Anda di halaman 1dari 9

Strategi Pelaksanaan

Kesiapan Peningkatan Koping

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Arjuna Gagola

Alfany N. Torar

Anggun Supriadi Kadir

Christiana A. Bojoh

Chindy K. Tampilang

Clara M. Sahede

Chanly Adrian

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN

POFESI NERS

2020
STRATEGI PELAKSANAAN KESIAPAN MENINGKATKAN KOPING

SP 1

Orientasi (Perkenalan):

“Selamat pagi Ibu/Bapak”

“Saya Perawat Nila, Saya mahasiswa Poltekkes yang sedang praktik di puskesmas Bangli 1. saya
bertugas untuk merawat keluarga Ibu/Bapak yang mengalami gangguan jiwa selama 6 hari
kedepan.”

“Siapa nama Ibu/Bapak? Senang dipanggil siapa?”

“Bagaimana keadaan Ibu/Bapak sekarang? Apa semalam tidur nyenyak?”

“Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang keluarga Ibu/Bapak? Mau dimana kita
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, Bu/Pak? Bagaimana kalau
20 menit”

Kerja:

“Bagaimana perasaan dan keadaan Ibu/Bapak hari ini?Apakah ada yang dikeluhkan atau
ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang? Ibu/Bapak tidak usah khawatir dan cemas. Saya
dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan berusaha membantu masalah
Ibu/Bapak”
“Ibu/Bapak, bisa saya bertanya tentang identitas Ibu/Bapak, baik umur, alamat, jumlah saudara,
keluarga, hobi dan kegiatan yang sering dilakukan ?”
“Bagus sekali Ibu/Bapak sudah dapat menceritakannya dengan sangat detail. Ibu/Bapak dulu
bekerja dimana? Ibu/Bapak suka dengan pekerjaan itu?”
“Wah bagus sekali. Terima kasih Ibu/Bapak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan
menceritakan identitas keluarga Ibu/Bapak dengan sangat detail”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka perbincangan kita akan lebih baik, jadi
Ibu/Bapak tidak perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa diceritakan pada saya”
“Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol 20 menit, sekarang sudah pukul 15.20 wita, untuk
saat ini kita akhiri dulu ya Bu/Pak. Tadi Ibu/Bapak sudah bagus sekali mau mendengarkan saya
bertanya.“
“Setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan Ibu ?”

“Apakah Ibu masih ingat, kita membicarakan apa tadi Ibu?”

“Apakah Ibu bisa mengulangnya?”

“Nah Ibu/Bapak, sekarang sudah pukul 15.20 WITA, pembicaraan kita cukupkan saja dulu
sampai disini ya bu/pak. Sekarang Ibu/Bapak istirahat dulu. Kalau nanti ada yang mau
diceritakan atau ditanyakan kepada saya, Ibu/Bapak bisa sampaikan saat kita bertemu lagi.”

“Bagaimana kalau nanti kita bertemu lagi membicarakan tentang proses gangguan jiwa yang
diderita pasien?”

“Jam berapa kita nanti bertemu Ibu/Bapak? Bagaimana kalau jam 16.00 WITA nanti ?”

“ Ibu/Bapak mau ngobrol-ngobrolnya dimana? Bagaimana kalau disini? Kalau begitu,


Sayapamit dulu. Terima kasih Bapak. Sampai jumpa lagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN DEFISIT
PENGETAHUAN

SP 2

Orientasi

“Selamat pagi BaPak/Bu/Ibu/Ibu”

“Bagaimana perasaan BaPak/Bu/Ibu/Ibu hari ini ? "

“Apa BaPak/Bu/Ibu masih ingat dengan saya ?”

“BaPak/Bu/Ibu terlihat segar sekali. BaPak/Bu/Ibu sudah makan?"

“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita akan
membicarakan tentang proses gangguan jiwa yang diderita pasien”

“Kita ngobrol 20 menit hari ini, bagaimana Pak/Bu? Jadi, kita akan ngobrol dari jam .... sampai
jam ..... nanti ya?”

“Bagaimana kalau ngobrolnya disini Pak/Bu?”

Kerja

“Apa BaPak/Bu/Ibu tau apa itu gangguan jiwa ?”

“Gangguan jiwa atau gangguan mental adalah gangguan dalam cara berpikir, kemauan, emosi,
dan tindakan. Orang yang mengalami gangguan jiwa adalah orang yang memberikan respon
maladaptive/tidak normal yang bisa mengganggu fungsi social, kerja, dan fisik individu”

“Apa BaPak/Bu/Ibu tahu apa penyebab gangguan jiwa?”

“Penyebab gangguan jiwa itu bermacam-macam ada yang bersumber dari berhubungan dengan
orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan semena-mena,
cinta tidak terbatas, kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Selain itu ada juga gangguan jiwayang disebabkan faktor organik, kelainan saraf dan gangguan
pada otak”

“Apa BaPak/Bu/Ibu mengerti?”

“Jadi menurut BaPak/Bu/Ibu apa penyebab gangguan jiwa yang diderita anak BaPak/Bu/Ibu?”

“Bagus sekali Pak/Bu, BaPak/Bu/Ibu sudah mengetahui kemungkinan penyebab gangguan jiwa
anak BaPak/Bu/Ibu”

“Lalu apa tanda gejala yang ditimbulkan dari gangguan jiwa?”

“Nah tanda gejala dari gangguan jiwa adalah gambaran alam perasaan yang terlihat dari
wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi, menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau
bergaul atau kontak dengan orang lain, Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional
(tidak masuk akal) meskipun telah dibuktikan secara nyata bahwa keyakinannya itu tidak
rasional/tidak normal, namun penderita tetap meyakini kebenarannya, sering berpikir atau
melamun yang tidak biasa (delusi), halusinasi yaitu pengelaman panca indra tanpa ada
rangsangan misalnya penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal
tidak ada sumber dari suara atau bisikan itu, merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi
secara terus-menerus, kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun
pekerjaan tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun, paranoid (cemas atau takut) pada hal-hal
biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau dicemaskan, suka menggunakan obat
hanya demi kesenangan, memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri, memiliki
emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah, terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti
biasanya, pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa, kekacauan alam pikir yaitu yang dapat
dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan
pikirannya, gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat
dan gembira berlebihan, sukar diajak bicara, pendiam”

“Apa BaPak/Bu/Ibu sudah paham dengan tanda gejala yang BaPak/Bu/Ibu jelaskan?”

“Jadi menurut BaPak/Bu/Ibu, tanda gejala apa yang muncul dari anak BaPak/Bu/Ibu”

“Apa BaPak/Bu/Ibu sudah mengikuti aturan pengobatan yang sudah dijelaskan oleh dokter?”
“Jika tidak ditangani kondisi anak BaPak/Bu/Ibu bisa bertambah buruk, merusak fungsi kognitif
anak BaPak/Bu/Ibu atau anak BaPak/Bu/Ibu bisa bertambah bodoh, Gangguan jiwa bisa
memperburuk kualitas hidup anak BaPak/Bu/Ibu, hal yang mudah seperti bangun dari tempat
tidur, bekerja, dan bersosialisasi dapat berubah menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Masalah
mulai dari finansial, hubungan pribadi, sosial, hingga masalah kesehatan secara fisik pun bisa
muncul, tidak ada orang sehat yang ingin melakukan tindakan bunuh diri tetapi gangguan jiwa
bisa membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir rasional dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Karena itu, orang yang punya kecenderungan bunuh diri sudah tidak bisa melihat
jalan keluar lain selain mengakhiri hidup”
“Nah Pak/Bu, pemikiran yang keliru ini sangat bisa dicegah, Caranya adalah dengan
memeriksakan anak BaPak/Bu/Ibu ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas”

Terminasi
“Nah Pak/Bu, bagaimana perasaan BaPak/Bu/Ibu setelah ngobrol dengan saya?”

“Bisa BaPak/Bu/Ibu jelaskan lagi apa yang kita bicarakan tadi?”

“Bagus sekali Pak/Bu, BaPak/Bu/Ibu sudah bisa menjelaskan mengenai gangguan jiwa”

“BaPak/Bu/Ibu, sudah 20 menit kita ngobrol – ngobrolnya, sekarang BaPak/Bu/Ibu bisa


beristirahat, besok kita ngobrol lagi.

”Bagaimana kalau besok kita membicarakan tentang pentingnya pengobatan pada orang yang
mengalami gangguan jiwa”

“Bagaimana jika besok jam 2 siang, Apa BaPak/Bu/Ibu bisa?”

”Baik Pak/Bu, besok kita ngobrol – ngobrolnya 20 menit ya Pak/Bu?”

”Kita betemu disini saja ya ?”

“Kalau begitu sampai bertemu nanti ya, Pak/Bu.Terima kasih.

SP 3
Orientasi
“Selamat sore Bapak/Ibu”
“Masih ingat dengan saya?”
“Apakah Bapak/Ibu masih ingat tentang proses gangguan jiwa yang diderita pasien?”
“Pada pertemuan kita sebelumnya sudah melakukan kontrak waktu untuk bertemu hari ini pukul
17.00 WITA selama 20 menit. Hari ini kita akan membicarakan tentang pentingnya pengobatan
teratur pada orang dengan gangguan jiwa”
“Apakah Bapak/Ibu bersedia?”
“Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang Pak/Bu?”
“Baiklah Pak/Bu kita akan berbincang-bincang disini”

Fase Kerja
“Yang pertama kita akan membahas mengenai tujuan dari pemeriksaan rutin pada pasien dengan
gangguan jiwa”
“Jadi tujuan dari pemeriksaan rutin pada pasien dengan gangguan jiwa yaitu untuk mengetahui
terapi obat yang akan diberikan oleh pasien dan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
mengetahui perkembangan kesehatan pasien”
“Selanjutnya kita akan membahas mengenai manfaat perawatan teratur pada pasien dengan
gangguan jiwa Pak/Bu”
“Jadi kontrol ke RSJ itu tidak hanya sekedar mengambil obat saja Pak/Bu, tapi juga akan
dilakukan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien. Sewaktu kontrol pasien di ajak ke RSJ. Ini tidak
bermaksud mempersulit keluarga tapi demi kebaikan pasien agar perkembangan kesehatannya
dapat lebih terpantau”
“Sebelumnya apakah Bapak/Ibu mengetahui alur pemeriksaan pasien dengan gangguan jiwa di
pelayanan kesehatan primer terdekat seperti Puskesmas?”
“Jika belum saya akan menjelaskan alur pemeriksaan pasien dengan gangguan jiwa di pelayanan
kesehatan primer (Puskesmas) yaitu Bapak/Ibu datang bersama pasien ke Puskesmas kemudian
mendaftar terlebih dahulu setelah itu akan dilakukan pemeriksaan dan akan diberikan surat
rujukan ke RSJ Provinsi Bali. Setelah itu Bapak/Ibu datang RSJ Provinsi Bali akan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.”
“Perawatan apa saja yang telah dilakukan selama ini kepada pasien?”
“Wah bagus sekali Pak/Bu. Akan lebih bagus lagi jika dilakukan kontrol rutin atau pemeriksaan
rutin ke pelayanan kesehatan dan minum obat secara teratur.”

Terminasi
“Nah Bapak/Ibu sudah 20 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul 17.20 WITA, jadi kita
cukupkan dulu sampai disini. Saya sangat menghargai segala usaha Bapak/Ibu yang telah
dilakukan sampai dengan hari ini”
“Sekarang Bapak/Ibu bisa istirahat. Jika ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan Bapak/Ibu
bisa menyampaikannya saat pertemuan kita berikutnya.”
“Kapan Bapak/Ibu ada waktu untuk membicarakan mengenai pemanfaatan sistem pendukung
yang ada?”
“Baiklah kalau besok Bapak/Ibu jam berapa Bapak/Ibu bisa bertemu dan dimana?”
“Baiklah Pak, kalau begitu besok jam 16.30 – 16.50 kita akan bertemu di rumah Bapak/Ibu
membahas mengenai pemanfaatan sistem pendukung yang ada”

SP4
Orientasi
“Selamat sore Bapak/Ibu... masih ingat dengan saya? “
“Apa Bapak/Ibu masih ingat tentang pentingnya pengobatan teratur pada psien dengan gangguan
jiwa?”
“Pada pertemuan kita sebelumnya kita sudah kontrak untuk bertemu hari ini pukul 14.00, selama
20 menit untuk membicarakan tentang pemanfaatan pasien pada sistem pendukung yang ada,
yaitu keluarga terdekat.”
“Apakah Bapak/Ibu bersedia?”
“Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang pak/bu?”
“baiklah pak/bu, kita akan berbincang-bincang disini.”
Fase Kerja

“Yang pertama kita akan membahas mengenai cara perawatan orang dengan gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa harus mengkonsumsi obat terus-menerus untuk menekan perilaku
maladaftif atau tidak normal yang dilakukan oleh pasien. Jika obat diputus, atau pasien tidak
mengkonsumsi obat akibat yang ditimbulkan adalah kekumatan atau perilaku tidak normal yang
kemungkinan terus-menerus dilakukan oleh pasien. Apa bapak ada yang ingin ditanyakan sampai
disini?”

“Selanjutnya kita akan membicarakan mengenai pembuatan jadwal harian pasien selama di
rumah. Jadi jadwal ini dibuat untuk mengalihkan perhatian psien kea rah yang positif. Disamping
itu pula, tujuan dari pembuatan jadwal ini membiasakan pasien memiliki kegitan rujin sehingga
mampu menyibukkan pasien dengan hal-hal yang positif.”

“bagaimana menurut pendapat bapak/Ibu?”

“Iya, memang akan sulit membiasakan pasien mengikuti jadwal yang keluarga buat. Jadi, kita
bisa ikutkan pasien untuk membuat jadwal kegiatan yang bermanfaat dan disukai pasien juga.”

“Saya percaya Bapak/Ibu adalah orang yang bertanggung jawab dan perhatian, jadi saya percaya
Bapk/Ibu akan berusaha sekuat tenaga untuk merawat pasien. Untuk itu saya ucapkan
terimakasih atas usaha bapak/ ibu lakukan, saya sangat menghargainya.”

“Apa Bapak/Ibu ada yang ingin ditanyakan?”

“Support sangat mendukung kemajuan kondisi pasien pak/bu, jadi walaupun sedikit, pujian akan
sangat meningkatkan percaya diri pasien akan kemampuannya.”

Terminasi
“Nah Bapak/Ibu, sudah 15 menit kita mengobrol, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini. Saya
sangat menghargai segala usaha Bapak/Ibu yang telah dilakukan sampai dengan hari ini. Terima
kasih karena bapak/ibu sudak mau mengikuti dan melaksanakan semua yang saya sampaikan.
Hari ini adalah pertemuan terakhir kita. Tadi respon bapak/ibu sangat bagus. Saya harap
bapak/ibu bisa mempertahankan/meningkatkannya. Terima kasih.”

Anda mungkin juga menyukai