Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

“ASUHAN KKEPERAWATAN PADA PASIEN TN. A DENGAN DX TB PARU


DI RUANG DIAMOND 3B RS KARTINI RANGKASBITUNG”

DISUSUN OLEH :

NAMA : HABIBAH
NIP : 2023.06.0609
RUANG : DIAMOND 3B
RUMAH SAKIT KARTINI
Jl. Sunan Kalijaga No 325 Blok Papanggo Cijoro Pasir
Rangkasbitung Kabupaten Lebak Banten
Tahun 2024

LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU

• Definisi
Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Tuberkulosis (Mycobacterium
tuberculosis). Tuberculosis paru adalah suatu penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh bakteri
Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar bakteri
tuberculosis menyerang paru tetapi juga
dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2010).
Tuberkulosis menyerang pada berbagai organ tubuh
mulai dari paru dan organ di luar paru seperti
kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal
yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC
(Chandra,2012). Sebagian besar infeksi Tuberkulosis
menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nucleus
droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari
seorang yang terinfeksi (Sylfia A. price & Lorraine M.
Willson, 2013).
• Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet
Koch pada tahun 1882. Mycobacterium tuberculosis ini
merupakan Jenis kuman berbentuk basil dengan ukuran
1-4 mm dengan tebal 0.3-0.6 mm. Mikroorganisme ini
tidak tahan terhadap Sinar UV, karena itu penularannya
terutama pada malam hari. Pada waktu batuk dan
bersin pasien menyebarkan kuman, percikan dari
droplet.
Pertumbuhan bakteri tuberkulosis dengan suhu
pertumbuhan 30-40 ºC dan suhu optimum 37- 38ºC
dan akan mati pada pemanasan dengan suhu 60ºC
selama 15-20 menit. Basil Tuberkulosis dapat bertahan
lebih dari 50 tahun dalam keadaan dormant (tidur)
(Amin dan Hardhi,2015). Basil tuberculosis dapat hidup
dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan
kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C
dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis
menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya
menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan
faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid
dan tuberkel.(FKUI,2007)
• Manifestasi klinis
Gejala utama Tuberkulosis Paru adalah batuk berdahak
selama 2-3 minggu, dapat diikuti dengan gejala
tambahan yaitu dahak bercampur darah, sesak napas,
badan lemas, nafsu makan menurn, berat badan
menurun (Depkes, 2014).
Gejala lain yang sering timbul adalah :
• Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40-
41ºC. Biasanya sering timbul pada waktu sore
dan malam hari.
• Batuk darah, batuk yang disertai bercak darah
atau gumpalan darah dalam jumlah yang banyak.
Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh
darah.

• Sesak napas

Pada penyakit yang ringan (baru kambuh) belum


dirasakan sesak napas. Sesak napas akan
ditemukan pada kondisi yang sudah lanjut yang
infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian
paru-paru.
• Nyeri dada

Nyeri pada Tuberkulosis Paru merupakan nyeri


pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila
bagian persyarafan di pleura terkena.

• Anoreksia

Anoreksia dan penurunan berat badan


merupakan manifestasi toksemia yang timbul
belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila
proses progresif.

• Keringat malam

Keringat malam bukanlah gejala yang


patognomonis untuk penyakit Tuberkulosis Paru.
Keringat malam umumnya baru timbul bila
proses telah lanjut.

• Gejala sistemik lainnya : malaise, lemah badan, dan


penurunan berat badan

• Patofisiologi
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena
seseorang menghirup basil Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas
menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat
bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium
tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain
dari paru (lobus atas).
Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran dar
ah ke bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang dan
korteks serebri. Penularan terjadi karena kuman
dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droplet
nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap
dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada
atau tidaknya sinar ultra violet dan ventilasi yang baik
dan kelembaban. Infeksi awal biasanya timbul dalam
waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri. Interaksi
antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk
sebuah massa jaringan baru yang disebut
Granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil
hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag
(fungsinya adalah membunuh kuman) seperti dinding.
Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa
jaringan fibrosa, bagian tengah dari massa tersebut
disebut ghon tubercle (biji-biji kecil sebesar kepala
jarum). Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar
dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul
perkejuan (Necrotizing caseosa ) ditempat tersebut.
Apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat
penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah
pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).
Infeksi awal yang terjadi jika respons sistem imun tidak
adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah.
Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi
ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali
menjadi aktif. Paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya
bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
seterusnya.
• Pathway

