Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEPATUHAN DIET ASAM URAT DI


PUSKESMAS GAMPING I

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
SEPTIANA RISTI AMALIA
201310201054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN DIET ASAM URAT DI
PUSKESMAS GAMPING I1

Septiana Risti Amalia2, Edy Suprayitno3


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: liaristy5@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang Penelitian: Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan rasa linu-linu
dan nyeri di persendian bagi penderitanya. 3 (60%) dari 5 orang penderita mengatakan
dukungan keluarga baik, namun angka penderita asam urat masih tinggi.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet asam urat di Puskesmas Gamping I.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, menggunakan
metode deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Teknik
pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Responden dalam penelitian
ini berjumlah 60 penderita asam urat dengan usia 25 – 65 tahun. Uji validitas menggunakan
Pearson Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach. Analisis data
menggunakan kendal tau.
Hasil Penelitian: Analisis data menggunakan kendal tau. Hasil penelitian menunjukan nilai
koefisien korelasi kendal tau sebesar 0,355. Nilai (p=0,004) terdapat hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet asam urat di Puskesmas Gamping I.
Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
asam urat di Puskesmas Gamping I, dengan keeratan hubungan rendah.
Saran: Penderita asam urat dapat bekerjasama dengan keluarga dan tenaga kesehatan dalam
menjalankan diet asam urat untuk meminimalisir komplikasi dari asam urat disamping itu
penderita tetap menjalankan diet dengan mengkonsumsi makanan rendah purin dan
meningkatkan konsumsi cairan.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet, Asam Urat
Kepustakaan : 29 Judul Buku, 12 Jurnal, 1 internet
Jumlah Halaman : xi, 67 Halaman, 11 Tabel, 2 Gambar, 15 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND
URIC ACID DIET COMPLIANCEIN PRIMARY HEALTH
CENTER OF GAMPING I1

Septiana Risti Amalia2, Edy Suprayitno3


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: liaristy5@gmail.com

ABSTRACT
Background:The increase of uric acid level can cause pain in the patients’ joints. 3 (60%) of
5 patients said that they had good family support, but the number of uric acid’s patients are
still high.
Aim: The study is to investigate the correlation between family support and uric acid diet
compliance in primary health center of Gamping I.
Method: The study was non-experimental study that used descriptive correlation method
with cross sectional time approach. The samples were selected by simple random sampling
technique. The respondents were 60 patients of uric acid (25-65 years old). The validity test
used Pearson product moment, and the reliability test used alpha cronbach. The data were
collected by questionnaires. The data analysis used Kendal tau.
Result: The result showed that there was correlation between family support and uric acid
diet compliance in primary health center of Gamping I with p of 0,004 and r=0.355.
Conclusion:There is correlation between family support and uric acid diet compliance in
primary health center of Gamping I with low coefficient correlation.
Suggestion:Patients with uric acid can work with their family and health professionals in the
diet to minimize the complication. Besides, the patients keep the diet by consuming food with
low purine and increase the fluid intake.

Keywords : Family support, Diet Compliance, Uric acid


References : 29 books, 12 Journals, 1 internet source
Number of pages :xi, 67pages, 11 Tables, 2 pictures, 15appendices

