DI SUSUN
OLEH
DWI FEBRI
YENTI
15111913
Latar belakang
status gizi
Faktor resiko
umur
Jenis kelamin
Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), sepertiga populasi dunia yaitu
sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta
populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus
TB menyebabkan kematian. Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada
wilayah Afrika yaitu sebesar (37%), diwilayah Asia Tenggara sebesar (28%), dan wilayah
Mediterania Timur sebesar (17%). (WHO, 2015)
Indonesia merupakan negara dengan penderita TB paru di dunia yaitu sebanyak 10% dari
total global kasus TB paru di dunia. Berdasarkan data profil Indonesi yang dilaporkan oleh
kemenkes RI (2013) jumlah penderita TB paru yang terdapat tahun 2012 yaitu sebanyak
202.301 dengan prevalansi sebesar 138/100.000 penduduk Indonesi. Kemudian pada tahu
2013 menurut profil kesehatan Indonesia dari kemenkes RI (2014) jumlah penderita TB paru
sebanyak 196.310 jiwa dengan prevalansi sebesar 113/100.000 penduduk Indonesia.
(Kememenkes RI, 2015)
Sumatera Barat meupakan salah satu angka kejadian TB paru yang cukup tinggi dari salah
satu provinsi di Indoesia. Yaitu angka kejadiannya 10,2% dimana angka kejian TB paru setiap
tahun selalu meningkat. Dari data yang didapat riskesdas jumlah kasus pasien penderita TB
paru pada tahun 2007 kasus TB paru sebanyak 3660 kasus, 2008 sebanyak 3896 kasus, 2010
ditemukan sebanyak 3928 kasus. (Riskesdas, 2013)
Sedangkan data yang diperoleh dari ruangan non bedah bangsal paru RSUP. DR. M DJAMIL
Padang pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis paru sebanyak 98 kasus, di
tahun 2016 ditemukan sebanyak 177 kasus, dan di tahun 2017 ditemukan sebanyak 180 kasus
tuberkulosis dengan berbagai jenis komplikasi.
DAMPAK fisik
DAMPAK psikologis
DAMPAK Sosial
Selain sebagai
pemberi asuhan
keprawatan perawat
Peran perawat juga berperan :
• education
• advokat
• Koordinator
• Kolaborator
• konsultan
Defenisi
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Bronkiolus
Alveoli
Paru-paru
Pleura
Etiologi
Penurunan
Nyeri dada BB
Patofisiologi
Infeksi tuberkulosi biasanya menyerang apeks dari paru-paru atau dekat pleura dari
lobus bawah
menghirup basil mycobacterium tuberculosis akan menjadi terinfeksi. Bakteri menyebar
malalui jalan nafas ke alveoli, dimana pada daerah tersebut bakteri bertumpuk dan
berkembang biak. Penyebaran basil ini bisa juga melalui sistem limpe dan aliran darah
ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang, korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus
atas). Sistem kekebalan tubuh berespons dengan melakukan reaksi inflamsi.
Neutrifik dan makrofak memfagositosis (menelan) bakteri. Limfosit yang spesifik
terhadap tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Reaksi
ini mengakibatkan terakumulsinya eksudat dalam alveoli dan terjadilah
bronkopneumonia. Infeksi ini awalnya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah
terpaparMasa jaringan baru disebut granuloma, yang berisi gumpalan basil yang hidup
dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofak yang membentuk dinding. Granuloma
berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah massa tersebut disebut
ghon tubercle. Bakteri yang terdiri atas makrofag dan bakteri menjadi nekrotik,
membentuk perkijauan. Setelahitu akan terbentuk klasifikasi, membentuk jaringan
kolagen, bakteri menjadi non aktif. Penyakit akan berkembang menjadi aktif setelah
infeksi awal, karena respon sistem imun yang tidak adekuat
klasifikasi
TB paru BTA
positif
TB paru BTA
negatif
Bekas TB paru
dengan kriteria
komplikasi
Malnutrisi (keadaan Efusi pleura (terdapat
Empiema (kondisi
tubuh tidak mendapat penumpukan cairan
terdapatnya udara dan
asupan gizi yang dalam pleura berupa
nanah dalam pleura)
cukup) transudat atau eksudat)
Jenis obat
Jenis obat
utama (lini 1)
utama (lini 2)
Rifampisin
INH
•Kanamisin
Pirazinamid •Kuinolon
Streptomisin •Obat lainmasi
Etambutol dalam penelitian
Pemeriksaan laboratorium
Darah
Pada TB paru aktif
biasanya ditemukan
peningkatan leukosit dan
laju endap darah (LED)
Sputum BTA
ASUHAN KEPERAWATAN
•Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien datang ke RS dengan keluhan
batuk mula-mula bersifat non produktif
kemudian berdahak bahkan bercampur darah
bila sudah ada kerusakan jaringan, sesak nafas
dan nyeri pada dada. Serta demam pada sore
dan malam hari dengan gejala hilang timbul.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : biasanya normal/tidak, sesuai dengan
adanya peningkatan penyulit seperti hipertensi.