• Pemeriksaan Penunjang (Supyan Maulana, 2012)


• Pemeriksaan Laboratorium LED (Laju Endap
Darah)
sebagai indikator atau respon terhadap
pengobatan dan prediksi tingkat penyembuhan,
biasanya meningkat pada fase aktif.
Leukosit/limfosit menggambarkan status
imunitas penderita
• Tes kulit tuberkulin
Tes Mantoux adalah tes kulit yang digunakan
untuk menentukan individu terinfeksi basil
Tuberkulosis.
• Rontgen Thorak
Karakteristik kelainan terlihat sebagai daerah
garis opaque yang ukurannya bervariasi dengan
batas lesi yang tidak jelas dilokasi sekitar
• CT Scan Pemeriksaan
CT Scan dilakukan untuk menemukan hubungan
kasus Tuberkulosis yang inaktif dengan hasil
kultur sputum
• Pemeriksaan Mikrobiologi
• Sputum
Sputum diambil pada pagi hari dan yang
pertama keluar. Jika sulit didapatkan
maka sputum dikumpulkan selama 24
jam. Pemeriksaan dahak untuk
penegakan diagnosis dilakukan dengan
mengumpulkan 3 bahan dahak yang
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan
yang berurutan berupa, yang dikenal
dengan konsep sewaktu- pagi sewaktu
(SPS): Diagnosis tuberkolusi paru pada
orang dewasa di tegakkan dengan
ditemukannya kuman tuberkolusis (BTA).
• Urine
• Cairan kumbah lambung
Umumnya bahan pemeriksaan ini
digunakan jika anak-anak atau penderita
tidak dapat mengeluarkan sputum.
Bahan pemeriksaan diambil pagi hari
sebelum sarapan
• Tes faal paru
Tes ini utuk menilai fungsi paru,
bagaimana jumlah udara yang dapat
dihirup dan di hembuskan serta arus
udara dalam paru dalam satuan
milimeter perdetik.

• Penatalaksanaan (Harjana, 2013)


Tuberkulosis paru diobati dengan agen kenoterapi
selama periode 6-12 bulan, 5 bulan garis awal
menggunakan : Isoniazid (INH), Rifamicin (R),
streptomicin (SM), Etambhutol (E) dan Pirazinamid (Z).
Pengobatan yang dirokemdasikan bagi kasus
tuberkulosis paru yang baru di diagnosa adalah
regimen pengobatan beragam, terutama INH,R,Z,E
selama 4 bulan, kemudian INH dan R dilanjutkan
ketambahan 2 bulan ( total 6 bulan )

• Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

NAMA OAT POTENSI EFEK SAMPING


Isoniazid (INH) Tinggi Neuropati perifer, gangguan fungsi
hati, kejang
Rimfamicin (R) Tinggi Demam, anemia hemolitik, urine
warna merah, sesak napas,
trombositopenia
P Pirazinamid (Z) Rendah Gangguan GI, gangguan fungsi hati,
gout atritis
Ethambutol (E) Rendah Gangguan penglihatan, buta warna,
neuritis perifer
Streptomicin (S) Rendah Jb Nyeri ditempat suntikan, gangguan
keseimbangan pendengaran, anemia,

• Non-farmakologis

• Diit tinggi kalori tinggi protein (TKTP)

