangan.
• Sedang
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara
ruangan ATAU Anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit
bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat).
Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ; usia 1–5 tahun,
≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau
SpO2 < 93% pada udara ruangan.
ATAU
Pada pasien anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas),
ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat
berat);
Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan
kesadaran, atau kejang.
Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea: usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan,
≥50x/menit; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun, ≥30x/menit.
• Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis, atau
kondisi lainnya yang membutuhkan alat penunjang hidup seperti ventilasi mekanik atau terapi
vasopresor.
Terapi farmakologi :
• Memakai masker
• Cuci tangan
• Jaga jarak
• Menerapkan etika batuk
• Berjemur minimal 10-15 menit