DISUSUN OLEH :
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyakit gout artritis adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering
ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di sekitar
persendian 8 . Gout dikenal sejak masa Hippocrates, sering dinamakan sebagai penyakit para raja
dan raja dari penyakit. Gout mempunyai bahasa Latin, yaitu gutta (tetesan) karena kepercayaan
kuno bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes ke dalam sendi .
Menurut survey yang di adakan oleh “National Health andNutrition Examination Survey”
(NHANES) di Asia prevalensi penderita gout arthtritis Usia di atas 20 tahun sebesar 24%, usia
45- 59 tahun sebesar 30%, usia lebih dari 60 tahun sebesar 40%. Penyakit sendisecara nasional
prevalensinya berdasarkan wawancara sebesar 30,3% dan prevalensi berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan adalah 14% . Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit sendi adalah umur,
jenis kelamin, genetik, obesitas dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan dan olah raga.
GoutArtritis merupakan salah satu penyakit metabolisme yang sebagian besar biasanya
terjadi pada laki-laki usia paruh baya sampai lanjut dan perempuan dalam masa post-menopause.
Penyakit metabolik ini disebabkan oleh penumpukan monosodium urate monohydrate crystals
pada sendi dan jaringan ikat tophi. Berdasarkan onsetnya, Gout Artritis dibagi menjadi dua, yaitu
episode akut dan kronik. Secara epidemiologi, variasi prevalensi dipengaruhi oleh lingkungan,
pola makan, dan pengaruh genetik .
Secara epidemiologi Gout Artritis lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan
perempuan. Estimasi prevalensi menyatakan bahwa sebesar 5,9% Gout Artritis terjadi pada laki-
laki dan 2% terjadi pada perempuan. Pada laki-laki kadar asam urat meningkat pada masa
pubertas, dan puncak onset Gout Artritis pada decade keempat hingga keenam masa kehidupan.
Namun Gout Artritis pada laki-laki juga dapat terjadi lebih awal jika mereka memiliki
predisposisi genetic dan memiliki faktor resiko. Sedangkan pada wanita, kadar asam urat
meningkat pada saat menopause, dan puncak onsetnya pada dekade keenam hingga kedelapan
masa kehidupan. Penelitian mengatakan bahwa orang yang berumur diantara 70-79 tahun
memiliki resiko 5 kali besar dibandingkan dengan yang berusia dibawah 5 tahun. Prevalensi Gout
Artritis tertinggi pada kalangan lanjut usia dikaitkan dengan insufisiensi renal atau gangguan
metabolisme purin.
Gejala yang khas pada Gout Artritis adalah adanya keluhan nyeri, bengkak, dan terdapat
tanda-tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari kaki (atau yang disebut dengan
podagra). Gout Artritis fase akut menyebabkan morbiditas yang tinggi, namun apabila diterapi
segera setelah munculnya gejala dapat menghasilkan prognosis yang baik. Pada fase kronik, gout
dapat menyebabkan destruksi sendi yang berat dan gangguan ginjal.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran asuhan masalah gizi pada pasien gout artritis dengan manajemen
kesehatan keluarga
1.3 Tujuan
Tujuan umum adalah Untuk mengetahui gambaran asuhan gizi pada pasien gout artritis
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Gout Arthtritis
2.1 Pengertian Gout Arthritis
Diet merupakan mengkonsumsi makanan dan memilih makanan dengan memperhatikan
komposisi makanan agar seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Diet dilakukan untuk
mengatur agar konsumsi makanan yang diasup oleh seseorang tidak berlebihan, tepat, dan
seimbang (Graha, 2010). Diet merupakan kebiasaan seseorang untuk mengkonsumsi jenis
makanan dan minuman dari hari ke hari, terutama makanan yang dirancang untuk mendapatkan
kebutuhan individu tertentu (Hartanto, 2006).
Gout Arthtritis atau yang biasa disebut dengan penyakit asam urat adalah salah satu penyakit
inflamasi sendi yang disebabkan karena adanya penumpukan kristal monosodium urat pada
tubuh. Penyakit gout arthtritis sering ditemukan pada lansia pria dan lansia wanita. Penurunan
berbagai fungsi organ pada usia lanjut menyebabkan proses metabolisme asam urat mengalami
gangguan.
Hal ini menyebabkan kadar asam urat meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Umumnya
yang terserang gout arthrtitis adalah pria, sedangkan pada wanita persentasenya kecil dan baru
muncul setelah menopause. (Sutanto, 2013). Peningkatan kadar asam urat pada pria terjadi
karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat membantu membuang asam urat.
(Damayanti, 2012). Sedangkan pada wanita, peningkatan kadar asam urat darah akan terjadi saat
memasuki masa menopause, akibat adanya penurunan kadar estrogen yang berperan dalam
peningkatan ekskresi asam urat melalui urin (Mulyasari dan Dieny, 2015).
Penurunan ekskresi asam urat disebabkan karena penyakit lain, yaitu obesitas, diabetes melitus,
hipertensi, jantung koroner, dislipidemia dan gangguan ginjal.Penurunan ekskresi asam urat
disebabkan karena penggunaan obat-obatan, seperti : aspirin, tiazid, salisilat, diuretik, dan
sulfonamid.
2.2.3 Etiologi Gout Arthritis
Manifestasi hiperurisemia sebagai suatu proses metabolik yang menimbulkan manifestasi gout,
dibedakan menjadi penyebab primer, penyebab sekunder dan idiopatik. Penyebab primer berarti
bukan karena penyakit lain, berbeda dengan kelompok sekunder yang disebabkan adanya
kelainan genetik maupun metabolik. Pada 99% kasus gout dan hiperurisemia dengan penyebab
primer, ditemukan kelainan molekuler yang tidak jelas (undefined) meskipun diketahui adanya
mekanisme akibat penurunan eksresi asam urat urin (undersecretion) pada 80-90% kasus dan
peningkatan metabolisme asam urat (overproduction) pada 10-20% kasus.
Sedangkan kelompok hiperurisemia dan gout sekunder, bisa melalui mekanisme overproduksi,
seperti gangguan metabolisme purin. Pada mekanisme undersecretion bisa ditemukan pada
keadaan penyakit ginjal kronik, dehidrasi, diabetes insipidus, peminum alkohol. Selain itu, juga
dapat terjadi pada pemakaian obat seperti diuretik, salisilat dosis rendah, pirazinamid, etabunol
(Hidayat, 2009). Menurut Nurarif dan Kusuma (2016), faktor-faktor yang mendukung terjadinya
gout arthritis, antara lain:
✔ Faktor primer atau genetik, yaitu seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan
produksi asam urat berlebihan (Hiperurisemia).
✔ Faktor sekunder, yaitu akibat produksi asam urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi
asam urat. Namun, dapat berkembang dengan penyakit lain dan konsumsi obat-obatan yang
menurunkan ekskresi asam urat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai faktor sekunder tersebut,
15
2.3 Patofisiologi Gout Arthritis
Penyakit gout dapat timbul karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu diet tinggi
purin, penyakit ginjal, obesitas, genetik, usia diatas 40 tahun, dan wanita menopause. Keadaan-
keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi asam urat dan penurunan
ekskresi asam urat sehingga terjadi penumpukan kadar asam urat darah. Kristal yang berbentuk
jarum akan mengaktifkan faktor XII dengan menghasilkan kemoatraktan dan mediator inflamasi.
Sel-sel neutrofil dan makrofag berkumpul dalam persendian dan memfagositosis kristal urat
sehingga terjadi pelepasan enzim lisosom, IL1, IL6, IL8, TNF-α, prostaglandin dan leukotrin
yang secara efektif menimbulkan sinovitis akut. Arthritis kronik timbul akibat presipitasi
progresif senyawa urat ke dalam dinding sinovial persendian setelah terjadi serangan arthritis
yang akut (Mitchell, 2009). Serangan artritis berulang-ulang, penumpukan kristal natrium urat
yang dinamakan tofus akan mengendap di perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
15
Diet tinggi purin, penyakit ginjal, obesitas,
genetik,usia diatas 40 tahun pada pria dan
wanita menopause. Ekskresi asam urat
menurun, produksi asam
urat berlebihan.
Nyeri,ben
Dalam waktu gkak pada
lama terjadi tofus sendi dan
dan fibrosis. kemerahan
Pembentukan asam urat bermula dari metabolisme DNA dan RNA menjadi adenosine dan
guanosine. Adenosine yang terbentuk, dimetabolisme menjadi hypoxanthine kemudian
dimetabolisme kembali menjadi xanthine, sedangkan Guanosine langsung dimetabolisme
menjadi xanthine. Xanthine yang berasal dari metabolisme Adenosine dan Guanosine
dimetabolisme dengan bantuan enzim xanthine oxidase menjadi asam urat. Asam urat hanya
dihasilkan oleh jaringan yang mengandung xanthine oxidase terutama di hepar dan usus kecil
(Nasrul, 2012). Asam urat yang diproduksi oleh tubuh sebagian besar berasal dari metabolisme
nukleotida purin endogen, guanic acid (GMP), inosinic acid (IMP), dan adenic acid (AMP).
Nukleotida merupakan unit protein yang dibutuhkan untuk ekspresi informasi genetik. Jenis
nukleotida yang paling dikenal karena perannya itu adalah purin dan pirimidin (Kusumayanti,
2014).
Sintesis purin dalam pembentukan asam urat melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
● Jalur de novo
Melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor non-purin. Substrat
awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida
purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian
mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi, yaitu: 5-
fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat
suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya
untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
● Jalur penghematan
Adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya, pemecahan asam
nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo.
Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) dan berkondensasi dengan PRPP untuk
membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT)
(Murray, 2006).
Menurut Partan (2014), terdapat empat stadium perjalanan klinis gout arthritis yang tidak
diobati, antara lain:
1. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimptomatik
Pada stadium ini terjadi peningkatan kadar asam urat serum tanpa adanya gejala lain.
2. Tahap kedua adalah gout arthritis akut
Pada stadium ini timbul radang sendi yang sangat akut yang muncul dalam waktu singkat.
Serangan pada sendi ditandai dengan inflamasi yang jelas seperti, merah, bengkak, sakit, terasa
panas dan sakit bila digerakkan. Serangan yang ringan kadang-kadang berhenti setelah beberapa
jam atau dapat terus terjadi selama beberapa hari.
Serangan akut yang berat biasanya berhenti dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Sesudah serangan akut sembuh pasien akan masuk ke stadium interkritikal.
3. Tahap ketiga adalah stadium interkritikal
Pada stadium ini secara klinis tidak muncul tanda-tanda terjadinya radang akut, meskipun pada
cairan sendi masih ditemukan kristal urat yang menunjukkan, bahwa proses kerusakan sendi
terus berlangsung. Stadium ini dapat berlangsung beberapa tahun sampai 10 tahun tanpa
serangan akut. Jika tanpa tatalaksana penyembuhan yang menunjang maka akan berlanjut ke
stadium gout arthritis kronik.
4. Tahap keempat adalah stadium gout arthritis kronik
Pada stadium ini penumpukan asam urat terus meluas dan jika tidak dilakukan penatalaksanaan
penyembuhan maka akan menyebabkan nyeri, sakit, dan kaku, serta pembesaran dan penonjolan
pada sendi.
▪ Tanda dan Gejala Menurut Naga (2013), tanda dan gejala penyakit gout bisa dilihat
sebagai mana berikut:
▪ Hiperurisemia.
▪ Artritis pirai/gout akut, bersiat eksplosif,nyeri hebat, bengkak, merah, teraba panas pada
persendian, dan akan sangat terasa pada waktu. bangun tidur di pagi hari.
▪ Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
▪ Terdapat tofi dengan pemeriksaan kimiawi.
▪ Telah terjadi lebih dari satu serangan akut.
▪ Adanya serangan pada satu sendi, terutama pada sendi ibu jari kaki.
▪ Sendi terlihat kemerahan.
▪ Terjadi pembengkakan asimetris pada satu sendi.
▪ Tidak ditemukan bakteri pada saat serangan dan inflamasi.
▪ Kista subkortikal tanpa erosi (radiologi).
▪ Kultur mikroorganisme negatif pada cairan sendi.
▪ Kadar Asam Urat
Kadar asam urat adalah jumlah kadar asam urat dalam darah setelah dihitung menggunakan AU
Sure digital asam urat yang dinyatakan dalam satuan mg/dl. Dibagi ke dalam dua kategori yaitu,
hiperurisemia (pemeriksaan menunjukkan hasil diatas 7,2) dan kategori dalam batasan normal
(pemeriksaan menunjukkan hasil 5,0 – 7,2) (Andry dkk., 2009). Kadar normal asam urat dalam
darah untuk pria adalah 3,4 – 7 mg/dl, sedangkan kadar normal asam urat dalam darah untuk
wanita adalah 2,4-6 mg/dl. Kadar asam urat diharapkan stabil pada kisaran 5 mg/dl
(Wijayakusuma, 2011).
2.5.2 Kolkisin
Kolkisin efektif digunakan pada gout akut, menghilangkan nyeri dalam waktu 48 jam pada
sebagian besar pasien . Dosis efektif kolkisin pada pasien dengan gout akut berhubungan dengan
penyebab keluhan gastrointestinal. Obat ini biasanya diberikan secara oral pada awal dengan
dosis 1 mg, diikuti dengan 0,5 mg setiap dua jam atau dosis total 6,0 mg atau 8,0 mg telah
diberikan. Kebanyakan pasien, rasa sakit hilang 18 jam dan diare 24 jam; Peradangan sendi reda
secara bertahap pada 75-80% pasien dalam waktu 48 jam (Azari RA, 2014).
2.5.3 Kortikosteroid
Kortikosteroid biasanya berbentuk pil atau dapat pula berupa suntikan yang lansung disuntikkan
ke sendi penderita. Efek samping dari
steroid antara lain penipisan tulang, susah menyembuhkan luka dan juga penurunan pertahanan
tubuh terhadap infeksi. Steroids digunakan pada penderita gout yang tidak bisa menggunakan
OAINS maupun kolkisin (Anastesya W, 2009).
2.5.4 Urikosurik
Obat golongan urikosurik adalah obat yang menghambat reabsoprsi asam urat di tubulus ginjal
sehingga ekskresi asam urat meningkat melalui ginjal. Sebaiknya terapi dengan obat golongan
urikosurik dimulai dengan dosis yang rendah untuk menghindari efek terbentuknya batu urat.
Obat ini dikontraindikasikan pada orang yang memiliki riwayat batu ginjal, gout arthritis akut.
Contoh urikosurik adalah sulfinpirazon (Julian, 2008).
Flavonoid merupakan salah stau antioksidan dari kelompok senyawa febolik yang ditemukan di
dalam buah dan sayur. Salah satu buah yang mengandung flavonoid adalah buah sirsak.
Flavonoid dapat ditemukan pada batang, daun, dan buah. Flavonoid dalam tubuh manusia
berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa flavonoida bersifat diuretik untuk menambah jumlah
produksi urin, sehingga purin dapat keluar melalui urin (Handayani, 2015). Flavonoid
mengabsorbsi cairan ion-ion elektrolit seperti natrium yang ada di dalam ekstraseluler darah
untuk menuju tubulus ginjal. Glomerular Filtration Rate (GFR) yang tinggi akibat adanya
aktivitas flavonoid tersebut menyebabkan ginjal mampu mengeluarkan produk buangan dari
tubuh dengan cepat (Septian dan Widyaningsih, 2014).
2.8.2 Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C
cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan
udara terutama bila terkena panas.Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil
dalam larutan asam (Almatsier, 2003). Vitamin C adalah vitamin yang paling dominan pada
buah sirsak, yaitu sekitar 20 mg/100 g daging buah. Kandungan vitamin C berfungsi sebagai
antioksidan dan memiliki kemampuan untuk menghambat produksi enzim xanthin oksidase,
Vitamin C memiliki efek urikosurik yang disebabkan adanya kompetisi absorbsi asam urat dan
Vitamin C melalui anion exchange transport system di tubulus proksimal ginjal (Mulyasari dan
Dieny, 2015). Aminah (2012) juga menyatakan bahwa, vitamin C dapat membantu
meningkatkan ekskresi pembuangan asam urat melalui urin. Dengan kemampuan ini kadar asam
urat dalam tubuh dapat berkurang. Menurut Pakaya (2014), Vitamin C di absorpsi melalui
saluran cerna, pada bagian atas usus halus secara difusi lalu masuk ke peredaran darah melalui
vena porta. Vitamin C terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C melalui urin
setelah ekskresi dari ginjal. Urin berbentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi apabila
kadarnya dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.
2.8.3 Tanda dan gejala serangan gout
Gout arthritis dibagi menjadi dua jenis yaitu gout primer dimana 99 persen penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi
asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Dan
gout sekunder disebabkan antara antara lain 52 karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa
basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk asam amino, unsur
pembentuk protein. Produksi asam urat juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah
(penyakit sumsum tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol, dan penyebab lainnya adalah
faktor obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.
a. Tanda dan Gejala Serangan gout sering secara mendadak dan ditimbulkan oleh beberapa
pemicu seperti:
1) Luka ringan
2) Pembedahan
3) Pemakaian sejumlah besar alcohol atau makanan yang kaya akan protein
4) Kelelahan
5) Stress emosional
2) Tahap 2 (tahap gout interkritikal) Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang
waktu tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda beda. Dari rentang waktu 1-10 tahun.
Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada tahap ini
menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita serangan aout arthritis akut.
3) Tahap 3 ( tahap gout arthritis akut intermiten) Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama
bertahun-tahun tanpa gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan
serangan artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan
(kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan berikutnya makin lama makin
rapat dan lama serangan makin lama makin panjang, dan jumlah sendi yang terserang semakin
banyak.
4) Tahap 4 (tahap gout arthritis kronik tofaceous) Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita
sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi
serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya.
d. Pencegahan
1) Diet untuk mempertahankan berat badan ideal serta diet makanan yang mengandung kadar
purin tinggi.
2) Makanan yang mengandung asam lemak jenuh yang tinggi dikurangi
3) Kurangi asupan karbohidrat sederhana 4) Tidak mengkonsumsi alkhohol
5) Batasi asupan makanan yang mengandung protein hewani tinggi
6) Asupan cairan yang cukup
e. Diagnosa fisioterapi
1) Impairment Terdapat kekakuan dan nyeri pada pagi hari yang menghilang setelah beberapa
jam, adanya edema serta nyeri tekan, adanya Kristal urat dicairan sendi, pembengkaan sendi yang
asimetris, terdapat tofus yang berisi kristal sendi, adanya inflamasi, asthritis monoartikuler,
kemerahan pada sendi, adanya nyeri tekan.
2) Fungsional limitation Sulit tidur karena rasa nyeri yang dirasakan, keterbatasan gerak yang
mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari seperti, menyisir, memakai baju, makan dan
minum.
3) Disability problem yang berupa gangguan, terhambatnya dan ketidakmampuan dalam
beraktifitas bersosialisasi kepada masyarakat
2. Intervensi Fisioterapi pada Kasus Gout Arthritis a. Pemberian MWD b. Terapi latihan : active
exercise, assisted exercise, passive exercise c. Edukasi
2.8.4 kadar asam urat
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah disebut hiperurisemia dengan kriteria diagnosis
kadar asam urat dalam darah > 6,9 mg/dl untuk laki-laki dan > 5,6 pada perempuan (Roche,
2011). Hiperurisemia terjadi karena adanya gangguan dari pemecahan purin menyebabkan asam
urat diproduksi dalam jumlah yang banyak atau karena ginjal tidak dapat berfungsi
mengeluarkan asam urat ini ke luar tubuh dengan baik (Hidayat, 2009). Pemeriksaan kadar asam
urat memerlukan puasa 10-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Selama 24 jam sebelum
pemeriksaan, sebaiknya pasien tidak makan makanan yang mengandung purin, tidak
mengkonsumsi obat yang dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Hal ini dilakukan agar
hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan obat terakhir sehingga dapat
diinterpretasikan dengan benar. Waktu yang optimal untuk melakukan pemeriksaan asam urat
adalah pagi hari (Sutedjo, 2013). Pemeriksaan asam urat menjadi pemeriksaan yang cukup
penting bagi masyarakat. Kontrol kadar asam urat dapat dilakukan secara mandiri dengan alat
otomatis Point of care test (POCT) yang saat ini banyak dijual secara bebas.
o Alpukat
Alpukat (Persea americana mill) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan masuk
ke Indonesia pada abad ke-18. Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah
buahnya. Buah alpukat mengandung flavonoid tinggi, yaitu 94,5 mg dibandingkan dengan buah
yang lain (Febrianti dan Sari, 2016). Namun, kandungan vitamin C nya rendah, yaitu 10 mg per
100 gram.
o Jambu Biji
Gambar 6. Buah Jambu Biji
Sumber: Setiaji, (2018).
Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah tanaman yang berasal dari Brazilia, Amerika Tengah
menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia.
Jambu biji merah adalah varietas yang sering ditemukan di Indonesia. Jambu biji mengandung
vitamin C, yaitu 42,9 mg/100 gram (Padang dan Maliku, 2017). Kandungan flavonoid pada buah
jambu biji, yaitu 37,7 mg per 100 gram.
o Sirsak
Buah sirsak merupakan buah semu, berbentuk bulat telur memanjang, berwarna hijau tua, dan
tertutup oleh duri-duri lunak (Latief 2014 dalam Setyawan 2015). Setelah tua daging buah
berwarna putih, lembek, berserat dan memiliki rasa manis masam dengan biji banyak, berbentuk
bulat telur sungsang, berwarna coklat kehitaman dan berkilap (Haryoto 1999, dalam Setyawan
2015).Setiap 100 gram buah sirsak yang dapat dimakan mengandung 3.3 g serat sehingga dapat
memenuhi 13% kebutuhan serat per hari.
Kandungan vitamin C dalam jus sirsak berfungsi sebagai antioksidan dan memiliki
kemampuan untuk menghambat produksi enzim xanthine oksidase. Oleh karena itu, jus sirsak
dapat menghambat proses pembentukan asam urat dalam tubuh. Menurut Wardani (2015),
pemberian jus buah sirsak 1 gelas sehari (500 ml) selama dua minggu dapat menurunkan kadar
asam urat sebesar 1,37 mg/dl. 500 ml jus buah sirsak dengan menggunakan dagiang buah sirsak
sebesar 350 gram mengandung energi 322,4 kkal, protein 2,5 g, lemak 1,1 g, karbohidrat 82,3 g
dan vitamin C 133 mg.
Kandungan senyawa alkaloid inquinolin dalam jus sirsak berperan sebagai analgesik. Jadi jus
sirsak juga bisa meredamkan rasa nyeri akibat asam urat. Selain itu, jus sirsak pun berfungsi
sebagai antiinflamasi. Kombinasi dari antiinflamasi dan analgetik inilah yang berkhasiat
mengobati asam urat (Noormindhawati, 2013). Kandungan senyawa flavonoid dan vitamin C
pada buah sirsak lebih tiinggi dibandingkan dengan lain, sehingga buah sirsak juga dapat
digunakan sebagai solusi dalam terapi non-farmakologi untuk membantu menurunkan kadar
asam urat pada pasien Gout Arthritis.
Gambar alat:
1. Meter asam urat
Alat meter asam urat adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar asam urat berdasarkan deteksi
elektrokimia dengan dilapisi enzim asam urat oksidase pada strip membran (Kemenkes RI, 2010).
2. strip test asam urat
3.autoclick lanset
Prinsip pemeriksaan kadar asam urat dengan alat POCT menggunakan teknologi biosensor menghasilkan
muatan listrik dari interaksi kimia antara zat tertentu dalam darah (misalnya asam urat) dan zat kimia
pada reagen kering (strip). Perubahan potensial listrik yang terjadi akibat reaksi kedua zat tersebut akan
diukur dan dikonversi menjadi angka yang sesuai dengan jumlah muatan listrik yang dihasilkan. Angka
yang dihasilkan dalam pemeriksaan dianggap setara dengan kadar zat yang diukur dalam darah (Menkes,
2010). Lokasi pengambilan darah kapiler orang dewasa dipakai ujung jari atau cuping telinga. Pijatan
pada jari mempengaruhi cairan jaringan keluar bersama darah berakibat konsentrasi darah menjadi lebih
encer sehingga komponen darah berubah yang kemungkinan besar didapat hasil tidak valid. Tetesan
darah yang pertama keluar sebaiknya dibuang atau dihapus menggunakan kapas kering karena
kemungkinan masih mengandung alkohol dan cairan intrastitial, tetesan darah berikutnya dipakai sebagai
bahan pemeriksaan (Gandasoebrata, 2013).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gout Arthtritis atau yang biasa disebut dengan penyakit asam urat adalah salah satu penyakit
inflamasi sendi yang disebabkan karena adanya penumpukan kristal monosodium urat pada
tubuh. Penyakit gout arthtritis sering ditemukan pada lansia pria dan lansia wanita. Penurunan
berbagai fungsi organ pada usia lanjut menyebabkan proses metabolisme asam urat mengalami
gangguan.Pembentukan asam urat bermula dari metabolisme DNA dan RNA menjadi adenosine
dan guanosine. Adenosine yang terbentuk, dimetabolisme menjadi hypoxanthine kemudian
dimetabolisme kembali menjadi xanthine, sedangkan Guanosine langsung dimetabolisme menjadi
xanthine. Xanthine yang berasal dari metabolisme Adenosine dan Guanosine dimetabolisme
dengan bantuan enzim xanthine oxidase menjadi asam urat. Asam urat hanya dihasilkan oleh
jaringan yang mengandung xanthine oxidase terutama di hepar dan usus kecil (Nasrul, 2012).
Asam urat yang diproduksi oleh tubuh sebagian besar berasal dari metabolisme nukleotida purin
endogen, guanic acid (GMP), inosinic acid (IMP), dan adenic acid (AMP). Nukleotida merupakan
unit protein yang dibutuhkan untuk ekspresi informasi genetik. Jenis nukleotida yang paling
dikenal karena perannya itu adalah purin dan pirimidin (Kusumayanti, 2014).
Tanda dan Gejala Menurut Naga (2013), tanda dan gejala penyakit gout bisa dilihat sebagai
mana berikut:
▪ Hiperurisemia.
▪ Artritis pirai/gout akut, bersiat eksplosif,nyeri hebat, bengkak, merah, teraba panas pada
persendian, dan akan sangat terasa pada waktu. bangun tidur di pagi hari.
▪ Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
▪ Terdapat tofi dengan pemeriksaan kimiawi.
▪ Telah terjadi lebih dari satu serangan akut.
▪ Adanya serangan pada satu sendi, terutama pada sendi ibu jari kaki.
▪ Sendi terlihat kemerahan.
▪ Terjadi pembengkakan asimetris pada satu sendi.
3.3 Saran
Sebaiknya ilakukan penyuluhan agar masyarakat dapat memahami dan mengukur Asam urat
serta melakukan pola hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/9c3328ce6af0718eaed776e316fa075a
.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41764/2/jiptummpp-gdl-kasyifaurr-47158-2-babi.pdf
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1503410052/BAB_2.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3559/4/Chapter%202.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2365/3/BAB%20II_1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68490/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://eprints.umm.ac.id/41764/3/jiptummpp-gdl-kasyifaurr-47158-3-babii.pdf
http://repository.unimus.ac.id/409/3/BAB%20II.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/4-jenis-gejala-artritis-gout-yang-perlu-diketahui
buku penuntun diet editor DR. Sunita Almatsier,M.SC
http://eprints.aiska-university.ac.id/514/1/MODUL%20reumatologi.pdf
http://repository.unimus.ac.id/2716/3/1.%20BAB%20I%20%28hal%201-4%29.pdf
buku reumatik oleh Misnadiarly
buku saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Artritis Rematik
Asam urat penerbit Gramedia Pustaka Utama