Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA PASIEN TBC

Disusun Oleh :
1. Anggi Istiqomah (106114004)
2. Steviana Novitasari (106114007)
3. Pitha Susi Wiyoga (106114010)
4. Yuningsih (106114013)
5. Rahmat Adi Nugroho (106114017)
6. Hena Wartika (106114020)

Program Study D-III Keperawatan 2A


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKES)
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru (TBC) adalah suatu penyakit infeksi kronik atau akut
yang menyerang organ paru. TBC ditandai dengan demam, batuk berdarah, sesak
nafas, nyeri dada, dan malaise (Nugroho 2011:244)
Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting di tingkat global, regional, nasional, maupun lokal. Tuberkulosis
menyebabkan 5000 kematian per hari, atau hampir 2 juta kematian per tahun di
seluruh dunia. Tuberkulosis, HIV atau AIDS, dan malaria secara bersama- sama
merupakan penyebab 6 juta kematian setiap tahun. Seperempat juta (25%)
kematian karena tuberkulosis berhubungan dengan HIV. Insidensi global
tuberkulosis terus meningkat sekitar 1% per tahun, terutama karena peningkatan
pesat I nsidensi tubrkulosis di Afrika berkaitan dengan komorbiditas HIV atau
AIDS, (WHO, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu TBC ?
2. Bagaimana Etiologi TBC ?
3. Bagaimana Pathway TBC ?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien TBC ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian TBC.
2. Untuk mengetahui Etiologi dari TBC.
3. Untuk mengetahui Pathway TBC.
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperwatan pada Pasien TBC
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tuberculosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, kuman TBC
ini bisa juga menyerang otak, usus, kulit, tulang dan ginjal (Saputra 2006:340)
B. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosae, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3- 0,6/Um,
didalam jaringan organ lain, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni
dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah aerob, sifat ini
menunjukkan kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya.
C. Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah
banyak pasien tuberkulosis paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan
kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah batuk selama 2 minggu lebih tidak
berhenti, demam, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, malaise, (Sudoyo, 2006).
D. Patofisiologi

Seorang penderita tuberkulosis ketika bersin atau batuk menyebarkan kuman

ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Bakteri kemudian menyebar

melalui jalan nafas ke alveoli, di mana pada daerah tersebut bakteri bertumpuk

dan berkembang biak. Penyebaran basil ini dapat juga melalui sistem limfe dan

aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang, korteks serebri) dan area lain

dari paru-paru, (somantri, 2009). Pada saat kuman tuberkulosis berhasil

berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, terjadilah infeksi yang

mengakibatkan peradangan pada paru, dan ini disebut kompleks primer. Waktu

antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4-6

minggu. Setelah terjadi peradangan pada paru, mengakibatkan terjadinya


penurunan jaringan efektif paru, peningkatan jumlah secret, dan menurunnya

suplai oksigen, (Rukiyah & Yulianti, 2010)