Inspeksi
lobang hidung simetris kiri dan kanan, klien
menggunakan cuping hidung saat bernafas
karna nafas sesak,
Palpasi
biasanya tidak ada benjolan atau pembekakan
pada batang hidung dan nyeri tekan saat
dilakukan palpasi lembut pada batang hidung
Inspeksi
Dada / thoraks biasanya tidak simetris kiri dan kanan karna
penyempitan/pelebaran ICS pada sisi yang
sakit.Klien tampak kurus sehingg terlihatadanya
penurunan proporsi diameter bentuk dada antero-
posterior dibandingkan proporsi diameter lateral.
Palpasi
biasanya premitus kiri dan kanan tidak sama
lebih cenderung melemah dibagian yang sakit
Perkusi
biasanya TB paru tanpa komplikasi bunyinya resonan atau
sonor pada seluruh lapang paru, jika TB paru disertai
komplikasi efusi pleura bunyinya redup sampai pekak pada
sisi yang sakit sesuai banyaknya akumulasi cairan diringga
pleura. Apabila disertai pneumohoraks maka didapatkan
bunyi hiperresonan terutama jika pneumotoraks pentil yang
mendorong posisi paru kesisi yang sehat.
Auskultasi
biasanya terdapat bunyi ronchi dan
wheezing pada sisi yang sakit karna ada
kerusakan di paru-paru
Kulit / integumen
Buka jalan nafas dengan chin lift atau jaw trust, sebagaimana mestinya
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi kebutuhan actual atau potensial pasien untuk memasukkan alat membuka jalan napas
Lakukan fisioterapi dada sebagai mana mestinya
Buang secret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau menyedot lendir
Motivasi pasien untuk bernapas pelan, dalam, berputar dan batuk
Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
Monitor perpasan
Aktivitas-aktivitas:
Monitor kecepatan irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
Catat pergerakan dada, catat ketidak semetrisan, penggunaan otot-otot bantu jalan napas dan
retraksi pada otot supra claviculas dan intercostal
Monitor suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi
Monitor pola napas (misalnya bradipneu, takipneu, hiperventilasi, pernapasan kusmaul,
pernapasa 1:1, apneustik, respirasi biot dan pola ataxic)
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Pertu k aran gas g an g g u an b erh u b un g an
NIC:
Terapi oksigen
Aktivitas-aktivitas:
Bersihkan mulut hidung dan sekresi trakea dengan tepat
Batasi (aktivitas) merokok
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
Monitor aliran oksigen
Monitor perangkat (alat) pemberian oksigen
Monitor efektivitas terapi oksigen (misalnya, tekanan
oksimetri, ABGs) dengan tepat
NYERI AKUT
NIC:
Manajemen nyeri
Aktivitas-aktivitas:
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor pencetus
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
dapar berkomunikasi secara efektif
Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dengan pemantauan yang ketat
Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
Tentukan kebutuhan frekuensi untuk melakukan pengkajian ketidak nyamanan pasien dan
mengimplementasikan rencana monitor
Pemberian analgetik
Aktivitas-aktivitas:
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keperahan nyeri sebelum mengobati pasien
Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesic yang diberikan
Cek adanya riwayat alergi obat
Evaluasi kemampuan pasien untuk berperan serta dalam pemilihan analgetik, rute dan dosis dan
keterlibatan pasien sesuai kebutuhan
Pilih analgesic atau kombinasi analgesic yang sesuai ketika lebih dari satu diberikan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
NIC:
Manajemen gangguan makan
Aktivitas-aktivitas:
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan rencana perawatan dengan
melibatkan klien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat
Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien (dan orang terdekat klien dengan tepat)
Kembangkan hubungan yang mendukung dengan klien
Monitor tanda-tanda fisiologis (tanda-tanda vital, elektrolit), jika diperlukan
Timbang berat badan klien secara rutin (pada hari yang sama dan setelah BAB/BAK)
Monitor intake/ asupan dan asupan cairan secara tepat
Bantuan peningkatan berat badan
Aktivitas-aktivitas:
Jika diperlukan lakukan pemeriksaan diagnostic untuk mengetahui penyebab penurunan berat
badan
Timbang pasien pada jam yang sama setiap hari
Diskusikan kemungkinan penyebab berat badan berkurang
Monitor mual muntah
Kaji penyebab mual muntah dan tangani dengan tepat
Berikan obat-obatan untuk meredakan mual dan nyeri sebelum makan
Resiko infeksi berhubungan
NIC:
Kontrol infeksi
Aktivitas-aktivitas:
Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk
setiap pasien
Ganti perawatan peralatan untuk pasien sesuai protocol
institusi
Isolasi orang yang terkena penyakit menular
Tempatkan isolasi sesuai tindakan pencegahan yang sesuai
Pertahankan teknik isolasi yang sesuai
Batasi jumlah pengunjung