Anda di halaman 1dari 3

GAMBARAN ASUPAN MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA

PENDERITA ASAM URAT PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS


BANYU URIP SURABAYA

Oleh:

Salsabila Febrianti

P27835121046

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

PROGRAM STUDI D-III GIZI

TAHUN 2023
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi yang terjadi
karena adanya penumpukan kristal asam urat. Kondisi ini dapat terjadi pada sendi
mana pun, seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan paling sering di jempol
kaki. Penyakit asam urat dapat menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan,
pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Umumnya, penyakit asam
urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di atas 30
tahun.
Pada wanita, penyakit asam urat ini dapat muncul setelah terkena menopause.
Rasa sakit yang dialami pengidap asam urat dapat berlangsung selama rentang waktu
3-10 hari, dengan perkembangan gejala yang begitu cepat dalam beberapa jam
pertama. Sering kali orang salah kaprah dan menyamakan penyakit asam urat
dengan rematik. Padahal, rematik adalah istilah yang menggambarkan rasa sakit pada
persendian atau otot yang mengalami peradangan (Kemenkes, 2022).
Penyakit asam urat atau gout adalah penyakit sendi yang terjadi akibat kadar asam
urat yang terlalu tinggi dalam darah. Atau bisa juga disebut dengan hiperurisemia.
Tingginya kadar asam urat dalam darah ini menyebabkan akumulasi kristal urat pada
persendian. Memang tidak semua penderita hiperurisemia mengalami gejala asam
urat. Hanya sepertiga (20-30%) penderita hiperurisemia yang menunjukkan gejala
asam urat/gout. Hiperurisemia tanpa gejala juga ditandai dengan kadar asam urat
serum >6,8 mg/dl.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penderitahiperuresemia
meningkat setiap tahunnya di dunia. Angka kejadian Gout sekitar 1-4% dari populasi
umum, di negara barat laki-laki lebih tinggi menderita Gout dibandingkan dengan
perempuan sebesar 3-6%. Di beberapa negara, prevalensi dapat meningkat 10%pada
laki-laki dan 6% pada perempuan pada rentang usia ≥80 tahun. Insiden tahunan gout
2,68 per 1000 orang. Di seluruh dunia penyakit asam urat mengalami peningkatan
secara bertahap yang diakibatkan karena kebiasaan makan yang buruk seperti diet
makan yang salah, kurang olahraga, obesitas dan juga sindrom metabolik (Arlinda,
2021). Berdasarkan Data di Amerika Serikat didapatkan 5,7 juta orang mengalami
asam urat. Angka kejadian asam urat diperkirakan tahun 2030 lebih dari 8 juta orang
(Susanto, 2021).
Berdasarkan data WHO dalam Non- Communicable Dissease Country Profiledi
Indonesia prevalensi penyakit asam urat pada usia 55-64 tahun berkisar pada 45%,
dan pada usia 65-74 tahun berkisar pada 51,9%, serta usia >75 tahun berkisar pada
54,8% (Syarifuddin, Taiyeb, & Caronge. 2019). Prevalensi gout arthritis di Indonesia
pada tahun 2018 berkisar sebesar 11,9%, dengan Aceh sebanyak 18,3%, serta Jawa
Barat sebanyak 17,5%, dan Papua sebanyak 15,4%. Berdasarkan gejala gout arthritis
di Nusa Tenggara timur sebanyak 33,1%, begitu pula Jawa
Barat sebanyak 32,1%, dan Bali juga sebanyak 30%.
(Dungga, 2022).

B. Rumusan Masalah
Berkaitan prevalensi penyakit sendi di Indonesia yang masih tinggi berdasarkan
prevalensi penyakit asam urat pada usia 55-64 tahun berkisar pada 45%, dan pada
usia 65-74 tahun berkisar pada 51,9%, serta usia >75 tahun berkisar pada 54,8%.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Gambaran Asupan
Makanan dan Status Gizi Pada Penderita Asam Urat Pasien Rawat Jalan Puskesmas
Banyu Urip Surabaya”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran asupan makanan dan status gizi pada penderita asam
urat pasien rawat jalan puskesmas banyu urip surabaya.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik pasien (Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Pendidikan,
Lama Menderita Gout).
b. Diketahui bagaimana asupan makanan pasien asam urat dari frekuensi, jenis
dan jumlah jenis bahan makanan yang digunakan atau dikonsumsi pasien tersebut.
c. Diketahui bagaimana status gizi pasien asam urat yang menjadi sampel di
Puskesmas Banyu Urip Surabaya.
d. Diketahui gambaran kadar asam urat pada sampel di Puskesmas Banyu Urip
Surabaya.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat di bangku
perkuliahan, khususnya dibidang gizi.
2. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat agar mengetahui bagaimana asupan makanan yang benar, serta faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asam urat.
3. Bagi Institusi
Sebagai sumber referensi yang dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa
Prodi D-III Gizi di bidang Gizi maupun mahasiswa prodi kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai