Anda di halaman 1dari 4

Laporan Pendahuluan Asam Urat

Masalah Kesehata Asam urat:


Penyakit Asam Urat atau dalam dunia medis disebut penyakit Gout Arthritis adalah
penyakit sendi yang yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme Purin yang ditandai
dengan tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah
melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan
organ tubuh lainnya. Penumpukan Asam Urat ini yang membuat sendi sakit, nyeri, dan
meradang. Apabila kadar Asam Urat dalam darah terus meningkat menyebabkan
penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, penumpukan Kristal Asam Urat berupa Tofi
pada sendi dan jaringan sekitarnya, persendian terasa sangat sakit jika berjalan dan
dapat mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai menimbulkan kecacatan
sendi dan mengganggu aktifitas penderitanya (Susanto, 2013).

Gangguan pemenuhan kebutuah dasar (dikaitkan dengan patofisiologi, insiden dan


prognosis penyakit):
Patofisologi :
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan sekresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat yang terbentuk dari hasil
metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus
proksimal ginjal. Saat Asam Urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh
lain, maka Asam Urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam
urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif di seluruh tubuh,
penumpukan ini disebut Tofi. Adanya Kristal akan memicu respon inflamasi akut dan
netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom ini tidak hanya merusak jaringan tetapi juga
menyebabkan inflamasi. Serangan Gout Arthritis Akut awalnya biasanya sangat sakit dan
cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini
timbul rasa nyeri berat yang menyebabkan tulang sendi terasa panas dan merah. Tulang
sendi Metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata
kaki, tumit, lutut dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejala yang dirasakan
disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang
(Sudoyo, dkk, 2009). Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian dieksresikan di
nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
Insiden:
Menurut WHO (2015) Di dunia prevalensi penyakit asam urat mengalami kenaikan jumlah
penderita hingga dua kali lipat antara tahun 1990- 2010. Peningkatan juga terjadi di negara
berkembang, salah satunya di Negara Indonesia (Kumar & Lenert, 2016). Prevelensi
penyakit asam urat di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Menurut Riskesdas
tahun 2018, prevalensi penyakit asam urat berdasarkan diagnose tenaga kesehatan
diindonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7% jika dilihat dari
karateristik umur, prevalensi tinggi pada umur ≥ 75 tahun (54,8%). Penderita wanita
juga lebih banyak (8,46%) dibandingkan dengan pria (6,13%) (Riskesdas, 2018).
Insiden gout menjadi sama antara laki –laki dan perempuan setelah usia 60 tahun, selain
itu banyak faktor resiko asam urat yang berhubungan kuat dengan kejadian asam urat
pada wanita dibandingkan pria.

Prognosis :

Konsumsi
Gangguan
makanan ↑ Prodksi asam urat ↑
metabolisme tubuh
purin

Perubahan status
Kurang informasi
keseatan
mengenai penyakit

Defisit
pengetahuan

Masalah Keperawatan:
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

Pemeriksaan Diagnostik
-
-Pemeriksaan Laboratorium
Asam Urat 7.3 mg/dL
Terapi :
Terapi kompres hangat menggunakan air jahe merah, obat-obatan seperti obat anti-inflamasi
dan allopurinol.

Kebutuhan Cairan dan Kalori

Seiring dengan bertambahnya usia, sistem hidrasi pada lansia juga menurun. Lansia
pun mungkin merasa tidak haus seperti dulu, bahkan ketika tubuhnya membutuhkan cairan,
sehingga rentan mengalami dehidrasi. Adapun dehidrasi bisa menyebabkan kelelahan, mudah
lupa, hingga meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti hipertensi asam urat, dan
dimensia. Oleh karena itu, sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan cairan dengan
mengonsumsi air putih sebanyak 6-8 gelas per hari. Namun, perlu diketahui, lansia juga tidak
boleh terlalu banyak mengonsumsi air.

Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus menurunkan berat badannya
dengan memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Dalam hal ini jumlah kalori disesuaikan
dengan kebutuhan dan dijagaagar berat badan tidak dibawah normal atau kurang gizi. Pada
penderita gout yang gemuk, konsumsi kalori perlu di kurangi 10-15% dari total konsumsi
kalori yang normal setiap harinya. Untuk mengatasi rasa lapar akibat konsumsi kalori,
penderita dapat mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan.
Daftar Pustaka
Tria Febriyanti, Dkk, (2020), Hubungan Kemampuan Pengaturan Diet Rendah Purin Dengan
Kadar Asam Urat, Jurnal Ners Lentera, Malang.
Regina R. Rondonuwu, Dkk, (2020), Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Asam Urat
Terhadappeningkatan Pengetahuan Pasien Di Balai Laboratoriumkesehatan Daerah Provinsi

Sulawesi Utara, E-Jurnal Sariputra, Sulawesi Utara.


Https://Garuda.Ristekbrin.Go.Id/Documents/Detail/538615

Anda mungkin juga menyukai