Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang dikonsumsi. Purin adalah zat yang terdapat pada tiap bahan
makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Jika tubuh dalam keadaan
normal, asam urat itu akan dikeluarkan tubuh melalui kotoran atau urin.
Namun karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat maka yang terjadi
adalah kadar asam urat dalam tubuh berlebihan. Asam urat tadi kemudian
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri dan bengkak.
Oleh karena itulah maka penderita asam urat biasanya susah jalan (kamus
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Faktor penyebab asam urat adalah genetik atau keluarga, asupan
senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas),
hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan obat tertentu terutama diuretik.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan asam urat maka akan
memiliki potensi 18 % lebih tinggi menderita asam urat. Hubungan antara
kerturunan dengan asam urat diduga karena adanya metabolisme yang
berlebihan dari purin merupakan salah satu hasil residu metabolisme tubuh
terhadap makanan yang mengandung purin, kondisi ini secara teoritis dapat
diturunkan dari orangtua ke anaknya (Sukarmin, 2015).
Menurut PBB dan WHO tahun 2019, ada sekitar 703 juta penduduk
yang berusia diatas 65 tahun. Di Indonesia sendiri berdasarkan sensus
penduduk 2020, jumlah penduduk berusia diatas 60 tahun mencapai 28,7 juta
penduduk atau sekitar 10,6 % dari jumlah total penduduk Indonesia. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terdapat 29,3 juta penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 2021. Angka ini setara dengan 10,82 % dari total
penduduk di Indonesia.
Berdasarkan survei World Health Organization (WHO), Indonesia
merupakan negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam
urat dan berdasarkan sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam

1
urat 35 % terjadi pada pria dibawah usia 34 tahun. Insiden asam urat di
Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoartritis (Dalimartha, 2008).
Prevalensi prevalensi penyakit gout di Indonesia terjadi pada usia di
bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68 % (Tinah, 2010,
dalam Jaliana, dkk, 2017). Data Dinas Kesehatan tahun 2014 penyakit gout
sebanyak 4.260 jumlah kasus. Berdasarkan Riskesdas Jawa Barat tahun 2018
didapatkan data penderita penyakit sendi di Jawa Barat sebanyak 52.511
orang. Dibekasi sebanyak 3.866 orang (6,6 %).
Keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang
kesehatan menyebabkan terjadinya peningkatan Usia Harapan Hidup
penduduk dunia termasuk Indonesia. Namun dibalik keberhasilan peningkatan
Usia Harapan Hidup terselip tantangan yang harus diwaspadai, yaitu
kedepannya Indonesia akan menghadapi beban tiga (triple burden) yaitu
disamping meningkatnya angka kelahiran dan beban penyakit (menular dan
tidak menular), juga akan terjadi peningkatan Angka Beban Tanggungan
penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak produktif.
Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami
penurunan derajat kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit.
Oleh karena itu, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk
lansia maka sejak sekarang kita sudah harus mempersiapkan dan
merencanakan berbagai program kesehatan yang ditujukan bagi kelompok
lansia.
Penatalaksanaan Gout dapat dilakukan secara medis dan non medis.
Dalam hal ini secara non medis yaitu penggunaan obat tradisional atau
tanaman herbal. Hasil Riskerdas tahun 2010 hingga 2018, masyarakat
Indonesia yang menggunakan upaya kesehatan tradisional makin meningkat
menjadi sebesar 44,3 %. Hal ini menunjukkan minat masyarakat dalam
penggunaan obat tradisional dan upaya kesehatan tradisional meningkat.
Berdasarkan riset tumbuhan obat dan jamu tahun 2017, Indonesia memiliki
sumber alam hayati yang terdiri dari 2.848 spesies tumbuhan obat dengan
32.014 ramuan obat. Contoh tumbuhan obat yang ada : kunyit, seledri,
mengkudu, daun saga, ketumbar, daun sirih. Selain tumbuhan obat tersebut,

2
ada juga tumbuhan obat yaitu daun salam yang diolah dengan cara direbus dan
diminum setiap hari.
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan
dalam masakan nusantara. Dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian
bay-leaf atau Indonesian Laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium
Polyanthum. Salam memiliki banyak nama yaitu Ubar Serai (Melayu), Salam
(Sunda, Jawa dan Madura), Joet (Lombok), Manting (Jawa), Meselengan
(Sumatra).
Daun salam ternyata mengandung vitamin dan senyawa baik
seperti vitamin B2, vitamin B3, vitamin C, Tannin, Alkaloid, Steroid,
Triterpenoid, dan Flavonoid. Kandungan inilah yang membuat daun salam
memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Adapun khasiat daun salam yaitu
memperbaiki saluran cerna, obat herbal untuk asam urat, menurunkan kadar
tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki radang lambung,
meredakan stress, kekebalan tubuh, dan lain-lain.
Dalam jurnal Setianingrum (2017) yang berjudul Pemberian air
rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita asam
urat di dusun Kadisoro Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak Kabupaten
Bantul, Yogyakarta hasil penelitian ini menunjukkan pemberian air rebusan
daun salam terbukti dapat menurunkan kadar asam urat.
Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di RT 006 RW 003
Kelurahan Harapan Mulya Kecamatan Medan Satria, peneliti melakukan
wawancara terhadap 6 responden. Didapatkan data 3 responden tidak
mengkonsumsi obat, hanya mengurangi asupan makanan yang mengandung
asam urat dan 3 responden menggunakan obat tradisional.
Berdasarkan masalah di atas, kami sebagai calon peneliti tertarik
untuk melakukan Asuhan Keperawatan Gout pada Tn. R, Ny. R, Tn. B dan
Ny. S dengan Intervensi Pemberiaan Air Rebusan Daun Salam di Rt. 006
Rw. 003 Kelurahan Harapan Mulya Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi.

3
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Gout dengan intervensi
pemberian air rebusan daun salam pada Tn. R, Ny. R, Tn. B dan Ny. S di
RT. 006 RW. 003 Kelurahan Harapan Mulya Kecamatan Medan Satria
Kota Bekasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada penderita Gout.
b. Mampu melakukan analisa data pada penderita Gout
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan prioritas pada penderita
Gout
d. Mampu merumuskan intervensi keperawatan pada penderita gout
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada penderita Gout.
f. Mampu melakukan analisis keperawatan pemberian rebusan daun
salam pada penderita Gout.
g. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada penderita Gout.
h. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada penderita Gout
dengan intervensi pemberian air rebusan daun salam.

C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
Hasil penelitian ini akan menambah manfaat ilmu pengetahuan khususnya
pemberian air rebusan daun salam efektif dalam mengatasi penurunan
kadar asam urat dalam darah pada penderita Gout.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi penulis
Diharapkan penulis memahami teori asuhan keperawatan dan dapat
menambah ilmu aplikatif khususnya dalam memberikan keperawatan
pada masalah peningkatan kadar asam urat pada pasien dengan gout.

4
b. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi sebuah pengukuran dan penilaian atas peningkatan
kemampuan mahasiswa khususnya dalam penanganan Gout. Sebagai
bahan bacaan dan informasi bagi mahasiswa tentang pemberian air
rebusan daun salam.
c. Bagi Pasien
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat aplikatif
asuhan keperawatan asuhan keperawatan dalam mensejahterakan
status kesehatan pasien yang diteliti.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Teori tentang Gout
a. Pengertian
Gout adalah suatu penyakit yang di tandai dengan serangan
mendadak, berulang, dan disertai dengan arthritis yang terasa sangat
nyeri karena adanya endapan kristalmonosodium urat atau asam urat
yang terkumpul didalam sendi akibat dari tingginya kadar asam urat di
dalam darah atau hiperurisemia ( Junaidi, 2013 ).
Kondisi medis yang biasanya ditandai dengan serangan berulang
dari inflamasi artritis akut yang diakibatkan oleh kecacatan kimiawi
tubuh (seperti adanya asam urat dalam cairan sendi). Kondisi yang
menyakitkan ini paling sering menyerang sendi-sendi kecil, terutama
jempol kaki. Gout biasanya dapat dikontrol dengan obat dan perubahan
dalam diet ( Kemenkes, 2016 ).
Menurut American College of Rheumatology (2012), gout arthritis
adalah suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi
yang sudah dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik
berat dari nyeri inflamasi satu sendi.
Penyakit gout arthtritis sering ditemukan pada lansia pria dan
lansia wanita. Penurunan berbagai fungsi organ pada usia lanjut
menyebabkan proses metabolisme asam urat mengalami gangguan. Hal
ini menyebabkan kadar asam urat meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Umumnya yang terserang gout arthrtitis adalah
pria, sedangkan pada wanita persentasenya kecil dan baru muncul
setelah menopause (Sutanto, 2013). Peningkatan kadar asam urat pada
pria terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat
membantu membuang asam urat. (Damayanti, 2012). Sedangkan pada
wanita, peningkatan kadar asam urat darah akan terjadi saat memasuki
masa menopause, akibat adanya penurunan kadar estrogen yang

6
berperan dalam peningkatan ekskresi asam urat melalui urin (Mulyasari
dan Dieny, 2015).

b. Etiologi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2016), faktor-faktor yang mendukung
terjadinya gout arthritis, antara lain:
1) Faktor primer atau genetik, yaitu seperti gangguan metabolism
purin yang menyebabkan produksi asam urat berlebihan
(Hiperurisemia).
2) Faktor sekunder, yaitu akibat produksi asam urat yang berlebihan
dan penurunan ekskresi asam urat. Namun, dapat berkembang
dengan penyakit lain dan konsumsi obat-obatan yang menurunkan
ekskresi asam urat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai faktor
sekunder tersebut, yaitu :
a) Over-produksi Asam Urat
Terjadi karena tubuh memproduksi asam urat secara berlebihan.
Penyebabnya adalah :
 Produksi asam urat di dalam tubuh sangat berlebihan karena
adanya gangguan metabolisme purin bawaan dan biasanya
tanpa gejala (asimptomatik).
 Produksi asam urat berlebihan karena kelainan herediter atau
pembawa sifat, gen atau turunan, dan akibat terjadinya
aktivitas enzim fosforbosil pirofosfat sintetase (PRPP-
sintetase).
 Kadar asam urat tinggi karena berlebihan mengonsumsi
makanan berkadar purin tinggi (Misnadiarly, 2007).
b) Underekskresi Asam Urat
 Mengonsumsi obat-obatan seperti pirazinamid (obat anti
TBC), obat diuretik dan salisilat.
 Dalam keadaan kelaparan (seperti puasa, diet terlalu ketat)
dan ketosis. Pada kondisi ini kekurangan kalori tubuh
dipenuhi dengan membakar lemak tubuh. Zat keton yang

7
terbentuk dari pembakaran lemak akan menghambat
keluarnya asam urat melalui ginjal.
 Hipertensi
 Obesitas
 Gagal ginjal (Misnadiarly, 2007)
3) Faktor prediposisi, yaitu meliputi:
a) Usia
Menurut Damayanti (2012), asam urat terjadi terutama pada
pria, mulai dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-
50 tahun, sedangkan pada wanita persentase asam urat mulai
meningkat ketika memasuki masa menopause. Hal ini
dikarenakan pada saat wanita mulai mengalami menopause,
hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat
lewat urin berkurang, sehingga risiko hiperurisemia pada
wanita akan meningkat ketika memasuki usia menopause.
b) Jenis Kelamin
Prevalensi hiperurisemia lebih tinggi terjadi pada pria, karena
terjadinya hiperurisemia dipengaruhi oleh hormone estrogen,
salah satu fungsinya adalah untuk mengekskresi asam urat dari
dalam tubuh. Pada pria tidak terdapat hormone estrogen yang
tinggi sehingga sulit untuk mengekskresi asam urat (Tamboto
dkk., 2016). Namun pada wanita peningkatan kadar asam urat
darah akan terjadi setelah menopause, akibat adanya
penurunan kadar estrogen yang berperan dalam peningkatan
ekskresi asam urat melalui urin, sehingga risiko hiperurisemia
pada wanita akan meningkat ketika memasuki usia menopause
(Mulyasari dan Dieny, 2015).

c. Manifestasi klinis

d. Pathway
e. Penatalaksanaan

8
2. Teori tentang Lansia
3. Teori tentang Daun Salam
B. Konsep Dasar Intervensi Keperawatan
C. Asuhan Keperawatan berdasarkan Teori

Anda mungkin juga menyukai