Anda di halaman 1dari 9

Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat

JPM Wikrama Parahita


p-ISSN 2599-0020, e-ISSN 2599-0012

Abstraksi
PELATIHAN PEMBUATAN Torbangun atau bangun-bangun merupakan sebutan dalam bahasa
Batak untuk tumbuhan Coleus amboinicus Lour. Daun torbangun
TEPUNG TORBANGUN telah dimanfaatkan oleh masyarakat suku Batak dari Sumatera Utara
secara turun-temurun. Daun torbangun umumnya diolah menjadi
DAN PRODUK PANGAN sayur atau sop dan biasanya dikonsumsi segera setelah ibu
melahirkan selama ±30 hari agar produksi ASI meningkat atau
FUGSIONAL UNTUK IBU sebagai laktagogum (Damanik 2009). Hingga saat ini
MENYUSUI DI DESA pengembangan produk makanan tambahan untuk ibu menyusui
berbasis bahan pangan lokal yang mengandung fungsi laktagogum
PUNDEN REJO belum banyak dilakukan. Demikian juga halnya dengan
pemanfaatan torbangun dan pengembangannya menjadi suatu
KECAMATAN TANJUNG produk pangan fungsional dan sekaligus sebagai suatu bentuk
makanan tambahan bagi ibu menyusui.Oleh karena itu, sebagai
MORAWA KABUPATEN salah satu upaya pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian
DELI SERDANG tentang torbangun (Doloksaribu et. al. 2016) maka perlu dilakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan
pembuatan tepung torbangun dan pengembangannya menjadi
produk pangan fungsional untuk ibu menyusui. Khalayak sasaran
Melva Grace Mendrofa1 pada tahap kegiatan ini adalah masyarakat Desa Punden Rejo
Kecamatan Tanjung Morawa yang terdiri dari perangkat desa
Punden Rejo, Ketua dan anggota kelompok tani, ibu PKK, kader
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan
posyandu, ibu hamil dan WUS. Pada pelatihan ini, dijelaskan
Kemenkes Medan
pembuatan tepung torbangun dan bersama dengan peserta
dilakukan pembuatan produk pangan fungsional untuk ibu menyusui
yaitu food bar, bakso, mie basah. Pada pelatihan ini juga dilakukan
pengolahan daun torbangun segar menjadi sayur. Pengetahuan dan
Article history sikap tentang keunggulan dan manfaat tanaman torbangun
Received : diisi oleh editor sebagai bahan baku makanan fungsional bagi ibu menyusui
Revised : diisi oleh editor mengalami peningkatan. Peserta sudah terampil membuat produk
Accepted : diisi oleh editor pangan fungsional untuk ibu menyusui berbahan dasar tepung
torbangun.
*Corresponding author
Melva Grace Mendrofa
Email: Kata Kunci: pangan, torbangun, kewirausahaan
Melvamendrofa3@gmail.com
Abstract

Torbangun or wake-ups are the Batak names for the Coleus


amboinicus Lour plant. Torbangun leaves have been used by the
Batak people of North Sumatra for generations. Torbangun leaves
are generally processed into vegetables or soup and are usually
consumed immediately after the mother gives birth for ± 30 days to
increase milk production or as a laktagogum (Damanik 2009). Until
now, the development of supplementary food products for
breastfeeding mothers based on local food containing the function
of laktagogums has not been widely carried out. Likewise, the use of
torbangun and its development into a functional food product and
at the same time as a form of supplementary food for nursing
mothers. Community service activities in the form of training in the
manufacture of torbangun flour and its development into functional
food products for nursing mothers. The target audience at this stage
of the activity is the community of Punden Rejo Village, Tanjung
Morawa District which consists of Punden Rejo village officials,
chairmen and members of farmer groups, PKK women, posyandu

© 20xx Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengabdian
masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

cadres, pregnant women and WUS. In this training, it was explained


the manufacture of torbangun flour and together with the
participants made functional food products for breastfeeding
mothers, namely food bars, meatballs, wet noodles. In this training,
fresh torbangun leaves were also processed into vegetables.
Knowledge and attitudes about the advantages and benefits of
torbangun plant as a raw material for functional food for nursing
mothers have increased. Participants are skilled in making functional
food products for breastfeeding mothers based on torbangun flour.

Keywords: food, building, entrepreneurship


© 20xx Some rights reserved

PENDAHULUAN
Torbangun atau bangun-bangun merupakan sebutan dalam bahasa Batak untuk tumbuhan Coleus
amboinicus Lour. Daun torbangun telah dimanfaatkan oleh masyarakat suku Batak dari Sumatera Utara secara
turun-temurun. Daun torbangun umumnya diolah menjadi sayur atau sop dan biasanya dikonsumsi segera
setelah ibu melahirkan selama ±30 hari agar produksi ASI meningkat atau sebagai laktagogum (Damanik 2009).
Fungsi daun torbangun sebagai laktagogum telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian pada manusia dan
hewan coba, diantaranya penelitian oleh Santosa (2001), Damanik et al. (2006), Permana (2008) dan Rumetor
(2008).

Hingga saat ini potensi torbangun belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat luas.
Pemanfaatannya masih terbatas dikalangan masyarakat suku Batak tertentu saja dengan olahan sebagai
sayur atau sop. Rice (2011) menguraikan bahwa tanaman torbangun sangat potensial untuk dikembangkan
baik dari segi fungsinya sebagai laktagogum maupun dari segi budidaya yang relatif mudah dengan umur
panen yang singkat dibandingkan tumbuhan yang memiliki aktifitas laktagogum lainnya seperti tanaman
katuk. Keunggulan tersebut menjadi penting dalam ketersediaan bahan baku dan menjadi suatu potensi
dalam pengembangan produk dari tanaman tersebut. Namun hasil observasi di pasar tradisional di Lubuk
Pakam menunjukkan bahwa ketersediaan torbangun sangat sulit dan hanya dijual pada hari tertentu saja yaitu
hari Sabtu dan Minggu oleh 1-2 orang penjual dalam jumlah yang terbatas sekitar 5-10 ikat.

Pengolahan torbangun segar menjadi tepung torbangun merupakan salah satu upaya untuk
memperluas pemanfaatannya karena membuatnya lebih fleksibel untuk pengembangan produk pangan
yang lebih beragam dengan sasaran pengguna yang lebih luas, tidak terbatas hanya suku Batak. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Neacsu et al. (2015) bahwa pengolahan bahan pangan dari tumbuhan
khususnya kelompok sayuran menjadi bentuk tepung akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk
pengembangan produk yang kaya akan komponen bermanfaat pada bahan pangan tersebut. Pengolahan
menjadi tepung torbangun juga sebagai salah satu upaya mengatasi kelemahan tanaman torbangun yang
mudah rusak karena kadar air yang tinggi.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi bangsa Indonesia, ibu yang sedang menyusui bayi
pada 6 bulan pertama membutuhkan tambahan energi sebesar 330 kkal dan protein 20 g dibandingkan
dengan ibu yang tidak menyusui, pada golongan umur yang sama (Menkes 2013). Tambahan tersebut penting
untuk membantu penyembuhan setelah melahirkan, meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu serta mengisi
ulang cadangan zat gizi ibu (Gillespie 1999).

Doloksaribu (2015) melakukan penelitian tentang pengolahan torbangun segar menjadi tepung
torbangun dan pengembangannya menjadi produk pangan fungsional untuk ibu menyusui. Selanjutnya
Doloksaribu et. al. (2016) melakukan pengembangan produk pangan fungsional untuk ibu menyusui berbasis
tepung torbangun berupa food bar yang memiliki kandungan gizi dan daya terima yang baik oleh panelis
konsumen yang berasal dari berbagai suku yaitu suku Batak, Jawa, Sunda dan Sasak

Berdasarkan uraian di atas maka sebagai salah satu upaya peningkatan potensi pemanfaatan
torbangun untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu menyusui dan sekaligus juga meningkatkan sekresi dan
produksi ASI, maka perlu dilakukan kegiatan pelatihan pembuatan tepung torbangun dan pengembangan
produk pangan fungsional untuk ibu menyusui. Melalui kegiatan ini masyarakat diharapkan memiliki
pengetahuan tentang torbangun dan ketrampilan untuk mengolahnya menjadi produk pangan dalam skala

2
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

rumah tangga. Hal ini diharapkan menjadi salah satu usaha dalam penyelesaian masalah gizi melalui
pemanfaatan pekarangan untuk menanam tanaman torbangun, mengolahnya menjadi tepung dan
mengembangkannya menjadi berbagai produk sehingga dapat menambah asupan gizi ibu menyusui dan
meningkatkan pendapatan keluarga.