• Hindari merokok dan minuman alcohol

• Istirahat yang cukup


• Mengajarkan batuk efektif

• Olahraga

• Pengawasan minum obat

• Komplikasi
Menurut Sudoyo, dkk (2009:hal 2238), komplikasi yang
dapat terjadi pada klien dengan Tuberculosis Paru, yaitu
:
• Pleuritis tuberkulosa
Terjadi melalui fokus subpleura yang robek atau
melalui aliran getah bening, sebab lain dapat
juga dari robeknya perkijuan ke arah saluran
getah bening yang menuju ronggal pleura, iga
atau columna vertebralis
• Efusi pleura
Keluarnya cairan dari pembuluh darah atau
pembuluh limfe ke dalam jaringan selaput paru,
yang disebabkan oleh adanya penjelasan
material masuk ke rongga pleura. Material
mengandung bakteri dengan cepat
mengakibatkan reaksi inflamasi dan eksudat
pleura yang kaya akan protein.
• Empisema
Penumpukann cairana terinfeksi atau pus
(nanah) pada cavitas pleura, rongga pleura yang
di sebabkan oleh terinfeksinya pleura oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis (pleuritis
tuberculosis).
• Tuberkulosis Milier (tulang, usus, otak, limfe)
Bakteri mycobacterium tuberculosis bila masuk
dan berkumpul di dalam saluran pernapasan
akan berkembang biak terutama pada orang
yang daya tahan tubuhnya lemah, dan dapat
menyebat melalaui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening, oleh karena itu infeksi
mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi
seluruh organ tubuh seperti paru, otak, ginjal,
dan saluran pencernaan.
• Sindrom gagal napas (ARDS)
Disebabkan oleh kerusakan jaringan dan organ
paru yang meluas, menyebabkan gagal napas
atau ketidak mampuan paru-paru untuk
mensuplay oksigen ke seluruh jaringan tubuh
9. Pengkajian
• Identitas klien: selain nama klien, asal kota dan daerah, jumlah
keluarga
• Riwayat keperawatan

• keluhan utama

Gejala umum biasanya lemah dan demam. Keluhan


Tuberkulosis dibagi menjadi gejala respiratorik
(batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada), dan
gejala sistemik (demam, anoreksia, keringat malam,
penurunan berat badan, dan malaise) (Somantri,
2008).
• Riwayat penyakit sekarang

Biasanya batuk lebih dari tiga minggu dengan dahak


berwarna kuning yang bisa bercampur dengan
darah. Berkeringat di malam hari yang dimulai
dengan demam dan akhirnya menyebabkan keringat
berlimpah diikuti oleh menggigil. Kehilangan nafsu
makan pada penderita biasanya disebabkan oleh
rasa 24 mual yang dirasakan, dan terjadi penurunan
berat badan karena pengaruh hormone leptin dalam
tubuh (Naga, 2014).
• Riwayat oenyaki dahulu

Pernah menderita/ didiagnosa Tuberkulosis


sebelumnya, mengalami keluhan atau gejala yang
sama, pernah mendapatkan OAT.

• Riwayat penyakit keluarga

Secara patologi Tuberkulosis tidak diturunkan,


tetapi riwayat Tuberkulosis pada anggota
keluarga lain perlu ditanyakan sebagai faktor
presdiposisi penularan didalam rumah. Kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan yaitu, merokok,
penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, dan
kurangnya olahraga, kurang istirahat, terpapar
polusi setiap hari tanpa menggunakan masker,
besar kemungkinan untuk tertular penyakit
Tuberkulosis Paru (Helmia, 2010). Lingkungan
tempat tinggal pasien kumuh, udara yang kotor,
rumah yang kurang terpapar sinar matahari,
lembab dan berdebu punya resiko tinggi
terinfeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis
(Ahmad, 2008).

• Pemeriksaan fisik keperawatan

Pada penderita TBC hasil pemeriksaan fisik yang


biasanya muncul, yaitu:

• Keadaan umum : tampak lemah dan sesak


nafas,batuk,demam

• Kesadaran : tergantung tingkat


keparahan

• Tanda-tanda vital

• TD : hipertensi, normal

• Nadi : takikardi, bradikardi, normal

• RR : takipnea, dispnea, nafas


dangkal, normal

• Suhu : hipertermi, hipotermi, normal

• Sistem pernafasan

• inspeksi : Bentuk dada dan


pergerakan pada klien TB paru sekilas
terlihat adanya penurunan proposi
lateral, jika ada efusi pleura yang
masif maka terlihat ketidaksimetrisan
rongga dada.

• palpasi : pada klien TB paru tanpa


komplikasi didapati gerakan dada dan
pernafasan akan normal

• perkusi : sonor dan resonan pada


klien TB paru tanpa komplikasi

• Auskultasi : tambahan nafas ronkhi


atau normal

• Hidung : jika sesak akan terdengar nafas


cuping hidung

• Paru

• Inspeksi : pengembangan paru berat,


tidak simetris kiri dan kanan, ada
penggunaan otot bantu nafas

• Palpasi : adanya nyeri tekan,


peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena.

• Perkusi : pekak terjadi bila terisi


cairan, normalnya timpani.

• Auskultasi : bisa terdengar ronki

• Jantung : jika tidak ada kelainan jantung,


pemeriksaan jantung tidak ada kelemahan.