E. PATHWAY

F. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari kamis tanggal 10 Mei 2012 pukul 09.00 WIB
di rumah Tn.S di desa Kedug Lumbu RT 01 RW 03
Sangkrah. Dengan Tn.S sebagai kepala keluarga, berumur 61 tahun, pekerjaan
swasta, pendidikan terakhir SMA dan Ny.Y (istri) berumur 59 tahun sebagai ibu
rumah tangga, pendidikan terakhir SMA. Komposisi keluarga Tn.S terdiri dari
tiga orang anggota keluarga yaitu Tn.S (61 tahun), Ny.Y (59 tahun), dan Sdr.A
(18 tahun) berjenis kelamin laki laki yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Dimana Tn.S menderita penyakit Tuberkulosis Paru (TBC).
1. Pengkajian menurut Friedman tahun 2010
a. Mengidentifikasi Data
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
c. Data Lingkungan
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi Keluarga
f. Koping Keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga pada petugas kesehatan
2. Pengkajian
a. Data pasien
penyakit tuberkulosis (TB) dapat menyerang manusia mulai dari usia
anak sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-
laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada
pasien yang tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga
masuknya cahaya kedalam rumah sangat minim
tuberkulosis pada nak dapat terjadi di usia berapapun , namun usia paling
umum antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB luar
paru-paru (extrapulmonary) dibanding Tb paru-paru dengan
perbandingan 3:1. Tuberkulosis luar paru-paru adalah TB berat yang
terutama yang ditemukan pada usia <3 tahun . angka kejadian
(prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah, kemudian
meningkat setelah usia remaja di mana TB paru-paru menyerupai kasus
pada pasien dewasa (sering disertai lubang/kavitas pada paru-paru).
b. Riwayat kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain :
1. Demam : subfebris, febris (40-41 C) hilang timbul
2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini
terjadi untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang
dimulai pada batuk yang kering sampai dengan batuk purulen
(menghasilkan sputum).
3. Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana ilfritasi radang sampai
setengah paru-paru
4. Nyerri dada : jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila ilfritasi
radang sampai pleura sehingga menimbulkan pleuritis .
5. Malaise : ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun,
berta badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, dan keringat
malam.
6. Sianosis, sesak nafas, dan kolaps : merupakan gejala analektesis.
Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernapas dan
jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi
yang sakit tampak banyangan hitam dan diafragma menonjol ke
atas
7. Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya
penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan
tetapi merupakan penyakit infeksi menular
c. Pemeriksaan
1. Pada tahap ini sulit diketahui
2. Ronki basah, kasar, dan nayring
3. Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada
auskultasi memberikan suara umforik.
4. Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi interkostal, dan
fibrosis.
5. Bila mengenai pleura terjadi effusi pleura (perkusi memberikan
suara pekak)
d. Pemeriksaan tambahan
1. Spultum culture : untuk memastikan apakah keberadaan M.
Tubercullosis pada stadium aktif.
2. Ziehl neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid)
posisi untuk BTA
3. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer patch) : reaksi positif
(area indurasi 10 mm atau lebih, timbul 48-72 jam setelah injeksi
antigen intradenal) mengindikasikan infeksi lama dan adanya
antibodi, tetapi tidak mengindikasikan penyakit sedang aktif.
4. Chest X-ray : dapat mengindikasikan ilfiltrasi kecil pada lesi awal
dibagian atas paru-paru, deposit kalsium pada lesi primer yang
membaik atau cairan pleura. Perubahan yang emngindikasikan
TB yang lebih berta dapat mencakup area berlubang dan fibrosa.
5. Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung, urine
dan CSF, serta biopsi kulit) : positif untuk M. Tuberkulosis.
6. Needle biopsi of lung tissue : positif untuk granuloma TB,
adanya sel-sel besar yang mengindikasikan nekrosis.
7. Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari lokasi dan
beratnya infeksi ; misalnya hiponatremia megakibatkan retensi
air, dapat ditemukan pada Tb paru-paru kronis lanjut.
8. ABGs : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat, dan sisa
kerusakan paru-paru
9. Bronkografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat
kerusakan bronkhus atau kerusakan parau-paru karena TB.
10. Darah : lekositosis, LED menigkat
11. Tes fungsi paru-paru : VC menurun, dead space menigkat, TLC
menigkat, dan menurunnya saturasi O2 yang merupakan gejala
sekunder dari fibrosis/infiltrasi perenkim paru-paru dan penyakit
pleura.
e. Penatalaksanaan
1. Penyuluhan
2. Pencegahan
3. Pemberian obat-obatan:
4. OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
5. Bronkodilator
6. Ekspektoran
7. OBH (Obat Batuk Hitam)
8. Vitamin
9. Fisioterpai dan rehabilitasi
10. Konsultasi secara teratur
3. Analisis data
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS: Tn. S mengatakan Pola nafas tidak Nyeri
sesak nafas efektif
DO: RR 27x/menit
Nadi 80x/menit
DS: Tn. S mengatakan Hipertemi Peningkatan
sering demam pada metabolisme
malam hari
DO: suhu 37,5oc
DS: Tn.S mengatakan ketidakseimbangan ketidakmampuan
tidak nafsu makan nutrisi kurang dari keluarga mengambil
berat badan turun kebutuhan tubuh keputusan yang tepat
DO:BB 60 kg menjadi pada anggota
50 kg keluarga yang sakit

DS:Tn.S mengatakan Resiko infeksi Peningkatan paparan


lingkungan patogen
belum tahu

pencegahan penyakit

TBC

DO: pencahayaan
didalam rumah kurang
serta
DS: Tn.S mengatakan Kurang pengetahuan Keterbatasan kognitif

sedikit tahu tentang

TBC

DO: keluarga belum

mampu menciptakan

lingkungan rumah

yang memenuhi

syarat kesehatan
4. Prioritas masalah
a. Pola nafas tidak efektif b.d nyeri
b. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme
c. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat pada
anggota keluarga yang sakit
d. Resiko infeksi b.d peningkatan paparan lingkungan patogen
e. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif

5. Intervensi
N DIAGNOSA NOC NIC
O
1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway
efektif b.d nyeri keperawatan selama 3x24 management:
jam diharapkan tidak terjadi 1 buka jalan
ketidakefektifan pola nafas, nafas
dengan kriteria hasil: 2 monitor
Respiratory status: airway respirasi dan
patency status O2
Ind IR ER 3 berikan
Frekuensi bronkodilator
nafas bila perlu
irama 4 posisikan
nafas pasien untuk
Suara memaksimalka
nafas n ventilasi
tambahan 5 keluarkan
secret dengan
batuk atau
suction
2 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan Fever treament
peningkatan keperawatan selama 3x24 1 monitor suhu
metabolisme jam diharapkan tidak terjadi sesering
hipertermi,dengan kriteria mungkin
hasil: 2 monitor IWL
Thermoregulation: 3 monitor
Ind IR ER warna dan
Suhu suhu kulit
tubuh 4 beri
dalam antipiretik
rentang 5 tingkatkan
normal sirkulasi udara
Nadi dan
rr dalam
rentang
normal
Tidak ada
perubahan
warna
kulit
3 Perubahan Setelah dilakukan tindakan Nutritional
nutrisi kurang keperawatan selama 3x24 management
dari kebutuhan jam diharapkan tidak terjadi 1 kaji adanya
tubuh b.d ketidakseimbangan nutrisi alergi makanan
ketidakmampua kurang dari kebutuhan 2 berikan
n keluarga tubuh,dengan kriteria hasil: substansi gula
mengambil Nutritional:food and fluid 3 monitor
keputusan yang intake: jumlah nutrisi
tepat pada Ind I E dan kandungan
anggota R R kalori
keluarga yang Adanya 4 anjurkan
sakit peningkatan pasien
BB meningkatkan
Tidak ada tanda protein dan vit
malnutrisi C
Mampu 5 berikan
mengidentifika makanan yang
si kebutuhan terpilih
nutrisi
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Infection
b.d peningkatan keperawatan selama 3x24 control
paparan jam diharapkan tidak terjadi 1 pertahankan
lingkungan resiko infeksi,dengan kriteria teknik isolasi
patogen hasil: 2 batasi
Knowledge :infection control pengunjung
Ind ir er bila perlu
Menunjukan 3 Tingkatkan
perilaku intake nutrisi
hidup sehat 4 berikan
Klien bebas terapi
dari tanda antibiotik bila
dan gejala perlu
infeksi 5 cuci tangan
Menunjukan setiap sebelum
kemampuan dan sesudah
untuk tindakan
mencegah keperawatan
timbulnya
infeksi
5 Kurang Setelah dilakukan tindakan Teaching:
pengetahuan keperawatan selama 3x24 disease prcess:
b.d jam diharapkan tidak terjadi 1 jelaskan
keterbatasan kurang nya patofisiologi
kognitif pengetahuan,denga kriteria dari penyakit
hasil: 2 hindari
Knowlegde: health behavior harapan yang
Ind Ir Er kosong
Pasien dan 3 diskusikan
keluarga pilihan
menyatakan penanganan
pemahaman atau terapi
tentang 4 gambarkan
penyakit tanda dan
Pasien dan gejala yang
keluarga biasa muncul
mampu pada penyakit
melaksanakan dengan cara
prosedur yang yang tepat
dijelaskan 5 sediakan bagi
secara benar keluarga
Pasien dan informasi
keluarga tentang
mampu kemajan
menjelaskan pasien dengan
kembali apa cara yang tepat
yang
dijelaskan
perawat
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tuberculosis paru-paru (TB Paru) merupakan penyakit infeksi kronis atau menahun
yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Manifestasi klinis yang umum pada TB paru termasuk keletihan,
penurunan berat badan, letargi, anoreksia (kehilangan nafsu makan), dan demam ringan
yang biasanya terjadi pada siang hari. Berkeringat malam dan ansietas umum sering
tampak. Dispnea, batuk purulen produktif disertai nyeri dada, dan hemoptsis adalah
juga temuan yang umum.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah:
1. Agar pembaca dapat mengenali tentang pengertian Tuberculosis paru-paru (TB
Paru).
2. Agar pembaca dapat mengetahui tanda Tuberculosis paru-paru (TB Paru)

Anda mungkin juga menyukai