Referensi
Daun torbangun( Coleus amboinicus Lour) memiliki minyak atsiri( 0, 043% pada daun fresh ataupun 0. 2% pada
daun kering), berpotensi selaku antiseptik serta memiliki kegiatan besar melawan peradangan cacing(
Vasquez et angkatan laut(AL). 2000). Phytochemical database memberi tahu kalau dalam daun ini memiliki vit
C, vit B1, vit B12, beta karoten, niasin, karvakrol, kalsium, asam- asam lemak, asam oksalat, serta serat( Duke
2000). Kegiatan biologik dari senyawa- senyawa tersebut selaku antioksi serta, diuretik, analgesik, menghindari
kanker, antitumor, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas, hipokolesterolemik, hipotensif, serta
lain- lain manfaat yang butuh diteliti lebih lanjut( Roshan et angkatan laut(AL). 2010).

Ibu menyusui membutuhkan zat- zat gizi yang lebih banyak daripada ibu yang tidak menyusui (LIPI 2004).
Tumbuhan torbangun berpotensi untuk dikembangkan baik dari fungsi laktagogumnya, maupun dari sifatnya
yang sangat gampang berkembang dengan masa panen yang pendek (Rice 2011).

Indonesia sangat kaya dengan sumber fitofarmaka dari tipe tumbuhan herba salah satunya merupakan
tumbuhan torbangun. Di Sumatera Utara tumbuhan torbangun ataupun diketahui dengan istilah daun
bangun- bangun ialah daun yang dipercayai sanggup menolong bunda menyusui sehabis melahirkan. Secara
empiris daun torbangun bisa tingkatkan penciptaan (ASI) serta mempunyai isi gizi yang besar paling utama
mineral zat besi serta senyawa karoten (Hutajulu serta Junaidim 2013).

Ada perbandingan yang bermakna pemberian daun torbangun (Coleus Amboinicus L) terhadap kandungan
prolaktin serta penciptaan ASI. Daun torbangun ialah sumber santapan yang bisa teruji sanggup tingkatkan
kandungan prolactin serta volume ASI sehingga mutu ASI jadi lebih baik. Diharapkan bisa dicoba kajian lebih
lanjut menimpa pemanfaatan bahan alam selaku sumber kenaikan mutu ASI.

Menurut Vidianti (2010), perubahan intensitas gejala yang dirasakan dikarenakan terdapat pengaruh dari
beberapa kandungan vitamin dan mineral yang terkandung di dalam minuman fungsional torbangun
yaitu vitamin B6, kalsium besi, dan magnesium. Vitamin B6 sebagai kofaktor pada proses akhir pembentukan
neurotrans-mitter di otak terutama serotonin yang berperan penting dalam regulasi emosi, sehingga
rasa sensitif dan rasa ingin marah dapat berkurang karena otak menjadi lebih tenang. Penurunan gejala
keluhan fisik yang meliputi nyeri sendi, sakit kepala, nyeri payudara, dan kembung dipengaruhi oleh
kandungan magnesium yang berperan dalam produksi hormon serotonin dan dopamin yang dapat
meringankan keluhan tersebut (Si-mon 2003).

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah motode Metode observasional dan
eksperimental dimana Observasi adalah penelitian dimana peneliti hanya mengumpulkan data berdasarkan
pada apa yang dilihat dan diamati, serta menyimpulkan berdasarkan data yang dikumpulkan. Peneliti pada
observasi tidak melakukan perubahan pada obyek penelitian atau merubah variabel dengan cara apapun.

Pada eksperimen, peneliti melakukan tindakan tertentu pada obyek penelitian dan mencatat hasilnya.
Kemudian peneliti membandingkan keadaan pada hasil tersebut dengan keadaan populasi yang tidak
mengalami tindakan eksperimen. Dari perbandingan keadaan tersebut, peneliti kemudian mengambil
kesimpulan

3
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

PEMBAHASAN

1. Penjajakan Lokasi Kegiatan, Sosialisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan


Hasil kegiatan pada tahap ini adalah kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Deli
Serdang sangat mendukung bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini. Dinas Ketahanan
Pangan juga menerbitkan surel tentang kerjasama pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kerjasama
di Lokasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Punden Rejo Kecamatan Tanjung Morawa.
Demikian juga dengan Kepala Desa Punden Rejo sangat mendukung kegiatan tersebut dan akan
memfasilitasi tempat pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan dan disepakati pesertanya adalah
perangkat desa, PPL, kelompok wanita tani, PPL, PKK, Karang Taruna, Bidan Desa, Kader Posyandu,
Ibu hamil dan WUS.
Lokasi Kegiatan Pengmas ini sangatlah sesuai dengan tujuan pembentukan Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) menurut kebijakan Kementerian Pertanian. Kementan RI (2017)
menguraikan bahwa KRPL merupakan rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan
secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Prinsip
RPL adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan
dan kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber daya local, menjaga
kelestariaanya melaului kebun bibi desa menuju peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Pembuatan Kebun Percontohan Tanaman Torbangun
Pembuatan kebun percontohan tanaman torbangun dilakukan di Kebun Bibit Kelompok
Wanita Tani “Melati” di Dusun III Kawasan Rumah Pangan Lestari Desa Punden Rejo pada 12 Juli
2017. Kegiatan ini dihadiri oleh kelompok tani, ibu PKK, kader posyandu, karang taruna, Dinas
Ketahanan Pangan Deli Serdang dan Perangkat Desa Punden Rejo. Hasilnya, tanaman torbangun
di kebun percontohan tumbuh dengan baik. Bibit tanaman torbangun berasal dari kebun
torbangun yang ada di kompleks Jurusan Gizi.

3. Penyuluhan Tentang ASI, Gizi untuk Ibu Menyusui dan Manfaat Tanaman Torbangun

Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh sebanyak 30 orang yang terdiri dari Kepala Desa, TPG
Puskesmas Tanjung Morawa, Dinas Ketahanan Pangan Kab. Deli Serdang, PPL Desa Punden Rejo,
Bidan Desa, Karang Taruna, Kepala Dusun, Kader Posyandu, PKK Desa Punden Rejo, Perangkat
Desa Punden Rejo (Daftar Hadir Terlampir). Bersama Kepala Desa disepakati peserta adalah
Perangkat Desa, PPL, PKK, Karang Taruna, Bidan Desa, Kader Posyandu, Ibu Hamil dan Ibu WUS.
Evaluasi terhadap tahap kegiatan ini menunjukkan bahwa Peserta mengikuti kegiatan ini
dengan antusias, tanpa ada seorangpun peserta yang meninggalkan kegiatan ini dari awal
hingga berakhir. Pada saat sesi tanya-jawab ada 5 orang peserta sangat yang mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan yang di akhir tahap diajukan adalah

1. Selain untuk memperbanyak ASI apakah fungsi lain torbangun.


2. Apakah kalau bapak makan torbangun juga bisa keluar air susunya.
3. Apakah ada efek samping kalau kita mengoonsumsi torbangun berlebihan.
4. Bagaimana cara menanam torbangun
5. Kalau kita menderita hipertensi apakah boleh mengonsumsi torbangun

Menurut WHO dalam Notoatmodjo (2010), salah satu strategi untuk perubahan perilaku
adalah dengan pemberian informasi dengan melakukan penyuluhan. Melakukan penyuluhan
dengan metode ceramah dapat meningkatkan pengetahuan responden. Evaluasi terhadap
kegiatan ini juga menunjukkan bahwa terjadi peruban perilaku tentang materi yang disampaikan.
Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
secara lisan di akhir kegiatan dibandingkan di awal kegiatan. Pertanyaan secara lisan yang
diajukan di awal dan di akhir kegiatan kepada peserta yaitu :

1. Manfaat dan keunggulan ASI


2. Porsi makanan untuk Ibu Menyusui
3. Manfaat dan Keunggulan Tanaman Torbangun

4
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

4. Pelatihan Pembuatan Tepung Torbangun dan Produk Pangan Fungsional untuk Ibu Menyusui

Pada pelatihan ini, dijelaskan pembuatan tepung torbangun dan bersama dengan
peserta dilakukan pembuatan produk pangan fungsional untuk ibu menyusui yaitu food bar,
bakso, mie basah. Pada pelatihan ini juga dilakukan pengolahan daun torbangun yang bagus
menjadi sayur.
Evaluasi terhadap tahap kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta mengikuti kegiatan ini
dengan antusias, dan menyatakan mampu membuatnya sendiri di rumah maupun untuk kegiatan
PMT di Posyandu. Pada akhir pelatihan, semua produk yang dibua t dimakan bersama oleh seluruh
peserta dan menyatakan bahwa produk tersebut memiliki rasa dan mutu organoleptik yang
dapat diterima.
Peserta yang hadir sebanyak 15 orang yang terdiri dari Sekretaris Desa Punden Rejo, PPL
Desa Punden Rejo, Kelompok wanita tani, PKK Desa Punden Rejo, Ibu Hamil, Ibu WUS, Perangkat
Desa Punden Rejo (terlampir). Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan ini adalah
pada waktu yang bersamaan ada kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Kecamatan
Tanjung Morawa yang harus diikuti oleh aparat Desa, ketua PKK dan kader posyandu. Upaya
pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan mengusulkan dan meminta agar ada
perwakilan dari aparat desa dan kader serta ibu PKK yang mengikuti tahap kegiatan pengabdian
masyarakat ini. Upaya lainnya yang dilakukan adalah dengan membagikan dan menitipkan
leaflet dan prosedur pembuatan produk kepada peserta yang tidak datang.
Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) mudah ditanam di tanah yang basah. Tabel 1
menunjukkan kadar air dalam simplisia daun torbangun sebesar 7,7%. Hal ini menunjukkan bahwa daun
aman disimpan sebelum digunakan untuk ekstraksi karena kadar air di bawah 10% dapat mencegah
terjadinya proses enzimatik dan kerusakan oleh mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir (Seham et al.
2012). Analisis kadar abu dalam daun torbangun merupakan parameter kandungan mineral (bahan
anorganik), didapatkan 13,48%. Kandungan bahan anorganik yang terdapat di dalam suatu bahan
diantaranya kalsium, kalium, fosfor, besi, magnesium, yang biasa digunakan sebagai bahan baku untuk
obat herbal (Luckoba et al. 2006).

Hasil analisis kromatogram daun, dahan bagian atas dan akar tanaman torbangun (Coleus
amboinicus Lour) menunjukkan kadar senyawa kimia n.Hexadecanoic acid (C16H32O2 ) yang berbeda,
dan hal ini sudah dilaporkan mempunyai aktivitas biologis sebagai antioksidan, penurun kolesterol dan
inhibitor hemolisis. Demikian juga senyawa kimia Octadecadienoic acid, berperan dalam perlindungan
sel β-pankreas (Uma et al. 2011). Dari hasil penelitian sebelumnya juga diperoleh hasil bahwa pemberian
makanan tambahan yang mengandung tepung torbangun kepada ibu menyusui berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan bayi berdasarkan para-meter waktu yang dibutuhkan untuk
peningkatan kembali berat badan lahir dan berdasarkan lingkar kepala bayi.

Kegiatan sosialisasi merupakan upaya pengabdian kepada masyarakat yang dapat


meningkatkan kemampuan dan pengetahuan cara meningkatkan produksi ASI bagi peserta. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan daun torbangun dan variasi pengolahan berbasis
daun torbangun. Daun torbangun atau daun bangun-bangun memiliki manfaat terhadap peningkatan
ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hutajulu dan Junaidi (2013) secara in vitro bahwa bobot
induk tikus yang diberi ekstrak daun bangun-bangun mengalami peningkatan proses menyusui dan
meningkatkan bobot bayi tikus. Daun torbangun memiliki fungsi sebagai laktagogum yaitu merupakan
senyawa yang dapat memicu sekresi dan meningkatkan produksi ASI (Syarief dkk, 2014).

