Latar belakang
Penyakit Tuberculosis Paru (TBParu) masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Menurut
WHO tahun 2007 menunjukkan
bahwa
Tuberculosis
Paru
merupakan penyebab kematian
pada semua golongan usia dari
golongan penyakit infeksi. Antara
tahun telah dilakukan survei
prevalensi dengan hasil 0,4% -
Tinjauan teori
Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama
Mycobacteriumtuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).
Tuberkulosis Paru adalah infeksi penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis , suatu basil
tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004).
Etiologi
Klasifikasi
Klasifikasi tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan
kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis :
Tuberkulosis paru.
TB Paru BTA Positif dengan kriteria :
Dengan atau tanpa gejala klinik.
BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali didukung
biakan positif satu kali atau didukung radiologik positif 1 kali.
Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru.
TB Paru BTA Negatif dengan kriteria :
Gejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan TB Paru aktif.
BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.
Bekas tuberkulosis paru.
Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif.
Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto
yang tidak berubah.
Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung).
Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif, tapi tanda-tanda lain
positif).
Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M. Tuberculosis ->Bakteri menyebar melalui jalan
napas menuju alveoli l->berkembang biak dan terlihat bertumpuk->Perkembangan M. Tuberculosis
menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas)->Basil juga menyebar melalui sistem limfe
dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru
(lobus atas)->Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi
inflamasi.->Neutrofil dan makrofag melakukan aksi->fagositosis (menelan bakteri)->sementara
limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal->Reaksi jaringan
ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan bronkopneumonia.
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri->Interaksi antara M.
Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan
baru yang disebut granuloma.
-> Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang
dikelilingi oleh makrofag seperti dinding -> Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa
jaringan fibrosa-> Materi yang terdiri dari makrofag dan bakteri menjadi nekrotik yang selanjutnya
membentuk materi yang penampakannya seperti keju (necrotizing caseosa) -> Hal ini akan menjadi
kalsifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Setelah infeksi awal, jika respon sistem imun tidak adekuat maka penyakit
akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi
ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada
kasus
ini,
ghon
tubercle
mengalami
ulserasi
sehingga
menghasilkan
Manifestasi klinis
Gejala respiratorik meliputi :
Batuk Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian
berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak
berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena
pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung
dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain
Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
Gejala sistemik,
Demam
Gejala sistemik lain
Penurunan HB
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita TB paru antara lain:
Pendarahan dari saluran pernafasan
bagian
bawah
yang
dapat
mengakibatkan kematian karena syok
hipovolemik atau tersumbatnya jalan
nafas.
Penyebaran infeksi ke organ lain
Misalnya : otak, jantung, persendian
dan ginjal.
penatalaksanaan
a. Pengobatan
Prinsip pengobatan TB Paru adalah obat TB diberikan
dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis (Isoniasid,
Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin, Etambutol) dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya
semua kuman (termasuk kuman persisten) dapat
dibunuh
b. Pembedahan
Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan
mengangkat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi
untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk
mengangkat polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk
reseksi bagian paru yang rusak.
c. Pencegahan
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil
tuberkulosis, mempertahankan status kesehatan dengan
Laporan kasus
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Terima kasih......