1
Thesis title
2
School of Nursing student, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit gout atau bisa dikenal tingginya, sebagai investasi bagi
sebagai asam urat merupakan suatu penyakit pembangunan sumber daya manusia yang
yang disebabkan karena penimbunan kristal produktif secara sosial dan ekonomis
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat (Perpres, 2009). Pemerintah Yogyakarta
merupakan hasil metabolisme akhir dari dalam Peraturan Walikota Yogyakarta
purin yaitu salah satu komponen asam Nomor 16 Tahun 2015, tentang
nukleat yang terdapat pada inti sel tubuh. penyelenggaraaan jaminan kesehatan daerah
Peningkatan kadar asam urat dapat Kota Yogyakarta telah menetapkan tarif
mengakibatkan gangguan pada tubuh pemeriksaan asam urat yang bisa dijangkau
manusia seperti rasa linu-linu dan nyeri di masyarakat (Perwali, 2015).
daerah persendian bagi penderitanya Salah satu penatalaksanaan bagi
(Junaidi, 2013). penderita gout adalah minum obat asam urat
Kejadian asam urat menurut akan tetapi hal tersebut tidak lepas dari
International Institute of Arthritis dan kepatuhan diet asam urat dari penderita itu
penyakit musculoskeletal, asam urat telah sendiri. Diet asam urat bertujuan untuk
menjadi kondisi medis serius yang berlaku mengurangi makanan yang kaya akan
dihampir 275 dari setiap 100.000 orang di kandungan purin seperti jeroan, daun
dunia. Menurut Centers of Disease and melinjo, bayam, sarden, kangkung. Diet
Prevention (CDCP), asam urat asam urat merupakan salah satu metode
mempengaruhi sekitar 3 juta orang di pengendalian gout secara alami, jika
Amerika serikat setiap tahun. Tingkat dibandingkan dengan obat penurun asam
kejadian asam urat adalah 3,11 per 1000 urat yang dapat menumbulkan beberapa
orang di Afrika Amerika dan 1,82 per 1000 efek samping yang terjadi (Noviyanti,
orang (Milind, 2013). Penyakit sendi di 2015).
Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga Kepatuhan merupakan tingkat
kesehatan sebesar 11,9% dan berdasarkan perilaku penderita asam urat yang tertuju
diagnosis dan gejala sebesar 24,7%, terhadap instruksi atau petunjuk yang
sedangkan berdasarkan diagnosis tenaga diberikan dalam bentuk terapi, baik diet,
kesehatan tertinggi di Provinsi Bali sebesar latihan, pengobatan atau menepati janji
19,3% kemudian berdasarkan diagnosis dan pertemuan dengan Dokter (Stanley, 2007).
gejala tertinggi di NTT sebesar 31,1% Kepatuhan merupakan tingkat seseorang
(Riskesdas, 2013). Data kasus kejadian dalam melaksanakan suatu aturan dan
asam urat dari dinas kesehatan sleman tahun perilaku yang dirasakan. Kepatuhan
2010 menunjukan jumlah yang cukup tinggi, dibedakan menjadi dua yaitu kepatuhan
yaitu 3.188 kasus terdiri dari 64,18% kasus penuh (total compliance) dimana pada
baru dan 35,82% kasus lama, dengan kondisi ini penderita gout patuh secara
rentang usia penderita asam urat diatas 40 sungguh-sungguh terhadap diet, dan
tahun (Dinkes, 2013). penderita yang tidak patuh (non compliance)
Undang-undang Kesehatan No. 36 dimana dalam keadaan ini penderita tidak
Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan melakukan diet terhadap gout.
bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik Faktor-faktor yang mempengaruhi
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial tingkat kepatuhan adalah pendidikan,
yang memungkinkan setiap orang untuk akomodasi, modifikasi faktor lingkungan
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. dan sosial, perubahan model terapi, interaksi
Tujuan kesehatan adalah meningkatkan profesional antara perawat dan klien,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup pengetahuan, usia, dan dukungan keluarga
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat (Niven, 2008). Keluarga merupakan bagian
kesehatan masyarakat yang setinggi- dari penderita yang paling dekat dan tidak
dapat di pisahkan. Penderita akan merasa METODE PENELITIAN
senang dan tentram apabila mendapat Penelitian ini merupakan penelitian
perhatian dan dukungan dari keluarganya, non-eksperimental, menggunakan metode
karena dengan dukungan tersebut akan deskriptif korelasi yaitu untuk mengetahui
menimbulkan kepercayaan dirinya untuk tingkat hubungan antara dua variabel atau
menghadapi atau mengelola penyakitnya lebih, tanpa melakukan perubahan,
dengan baik, serta penderita mau mengikuti tambahan atau manipulasi terhadap data
saran-saran yang diberikan oleh keluarga yang sudah ada (Arikunto, 2010).
untuk penunjang pengelolaan penyakitnya. Pendekatan waktu yang digunakan dalam
Berdasarkan studi pendahuluan yang penelitian ini adalah pendekatan cross
dilakukan peneliti di Puskesmas Gamping I sectional. Penelitian ini dilakukan untuk
pada tanggal 21 November 2016. Terdapat mengetahui hubungan dukungan keluarga
150 penderita asam urat bulan Januari dengan kepatuhan diet asam urat di
sampai Desember 2016. Berdasarkan hasil Puskesmas Gamping I. Populasi dalam
wawancara yang dilakukan terhadap 5 penelitian ini adalah penderita asam urat
pasien, 2 pasien mengatakan bahwa mereka yang tinggal bersama keluarga berjumlah
makan sehari-hari bersama keluaraga 150 orang. Metode pengumpulan sampel
dengan menu yang dimasak oleh anggota yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keluarga. Keluarga jarang mengingatkan probability sampling dengan metode simple
makanan apa saja yang harus dihindari bagi random sampling. Berdasarkan perhitungan
penderita asam urat. Keluarga mengatakan didapatkan hasil 60, jumlah responden yang
masakan yang diolah tidak ada perbedaan didapat akan menjadi objek dalam
dengan yang memiliki asam urat tinggi, penelitian. Pada penelitian ini, variabel
sisanya mengatakan berusaha menguranggi bebas dan variabel terikat menggunakan
makan yang mengandung tinggi purin dalam skala ordinal. Analisis data menggunakan
bahan masakannya. Namun penderita asam kendal tau.
urat lebih suka memakan makanan yang
banyak mengandung purin seperti tahu, HASIL DAN PEMBAHASAN
tempe, jeroan, daun melinjo, sehingga Karakteristik responden
keluarga tetap memberikan makanan yang Tabel 1 Karakteristik Responden

mereka inginkan. Banyak data dari


Puskesmas Gamping I bahwa penderita
asam urat pada bulan januari 13, februari 11,
maret 26, april 13, mei 11, juni 11 2016.
Meskipun dari hasil wawancara mengatakan
3 dari 5 yang mengatakan dukungan
keluarga baik namun angka penderita asam
urat masih tinggi. Data tersebut menunjukan
bahwa dukungan keluarga perlu dikaji untuk
menekan peningkatan kadar asam urat.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang dukungan keluarga dengan
kepatuhan diet asam urat. Sepanjang
pengetahuan peneliti, belum ada penelitian
sejenis yang dilakukan di Puskesmas
Gamping I. Berdasarkan tabel 1 menunjukan
bahwa sebagian besar responden diketahui
berusia 56-65 tahun sebanyak 31 orang
(51,7%) dan hanya 2 orang (3,3%) berusia
25-35 tahun. Karakteristik responden Tabel 5 Sub kepatuhan diet asam urat di Puskesmas Gamping I

berdasarkan jenis kelamin paling banyak


yaitu perempuan sebanyak 46 orang (76,7%)
dan sisanya adalah laki-laki berjumlah 14
orang (76,7%). Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan paling banyak Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar
adalah SMP sebanyak 39 orang (65,0%) dan responden memiliki kepatuhan diet tidak
hanya 1 orang (1,7%) yang berpendidikan mengkonsumsi alkohol sebesar (93,0%) dan
diploma. Karakteristik responden paling sedikit adalah konsumsi makanan
berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah rendah purin sebesar (63,3%).
IRT yaitu 26 orang (43,3%), ada 2 orang
(3,3%) yang buruh dan 2 orang (3,3%) PNS. Tabel 6 Hasil uji korelasi dukungan keluarga dengan kepatuhan
diet asam urat di Puskesmas Gamping I
Tabel 2 Dukungan keluarga mengenai diet asam urat di Puskesmas
Gamping I

