Anda di halaman 1dari 6

E-ISSN 2747-1128, Volume 4 Nomor 2, Agustus 2023, Halaman 141-146

PELATIHAN PEMBUATAN STARCH (TEPUNG JAGUNG)


DARI LIMBAH BONGGOL JAGUNG DI LAGOA, JAKARTA
UTARA
Training For Making Starch (Corn Flour) From Corn Cobs Waste In Lagoa, North
Jakarta

Ghanima Yasmaniar1*, Ridha Husla1, Apriandi Rizkina Rangga Wastu1, Fadliah2, Havidh
Pramadika1
1 Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Jakarta Barat 11440
2 Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Jakarta Barat 11440

*Penulis Korespondensi: : ghanima@trisakti.ac.id

Jagung merupakan salah satu bahan makanan yang mudah ditemukan dengan manfaat yang
 sangat beragam, mulai dari bagian batang, daun, kulit, dan biji. Sementara itu, bonggol jagung
seringkali hanya menjadi limbah yang tidak dapat dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Oleh
 karena itu perlu ada upaya untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung dengan meningkatkan nilai
tambahnya, salah satunya dengan mengekstraknya menjadi starch (tepung jagung). Upaya ini juga
 perlu diperkenalkan kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan limbah bonggol jagung
menjadi starch (tepung jagung) yang kemudian dapat diolah sebagai bahan makanan. Tujuan dari
 kegiatan ini adalah untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah bonggol jagung
dan mengolahnya menjadi starch (tepung jagung) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan, sehingga masyarakat dapat membantu mengurangi limbah bahan organik, serta mereka
dapat mengurangi anggaran pengeluaran belanja rumah tangga karena dapat membuat tepung
 jagung sendiri dari limbah. Metodologi pelaksanaan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) ini berupa pelatihan pembuatan starch (tepung jagung) dari limbah bonggol jagung.

Pelatihan ini dilakukan melalui kerjasama dengan ibu-ibu PKK RW 003 Daeeah[MOU1] Lagoa,
 Jakarta Utara. Hasil kegiatan PKM mengenai pelatihan pembuatan starch (tepung jagung) dari
 limbah bonggol jagung ini terlihat bahwa masyarakat belum menyadari akan pemanfaatan limbah
organik sehingga perlu ada edukasi kepada masyarakat mengenai hal tersebut [IM2]agar mereka
dapat memanfaatkan limbah menjadi barang yang tepat guna.

Corn is one of the food materials that are easily found with very diverse benefits, starting from the
 Corncob stems, leaves, skin, and seeds. Meanwhile, corn cobs are often just a waste that cannot be utilized and
 corn waste thrown away. Therefore, it is necessary to utilize the corncob waste by increasing its added value, one
 starch of which is by extracting it into starch (corn flour). This effort also needs to be introduced to the
community so that they can utilize corncob waste into starch (corn flour) which can then be processed
 waste
as food ingredients. The purpose of this activity is to train the community to be able to use corncob
waste and process it into starch (corn flour) which can be used as food, so that people can help reduce
organic waste, and they can reduce household spending because they can make corn flour themselves
from waste. The implementation methodology for this Community Service (PKM) activity is in the form
of training in making starch (corn flour) from corncob waste. This training was carried out in
collaboration with PKK RW 003 Daeeah [MOU1] Lagoa women, North Jakarta. The results of PKM
activities regarding training in making starch (corn flour) from corncob waste show that the community
is not yet aware of the use of organic waste, so there is a need to educate the public regarding this
matter [IM2] so that they can utilize waste into useful goods.
Jagung merupakan salah satu bahan makanan yang mudah ditemukan di sekitar kita.
Manfaat jagung sangat beragam, mulai dari bagian batang, daun, kulit, biji, dan bagian bonggol-
nya. Batang dan daun jagung banyak digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung
nutrisi yang baik untuk hewan. Kulit jagung sering menjadi bahan untuk berbagai produk
kerajinan. Biji jagung dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan untuk manusia dan
pakan ternak.
Sementara itu, bonggol jagung memiliki serat kasar yang cukup tinggi sehingga
membuatnya kurang baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan ternak, sehingga seringkali
bonggol jagung ini hanya menjadi limbah yang tidak dapat dimanfaatkan dan dibuang begitu
saja. Namun, ternyata limbah bonggol jagung ini dapat dimanfaatkan, salah satunya yaitu
dengan mengekstraknya menjadi starch (tepung jagung).[IM3]
Areal tanaman jagung ini cukup luas dan umur tanamannya relatif pendek (75-120 hari
setelah masa tanam) sehingga panen bisa diperoleh beberapa kali dalam setahun. Jagung juga
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan
makanan. Namun, seiring bertambahnya penggunaan jagung maka semakin bertambah pula
limbah berupa bonggol jagung yang tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja.
Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung dengan
meningkatkan nilai tambahnya, salah satunya dengan mengekstraknya menjadi starch (tepung
jagung). Upaya ini juga perlu diperkenalkan kepada masyarakat agar mereka dapat
memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi starch (tepung jagung) yang kemudian dapat
diolah sebagai bahan makanan.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan
limbah bonggol jagung dan mengolahnya menjadi starch (tepung jagung) yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan[IM4]. Sehingga masyarakat dapat membantu
mengurangi limbah bahan organik, serta mereka dapat mengurangi anggaran pengeluaran
belanja rumah tangga karena dapat membuat tepung jagung sendiri dari limbah.

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
METODE[IM5]
Metodologi pelaksanaan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini berupa
pelatihan pembuatan starch (tepung jagung) dari limbah bonggol jagung. Pelatihan ini
dilakukan melalui kerjasama dengan ibu-ibu PKK RW 003 Daerah[MOU6] Lagoa, Jakarta Utara
dengan tujuan untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah bonggol jagung
dan dapat mengolahnya menjadi starch (tepung jagung) yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan makanan.
Pelaksanaan yang dilakukan pada program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini,
pertama adalah tentang materi yaitu dilakukan observasi dan preliminary survey. Dalam proses
ini, tim PKM melakukan observasi mengenai kondisi mitra baik dari sisi potensi maupun
tantangan dalam kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Pada tahap kedua yaitu energi [MOU7]yang berupa sosialisasi cara pengolahan limbah bonggol
jagung menjadi starch (tepung jagung). Pada tahap ketiga yaitu informasi berupa Focused
Group Discussion (FGD) sebagai forum konsultasi untuk mendapatkan gambaran nyata tentang
hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh mitra pada proses pengolahan limbah bonggol
jagung menjadi starch (tepung jagung) sehingga mendapatkan solusi.
Adapun proses pelaksanaan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini yaitu
dengan melakukan perendaman bonggol jagung selama sehari semalam agar air meresap dan
bonggol menjadi lunak, kemudian dilakukan penghalusan bonggol jagung dengan
menggunakan blender serta lumpang dan alu. Setelah itu bonggol jagung yang telah halus
disaring dan dilakukan pengekstrakan sampai didapatkan hasil berupa tepung.

HASIL DAN PEMBAHASAN[MOU8]


Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 26
Februari 2022 dengan peserta ibu-ibu PKK RW 003 Daerah Lagoa, Jakarta Utara. Pada kegiatan
PKM ini, ibu-ibu PKK diberikan edukasi mengenai pemanfaatan limbah bonggol jagung serta
bagaimana pengolahan limbah tersebut agar dapat menjadi produk yang dapat dimanfaatkan
kembali.

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Untuk proses pengolahan limbah bonggol jagung menjadi starch (tepung jagung),
diperlukan beberapa peralatan pendukung. Peralatan yang diperlukan yaitu food processor
atau blender, lumpang dan alu, ayakan, kain saring, wadah besar, dan sendok. Selain itu
diperlukan juga air untuk merendam bonggol jagung sebelum dihaluskan.

A B

C D
Gambar 1. A. Perendaman Bonggol Jagung, B. Bonggol Jagung yang Telah Halus, C. Ekstrak Bonggol Jagung, D. Endapan
Ekstrak Bonggol Jagung yang Akan Menjadi Starch

Untuk proses pengolahannya, pertama rendam bonggol jagung di dalam air selama sehari
semalam. Kemudian haluskan bonggol jagung yang sudah direndam tadi dengan menggunakan
blender ataupun food processor. Setelah itu, tumbuk bonggol jagung yang sekiranya masih
kasar dengan menggunakan lumpang dan alu. Kemudian haluskan kembali bonggol jagung
dengan menggunakan blender/food processor agar hasilnya lebih halus.
Setelah itu, saring bonggol jagung yang telah halus dengan menggunakan ayakan.
Kemudian saring kembali dengan menggunakan kain saring agar didapatkan sari-nya.
Diamkan ekstrak bonggol jagung pada wadah sampai terbentuk endapan. Jika menginginkan
proses yang lebih cepat bisa dilakukan sambil dijemur. Setelah terbentuk endapan, buang air
yang ada di atasnya, kemudian jemur kembali endapan sampai kering, setelah itu tepung dari
bonggol jagung siap digunakan.[IM9]

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Setelah kegiatan pelatihan dilakukan, kegiatan dilanjutkan dengan dikusi bersama peserta
PKM. Terlihat bahwa peserta baru menyadari bagaimana pemanfaatan limbah organik agar
dapat menjadi barang yang tepat guna. Selain itu peserta juga antusias dengan kegiatan
pelatihan PKM ini mengenai pemanfaatan limbah bonggol jagung menjadi starch (tepung
jagung) yang dapat dimanfaatkan oleh mereka sendiri.

Gambar 2. Dokumentasi Kegiatan Bersama Peserta PKM

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan PKM mengenai pelatihan pembuatan starch (tepung jagung) dari
limbah bonggol jagung ini terlihat bahwa masyarakat belum menyadari akan pemanfaatan
limbah organik sehingga perlu ada edukasi kepada masyarakat mengenai hal tersebut [IM10]agar
mereka dapat memanfaatkan limbah menjadi barang yang tepat guna. Selain itu, melalui
kegiatan ini terlihat bahwa masyarakat antusias dengan adanya pelatihan pembuatan starch
(tepung jagung) dari limbah bonggol jagung karena mereka dapat memanfaatkan limbah yang
biasanya dibuang begitu saja sehingga bisa menjadi barang yang bermanfaat, serta berguna
juga untuk meguragi[IM11] anggaran belanja rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA[IM12]

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Arief, Ratna Wylis., Yani, Alvi., dan Dewi, Fatma. (2014). “Kajian Pembuatan Tepung Jagung
Dengan Proses Pengolahan Yang Berbeda”. Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian Spesifik Lokasi. Banjarbaru: Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Chairunnisa, Magfirah., dan Ciptandi, Fajar. (2018). “Pengolahan Material Limbah Bonggol
Jagung Sebagai Produk Aksesoris Fesyen”. Jurnal ATRAT Vol. 6 No. 3. Bandung: Institut
Seni Budaya Indonesia.

Hrp, Ardhansyah Putra. (2020). “Produksi Limbah Bonggol Jagung Di Desa Saentis”. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Membagun Negeri. Vol. 4 No.1. Buton: Universitas
Muhammadiyah Buton.

Koswara, Sutrisno. (2009). Teknologi Pengolahan Jagung. E-bookpangan.com

Mahardhika, dan Dewi, Farida Ratna. (2014). “Analisis Pengembangan Usaha Pemanfaatan
Limbah Bonggol Jagung Menjadi Produk Kerajinan Multiguna”. Jurnal Manajemen dan
Organisasi Vol. V No. 3. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Putri, Risma Gita, dkk. “Laporan Pelatihan Pengolahan Limbah Bonggol Jagung ( Janggel )
Menjadi Jamur Janggel Di Desa Gempolrejo”. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Z, Bunyamin., Efendi, Roy., dan Andayani, NN. (2013). “Pemanfaatan Limbah Jagung Untuk
Industri Pakan Ternak”. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Kementrian
Pertanian Republik Indonesia.

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

Anda mungkin juga menyukai