Abstrak
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini
menjadi masalah kesehatan penting di dunia. Tuberkulosis (TB) paru dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
transmisi udara. Pada laporan kasus ini, didapatkan pasien datang dengan keluhan batuk lebih dari 2 minggu. Batuk
dirasakan lebih sering pada malam hari sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan lainnya adalah demam dan penurunan nafsu
makan disertai dengan penurunan berat badan, serta memiliki riwayat kontak dengan penderita TB. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan berat badan 47 kg, tinggi badan 163 cm, dan IMT 18,0 (underweight), tanda‐tanda vital ditemukan tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh 37,0 oC. Pada pemeriksaan toraks adanya
suara nafas abnormal yaitu rhonki pada pulmo dekstra dan sinistra. Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan pada
pemeriksaan BTA +2. Pemeriksaan foto rontgen thorax Anterior Posterior (AP) ditemukan adanya cavitas pada pulmo
dekstra dan sinistra. Pasien sudah mendapatkan pengobatan OAT selama satu bulan. Pemantauan terhadap pengobatan
pasien dilakukan oleh PMO (Pengawas Minum Obat) dan pasien juga mendapatkan konseling mengenai penyakitnya.
Korespondensi: Ratih Nur Indah Siregar, alamat Jl. Dr. Sutomo No. 26 Kedaton Bandarlampung, HP 081375510917, e‐mail
ratih.nurindah72@gmail.com
Pendahuluan
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kencing,susunan syaraf pusat, dan perut.
menular yang disebabkan oleh Pada dasarnya penyakit TB ini menyerang
3
Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat semua organ‐organ dari tubuh (multiorgan).
ini menjadi masalah kesehatan penting di Gejala klinis pada TB dibagi menjadi
1 gejala respiratorius dan sistemik. Gejala
dunia. Penyakit tuberkulosis dapat
diklasifikasikan, yaitu tuberkulosis paru dan respiratorius yang timbul seperti batuk >2
tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru minggu, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada.
merupakan bentuk yang paling sering Sedangkan untuk gejala sistemik yang timbul
dijumpai, yaitu sekitar 80 % dari semua seperti demam, malaise, keringat malam,
4
penderita. Tuberkulosis yang menyerang anoreksia dan berat badan menurun.
jaringan paru‐paru ini merupakan satu‐ Sumber penularan adalah penderita
satunya bentuk dari TB yang mudah menular tuberkulosis BTA positif, pada waktu batuk atau
dengan penularan secara droplet. bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara
Tuberkulosis ekstra paru merupakan bentuk dalam bentuk droplet (percikan dahak). 5,6
penyakit TB yang menyerang organ tubuh Penularan penyakit TB bisa disebabkan oleh
lain, selain paru‐paru seperti pleura, kelenjar beberapa faktor, yaitu kebiasaan buruk pasien
limpe, persendian tulang belakang, saluran TB paru yang meludah
Di Provinsi Lampung, angka BTA positif hangat. Status neurologis: Reflek fisiologis
pada tahun 2003‐2012 cenderung meningkat, normal, reflek patologi(‐).
sedangkan angka konversi dan kesembuhan Di RS pasien telah dilakukan
nampak berfluktuatif naik turun. Pada tahun pemeriksaan foto rontgen anterior posterior
2012 angka penemuan kasus (CDR) Tb belum (AP) dan didapatkan adanya kavitas pada
mencapai target >70%, sedangkan untuk angka pulmo dekstra dan sinistra.
kesembuhan telah mencapai target >85%. Di Setelah dilakukan foto rontgen, pasien
Pesawaran untuk angka kesembuhan masih di datang ke Puskesmas untuk pengambilan
bawah target yaitu hanya 33,02%.
14 dahak. Pengambilan dahak dilakukan
sebanyak dua kali dengan hasil yang pertama
Kasus negatif kemudian diulangi dan didapatkan
Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani hasilnya +2.
karet datang dengan keluhan batuk tidak Pasien diberikan obat paket berupa
berdahak. Pasien mengatakan batuk Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg,
dirasakan lebih sering pada malam hari Pirazinamid 400 mg, Etambutol 275 mg.
dibandingkan pagi atau siang hari. Keluhan Pasien sudah mendapatkan pengobatan
tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan yang selama 1 bulan. Pasien merasakan gatal
lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk setelah minum obat tersebut, namun untuk
timbul pada saat menyangkul dan bertambah menguranginya pasien biasanya minum teh
berat pada saat menyemprot pestisida pada yang hangat dan pada saat BAK berwarna
kebunnya. Pasien juga mengatakan adanya merah.
demam, keringat malam, penurunan nafsu
makan, dan penurunan berat badan yang Pembahasan
awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu Pasien termasuk ke dalam golongan
bulan. Pasien mempunyai kebiasaan yang kasus baru karena sebelumnya belum pernah
15
tidak baik seperti membuang dahak mendapatkan pengobatan. Penyakit pasien
sembarangan, tidak memakai masker pada ditegakkan berdasarkan anamnesis,
saat batuk, kurangnya pengetahuan penyakit pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga penunjang. Berdasarkan hasil anamesis
yang kurang terhadap pasien, dan keadaan ditemukan adanya batuk tidak berdahak sejak
rumah pasien yang lembab. Pasien juga tiga bulan yang lalu dengan batuk lebih sering
mempunyai riwayat kontak dengan penderita pada malam hari dibandingkan pagi hari dan
TB yaitu istrinya yang sudah meninggal dunia. siang hari. Selain itu pasien juga mengeluhkan
Pada saat keluhan muncul pasien dibawa oleh adanya demam, penurunan nafsu makan, dan
keluarganya ke RS kemudian dibawa ke penurunan berat badan sebanyak 3 kg dalam
Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. satu bulan. Diagnosis tuberkulosis pada
Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pasien ditegakkan berdasarkan Perhimpunan
kepada pasien didapatkan hasil berat badan Dokter Paru Indonesia dan Pedoman TB
pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 Nasional, yaitu gejala respiratori seperti batuk
(underweight), terlihat sakit ringan. Tekanan lebih dari 2 minggu dan gejala sistemik
darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, seperti adanya demam, penurunan berat
4,15
frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh badan, dan penurunan nafsu makan.
o
37,0 C. Konjungtiva mata anemis, sklera Selain itu juga pasien diberikan edukasi
anikterik. Telinga dan hidung dalam batas terhadap penyakit yang dideritanya seperti
normal. Pada mulut tampak gigi dan oral konseling mengenai pentingnya tipe
hygiene cukup. Tenggorokan, jantung, dan pengobatan preventif dibandingkan kuratif,
abdomen dalam batas normal. Pada konseling mengenai penyakit Tuberkulosis
pemeriksaan paru, inspeksi dalam batas pada pasien dan keluarganya, konseling
normal, palpasi dalam batas normal, perkusi mengenai penyakit Tuberkulosis yang dapat
dalam batas normal, auskultasi adanya suara menular dengan anggota keluarga lainnya
ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra. seperti pemakaian masker, dan tidak
Ekstremitas superior dan inferior dalam batas membuang dahak sembarangan, konseling
normal,tidak sianosis, tidak oedem, dan akral kepada pasien untuk melakukan kontrol rutin
jika ada keluhan dan mengambil obat di
4
Gambar 1. Alur Pemeriksaan Tuberkulosis Paru