Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
polapenyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchidan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer &
SuzanneC,2002).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing dengan manifestasi klinis panas yang
tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta btuk kering dan
produktif (Hidayat, 2008). Bronkopnemonia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu
peradangan parenkim paru yang melibatkan bronkus/bronkiolus yang berupa
distribusi bercak-bercak (patchy distribution). Konsolidasi bercak ini biasanya
berpusat di sekitar bronkus yang mengalami peradangan multifocal atau bilateral
(Putri, 2010).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang meluas
sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan terjadi pada jaringan paru melalui
cara penyebaran langsung dari saluran pernapasan atau hematogen sampaike
bronkus )Sujono dan Sukarmin 2009 dalam Rufaedah 2010).
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang merupakan
inflamasi akut pada parenkim paru yang dimulai pada ujung bronkiolus dan mengenai
,lobuslus terdekat (Muscari, 2005).
Bronkopneumonia merupakan infeksi bacterial atau varial yang disebbakan
baik mikroorganisme gram-positif ataupun gram-negatif yang ditandai dengan bercak-
bercak konsolidasi eksudatif pada parenkim paru (Mitchell et al, 2009).
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang
dibronkeoli terminal. Bronkopneumonia termasuk jenis infeksi paru yang
disebabkanagen infeksius dan terdapat pada daerah bronkus dan sekitar alveoli
(Nurarif danKusuma, 2013).
Jadi bronkopneumonia adalah salah satu jenis infeksi atau inflamasi pada paru
(pneumonia) yang meluas ke daerah bronkus dan disebabkan oleh bakteri atau virus.

B. Etiologi
Menurut perantaranya, bronkopneumonia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut :
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme
gramposifif seperti: Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus
pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella
pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalo virus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama
pneumoniavirus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan
padakotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001).
Bronkopneumonia dapat juga dikatakan sebagai suatu peradangan pada
parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Penyebab paling sering
adalah stafilokokus, streptococcus, H. influenza, Proteus sp dan pseudomonas
aeruginosa (Putri, 2011).

C. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktusrespiratoris bagianatas
selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 derajat celcius
dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah,dispenia
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung sertasianosis sekitar
hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan diare. Batukbiasanya tidak
ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah beberapa hari mula-mula kering
kemudian menjadi produktif.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisiktetapi
dengan adanya nafs dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan sianosissekitar
hidung dan mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil pemeriksaan fisiktergantung
luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukankelainan dan
pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halusdan sedang.
(Ngastiyah, 2005).
1. esulitan dan sakit pada saat pernafasana.
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur.
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasia.
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang.
b. Krekels, ronki.
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8°C sampai 41,1°C, delirium
5. Diafoesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah
menjadikemerahan atau berkarat
9. Gelisah
10. SianosisArea sirkumoral, dasar kuku kebiruan1
11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati

D. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif dan Hardhi (2013), untuk dapat menegakkan
diagnosakeperawatan dapat dilakukan pemeriksaan :
1. Pemeriksaan Laboratoriuma. Pemeriksaan darahb. Pemeriksaan sputumc.
Analisa gas darahd. Kultur darahe. Sampel darah, sputum dan urin
2. Pemeriksaan Radiologia.
a. Rontgen Thoraxb.
b. Laringoskopi/ bronkoskopi.
Sedangkan menurut Muscari (2005), temuan yang sering muncul pada
saatpemeriksaan diagnostik dan laboratorium antara lain sebagai berikut :
a. Foto sinar-x dada akan menunjukkan infiltrasi difus atau bercak,
konsolidasi,infiltrasi menyebar luas atau bercak berkabut, bergantung
jenis pneumonia.
b. HDL dapat menunjukkan peningkatan SDP.
c. Kultur darah, pewarnaan Gram, dan kultur sputum dapat menentukan
organisme penyebab.
d. Titer antistreptolisin-O (ASO) positif merupakan pemeriksaan
diagnostik pneumonia streptokokus.

