Anda di halaman 1dari 8

e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN


DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PADA
PENDERITA GOUT ARTRITIS DI PUSKESMAS
RANOTANA WERU
Anisha M.G Songgigilan
Inneke Rumengan
Rina Kundre

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : anishasulli@gmail.com
Abstrack: Gout Arthritis is one of degenerative diseases that attacks joint marked by the
increasing of uric acid level excessively inside the body, and when it is repeating chronically,
it may cause thopi. The lack of society's knowledge about gout arthritis may lead to the
emergence of this disease, where it also happens because of the eating pattern. Eating Pattern
consists of the frequency of food, types of food, the purpose, eat, the function of food, and the
way how was the food processed. The aim of this study is to know the relation between eating
pattern & knowledge extent of uric acid level of people with gout arthritis in public health
center of ranotana weru’s. Research method is using the cross sectional approach. The study
involved 93 gout arthritis sufferers as the respondents by using purposive sampling technique.
Data collected by using questionnaires. The result is using chi square in the level of
significance 95% which values that significant value 0,000 < 0,05 for eating pattern and 0,001
< 0,05 Conclusion, there is a relation between eating pattern and uric acid level, and there is
a relation between knowledge extent and uric acid level.
Keywords : Uric acid level, knowledge level, eating pattern

Abstrak : Gout artritis merupakan salah satu penyakit degenerative yang menyerang sistem
persendian dimana penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh
secara berlebihan dan gout artritis yang terjadi berulang atau bertahun akan menyebabkan
timbulnya tophi. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gout artritis bepengaruh terhadap
terjadinya gout artritis, dimana salah satu faktor penyebab terjadinya gout artritis yaitu pola
makan. Pola makan terdiri dari frekuensi makanan, jenis makanan, tujuan, makan, fungsi
makanan, dan cara pengolahan makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan
pola makan dan tingkat pengetahuan dengan kadar asam urat dalam darah pada penderita gout
artritis di puskesmas ranotana weru. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross
sectional. Responden terdiri dari 93 penderita gout artritis dengan teknik pengambilan sampel
dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil Uji
penelitian dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat kemaknaan 95%, didapat bahwa
nilai signifikan 0,000 < 0,05 untuk pola makan dan 0,001 < 0,05. Kesimpulan terdapat
hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat dalam darah dan terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan kadar asam urat dalam.
Kata kunci : Kadar asam urat, tingkat pengetahuan, pola makan

PENDAHULUAN pola hidup mereka. Perubahan pola hidup


Meningkatnya taraf hidup dapat mempengaruhi status kesehatan
masyarakat terutama di negara maju dan individu dan membawa perubahan pola
kota-kota besar dapat membawa perubahan penyakit, terutama penyakit yang

1
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

berhubungan dengan gaya hidup. Kondisi asam urat (gout artritis) dapat disebabkan
tersebut mengubah pola penyakit yang pada oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
awalnya hanya didominasi oleh penyakit pola makan yang tidak terkontrol dan sering
infeksi, namun sekarang bergeser pada mengkonsumsi makanan yang mengandung
penyakit degeneratif dan metabolik yang purin tinggi, yang mengakibatkan kadar
meningkat. (Tumenggung, 2015). Salah asam urat dalam darah meningkat
satu penyakit degenerative yang sering (Anies,2018). Berbagai upaya dilakukan
terjadi yaitu penyakit gout artritis dimana untuk mencegah penyakit gout artritis,
terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh pencegahan dapat di lakukan dengan
secara berlebihan hiperurisemia (Anies, menjauhi makanan dan minuman yang
2018). Penyakit asam urat akan menacapai dapat memicu penyakit asam urat,
puncak pada usia 40 tahun ke atas. Pada menurunkan berat badan, dan cukup minum
wanita, resiko gout artritis akan meningkat air putih. Pencegahan terhadap suatu
setelah menopause. Purba dkk, 2015 penyakit akan lebih diperhatikan oleh
menjelaskan bahwa pada wanita terdapat seseorang yang mempunyai pengetahuan
hormone estrogen yang membantu dan pengetahuan dapat diperoleh dari
memperlancar proses pembuangan asam berbagai sumber informasi diantaranya
urat dalam ginjal. melalui penyuluhan atau pendidikan
Jaliana dkk (2018) menyatakan di kesehatan (Ulfiyah, 2013). Pengetahuan
dunia penderita gout artritis mengalami merupakan hasil dari tahu atau memperoleh
kenaikan jumlah penderita hingga dua kali informasi dan membentuk suatu tindakan
lipat antara tahun 1990- 2010. Pada orang (Notoatmodjo, 2012). Penelitian
dewasa di Amerika Serikat penyakit gout sebelumnya oleh Hambatara dkk, 2018
mengalami peningkatan dan mempengaruhi melaporkan bahwa mengkonsumsi
8.3 juta (4%) orang Amerika. Sedangkan makanan yang tinggi purin dapat
prevalensi hiperurisemia juga meningkat menyebabkan peningkatan kadar asam urat
dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) dalam darah.
orang dewasa di Amerika Serikat. Penelitian sebelumnya oleh Oga,
Penelitian di Taiwan tahun 2013 prevalensi dkk (2017) melaporkan bahwa ada
penyakit gout artritis sebesar 41,4 % dan hubungan antara tingkat pengetahuan dan
meningkat sebesar 0,5 % setiap tahun. pola makan dengan kejadian gout artritis.
Penyakit gout artritis diperkirakan terjadi Berdasarkan studi pendahuluan yang
pada 840 orang dari setiap 100.000 orang. dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2018 di
Prevalensi penyakit gout artritis di Puskesmas Ranotana Weru, dengan hasil
Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 wawancara yang dilakukan pada 10 orang
tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun diketahui, sebanyak 8 dari 10 orang
sebesar 68 %). Berdasarkan hasil memiliki pola makan yang tidak teratur
Kemenkes (2013) menunjukkan bahwa dengan frekuensi makanan yang banyak
penyakit sendi di Indonesia yang diagnosis dan sering mengkonsumsi makanan seperti
tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11.9% tempe dan tahu, kangkung, daging, ikan
dan berdasarkan diagnosis dan gejala sarden dan alkohol. Sedangkan 2 yang
sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkan lainnya diketahui memiliki pola makan
daerah di Nusa Tenggara Timur 33,1%, yang teratur. Hasil wawancara juga
diikuti Jawa barat 32,1% dan Bali 30%. didapatkan 10 orang tersebut pernah
Prevalensi penyakit sendi berdasarkan mengalami nyeri pada sendi jari kaki dan
provinsi, prevalensi untuk Sulawesi Utara tangan, lutut pergelangan kaki. Dimana
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan gejala tersebut merujuk pada tanda dan
sebesar 10,3% dan berdasarkan diagnosis gejala gout artritis.
tenaga kesehatan ditambah gejala klinik Berdasarkan hasil wawancara yang
sebesar 19,1%. Sesorang yang mengalami juga dilakukan pada 10 orang, diketahui 6

2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

dari 10 orang memiliki pengetahuan yang dan jumlah makanan) terdiri dari 7
kurang tentang penyakit gout artritis. pertanyaan dan 1 topic (frekuensi makan)
Sedangkan 4 orang lainnya diketahui terdiri dari 8 pertanyaan, total ada 3 topik
memiliki pengetahuan yang cukup tentang dan dikategorikan 0=tidak baik 1=baik.
gout artritis. Hasil wawancara juga Pengukuran tingkat pengetahuan
didapatkan bahwa sebagian masyarakat menggunakan kuesioner yang telah
yang menderita gout artritis masih digunakan sebelumnya oleh Ulfiyah (2013)
berperilaku kurang dalam pencegahan yang telah diuji validitasnya. Terdiri dari 20
diantaranya mereka masih mengkonsumsi pernyataan mengenai gout artritis. 15
makanan tinggi purin dalam jumlah banyak. pernyataan positif dan 5 penataan negative
Berdasarkan fenomena diatas, maka dan di kategorikan 0=kurang, 1=cukup,
peneliti ingin melakukan penelitian dengan 2=baik. Variable kadar asam urat dalam
tentang hubungan pola makan dengan darah menggunakan Uric Acid Meter
tingkat kejadian gout artritis di Puskesmas dengan kriteria skor 0=tidak untuk tidak
Ranotana Weru. Dilihat dari fenomena normal laki-laki >7 mg/dL untuk
yang terjadi saat ini, pola makan dan tingkat perempuan >6 mg/dL, 1= normal untuk
pengetahuan sangat berdampak pada kadar laki-laki 3,4-7 mg/dL untuk perempuan 2,4-
asam urat. Sehingga, berdasarkan hal diatas 6 mg/dL.
saya tertarik untuk melakukan penelitian Pengolahan data yang diperoleh dari
mengenai “Hubungan Pola Makan Dan hasil penelitian ini diolah secara manual
Tingkat Pengetahuan Dengan Kadar Asam dengan mengelompokkan hasil wawancara
Urat Pada Penderita Gout Artritis Di dan observasi kemudian dilakukan
Puskesmas Ranotana Weru”. penghitungan skor dan dianalisis
menggunakan uji statistik melalui sistem
METODE PENELITIAN komuterisasi dengan beberapa tahap yaitu
Penelitian ini termasuk dalam jenis editing, coding, entering, cleaning
penelitian kuantitatif dengan menganalisis (Notoatmodjo, 2012). Analisa bivariat
gambaran hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
yaitu variabel independen (Pola makan dan hubungan pola makan dan tingkat
tingkat pengetahuan) dan variabel pengetahuan dengan kadar asam urat pada
dependen (Kadar asam urat dalam darah). penderita gout artritis di Puskesmas
Penelitian ini menggunakan desain Ranotana Weru. Peneliti menggunakan uji
penelitian cross sectional. Penelitian ini statistic Pearson Chi Square dengan tingkat
dilaksanakan di Puskesmas Ranotana Weru kemaknaan 95% (α = 0,05).
pada tanggal 21 Januari 2019. Populasi
penelitian ini adalah seluruh penderita gout HASIL dan PEMBAHASAN
artritis 106. Pengambilan sampel 1. Karakteristik Responden
menggunakan teknik purposive sampling Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
dengan rumus slovin maka didapatkan Usia
jumlah sampel minimal 84, untuk Usia n %
mengantisipasi hilangnya unit sampel maka Dewasa Akhir 5 5,4
digunakan rumus dropout sehingga sampel (36-45 tahun)
yang didapatkan berjumlah 93 penderita
gout artritis. Instrumen penelitian yang Lansia Awal 40 43,0
digunakan untuk mengukur variabel pola (46-55 tahun)
makan menggunakan kuesioner yang Lansia Akhir 48 51,6
digunakan sebelumnya oleh Tumenggung (56-65 tahun)
(2012) yang telah diuji validitasnya.
Total 93 100
Kuesioner ini terdiri dari 22 pertanyaan.
Pertanyaan dibagi per topic, 2 topik (jenis Sumber : Data Primer 2019

3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Hasil penelitian didapatkan bahwa memilki tingkat pendidikan SD - SMP


dari 93 responden sebagian besar berasal sebanyak 51 orang (54,8%). Data yang
dari kelompok usia 55-65 tahun yaitu diperoleh di Puskesmas Ranotana Weru
sebanyak 48 (51,6%). Dari data yang dimana sebagian responden hanya
diperoleh di buku register Puskesmas menyelesaikan pendidikan sampai tingkat
Ranotana Weru bahwa sebagian besar SMP, dikarenakan berbagai factor seperti
pasien yang datang berkunjung adalah pernikahan usia dini, masalah keuangan,
pasien dengan usia lanjut. Hal ini sesuai dan masalah keluarga. Kadir (2012)
dengan teori Maryam dkk (2008) yang menjelaskan bahwa pendidikan dapat
menjelaskan bahwa perubahan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
metabolisme pada usia lanjut seperti sistem pendidikan seseorang makin mudah orang
perkemihan dan endokrin, dimana tersebut untuk menerima informasi, baik
menurunnya laju filtrasi glomerulus, dari orang lain maupun dari media massa.)
ekskresi dan reabsorbsi oleh ginjal, dan sehingga pendidikan berpengaruh terhadap
terjadi penurunan produksi hormone seperti tingkat pengetahuan seseorang (Perry dan
progesterone, estrogen dan testosterone. Potter, 2005).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan


Jenis Kelamin Konsumsi Air Minum
Jenis Kelamin n % Konsumsi Air n %
Minum
Laki-laki 37 39,8 ≥ 8 Gelas 27 29,0
Perempuan 56 60,2 < 8 Gelas 66 71,0
Total 93 100
Total 93 100
Sumber : Data Primer 2019
Sumber : Data Primer 2019
Hasil penelitian didapatkan bahwa
Hasil penelitian didapatkan bahwa
dari 93 responden sebagian responden
dari 93 responden sebagian besar berjenis
mengkonsumsi air minum < 8 gelas
kelamin perempuan sebanyak 56 orang
terbanyak sebanyak 66 orang (71,0%).
(60,2%). Dari data yang diperoleh di buku
Konsumsi air minum yang banyak (> 8
register Puskesmas Ranotana Weru bahwa
gelas per hari) dapat membantu
sebagian besar pasien yang datang
pengeluaran asam urat sehingga dapat
berkunjung adalah perempuan. Anies
menurunkan kadar asam urat dalam darah
(2018) menjelaskan bahwa perempuan
(Nurhamidah & Nofiani, 2015). Asam urat
menopause lebih beresiko terkena gout
diekresikan di ginjal dan dikeluarkan lewat
artritis karena terjadi penurunan hormone
urin, melalui 3 tahapan yaitu; filtrasi,
estrogen.
reasorbsi, dan augmentasi selanjutnya
selanjutnya urin yang dihasilkan akan
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
dikeluarkan dari tubuh (Furqonita, 2006).
Pendidikan
Pendidikan n % 2. Analisa Univariat
SD - SMP 51 54,8 Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
SMA - Perguruan 42 45,3 Pola Makan
Tinggi Pola Makan n %
Total 93 100 Tidak Baik 71 76,3
Sumber : Data Primer 2019 Baik 22 23,7
Hasil penelitian didapatkan bahwa Total 93 100
dari 93 responden sebagian besar responden Sumber : Data Primer 2019

4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

penginderaan terhadap suatu objek tertentu,


Hasil penelitian dapat diketahui dimana proses tersebut dipengaruhi oleh
bahwa dari 93 responden sebagian besar intensitas perhatian dan persepsi terhadap,
memiliki pola makan tidak baik dengan sehingga pengetahuan menjadi domain
jumlah 71 orang (76,3%), yang yang penting untuk terbentuknya tindakan
digambarkan dari hasil penelitian dimana seseorang (Notoatmodjo, 2012).
kebanyakan responden mengkonsumsi
makanan seperti daging, tahu tempe dan Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan
kangkung dalam sehari bisa >70gr daging, Kadar Asam Urat Dalam Darah
>150gr tahu tempe, dan sebagainya dan Kadar Asam n %
dalam seminggu >3 kali mengkonsumsi Urat Darah
makanan tersebut. Hasil penelitian ini Tidak Normal 69 74,2
sejalan dengan Tumenggung (2015) dimana
42 responden 24 orang (57,1%) diantaranya Normal 24 25,8
memiliki pola makan tidak baik. Hal ini
Total 93 100
menunjukkan bahwa pola makan dengan
Sumber : Data Primer 2019
asupan purin tinggi dapat meningkatkan
resiko terjadinya penyakit gout artritis Hasil penelitian didapatkan bahwa
(Ilyas dkk, 2014). dari 93 sebagian besar memilki kadar asam
urat tidak normal berjumlah 69 (74,2%),
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan yang dilihat dari hasil pengukuran yang
Tingkat Pendidikan dilakukan peneliti dengan menggunakan
Pengetahuan n % alat Uric Acid Hasil penelitian ini sejalan
Kurang 39 41,9 dengan Hasil ini sejalan dengan Purba dkk
(2015) dimana 39 responden 28 diantaranya
Cukup 23 24,7 memiliki kadar asam urat tinggi. Salah satu
tanda dan gejala penyakit gout artritis yaitu
Baik 31 33,3 terjadi peningkatan kadar asam urat dalam
Total 93 100 darah (hiperurisemia) (Tumenggung,
Sumber : Data Primer 2019 2015). Dimana batasan normal kadar asam
urat pada wanita 2,4-6 mg/dL sedangkan
Hasil penelitian didapatkan bahwa untuk pria 3,4-7 mg/dL dan dikatakan tidak
dari 93 sebagian besar memilki tingkat normal jika kadar asam urat pada wanita >6
pengetahuan kurang dengan jumlah 39 mg/dL sedangkan untuk pria >7 mg/dL
orang (41,9), yang digambarkan dari hasil (Herliana, 2013).
penelitian dimana kebanyakan responden
berpendapat bahwa penyakit gout artritis 3. Analisa Bivariat
adalah penyakit akibat pengapuran sendi Tabel 10. Hubungan Pola Makan Dengan
dan berpendapat bahwa penyakit gout Kadar Asam Urat Dalam Darah
artritis dapat disembuhkan, tidak Kadar Asam Urat
mengetahui bahwa minum banyak air putih Pola Tidak Jumlah P
dapat mengurangi kadar asam urat dan Normal
Makan Normal v
mencegah penyakit gout artritis, dan tidak n % n % n %
mengetahui bahwa komplikasi dari gout
artritis adalah batu ginjal. Hasil penelitian Tidak 67 97,1 4 16,7 71 76,3 0,000
ini sejalan dengan Oga dkk (2017) dimana Baik
49 responden 35 orang (71%) diantaranya
Baik 2 2,9 20 83,3 22 23,7
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.
Sumber : Data Primer 2019
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan

5
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Analisa hubungan antara pola jumlah makanan yang dikonsumsi dan


makan dengan kadar asam urat dalam darah seberapa banyak frekuensi dari makanan
di Puskesmas Ranotana Weru dengan hasil yang akan dimakan. Menurut Wijayanti dan
uji Pearson Chi square dengan taraf Untari (2017) mengatakan hal-hal tersebut
signifikasi α = 5% diperoleh ρ value = 0,000 merupakan yang paling utama dalam
> 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat menentukan pola makan dari seseorang.
hubungan yang signifikan antara pola Pola makan yang baik dapat mengurangi
makan dengan kadar asam urat dalam darah factor resiko penyakit gout artritis (Anies,
di Puskesmas Ranotana Weru. Penelitian 2018), salah satu pencegahan yang dapat
ini sesuai dengan Tumenggung (2015) dilakukan yaitu dengan mengatur pola
menjelasakan bahwa terdapat hubungan makan, dimana pola makan seseorang dapat
antara pola makan dengan kejadian gout diimbangi dengan makanan yang
artritis. mengandung gizi seimbang seperti
Menurut Adriani (2016) pola makan makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah
merupakan suatu cara dalam pengaturan (Hanifah, 2011).
jumlah dan jenis makanan dengan maksud
tertentu, dengan mengatur pola makan Tabel 11. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
seseorang dapat seseorang dapat membantu Dengan Tingkat Pengetahuan
mempertahankan kesehatan, status nutrisi Kadar Asam Urat
Jumlah
dan mencegah atau membantu dalam proses Tingkat Tidak
Normal Pv
Pengetahuan Normal
kesembuhan penyakit. Pola makan n % n % n %
seseorang dapat dilihat melalui jumlah,
Kurang 37 53,6 2 8,3 39 41,9
frekuensi, jenis, fungsi, dan cara
pengolahan makan tersebut (Wijayanti dan Cukup 13 18,8 10 41,7 23 24,7 0,001
Untari, 2017). Pola makan yang tidak baik Baik 19 27,5 12 50,0 31 33,0
atau tidak teratur seperti mengkonsumsi Sumber : Data Primer 2019
makanan cepat saji, minuman beralkohol
terlebih lagi terlalu sering mengkonsumsi Hasil crosstab mengenai hubungan
makanan yang mengandung purin tinggi antara tingkat pengetahuan dengan kadar
secara berlebihan dapat mempengaruhi asam urat dalam darah di Puskesmas
kadar asam urat dalam darah. Hal ini Ranotana Weru dengan hasil uji Pearson
diperkuat dalam buku yang ditulis oleh Chi square dengan taraf signifikasi α = 5%
(Anies, 2018) dimana pola makan yang diperoleh ρ value = 0,001 < 0,05. Hal ini
tidak baik dapat mempengaruhi kadar asam menunjukkan terdapat hubungan yang
urat dalam darah. Sependapat, Wijayanti signifikan antara tingkat pengetahuan
dan Untari (2017) mengatakan bahwa pola dengan kadar asam urat dalam darah di
makan menjadi salah satu penyebab Puskesmas Ranotana Weru. Pengetahuan
penyakit gout artritis. Dalam penelitian merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
yang dilakukan oleh Hambatara dkk (2018) setelah orang melakukan penginderaan
mengatakan bahwa ada hubungan antara terhadap suatu objek tertentu, dimana
konsumsi asupan makanan yang proses tersebut dipengaruhi oleh intensitas
mengandung purin dengan kejadian asam perhatian dan persepsi terhadap, sehingga
urat. pengetahuan menjadi domain yang penting
Berdasarkan hasil penelitian pola untuk terbentuknya tindakan seseorang
makan responden dapat dibuktikan dengan (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan sendiri
3 point pertanyaan dalam kuesioner yaitu dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
jenis, jumlah, dan frekuensi makanan. pendidikan, informasi/ media massa, social,
Dimana ketiga subitem tersebut dapat budaya, dan ekonomi, lingkungan,
mengukur pola makan dari seseorang, pengalaman, dan usia (Budiman dan
dilihat dari jenis makanan yang dimakan, Riyanto, 2013).

