Anda di halaman 1dari 14

MINI SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN TB PARU


DI RUANGAN INSTALASI RAWAT INAP PARU
TERPADU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

Praktik profesi ners keperawatan medikal


bedah
Program studi ilmu keperawatan
StIKes hang tuah pekanbaru

Latar belakang
Penyakit Tuberculosis Paru (TBParu) masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Menurut
WHO tahun 2007 menunjukkan
bahwa
Tuberculosis
Paru
merupakan penyebab kematian
pada semua golongan usia dari
golongan penyakit infeksi. Antara
tahun telah dilakukan survei
prevalensi dengan hasil 0,4% -

Tinjauan teori
Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama
Mycobacteriumtuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).
Tuberkulosis Paru adalah infeksi penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis , suatu basil
tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004).

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit infeksi yang


disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis , yang dapat
menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah
(Price & Wilson, 1994).
Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis suatu basil tahan asam
yang menyerang parenkim paru yang dapat menyebar
melalui getah bening atau pembuluh darah dan dapat
menular melalui udara.

Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium


tuberculosis , sejenis kuman yang berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1 4 m dan
tebal 0,3 0,6 m dan digolongkan dalam basil
tahan asam (BTA) (Suyono, et al 2001).

Bakteri ini sangat tahan terhadap zat kimia


dan faktor fisik dan bersifat anaerob yakni
menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh
karena itu, Mycobacterium Tuberculosis senang
tinggal di daerah apeks paru yang kandungan
oksigennya tinggi, daerah tersebut menjadi
tempat
yang
kondusif
untuk
penyakit
tuberculosis.

Klasifikasi
Klasifikasi tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan
kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis :
Tuberkulosis paru.
TB Paru BTA Positif dengan kriteria :
Dengan atau tanpa gejala klinik.
BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali didukung
biakan positif satu kali atau didukung radiologik positif 1 kali.
Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru.
TB Paru BTA Negatif dengan kriteria :
Gejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan TB Paru aktif.
BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.
Bekas tuberkulosis paru.
Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif.
Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto
yang tidak berubah.
Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung).
Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif, tapi tanda-tanda lain
positif).

Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M. Tuberculosis ->Bakteri menyebar melalui jalan
napas menuju alveoli l->berkembang biak dan terlihat bertumpuk->Perkembangan M. Tuberculosis
menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas)->Basil juga menyebar melalui sistem limfe
dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru
(lobus atas)->Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi
inflamasi.->Neutrofil dan makrofag melakukan aksi->fagositosis (menelan bakteri)->sementara
limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal->Reaksi jaringan
ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan bronkopneumonia.
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri->Interaksi antara M.
Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan
baru yang disebut granuloma.

-> Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang

dikelilingi oleh makrofag seperti dinding -> Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa
jaringan fibrosa-> Materi yang terdiri dari makrofag dan bakteri menjadi nekrotik yang selanjutnya
membentuk materi yang penampakannya seperti keju (necrotizing caseosa) -> Hal ini akan menjadi
kalsifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.

Setelah infeksi awal, jika respon sistem imun tidak adekuat maka penyakit
akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi
ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada
kasus

ini,

ghon

tubercle

mengalami

ulserasi

sehingga

menghasilkan

necrotizing caseosa di dalam bronkhus.


Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk
jaringan parut-> Paru yang terinfeksi kemudian meradang, mengakibatkan
timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel dan seterusnya. Pneumonia
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil
terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian
bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit
(membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan
granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respon
berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
dikelilingi oleh tuberkel (Smeltzer & Bare, 2001).

Manifestasi klinis
Gejala respiratorik meliputi :
Batuk Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian
berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak
berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena
pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung
dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain
Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

Gejala sistemik,
Demam
Gejala sistemik lain
Penurunan HB

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita TB paru antara lain:
Pendarahan dari saluran pernafasan
bagian
bawah
yang
dapat
mengakibatkan kematian karena syok
hipovolemik atau tersumbatnya jalan
nafas.
Penyebaran infeksi ke organ lain
Misalnya : otak, jantung, persendian
dan ginjal.

penatalaksanaan
a. Pengobatan
Prinsip pengobatan TB Paru adalah obat TB diberikan
dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis (Isoniasid,
Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin, Etambutol) dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya
semua kuman (termasuk kuman persisten) dapat
dibunuh
b. Pembedahan
Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan
mengangkat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi
untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk
mengangkat polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk
reseksi bagian paru yang rusak.
c. Pencegahan
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil
tuberkulosis, mempertahankan status kesehatan dengan

Laporan kasus

C:\Users\U S E R\Documents\kasus tb paru.docx

KESIMPULAN
1.

2.

3.

4.

Dalam pengkajian didapatkan hasil pengkajian pasien yang


mendukung diagnose satu seperti : pasien mengatakan
nyeri skala 3-4, sakit saat untuk bergerak, pasien meringis
menahan nyeri.
Diagnosa prioritas
yang muncul pada Tn. AS adalah
Nyeri b.d luka post operasi ditandai dengan pasien
mengeluhkan nyeri skala 3 di bagian yang terpasang WSD.
Rencana tindakan yang dilakukan oleh perawat pada
pasien Tn. AS adalah Dengan cara beri penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri, ajarkan teknik
relaksasi nyeri, bantu pasien mendapatkan posisi yang
nyaman, lakukan perawatan luka yang aseptik, beri analgetik
sesuai indikasi.
Pada tahap evaluasi selama 3 hari didapat kan hasil
pada masalah keperawatan pada Tn. M masih belum
teratasi karena secara umum kondisi pasien yang masih
kurang membaik.

Terima kasih......

Anda mungkin juga menyukai