• Ekstremitas : sianosis, turgor berkurang jika


dehidrasi.

• pencernaan : Adanya nafsu makan menurun,


anoreksia, dan berat badan menurun

• Diagnostik test

• Pemeriksaan darah

LED meningkat disebabkan adanya infeksi

• Pemeriksaan radiologis

rontgen thorax PA dan lateral, gambaran foto


thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu :
• Bayangan lesi terletak dilapangan paru
atas atau segment apikal lobus bawah

• Bayangan berwarna (patchy) atau bercak


(nodular)

• Adanya kavitas, tunggal atau ganda.

• Kelainan bilateral terutama dilapangan


atas paru.

• Bayangan menetap pada foto ulang


beberapa minggu kemudian.

• Bayangan millie (Nurafif,2015)

• Masalah Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
• pola nafas tidak efektif
• Nausea
• Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas berhubungan dengan
spasme jalan nafas ditandai denga batuk
berdahak
• pola nafas tidak efektif berhuungan dengan
hambatan upaya nafas ditandai dengan sesak
• nausea berhubungan iritasi lambung ditandai
dengan mengeluh mual
• Intervensi
No Masalah Tujuan dan kriteria Interven
keperawatan hasil
1 Bersihan Setelah dilakukan Latihan batuk ef
jalan nafas tindakan Observasi
tidak efektif keperawatan • identifika
selama ...x... bersihan kemamp
jalan nafas meningkat • monitor
dengan kriteria hasil: retensi sp
• batuk efektif • monitor
meningkat gejala
• produksi saluran n
sputum • monitor
menurun output
• dispneu ( jum
menurun karakteri
• gelisah Terapeutik
menurun • atur po
fowler
• pasang p
bengkok
pangkua
• buang
ketempa
Edukasi
• jelaskan
dan
batuk efe
• anjurkan
efektif
• anjurkan
mengula
dalam
kali
Kolabrasi
• kolabora
pemberia
mukolitik
ekspekto
perlu
2 Pola nafs Setelah dilakukan Manajemen jala
tidak efektif tindakan Observasi
keperawatan • monitor
selama ...x... pola (frekuens
nafas membaik kedalama
dengan kriteria hasil: nafas)
• dispneu • monitor
menurun nafas tam
• penggunaan (mis: gur
otot bantu mengi, w
nafas ronkhi)
menurun • monitor
• pernapasan (jumlah,
cuping hidung aroma)
menurun Terapeutik
• frekuensi • pertahan
nafas kepatena
membaik nafas
• kedalaman • berikan m
nafas hangat
membaik • posisikan
fowler at
• berikan o
Edukasi
• anjurkan
cairan 20
hari, jika
kontraind
• ajarkan b
efektif
• anjurkan
dalam
Kolaborasi
• kolabora
pemberia
bronkodi
ekspekto
mukolitik
perlu
3 Neusea Setelah dilakukan Manajemen mu
tindakan Observasi
keperawatan • identifika
selama ...x... status pengalam
kenyamanan • identifika
meningkat dengan dampak
kriteria hasil: terhadap
• keluhan tidak hidup
nyaman • identifika
menurun penyeba
• sulit tidur (mis: p
menurun dan pros
• keluhan • monitor
kepanasan (frekuens
menurun durasi )
• mual • monitor
menurun nutrsisi d
• lelah menurun Terapeutik
• kendalika
lingkugan
penyeba
• kurangi
hilangkan
penyeba
• berikan m
dalam ju
dan men
Edukasi
• anjurkan
dan tidur
cukup
• anjurkan
member
mulut, ke
merangs
• anjurkan
makanan
karbohid
rendah le
• anjurkan
nonfarm
uk meng
Kolaborasi
• kolabora
pemberia
antiemeti
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Masuk : 02 Januari 2024

Jam Masuk : 14.34

Ruang/Kelas/ RS : Diamon 3B, Isolasi C/47, RS Kartini

No. Register : 000118393

Diagnosa Medis : TB Paru

Tgl Pengkajian : 02 Januari 2024

• Identitas Klien

Nama : Tn. A

Tempat/tanggal lahir : Lebak, 09 Januari 1999

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sunda

Pendidikan : Lulus SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Rumah : Kp. Maja indah

Sumber Biaya : BPJS

• Riwayat Kesehatan

• Keluhan Utama

Klien mengatakan Batuk berdarah

• Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan masuk ke UGD dengan keluhan batuk berdarah sudah dirasakan

sejak lama, memberat dalam satu hari ini, batuk terus-menerus, lemas, mual

• Riwayat Kesehatan Masa Lalu

• Riwayat penyakit
Klien mengatakan jika tidak memiliki penyakit masa lalu yang serius

• Riwayat penatalaksanaan ( dirawat di Puskesmas/ RS/operasi)

Klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya

• Obat-obat yang pernah diminum

Klien mengatakan jika sakit makan langsung memebeli obat ‘paracetamol’

diwarung terdekat atau apotik

• Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak terdapat penyakit keturunan

• Riwayat Psikososial dan Spiritual

• Riwayat Psikososial

• Konsep diri

• Gambaran diri: klien menerima keadaan yang sekarang, dan tetap

semangat untuk dirinya sembuh

• Ideal diri: klien ingin melakukan aktivitas seperti biasanya

• Harga diri: klien tetap semnagat

• Peran diri: klien berperan sebagai anak

• Keadaan emosi

Keadaan emosi klien dalam keadaan stabil

• Riwayat Spiritual

Klien mengatakan sebelum sakit selalu melaksanakan solat 5 waktu ke masjid

terdekat, dan setelah sakit klien hanya mampu solat di tempat tidur

• Pola kebiasaan sehari-hari

Pola Kebiasaan Di Rumah (Sebelum sakit) Di RS (Sakit)

Pola Nutrisi dan Cairan Frekuensi makan 3 kali 1 Frekuensi makan 3 kali 1

hari dengan nasi, sayur dan hari, hanya kurang

lauk selera makan, tidak ada

minum normal keluahn nyeri ulu hati,

alergi makanan serta

makan dan minum tidak

ada masalah
Pola Eliminasi BAB: Pola BAB tidak tentu BAB: tidak tentu, tidak

(normal) ada riwayat perdarahan,

BAK: Normal, tidak tidak mengalami diare

mengalami kesulitan BAK: 5 kali sehari

dengan karakteristik

urine bening, tidak

berbau, dan tidak

mengalami kesulitan

saat BAK

Pola Tidur Normal Terkadan tidak nyenyak

Karena batuk terus

menerus

Pola Personal Hygiene Mandi 3 kali sehari, gosok Mandi hanya 1 kali 1

gigi, serta keramas hari, dan gigi tampak

kuning

Pola Aktifitas dan Latihan Biasanya beraktivitas, Tidak melakukan

bekerja aktivitas

• Pengkajian kognitif Klien dan keluarga (Pengetahuan terhadap penyakitnya)

Sebelumnya klien dan keluarga tidak mengetahui penyakit yang di derita oleh klien

• Pengkajian Fisik

• Keadaan Umum

Keadaan klien compos mentis, posisi klien tidur dan terkadang duduk

• Kesadaran

Kesadaran klien compos mentis

• Tanda-tanda vital

• Suhu tubuh : 36,7°c

• Tekanan darah : 110/80 mmHg


• Nadi : 98x/menit

• Pernafasan : 23x/menit

• TB : 155 cm

• BB : 55 kg

• Spo2 : 98%

• Review of system (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

• Sistem Persyarafan

GCS: E4V5M6 = 15 Compos Mentis

• Nervus olfaktoris

Klien masih mampu mengidentifikasi aroma (bau)

• Nervus optikus

Klien mampu melihat dengan jelas

• Nervus okulomotoris, Trochlearis, Abdusen

Klien mampu menggerakan bola mata

• Nervus Trigeminus

Klien mampu untuk membedakan panas/dingin, tajam/tumpul

• Nervus Fasialis

Klien mampu menggerakan wajah

• Nervus Acusticus

Klien bisa mendengar suara dengan baik seperti ketika kita memanggil

namaya klien menoleh kearah sumber suara/bunyi

• Nervus Glossopharingeus, Vagus

Klien mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka mulutnya

• Nervus Aksesorius

Klien mampu menggerakan kedua tangannya dan kedua bahu simetris

• Nervus Hipoglossus

Klien mampu sepenuhnya menggerakan bagian lidah dijulurkan kedepan

• Sistem Penginderaan

• Mata

• Inspeksi

Bentuk mata kelopak mata, alis simetris,


• Palpasi

Tidak ada pembesaran kelenjar lakrimalis, konjungtiva merah

• Pemeriksaan ketajaman

• Snallen chart : Normal, tajam penglihaan 6/6

• Diplopia : Normal

• Dolls eye : Normal bola mata memepertahankan tatapan

• Juling : Normal, mata tidak juling

• Telinga

• Inspeksi

Bentuk telinga simetris, telinga dalam kotor

• Palpasi

Tidak terdapat benjolan di area telinga

• Garputala

• Tes webber : normal terasa jika terdapat suara dari getaran

garputala

• Tes rinne : normal terdengar suara dari garputala

• Tes swabach : normal terdengar suara

• Tes bisik : normal dapat mendengar bisikan dari jarak 1 meter

• Sistem Kardiovaskuler

• Inspeksi

Bentuk dada simetris antara kiri dan kanan dan tidak ada benjolan

• Auskultasi

Bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan

• Palpasi

Normal tidak ada benjolan

• Perkusi

Normal

• Sistem Pernafasan

• Inspeksi

Dada simetris antara kanan dan kiri, terdapat sputum yang ada darah
terkadang hanya bercakan darah

• Palpasi

Tidak ada benjolan kemelahan

• Perkusi

Perkusi pada dada Redup

• Auskultasi

Terdapat suara nafas tambahan ronkhi

• Sistem Pencernaan

• Inspeksi

Abdomen simetris, tidak ada spidernepi, warna sama dengan bagian lain,

tidak ada jaringan parut post op

• Auskultasi

Bising usus normal 5-25 menit terdengar gemuruh

• Perkusi

Normal terdapat suara timpani diatas lambung dan usus lalu pekak diatas

kandung kemih

• Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran

• Sistem Muskuloskeletal

• Look : bentuk tubuh simetris

• Feel

• Ekstremitas atas : kekuatan otot kanan 5, kekuatan otot kiri 5

• Ekstremitas bawah : kekuatan otot kanan 5, kekuatan otot kiri 5

• Sistem Urogenital

• Inspeksi

Tidak terpasang kateter, tidak ada edema

• Palpasi

Keadaan kandung kemih normal dan tidak ada nyeri tekan

• Perkusi

Tidak ada nyeri pada saat ketok ginjal


• Sistem Integument

• Kebersihan : kulit klien tampak bersih

• Warna : warna kulit klien berwarna coklat sawo matang

• Turgor : turgor kulit <2 detik

• Kelembaban : kulit lembab

• Warna kulit : tidak ada luka

• Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan seperti kemerahan

atau bercak-bercak merah

• Sistem Endokrin

• Inspeksi

Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid

• Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada kelnjar tiroid

• Pemeriksaan Penunjang

• Hasil Laboratorium

Di cek pada tanggal 03 Januari 2024

• Hasil Rongten

Di cek pada tanggal : 02 januari 2024


Kesan:

*TBC Paru Aktif Lesi Luas Disertai Cavitas.

*Tidak Tampak Kelainan Radiologis Pada Jantung.

• Penatalaksanaan Medis

• Terapi farmakologi

• Ivfd Ns / 8 jam

• inj Asam Traneksamat 3x500mg

• inj vit-K (phtyomidaion) 3x2mg

• inj Omeprazole 1x40mg

• inj Ondansentron 3x4mg

• Codein 3x10mg

• Rimfamicin ® 1x450

• Isoniazid (S) 1x300

• Pyrazinamide (Z) 1x750

• Ethambutol (E) 1x750

• Terapi Non-Farmakologi

• O2- nasal canul 4 lpm

• Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1 DS: klien mengatakan M. Tuberculosis

batuk berdahak di
sertai dengan darah Inhalasi droplet

DO: Klien tampak

batuk terus menerus,

dan lemas Bacteri mencapai

Td : 110/80 mmHg alveolus

N : 98x/menit

S : 36,6°c

Rr : 23x/menit Terjadi reaksi antigen

Spo2 : 98% Bersihan jalan nafas

tidak efektif
Muncul reaksi radang

Akumulasi secret di

jalan nafas

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

• Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas

ditandai denga batuk berdahak

H. Asuhan Keperawatan

No Dx. Tujuan kriteria hasil Intervensi

medis

1 Tb Setelah dilakukan asuhan Latihan Batuk Efektif

paru keperawatan 3x24jam Observasi

jalan nafas meningkat • Identifikasi kemampuan batuk efektif

dengan kriteria hasil : • Monitor adanya sputum


1. Batuk efektif Terapeutik

meningkat • Atur posisi semi fowler

2. Produk sputum • Buang secret ketempat sputum

menurun • Anjurkan minum air hangat

• beri oksigen

Edukasi

• Ajarkan batuk efektif

Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian teraphy

H.Implementasi

No tgl Diagnosa Implemetasi Evaluasi

1 02/01/24 Bersihan jalan • mengajarkan S : klien mengatakan masih

nafas tidak latihan batuk batuk berdahak disertai


Jam efektif efektif darah,
15.00 berhubungan • Mengkaji ttv O : keadaan klien baik,

dengan • Mengkaji k/u (Cm) klien terlihat masih

spasme jalan • Memonitor batuk terus-menerus, klien

nafas ditandai adanya sputum mampu batuk efektif

dengan batuk namun belum mandiri,

berdahak adanya sputum disertai

bercak darah

Td : 110/90

N : 95x/ menit

Rr : 23x/menit

S : 36,5

A : Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Latihan Batuk Efektif

• Identifikasi

kemampuan batuk

efektif

• Monitor adanya

sputum

• Atur posisi semi

fowler

• Buang secret

ketempat sputum

• anjurkan minum

air hangat

• beri oksigen

• Kolaborasi

pemberian

teraphy

2 Jam 21.00 Bersihan jalan • Mengkaji k/u S : klien mengatakan masih

nafas tidak • mengkolaborasi batuk berdahak disertai

efektif pemberian darah

berhubungan therapy O : Keadaan klien baik

dengan (cm), klien masih batuk

spasme jalan berdahak disertai adanya

nafas ditandai bercak darah, meringis

dengan batuk ketika pemberian therapy

berdahak Therapy yang diberikan :

• inj Asam

Traneksamat

3x500mg

• inj vit-K

(phtyomidaion)
3x2mg

• inj Ondansentron

3x4mg

• Codein 3x10mg

Td : 110/90

N : 98x/ menit

Rr : 23x/menit

S : 36,5

Spo2 : 98

A : Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Latihan Batuk Efektif

• Identifikasi

kemampuan batuk

efektif

• Atur posisi semi

fowler

• Buang secret

ketempat sputum

• beri oksigen

• Kolaborasi

pemberian

teraphy

3 03/ 01/24 Bersihan jalan • Mengidentifiksi S : klien mengatakan batuk

nafas tidak kemampuan sedikit berkurang namun


Jam 08.00 efektif batuk efektif masih ada bercak darah,

berhubungan • Mengatur posisi ada sesak

dengan semi fowler O : keadaan klien baik

spasme jalan • memberikan (cm), batuk berdahak

nafas ditandai oksigen berkurang, bercak darah


dengan batuk masih ada, klien nyaman

berdahak dengan posisi semi fowler,

klien mampu batuk efektif

secara mandiri

Td : 120/90

N : 98x/ menit

Rr : 24x/menit

S : 36,5

Spo2 : 100

Terpasang O2 nasal canul 4

lpm

A : batuk dan sesak sedikit

teratasi

Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Latihan Batuk Efektif

• Identifikasi

kemampuan

batuk efektif

• beri minum air

hangat

• Buang secret

ketempat sputum

• anjurkan

pertahankan

oksigen

• Kolaborasi

pemberian

teraphy
4 03/01/2023 Bersihan jalan • Mengkaji k/u S : klien mengatakan batuk

nafas tidak • menganjurkan berkurang, bercak darah


Jam 13.00 efektif pertahankan ada tapi sedikit, sesak

berhubungan oksigen berkurang

dengan • mengkolaborasi O : keadaan klien baik (cm)

spasme jalan pemberian batuk berkurang, bercak

nafas ditandai therapy darah sudah samar, posisi

dengan batuk klien semi fowler

berdahak Therapy yang diberikan :

• inj Asam

Traneksamat

3x500mg

• inj vit-K

(phtyomidaion)