E. Patofisiolgi
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-
parumelaui saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian kuman masuk ke
dalamalveolus ke alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan
padadinding bronchus atau bronchiolus dan alveolus sekitarnya.
Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang
menyebarsecara progresif ke perifer sampai seluruh lobus. Dimana proses peradangan
ini dapatdibagi dalam empat (4) tahap, antara lain :
1. Stadium Kongesti (4 – 12 jam)
Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak,
padaperabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan
kemerahan (eksudat masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang
berdilatasi).
2. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah
merahfibrinosa, lecocit polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang
berdekatan mengandung eksudat fibrinosa kekuningan).
3. Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari).
Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi
konsolidasidi dalam alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura
masih ada bahkan dapat berubah menjadi pus.
4. StadiumResolusi (7 – 11 hari).
Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali
pada struktur semua (Sylvia Anderson Pearce, 1995 dalam putri 2011).
Menurut Muscari (2005) Bronkopneumonia berasal dari pneumonia yang
meluas peradangannya sampai ke bronkus. Bronkopneumonia biasanya diawali
dengan infeksi ringan pada saluran pernapasan atas, seiring dengan perjalanan
penyakit makahal itu akan menyebabkan peradangan parenkim.
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
1. Oksigen 1-2 liter per menit
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melaui selang nasogastrik dengan feeding drip.
3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
danbeta agonis untuk transport muskusilier.
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit
Sedangkan penatalaksanaan umum keperawatan pada klien bronkopneumonia
adalah sebagai berikut menurut Hidayat (2008):
1. Latihan batuk efektif atau fisioterapi paru
2. Pemberian oksigenasi yang adekuat
3. Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan cairan
4. Pemberian nutrisi yang adekuat
5. Penatalaksanaan medis dengan medikasi, apabila ringan tidak perllu
antibiotic.Tetapi, apabila penyakit masuk stadium berat klien harus dirawat
inap. Maka hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan antibiotic
berdasarkan usia, keadaan umum, dan kemungkinan penyebab. Antibiotic
yang mungkin diberikan adalah penosolin prokain dan kloramfenikol atau
kombinasi ampisilin dan kloksasilinatau eritromisin dan kloramfenikol dan
sejenisnya.

H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Asuhan Keperawatan adalah segala bentuk tindakan atau kegiatan pada
praktek keperawatan yang diberikan kepada klien yang sesuai dengan standar
operasional prosedur (SOP) (Carpenito, 2009). Ada beberapa tahapan dalam
melakukan asuhan keperawatan, yaitu :
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif, dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi subjektif,
misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan informasi objektif,
misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik (Herdman,
2015) . Data yang perlu dikaji yaitu :
a. Identitas Pasien
Yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian.
b. Keluhan Utama
Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan mengeluh sesak
nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya penderita bronchopneumonia sebelumnya belum pernah
menderita kasus yang sama tetapi mereka mempunyai riwayat penyakit
yang dapat memicu terjadinya bronchopneumonia yaitu riwayat
merokok, terpaan polusi kima dalam jangka panjang misalnya debu/
asap.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita mengalami
batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama pada
saat bangun pagi selama minimum 3 bulan berturut turut tiap tahun
sedikitnya 2 tahun produksi sputum (hijau, putih/kuning) dan banyak
sekali. Penderita biasanya menggunakan otot bantu pernfasan, dada
terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi nafas
krekels, warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya penyakit bronchopneumonia dalam keluarga bukan
merupakan faktor keturunan tetapi kebiasaan atau pola hidup yang
tidak sehat seperti merokok.
d. Fisiologis
Pola nafas tidak efektif terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan
tanda minor. Adapun gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor,
yaitu :
1) Gejala dan tanda mayor
Subjek : Dispnea
Objek : penggunaan oto bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang,
pola napas abnormal
2) Gejala dan tanda minor
Subjek : Ortopnea
Objek : pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter
thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun,
tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun, ekskurasi dada
berubah. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
actual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah berbagai perawatan berdasarkan penilaian klinis
dan pengetahuan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk meningkatkan hasil
klien/pasien (Herdman, 2015).
Daftar Pustaka

Soemantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sisem Pernapasan. Jakarta: Salemba.
Intan C.A, 2014. Laporan Pendahuluanasuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan
Bronkopneumonia Praktik Klinik Keperawatan Anak di Ruang Melati RSUDKartini Jepara .
Semarang. https://wiac.info/doc-viewer

Anda mungkin juga menyukai