6
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Pengetahuan yang kurang dapat sendiri juga bisa di peroleh melalui


mempengaruhi seseorang untuk memahami berbagai pengalaman dari orang tersebut.
proses dari penyakit gout artritis, sehingga Sehingga pengetahuan juga dapat
responden tidak terlalu memahami proses mempengaruhi dalam pengambilan suatu
dari penyakit gout artritis. Salah satunya tindakan (Notoatmodjo,2012).
responden tidak terlalu memahami cara
pencegahan pencegahan penyakit gout SIMPULAN
artritis, karena kurangnya informasi Pola makan merupakan salah satu
tentang gout artritis. Dibuktikan dengan factor yang mempengaruhi kadar asam urat
hasil penelitian yang telah dilakukan dalam darah dan tingkat pengetahuan
dimana penderita gout artritis paling banyak merupakan hal yang berpengaruh dalam
memilki pola makan yang tidak baik pengambilan suatu tindakan Hal tersebut
(57,1%) dan jumlah konsumsi air minum < dibuktikan dengan hasil penelitian
8 gelas terbanyak berjumlah (71,0%), mayoritas penderita gout artritis memiliki
ditambah dengan kejadian gout artritis yang pola makan tidak baik, tingkat pengetahuan
dilihat dari kadar asam urat tidak normal yang kurang dan memiliki kadar asam urat
paling banyak (74,2%). Hal-hal diatas tidak normal.
termasuk dalam pencegahan penyakit gout
artritis. Sehingga dapat dilihat bahwa DAFTAR PUSTAKA
responden kurang memahami cara Adriani, M., Wirjatmadi, B. (2016).
pencegahan dari penyakit gout artritis. Pengantar Gizi Masyarakat.
Sebaliknya seseorang yang memilki Jakarta: Prenada Media
pengetahuan yang baik pasti akan
memahami cara pencegahan dari penyakit Anies. (2018). PENYAKIT
gout artritis. DEGENERATIF: Mencegah &
Berdasarkan hasil penelitian ini juga Mengatasi Penyakit Degeneratif
didapatkan bahwa responden dengan dengan Perilaku & Gaya Hidup
pengetahuan cukup dan baik, memilki Modern yang Sehat. Yogyakarta:
responden dengan kadar asam urat tidak Ar-Ruzz Media.
normal lebih banyak. Hal ini menunjukkan
bahwa responden yang memiliki Budiman & Riyanto A (2013). Kapita
pengetahuan yang luas tentang penyakit Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan
gout artritis belum tentu dapat Sikap Dalam Penelitian Kesehatan.
mengaplikasikan pengetahuan tersebut ke Jakarta : Salemba Medika
dalam suatu tindakan, sehingga hal tersebut
berpengaruh dalam perilaku responden Furqonita, D. (2006). Seri IPA BIOLOGI.
dalam melakukan berbagai upaya Yudhistira Ghalia Indonesia
pencegahan penyakit. Penelitian ini sejalan
dengan Ulfiyah (2013) menjelasakan Hambatara, S. A., Sutriningsih, A., &
bahwa responden yang memilki Warsono, W. (2018). Hubungan
pengetahuan baik tetapi peilaku Antara Konsumsi Asupan Makanan
pencegahan yang buruk dapat dipengaruhi Yang Mengandung Purin Dengan
oleh kondisi yang ada pada diri sendiri. Kadar Asam Urat Pada Lansia Di
Penelitian ini sejalan dengan Notoatmodjo Desa Tulungrejo Kecamatan
(2012) menjelaskan bahwa tingkatan Ngantang . Nursing News: Jurnal
pengetahuan seseorang terdiri dari tahu, Ilmiah Mahasiswa
memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan Keperawatan, 3(1).
evaluasi Pengetahuan seseorang dapat
diperoleh melalui pendidikan formal dan Hanifah. E. (2011). Cara Hidup Sehat.
pendidikan non formal. Pengetahuan Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero)

7
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Perry dan Potter. Buku Ajar Fundamental


Ilyas, N. O., Suprihartono, F. A., & Dewi, Keperawatan. Jakarta: EGC. 2005
M. (2014). Beberapa Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Purba, R. B., Rumagit, F., & Loleh, N. P.
Hiperurisemia pada Pasien Rawat (2015). Pola Makan Dan Kadar
Jalan di RS Dustira Cimahi. GIZI Asam Urat pada Wanita Menopause
INDONESIA, 37(2), 91-100. Yang Menderita Gout Arthritis
Dipuskesmas Tikala Baru
Jaliana, J., & Suhadi, S. (2018). Faktor- Manado. Jurnal GIZIDO, 7(1).
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Asam Urat Pada Usia 20- Talarima, B., Amiruddin, R., & Arsin, A. A.
44 Tahun Di Rsud Bahteramas (2012). Faktor risiko “gouty
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun arthritis” di kota masohi
2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa kabupaten Maluku tengah tahun
Kesehatan Masyarakat, 3(2). 2010. Makara Kesehatan, 16(2),
89-94.
Kadir, A (2015). Dasar-Dasar Pendidikan
Edisi Pertama. Jakarta: Tumenggung, I. (2015). Hubungan Pola
PRENADAMEDIA GROUP Makan Dengan Kejadian Gout
Artritis DiRsud Toto Kabila
Kemenkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Kabupaten Bone Bolango. Journal
Jakarta: Badan Penelitian dan Health And Nutritions, 1 (2), 1-12.
Pengembangan Kesehatan
Ulfiyah, H. (2013). Hubungan antara
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Tingkat Pengetahuan dengan
Usia lanjut dan Perawatannya. Perilaku Wanita Menopause dalam
Jakarta : Salemba Medika Upaya Pencegahan Penyakit Gout
di Kelurahan Pisangan.
Notoatmodjo (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Wijayanti, T., & Untari, I. (2017).
Rineka Cipta. Hubungan Antara Pola Makan
Dengan Penyakit Gout. URECOL
Nurhamidah, N., & Nofiani, S. (2015).
Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Asam Urat pada
Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
Stroke Nasional Bukittinggi Tahun
2015. JURNAL KESEHATAN
PERINTIS (Perintis's Health
Journal), 2(4).

Oga, C., Hadi, M., & Makausi, E (2017).


Hubungan Pengetahuan Dan Pola
Makan Dengan Kejadian Gout
Artritis Pada Lansia Di Puskesmas
Tinoor Kecamatan Tomohon Utara
Kota Tomohon. Jurnal Online
UNSRIT.

Anda mungkin juga menyukai