3x2mg

• inj Ondansentron

3x4mg

• Codein 3x10mg

• inj Omeprzole

1x40mg

Td : 120/90

N : 98x/ menit

Rr : 21x/menit

S : 36,5

Spo2 : 100

Terpasang O2 nasal canul 4

lpm

A : batuk dan sesak

berkurang

Masalah teratasi
sebagian

P : inervensi dilanjutkan

Latihan Batuk Efektif

• identifikasi

kemampuan

batuk efektif

• beri minum air

hangat

• Buang secret

ketempat sputum

• anjurkan

pertahankan

oksigen

• kolaborasi

pemberian

therapy

5 04/01/24 Bersihan jalan • mengkaji k/u S : klien mengatakan batuk

nafas tidak • memberikan sudah sangat berkurang,


Jam 22.00 efektif minum air hangat tidak ada darah lagi, sudah

berhubungan • mengidentifikasi tidak sesak

dengan kemampuan O : keadaan klien baik

spasme jalan batuk (cm), batuk berkurang,

nafas ditandai • Menganjurkan sudah tidak ada bercak

dengan batuk mempertahankan darah, tidak gelisah, sesak

berdahak oksigen berkurang, posisi klien

semi fowler, klien sudah

tidak pakai oksigen,

mampu batuk efektif

secara mandiri
Td : 110/80

N : 98x/ menit

Rr : 20x/menit

S : 36,5

Spo2 : 100

A : batuk, sudah tidak

sesak

Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

Latihan Batuk Efektif

• identifikasi

kemampuan

batuk efektif

• anjurkan minum

air hangat

• anjurkan Buang

secret ketempat

sputum

• kolaborasi

pemberian

therapy

6 04/01/24 Bersihan jalan • Mengkaji k/u S : klien mengatakan batuk

nafas tidak • menganjurkan sudah jarang


Jam 05.00 efektif minum air hangat O : keadaan klien baik

berhubungan • Mengidentifikasi (cm), batuk jarang, klien

dengan kemampuan minum air hangat, klien

spasme jalan batuk efektif membuang sputum tidak

nafas ditandai • Menganjurkan sembarangan, mampu

dengan batuk buang secret melakukan batuk efektif


berdahak ketempat sputum secara mandiri, klien di

• Mengkolaborasi perbolehkan Pulang

pemberian Therapy yang diberikan :

tehrapy • PO Asam

Traneksamat

3x500mg

• PO Brochifar 3x1

• PO cefixime

2x200mg

• PO omeprazole

2x1

• RHZE

450/300/750/750

A : Masalah teratasi

P: intervensi di hentikan

• Catatatan perkembangan

Tanggal DX Catatan Perkembangan (Paraf)

02/01/24 1.Tb paru S: klien mengatakan batuk berdahak disertai AL

darah

O: keadaan klien baik, (Cm) klien terlihat masih

batuk terus-menerus, klien mampu batuk efektif

namun belum mandiri, adanya sputum disertai

bercak darah

Td : 110/90

N : 95x/ menit

Rr : 23x/menit

S : 36,5

A: Batuk disrtai darah : Masalah belum teratasi

P: Latihan batuk efektif


I: Mengajarkan batuk efektif

E: Klien mampu batuk efektif namun belum

mandiri

R: lanjutkan mengidentifikasi kemampuan batuk

efektif

03/01/24 1. TB paru S: klien mengatakan batuk sedikit berkurang AL

namun masih ada bercak darah, ada sesak

O: keadaan klien baik (cm), batuk berdahak

berkurang, bercak darah masih ada, klien

nyaman dengan posisi semi fowler, klien mampu

batuk efektif secara mandiri

A : batuk berkurang ada sesak : Masalah teratasi

sebagian

P : Latihan batuk efektif dan Berikan oksigen

I :Mengidentifikasi kemampuan batuk efektif,

memberikan oksigen dan memposisikan semi

fowler

E: klien mampu batuk efektif secara mandiri,

nyaman dengan posisi semi fowler, sesak

berkurang

R: Lanjutkan mengidentifikasi kemampuan batuk

efektif dan Berikan oksigen

4/01/24 1.tb paru S : klien mengatakan batuk sudah sangat Al

berkurang, tidak ada darah lagi, sudah tidak

sesak

O : keadaan klien baik (cm), batuk jarang mampu

melakukan batuk efektif secara mandiri, sudah

tidak sesak, klien di perbolehkan Pulang

A : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

I : Mengedukasi meminum obat dirumah,

mengeduksi jangan putus OAT

E : kien paham

R:-

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Nopia, keperawatan tuberculosis, Bandung (2020)


Widiyanti Pungky, Pendahuluan TBC, Jakarta (2019)
Aslina Nor, keperawatan diagnosa tuberculosis, Sidoarjo
(2019)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai