Tuberkulosis + Komplikasi
(DM & Hidropneumotoraks)
Pembimbing :
dr. Sri Melati Munir,Sp. P(K)
Oleh :
Sartika 1608437730
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN RESPIROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
2018
Latar Belakang
• Sumber penularan dari tuberkulosis ini sendiri sangat mudah
BAB 1 Pendahuluan
Peluang peningkatan paparan di antaranya terkait dengan :
1. Jumlah kasus menular di masyarakat
2. Faktor lingkungan konsentrasi kuman di udara
Tuberkulosis
• Etiologi : Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
bovis dan Mycobacterium africanum
• Tuberkulosis paru merupakan infeksi oportunistik yang
potensial untuk menderita Diabetes Melitus (DM), karena
kondisi gangguan pertahanan imunitas akibat
hiperglikemia
Etiologi Tuberkulosis
Lokasi anatomi • Tuberkulosis Paru
• Tuberkulosis Ekstra Paru
dari penyakit
• Pasien baru TB
Riwayat • Pasien yang pernah diobati TB = kambuh, gagal,
Pengobatan lost to follow up
• Pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya
Sebelumnya yang tidak diketahui
Klasifikasi Tuberkulosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Sesak demam
Demam Paru :
Perkusi redup
Auskultasi vesikuler
menurun, suara nafas
bronchial, ronkhi basah
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
• Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, darah, cairan
pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, urin, feses, dan
jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus /BJH)
• 3 kali (SPS)
• Interpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan :
a. 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif = BTA Positif
b. 1 kali positif, 2 kali negatif = ulang BTA 3 kali. Kemudian bila 1 kali positif, 2
kali negatif = BTA Positif
c. Bila 3 kali negatif = BTA Negatif
Pemeriksaan Radiologi
a. Tuberkulosis primer : gambaran infiltrat kecil homogen, pembesaran limfonodi
hilus serta paratrakea, dan atelektasis segmen
b. Tuberkulosis yang mengalami reaktivasi : gambaran fibrokavitas apeks, nodul,
dan infiltrat pneumonia.
c. Peningkatan frekuensi bagian bawah sebesar 19% dan 7% pada bidang paru-paru,
kavitas sebesar 82%. Lebih sering di paru-paru bagian bawah sebesar 29
Diagnosis
Dosis
Harian 3x/minggu
OAT
Kisaran dosis Maksimum Kisaran dosis Maksimum/hari
(mg/kgBB) (mg) (mg/kgBB) (mg)
Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
Pirazinamid 25 (20-30) - 35 (30-40) -
Etambutol 15 (15-20) - 30 (25-35) -
Streptomisin 15 (12-18) - 15 (12-18)
Kategori 1 = 2(HRZE)/4(HR)3
Pasien TB paru terkonfirmasi
Pasien TB paru terdiagnosis klinis Pasien TB ekstra paru
bakteriologis
Kategori 2 = 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3)
Pasien gagal pada pengobatan dengan Pasien yang diobati kembali setelah
Pasien kambuh
pasuan OAT kategori 1 sebelumny putus berobat (lost to follow up)
Hemop
Empie Pneumo tisis
Efusi ma
toraks Masif
Pleura
spontan
Laringi Bronki
tis ektasis
Komplikasi Tuberkulosis
Efusi Pleura
Akumulasi cairan pleura karena danya infeksi
sehingga terjadi peningkatan produksi cairan
oleh pleura parietal dan viseral dan penurunan
penyerapan cairan pleura oleh pembuluh limfe
dan pembuluh darah mikropleura viseral
Komplikasi Dini
Empiema
Komplikasi Dini
a. Hemoptisis masif
• Hemoptisis yaitu perdarahan dari saluran nafas bawah yang dapat
mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok
hipovolemik. Penyebab hempotisis pada Tuberkulosis paru yaitu karena
adanya robekan arteri pulmoner atau erosi di arteri bronkialis12
1) Batuk darah ≥600 ml/24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak
berhenti
2) Batuk darah ≥250 ml tapi <600 ml/24 jam, Hb < 10 g/dL dan batuk darah
masih berlangsung
3) Batuk darah ≥ 250 ml, Hb≥ 10 g/dL dan selama observasi 48 jam denghan
pengobatan konservatif, proses batuk darah masih belum berhenti.
Komplikasi Lanjut
b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
Pada tuberkulosis terjadi kerusakan parenkim paru sehingga lobus akan kolaps
dan menyebabkan sumbatan duktus.
d. Pneumotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/ blep yang pecah
saat tuberkulosis
Komplikasi Lanjut
• Hidropneumotoraks : Suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan
di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru
Hidropneumotoraks ec. TB
• Terdapat granuloma dan nekrosis kaseosa pada biopsi
pleura parietal pada pleuritis TB
Biopsi • Hasil penegakan diagnosa pleuritis TB dengan biopsi
Pleura pleura akan melebihi kultur cairan pleura
Penatalaksanaan TB dengan
Komplikasi/Intervensi Tuberkulosis
• Lobektomi
• Bulektomi
• Pneumonektomi
Operasi • Thoracoplasty
Penatalaksanaan TB dengan
Komplikasi/Intervensi Tuberkulosis
• empiema, pneumotoraks spontan sekunder,
WSD piopneumotoraks, dan hidropneumotoraks
Penatalaksanaan TB dengan
Komplikasi/Intervensi Tuberkulosis
BAB III Ilustrasi Kasus
• Identitas Pasien :
• Nama : Ny. TH
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 46 Tahun
• Alamat : Jl. Jenderal Sudirman RT-RW Kec.
Peranap Indragiri Hulu
• MRS : 28 November 2018
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak 3 bulan yang lalu pasien sudah mengeluh sesak nafas. Sesak tidak dipengaruhi cuaca,
makanan, dan debu. Sesak nafas tidak disertai bunyi “ngik” dan diperberat saat melakukan
aktivitas. Sesak membaik dengan perubahan posisi. Kemudian pasien berobat ke RS.
Syafira dan dilakukan Ro. Thoraks dan dikatakan terdapat bercak di paru kiri lalu pasien
mengaku diberikan 1 jenis obat berwarna merah sebagai obat rawat jalan yang diminum
selama 3 bulan kemudian dianjurkan agar kontrol ke fasilitas kesehatan setelah itu.
• 1 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk berdahak berwarna keputihan. Selain itu pasien
juga mengeluh nyeri dada, demam yang naik turun, penurunan nafsu makan, penurunan
berat badan dari 70 kg menjadi 37 kg, mual dan muntah serta nyeri ulu hati. Kemudian
pasien dibawa ke Puskesmas Peranap dan dirawat selama 2 hari. Lalu dirujuk ke RSUD
Indrasari Rengat dan langsung dirujuk lagi ke RS. Awal Bros Panam Pekanbaru pada
tanggal 9 November 2018. Lalu pasien dirawat inap selama 10 hari dan dilakukan Ro.
Thoraks dikatakan terdapat cairan dan udara di selaput pembungkus paru-parunya. Pasien
sudah dipasang WSD namun parunya belum mengembang sehingga dirujuk lagi ke RSUD
Arifin Ahmad karena fasilitas lebih memadai.
• 1 hari yang lalu pasien kembali merasakan sesak yang semakin memberat. Sesak tidak
dipengaruhi cuaca, debu, dan makanan. DI RSUD AA pada pasien telah diganti WSD tgl 28
November 2019.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat stroke (+) tahun 2015 dirawat di RS Stroke Nasional Bukittinggi
• Riwayat Hipertensi (+) sejak tahun 2015
• Riwayat Diabetes Melitus (+) sejak tahun 2015
• Riwayat kelainan Jantung (-)
• Riwayat Asma (-)
• Riwayat narkoba (-)
• Riwayat seks bebas (-)
Pemeriksaan Fisik
Toraks
Paru :
• inspeksi : statis : normochest
dinamis : asimetris kanan tertinggal, retraksi (-), penggunaan otot bantu
nafas (-), retraksi (-), penggunaan otot bantu nafas (-)
• Palpasi : Vokal Fremitus melemah di tengah dan basal paru kanan
• Perkusi : redup di paru kanan
• Auskultasi : Vesikuler melemah (+/-), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di SIK 5 linea midclavicula sinistra
• Perkusi : Batas jantung kanan : SIK 5 linea sternalis sinistra
Batas jantung kiri : SIK 5 linea midklavikula sinistra
• Auskultasi : S1 dan S2 Reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : scar (-)
• Auskultasi : Bising Usus (+) 8x/menit
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+)
• Perkusi : timpani
Ekstremitas
• Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Laboratorium
• Darah Rutin 28 November 2018 :
Hemoglobin : 9,8g/dL, Hematokrit : 30,4 %, Leukosit :
7510/uL, Trombosit : 431.000/uL
• Elektrolit : Na : 136 mmol/L, K : 2,9mmol/L, Cl :
11,3mmol/L
• Kimia Darah : SGOT/SGPT/Ur/Kr : 17/7/13/0,91
Albumin : 2,2 Asam Urat : 10,0 ,g/dL
Pemeriksaan Penunjang
• Identitas sesuai
• Posisi posteroanterior (PA)
• Marker R
• Skapula tidak overlapping,
simetris kiri dan kanan
• Kekerasan cukup, foto layak
baca
• Jaringan lunak baik
• Tulang intak
• Sudut costrophrenicus kanan
dan kiri berselubung
• Diafragma kanan berselubung
dan kiri licin
• Jantung sulit dinilai
• Paru : infiltrat di lapangan paru
kanan dan perihiler kiri,
cavitas di paru kanan
berbentuk bulat
5 Juli 2018 • Kesan : proses spesifik suspek
Pneumonia
• Identitas sesuai
• Posisi posteroanterior (PA)
• Marker R
• Skapula tidak overlapping, simetris kiri dan
kanan
• Kekerasan cukup, foto layak baca
• Jaringan lunak baik
• Tulang intak
• Sudut costrophrenicus kanan dan kiri
berselubung
• Diafragma kanan dan kiri berselubung
• Jantung membesar
• Paru : infiltrat di perihiler kiri dan kanan,
bayangan lusen avaskuler di hemitoraks dextra
dengan paru yang kolaps di medialnya dan air
fluid level (+), ujung WSD terproyeksi setinggi
costa 9 dextra
•
28 November 2018
Kesan : Kardiomegali
Hidropneumothoraks dextra
Diagnosis : Penatalaksanaan :
Non Farmakologi :
• Hidropneumotoraks dextra ec
• Bed Rest
TB Paru
• O2 3 lpm NK
• DM tipe 2 • IVFD NaCl 0,9% + KCl 1 flash /12 jam dilanjutkan
• Hipertensi Terkontrol NaCl 0,9% /8jam
• Diet DM 1125 kkal
Masalah : Farmakologi :
• Hipoalbumin • Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
• Hipokalemi • Allopurinol 1 x 300 mg
• Na Diclofenac 2x25 mg p.o.
• Anemia
• OAT Kategori 1 RHE (400/300/1000) hari ke 16
• Hiperurisemia ec. OAT • Plasbumin 25% 3 flash