Tabel 6 menunjukan bahwa seluruh


resoponden yang mendapatkan dukungan
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar keluarga baik memiliki kepatuhan diet
responden mendapatkan dukungan keluarga tinggi (40,0%). Responden yang
baik yaitu sebanyak 42 orang (70,0%), mendapatkan dukungan keluarga cukup
hanya 5 orang (8,3%) yang mendapatkan memiliki kepatuhan diet sedang (16,7%).
dukungan kurang. Sementara itu responden yang mendapatkan
Tabel 3 Sub dukungan keluarga yang di dapatkan penderita asam
dukungan keluarga kurang memiliki
urat di Puskesmas Gamping I kepatuhan diet rendah sampai sedang
(3,3%). Hasil uji kendal tau menunjukan
nilai signifikan sebesar 0,004. Nilai
signifikansi (p) yang besarnya di bawah
0,05 mengidentifikasikan adanya hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga
Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar dengan kepatuhan diet asam urat di
responden mendapatkan dukungan penilaian Puskesmas Gamping I. Nilai koefisien
sebesar (84,5%), sementara yang terendah korelasi sebesar 0,355 menunjukan keeratan
adalah dukungan informasional sebesar hubungan yang rendah.
(73,5%).
Tabel 4 Kepatuhan diet asam urat di Puskesmas
Gamping I Pembahasan
Hasil uji statistik didapatkan nilai r
hitung sebesar 0,355 dengan taraf
signifikansi 0,004 yang artinya ada
hubungan yang signifikan antara dukungan
Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar keluarga dengan kepatuhan diet asam urat di
responden memiliki kepatuhan diet tinggi Puskesmas Gamping I, dan hubungan
sebanyak 27 orang (45,0%), sedang dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
sebanyak 27 orang (45,0%), sedangkan asam urat dalam kategori rendah.
dalam kategori rendah sebanyak 6 orang Kecenderungan yang ada adalah semakin
(10,0%). baik dukungan keluarga maka semakin
tinggi pula kepatuhan diet asam uratnya
sebesar (40,0%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lestari
(2011) bahwa semakin bertambah dukungan mengenai makanan yang baik untuk
keluarga maka semakin tinggi kepatuhan penderita asam urat. Dukungan instrumental
diet pasien. Penelitian ini juga sejalan dapat berupa menyediakan waktu seperti
dengan penelitian yang dilakukan oleh menemani makan ataupun mengantarkan
Nurhidayati (2011) bahwa semakin baik anggota keluarga untuk berobat. Sedangkan
dukungan keluarga yang di dapat maka dukungan emosional dapat berupa
kepatuhan diet semakin tinggi. memaklumi anggota keluarga yang sedang
Penelitian ini berbeda hasil dengan sakit. Jika keluarga selalu memberikan
penelitian yang dilakukan oleh Satyanigrum dukungan baik informasi, penilaian,
(2013) yaitu tidak ada hubungan antara instrumental maupun emosional maka
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet, kepatuhan diet asam urat juga akan semakin
karena ada beberapa faktor yang dapat tinggi.
mempengaruhi kepatuhan diet yaitu status Hasil analisis per sub bab mengenai
sosial ekonomi, pengetahuan atau usia kepatuahan diet asam urat menunjukan
responden. Salah satu yang menyebabkan bahwa sebagian besar responden memiliki
kelemahan dalam penelitian ini yaitu kepatuhan diet tidak mengkonsumsi alkohol
peneliti tidak mengendalikan salah satu sebesar (93,0%). Hal ini sesuai dengan teori
faktor yaitu sosial ekonomi. Purnawan Almatsier (2010) alkohol sebaiknya
(2008) mengatakan bahwa seseorang akan dihindari karena minum-minuman dengan
mencari dukungan dan persetujuan dari kadar alkohol tinggi akan menghambat
kelompok sosialnya hal tersebut sangat pengeluaran asam urat. Hal tersebut sesuai
berpengaruh terhadap cara pelaksanaanya. yang peneliti dapatkan pada saat penelitian
Semakin tinggi ekonomi seseorang maka bahwa kebanyakan responden bercerita
akan semakin tanggap terhadap tanda dan tidak pernah meminum alkohol. Sedangkan
gejala penyakit yang dirasakan. Tingkat kepatuhan diet yang paling rendah adalah
ekonomi seseorang akan berpengaruh konsumsi makanan rendah purin sebesar