Karekteristik responden sebagian besar adalah umur 20-35 tahun sebanyak 31 responden (96,9%),
bekerja sebagai pedagang sebanyak 17 responden (53,1%), berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15
responden (46,9%), paritas 2 sebanyak 20 responden (62,5%), frekwensi makan paling banyak 3 kali
sebanyak 21 responden (65,6%), dan tidak ada masalah laktasi sebanyak 28 responden (87,5%). Hasil
pengeluaran rata-rata prolaktin pada kelompok perlakuan lebih banyak daripada kelompok kontrol.
Kelompok kontrol memiliki rata-rata prolaktin yang lebih tinggi karena adanya pemberian daun
torbangun. Daun torbangun yang diberikan pada responden berupa teh yang diseduh, dan diberikan 3
kali sehairi. Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour) adalah salah satu tanaman pangan yang
mempunyai fungsi laktagogum, yaitu dapat meningkatkan sekresi dan produksi air susu ibu. Tanaman
daun bangun- bangun ini mengandung berbagai jenis flavonoid yaitu quercetin, apigenin, luteolin,
salvigenin, genkwanin.Pada Ibu menyusui dengan adanya prolaktin yang tinggi maka akan
meningkatkan produksi dan volume ASI. Pada ibu menyusui, kadar prolaktin masih tinggi, karena hormon
ini penting dan berfungsi merangsang kalenjar air susu. Kalenjar air susu tersebut mendapat rangsangan

5
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

dari hormon prolaktin untuk memproduksi ASI, sehingga pada saat bayi akan menyusi, ASI sudah
siap.Dengan menyusui bayinya, maka hormon prolaktin dalam tubuh ibu akan bekerja secara sempurna.

Penurunan jumlah subjek pada tingkat keluhan menjadi keluhan ringan terjadi pada per lakuan
yang diberikan minuman fungsional torbangun, dan pada kontrol dalam tingkat keluhan ringan dan
sedang, baik sebelum maupun sesudah intervensi. Subjek pada perlakuan yang diberikan minuman
torbangun mengalami penurunan intensitas tingkat keluhan yang signifikan (p<0,05), sedangkan tingkat
keluhan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan tingkat keluhan
pada kelompok pemberian minuman fungsional torbangun sebelum dan sesudah intervensi sejalan
dengan penelitian Subakti (2015) yang menyatakan bahwa tingkat keluhan subjek pada pemberian
minuman fungsional torbangun mengalami penurunan yang signifikan (p<0,05).

Beberapa kandungan dalam minuman torbangun yang dapat menghambat proses terbentuknya
prostaglandin antara lain vitamin E, zink, dan flavanoid. Vitamin E seba-gai salah satu zat gizi yang
memengaruhi proses terjadinya prostaglandin. Peran vitamin yaitu menghambat metabolisme
prostaglandin dengan memengaruhi pelepasan asam arakhidonat dari fosfolipid dan konversi menjadi
prostaglandin terhambat melalui enzim fosfolipase A2 dan siklooksigenase (Brigelius-Flohe & Traber MG
1999).
Flavanoid merupakan zat bioaktif untuk anti inflamasi, adapun golongan flavonoid yang
terkandung dalam daun torbangun adalah golongan flavonol glikosida, flavon glikosida, biflavonil, dan
flavon (Batubara et al. 2004). Flavonoid juga terdapat pada olahan daun torbangun yaitu minuman
fungsional torbangun (Subakti 2015). Peran flavonoid sendiri yaitu dapat memblokir prostaglandin
sehingga dapat menghambat enzim siklooksigenase dan enzim lipoksigenase (mediator inflamasi) yang
akan menyebabkan terjadinya penurunan prostaglandin dan leukotrien yang merupakan mediator
radang (inflamasi) dan berdampak terhadap penurunan intensitas nyeri saat gejala pramenstruasi (Giti
et al. 2009; Prawirohardjo 2010).

6
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

Tabel
Tabel 1. Komposisi zat gizi daun torbangun per 100 g

Tabel 2. Komposisi Bahan (G) Produk Food Bar

Gambar 2. Diagram Alur Pembuatan Produk Food


Bar Untuk Ibu Menyusui (Doloksaribu Et. Al. 2016)

KESIMPULAN
Berisi berbagai kesimpulan yang diambil
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.Berisi
pernyataan singkat tentang hasil yang disarikan dari
pembahasan. Bagian akhir dapat ditambahkan
Gambar saran kegiatan pengabdian selanjutnya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Judul bagian pustaka di atas tidak diberi nomor.
Format seperti ini akan mudah Anda buat dengan
bantuan aplikasi EndNote. Jika aplikasi ini tidak ada
di komputer Anda, tidaklah sukar untuk
menggunakan format dalam contoh di bawah (APA
Style). Untuk semua pengarang, tulis nama belakang
diikuti singkatan nama tengah dan depan. Hanya
published paper (judul buku, nama dan nomor
volume jurnal) yang ditulis miring. Perhatikan untuk
rujukan dari Internet, semua bagian rujukan tetap
ditulis lengkap. Berikut adalah contoh penulisan
daftar pustaka.
Jangan lupa mengembalikan seting Macro Security
seperti keadaan semula, setelah selesai mengedit
makalah JPM Wikrama Parahita ini.
Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti

Gambar 3.Kebun Percontohan Tanaman


Torbangun

Gambar 1. Tahap Pembuatan Tepung Torbangun

7
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

Doloksaribu, TH., Darawati, M.,


Masthalina, H., Sinaga, HT., 2016.
Laporan Penelitian Unggulan Institusi.
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Medan: Kemenkes RI.
Doloksaribu, TH., Syarief, H, Damanik,
Gambar 4. Produk Pangan Fungsional yang
Dihasilkan MRM., Marliyati, SA., 2015. The
development of torbangun flour-
based functional supplementary
food for breastfeeding mother.
KESIMPULAN IJSBAR 23(1):348-355
.2015. Pertumbuhan bayi dan
Pengetahuan dan sikap tentang pemberian ASI eksklusif oleh ibu
keunggulan dan manfaat tanaman torbangun penerima konseling menyusui dan
sebagai bahan baku makanan fungsional bagi makanan tambahan torbangun.
ibu menyusui mengalami peningkatan. Peserta Jurnal Gizi dan Pangan Volume 10,
sudah terampil membuat produk pangan No. 2 Juli, pp.77-84.
fungsional untuk ibu menyusui berbahan dasar Gillespie, S., 1999. Supplementary
tepung torbangun. feeding for women and young
children.Human Development
Network, The World Bank.
[Kementan] Kementerian Pertanian RI.
DAFTAR PUSTAKA 2017. Kawasan Rumah Pangan
[ABM] Academy of Breastfeeding Lestari-KRPL.
Medicine Protocol Committee. http://www.litbang.pertanian.go.i
2011. ABM Clinical Protocol #9: Use d/krpl/. Diakses pada tanggal 3
of Galactogogues in Initiating or Juli 2017
Augmenting the Rate of Maternal Mahmud, MK., Hermana, Zulfianto, NA.,
Milk Secretion (First Revision). Apriyantono, RR., Ngadiarti, I.,
Breastfeeding Medicine 6(1). DOI: Hartati, B., Bernadus, Tinexcelly.,
10.1089/bfm.2011.9998 2009. Tabel Komposisi Pangan
Damanik, R., Wahlqvist ,ML., Indonesia. Persatuan Ahli Gizi
Wattanapenpaiboon N. 2006. Indonesia. Jakarta: PT Elex Media
Lactagogue effects of Torbangun, Komputindo.
a Bataknese traditional cuisine. [Menkes] Menteri Kesehatan. RI
Asia Pac J Clin Nutr 15(2): 267-274. 2013. Peraturan Menteri
Damanik, R., 2009. Torbangun (Coleus Kesehatan RI nomor 75
amboinicus Lour): a Bataknese Tahun 2013 tentang Angka
traditioal cuisine perceived as Kecukupan Gizi yang
lactagogue by Bataknese Dianjurkan bagi Bangsa
lactating women in Simalungun, Indonesia.
North Sumatera, Indonesia. J Hum Neacsu, M., Vaughan, N., Raikos, V.,
Lac 25(1): 64-72 Multari, S., Duncan, GJ., Duthie,
Doloksaribu, TH., 2015. Pengaruh GG., Russel, WR., 2015.
pemberian makanan tambahan Phytochemical profile of
fungsional berbasis tepung commercially avalaible food plant
torbangun pada ibu yang powders: their potential role in
mendapat konseling menyusui healthier food reformulations. J
terhadap pemberian ASI Eksklusif Food Chem (179):159-69.
dan pertumbuhan bayi [disertasi]. doi:10.1016/j.foodchem.2015.01.1
Bogor: Program Pascasarjana, 28
Institut Pertanian Bogor. Notoatmodjo, S., (2010). Ilmu Perilaku

8
Penulis pertama dkk, Jurnal Pengabdian Masyarakat Wikrama Parahita, Volume Nomor Bulan Tahun: Nomor Halaman
DOI http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v4i1.1931

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Syarief, H., Damanik, M, R., Sinaga, T.,
Rumetor SD. 2008. Studi histopatologi Doloksaribu, H, T. (2014). Pemanfaatan
pengaruh pemberian daun Daun Bangun-Bangun Dalam
torbangun (Coleus amboinicus Pengembangan Produk Makanan
Lour) terhadap produksi susu Tambahan Fungsional Untuk Ibu
kelenjar mammae mencit (Mus Menyusui. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
musculus) [skripsi]. Bogor: Fakultas (JIPI), 19(1), 38-42.
Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor. Hutajulu, F, T., dan Junaidi, L. (2013). Manfaat
Rice, LJ., Brits, GJ., Potgieter, CJ., Van- Ekstrak Daun Bangun-Bangun (Coleus
Staden, J., (2011). Plectranthus: A Ambonicius) Untuk Meningkatkan
plant for the future? South African J Produksi Air Susu Induk Tikus. Jurnal Riset
of Botany 77 (4):947–959.
Industri, 7(1),15-24.
doi:10.1016/j.sajb. 2011.07.001.
Rumetor, SD., 2008. Suplementasi daun Fahriani R, Rohsiswatmo R, Hendarto A. Faktor
bangun-bangun (Coleus yang Memengaruhi Pemberian ASI
amboinicus Lour) dan Zink-vitamin Eksklusif pada Bayi Cukup Bulan yang
E dalam ransum untuk Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Sari
memperbaiki metabolisme dan Pediatr. 2016;
produksi susu kambing peranakan
Etawah [disertasi]. Bogor: Program Siregar MA. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-
Pascasarjana, Institut Pertanian faktor yang Mempengaruhi. Gizi. 2014;
Bogor.
Santosa CM. 2001. Khasiat konsumsi https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/
daun bangun-bangun article/view/18715
(Coleus amboinicus, l)
sebagai pelancar sekresi air Novaria, A. A., Hardinsyah, H., & Damanik, M. R.
susu ibu menyusui dan M. (2017). Minuman fungsional torbangun
pemacu pertumbuhan bayi (Coleus amboinicus Lour) dapat menurunkan
[tesis]. Bogor: Program tingkat keluhan dan kadar prostaglandin pada
Pascasarjana, Institut remaja dengan sindrom pramenstruasi. Jurnal
Pertanian Bogor. Gizi dan Pangan, 12(2), 123-128.
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/
article/view/11590/9053

Damanik R. 2009. Torbangun (Coleus


amboinicus Lour): a Bataknese traditional
cuisine perceived as lactagogue by
Bataknese lactating women in
Simalungun, North Sumatera, Indonesia. J
Hum Lact 25(1):64- 72. doi:
10.1177/0890334408326086.

PERTUMBUHAN BAYI DAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF OLEH IBU PENERIMA KONSELING
MENYUSUI DAN MAKANAN TAMBAHAN
TORBANGUN. (2016). PERTUMBUHAN BAYI
DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU
PENERIMA KONSELING MENYUSUI DAN
MAKANAN TAMBAHAN TORBANGUN,
10(2)https://doi.org/10.25182/jgp.2015.10.
2.%p

Anda mungkin juga menyukai