terhadap kemampuan membeli makanan (63,3%).
yang baik dan sehat untuk penderita asam Penderita asam urat cenderung
urat. bingung makanan apa saja yang harus
Dukungan keluarga yang baik mereka hindari karena kebanyakan makanan
dapat mencakup dukungan informasional, yang mereka sukai banyak mengandung
instrumental, penilaian dan emosional. Hasil purin seperti jeroan, daging, tahu, tempe,
analisis per sub bab keluarga paling banyak bayam, dan kebanyakan dari mereka juga
mendapatkan dukungan penilaian sebesar bingung harus menghindari atau hanya
(84,5%), dukungan penilaian dapat mengurangi makanan tersebut. Karena
berbentuk penghargaan positif seperti kebingungan tersebut membuat mereka justu
memberikan pujian ketika anggota masih banyak memakan makan yang banyak
keluarganya menjalakan diet dengan baik. mengandung purin. Responden dalam
Hal tersebut sejalan dengan Setiadi (2008) penelitian ini paling banyak berpendidikan
keluarga bertindak sebagai umpan balik, SMP sebesar (65,0%). Niven (2008)
membimbing dan sebagai validator identitas mengatakan bahwa pendidikan dapat
anggota keluarga yaitu dengan memberikan meningkatkan kepatuhan, dan memahami
dukungan, penghargaan dan perhatian. faktor-faktor yang berhubungan dengan
Sedangkan yang paling sedikit di penyakit serta menggunakan pengetahuan
dapatkan adalah dukungan informasional tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan
sebesar (73,5%), dukungan informasional dirinya. Hal tersebut sejalan dengan
dapat berupa pemberitahuan kepada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati
keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang (2016) bahwa setelah dilakukan pendidikan
dilakukan anggota keluarganya yang sedang kesehatan seseorang akan patuh
sakit, dan dapat berupa pemberian ide-ide menjalankan dietnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tetap rutin menjalankan program diet
kepatuhan adalah dukungan keluarga, (Friedman, 2010).
dukungan keluarga adalah suatu keadaan Ali dan Ariani (2009)
yang bermanfaat bagi individu yang mengemukakan bahwa dukungan keluarga
diperoleh dari orang lain yang dapat dapat memberikan manfaat yang positif
dipercaya, sehingga seseorang akan tahu pada saat penderita asam urat menjalankan
bahwa ada orang lain yang mencintai, diet. Dukungan keluarga yang baik akan
menghargai dan memperhatikannya (Setiadi, membuat penderita mempunyai kesadaran
2008). Dukungan keluarga yang baik dapat dalam menjalankan diet secara disiplin,
menurunkan mortalitas, penderita akan sehingga tidak merasa terbebani dengan
mudah sembuh. Faktor lain yang penyakit yang diderita maupun proses
mempengaruhi kepatuhan adalah usia. Pada pengobatan yang sedang dijalani sehingga
penelitian ini paling banyak responden untuk melakukan diet asam urat akan terasa
berusia 56-65 tahun sebanyak (51,7%). Usia lebih mudah.
memiliki peran penting dalam Hal tersebut sesuai dengan Efendi
mempengaruhi kepatuhan diet seseorang dan Makhfudli (2009) yang menyatakan
karena semakin tinggi usia seseorang maka bahwa dukungan keluarga akan semakin
dia lebih bersespon terhadap berbagai tanda- dibutuhkan pada saat seseorang sedang
tanda sakit (Niven, 2008). Pada perempuan, menghadapi masalah atau sakit, disinilah
kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru peran anggota keluarga diperlukan untuk
pada usia premenopause kadar asam urat menjalani masa-masa sulit dengan cepat.
akan tinggi mendekati kadar pada laki-laki. Peran anggota keluarga sangatlah penting
Hal tersebut membuat penderita asam urat dalam tahap-tahap perawatan kesehatan,
kebanyakan adalah perempuan yang berusia pencegahan, pengobatan sampai dengan
56-65 tahun. Penelitian ini berbeda hasil rehabilitasi.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Astuti (2013) yaitu tidak terdapat pengaruh SIMPULAN DAN SARAN
faktor usia terhadap kadar asam urat, Simpulan
seseorang yang berusia 48-60 tahun telah Ada hubungan yang signifikan antara
mengetahui diet asam urat dari berbagai dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
media salah satunya adalah dari internet asam urat di Puskesmas Gamping I
sehingga responden dapat menjaga pola (p=0,004). Nilai koefisien korelasi sebesar
makannya dengan baik sehingga kadar asam 0,355 menunjukan keeratan hubungan yang
urat tidak akan naik. rendah.
Penderita yang mempunyi penyakit
asam urat yang lama akan mengalami Saran
kebosanan dalam melakukan diet, dengan Penderita asam urat dapat bekerjasama
demikian keluarga sangat berperan penting dengan keluarga dan tenaga kesehatan
untuk memotivasi anggota keluarganya yang dalam menjalankan diet asam urat untuk
sedang sakit. Dukungan tersebut dapat meminimalisir komplikasi dari asam urat
berbentuk dengan pemberian informasi- disamping itu penderita tetap menjalankan
informasi yang dibutuhkan oleh penderita diet dengan mengkonsumsi makanan rendah
yaitu berupa pemaparan tentang makanan- purin dan meningkatkan konsumsi cairan
makanan yang perlu dihindari penderita dan keluarga tetap memberikan dan
asam urat (Setiadi, 2008). Dukungan yang mempertahankan dukungan kepada pasien
lain bisa dalam bentuk dukungan penilaian untuk mentaati diet asam urat. Terutama
dan emosional berupa penghargaan positif keluarga harus sering memberikan informasi
berupa perhatian dan pujian pada saat mengenai makanan yang baik untuk
penderita melakukan diet dengan tepat, hal penderita asam urat.
tersebut dapat memotivasi penderita untuk
DAFTAR PUSTAKA Skripsi tidak dipublikasikan.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Ali, Z., & Ariani, F. (2009). Pengantar Perpres. (2009). Undang-undang Tentang
Keperawatan Keluarga. Jakarta: Kesehatan, UU Nomor 36 Tahun
EGC. 2009 dalam
Almatsier, S. (2010). Penuntun Diet.Jakarta: www.hukumonline.com, diakses
PT SUN. tanggal 23 Desember 2016
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Perwali. (2015). Peraturan Walikota
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Yogyakarta Nomor 16 Tahun 2015
Rineka Cipta. Tentang Penyelenggaraan
Astuti, S. T. (2013). Faktor-faktor yang Jaminan Kesehatan Daerah Kota
Mempengaruhi Kadar Asam Urat Yogyakarta. Yogyakarta:
(Gout) pada Laki-laki Dewasa di RT hukum.jogjakota.go.id.
03 Simomulyo Baru Surabaya. Purnawan. (2008). Dukungan Suami dan Ke
Skripsi tidak dipublikasikan. luarga. Jakarta: Salemba Medika.
StikesWilliam Booth. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Dinkes, K. S. (2013). Profil Kesehatan Jakarta: Kementrian kesehatan RI.
Sleman. Yogyakarta: Dinas Satyaningrum, M. (2011). Hubungan
Kesehatan Kabupaten Sleman. Dukungan Keluarga dengan
Efendi, F & Makhfudli, I. (2009). Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Ginjal Kronis dengan Terapi
Jakarta: Salemba Medika. Hemodialisis di RS PKU
Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi
Keperawatan Keluarga Riset, Teori, tidak dipublikasikan. Universitas
Praktik (5 ed.). Jakarta: EGC. ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses
Junaidi, I. (2013). Rematik dan Asam Urat.
Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Jakarta: Buana Ilmu.
Graha Ilmu.
Kurniawati. (2016). Pengaruh Pendidikan
Stanley. (2007). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan terhadap Kepatuhan Diet
Gerontik (Vol. Edisi 2). Jakarta:
pada Penderita Hipertensi. The
EGC.
Indonesian of Health Science , 5.
Lestari, T. Hubungan Antara Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
pada Pasien Hipertensi di Wilayah
Puskesmas Galur 1 Kulonprogo.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Milind, P. (2013). Understanding Gout
Beyond Doubt. International
Research Journal of Pharmacy,
25-34.
Noviyanti. (2015). Hidup Sehat Tanpa Asam
Urat. Yogyakarta: Notebook.
Nurhidayati. (2011). Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Diet
pada Pasien Diabetes Mellitus
Rawat Jalan di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai