Anda di halaman 1dari 8

PRODUKSI BRIKET ENERGI DARI LIMBAH BATOK KELAPA:

MENUJU PENGELOLAAN LIMBAH YANG BERKELANJUTAN

Ferdy Febrinandy Misbah1, Julian Satria2, Lia Nurul Afita3, Maissy Eria Putri4,
Maya Anggaraini5, Ratu Nadia Hasanah6, Sevia Dita Pratiwi7, Silvia Cici
Santrika8, Sindy Yuliasari9, Tria Puji Astuti10
1
Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung/Jurusan PBS/FKIP, Universitas Lampung,
2
Program Studi Bimbingan Konseling/Jurusan Ilmu Pendidikan/FKIP, Universitas Lampung,
3
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris/Jurusan PBS/FKIP, Universitas Lampung,
4
Program Studi PPKn/Jurusan P. IPS/FKIP, Universitas Lampung,
5
Program Studi Pendidikan Fisika/Jurusan P. MIPA/FKIP, Universitas Lampung,
6
Program Studi Pendidikan Geografi/Jurusan P. IPS/FKIP, Universitas Lampung,
7
Program Studi Pendidikan Ekonomi/Jurusan P. IPS/FKIP, Universitas Lampung,
8
Program Studi Pendidikan Jasmani/Jurusan Ilmu Pendidikan/FKIP, Universitas Lampung,
9
Program Studi Pendidikan Sejarah/Jurusan P. IPS/FKIP, Universitas Lampung,
10
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Jurusan PBS/FKIP, Universitas Lampung,
11
Mahasiswa KKN Periode 1 2024 Universitas Lampung

Penulis Korespondensi : maya.anggaraini21@students.unila.ac.id

Abstrak

Briket merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari limbah. Briket sering digunakan sebagai bahan bakar
alternatif untuk menggantikan bahan bakar tradisional seperti kayu atau batu bara mentah. Jurnal ini berupaya
memberikan gambaran dan penjelasan terkait program kerja pelatihan pembuatan briket dari limbah batok kelapa,
meliputi proses, tahapan, hasil, dan manfaatnya. Penulisan jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
dengan model deskriptif-eksplanatif. Hasilnya, masyarakat menerima pemahaman dan wawasan baru dalam hal
pemanfaatan limbah rumah tangga. Selain itu, penggunaan briket dalam masyarakat dapat membantu mengurangi
dampak lingkungan karena dapat memanfaatkan limbah biomassa atau bahan bakar sisa yang biasanya akan
dibuang, sambil menyediakan sumber energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Briket sering digunakan
dalam industri, pertanian, dan sektor rumah tangga sebagai sumber energi yang terjangkau dan mudah digunakan.
Jurnal ini terbatas pada pelaksanaan KKN Universitas Lampung Periode 1 2024.

Kata kunci: limbah batok kelapa, briket.


Abstract

Briquettes are solid fuel made from waste. Briquettes are often used as an alternative fuel to replace traditional
fuels such as wood or raw coal. This article attempts to provide an overview and explanation regarding the training
work program for making briquettes from coconut shell waste, including the process, stages, results and benefits.
This article was written using a qualitative approach with a descriptive-explanatory model. As a result, the
community receives new understanding and insights regarding the use of household waste. In addition, the use of
briquettes in society can help reduce environmental impacts because it can utilize biomass waste or residual fuel
that would normally be thrown away, while providing a more efficient and environmentally friendly energy
source. Briquettes are often used in industry, agriculture and the household sector as an affordable and easy-to-
use energy source. This article is limited to the implementation of KKN University of Lampung Period 1 2024.

Keywords: coconut shell waste, briquettes.

1
VOL 2 NO 2 2022
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang sumber daya alamnya sangat melimpah dan tanah yang subur
sehingga banyak warga Negara yang memanfaatkan hal tersebut untuk dijadikan sebagai pekerjaan
sehari-hari. Sama halnya dengan warga Desa Sidomekar yang mayoritasnya adalah petani. Ada banyak
hasil pertanian seperti sawit, karet, dan kelapa. Dalam hal ini, kelapa menjadi salah satu hasil pertanian
yang banyak dimanfaatkan di Desa Sidomekar.

Pohon kelapa memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan ekonomi di banyak daerah
tropis, serta memberikan berbagai produk yang mendukung kehidupan manusia. Pemanfaatan kelapa
tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap
perekonomian masyarakat di daerah-daerah tropis seperti di Desa Sidomekar. Namun, seringkali batok
kelapa tidak dimanfaatkan dan akhirnya hanya menjadi limbah.

Oleh karena itu, kami Mahasiswa/i KKN Unila Periode I di Desa Sidomekar ingin mengadakan
pelatihan pembuatan briket dari limbah batok kelapa yang cukup mudah pembuatannya dan
menggunakan batok kelapa yang sudah melalui proses pembakaran, kemudian adonan tepung tapioka
sebagai perekat saat pencetakan briket, dan dilakukan proses pengeringan. Hal ini dilakukan agar dapat
membantu mengatasi masalah limbah batok kelapa yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
Sidomekar, dan mendorong para petani untuk memanfaatkan segala bagian dari pohon hingga buah
kelapa.

2. Bahan dan Metode


Metode dalam penulisan jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif-
eksplanatif yang bermaksud memberikan gambaran mendetail terkait program kerja pelatihan
pembuatan briket dari limbah batok kelapa selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata sekaligus
menjelaskan langkah-langkah mulai dari sebelum pembuatan, proses, hingga output dan outcome dari
program kerja tersebut. Data-data yang digunakan dalam pembuatan jurnal ini merupakan data primer
yang bersumber daripada pengalaman dan observasi langsung oleh anggota kelompok, serta data
sekunder yang diperoleh melalui kajian sejumlah literatur dan penelitian terdahulu terkait pembuatan
briket.

Proses pembuatan briket dari batok kelapa melibatkan beberapa langkah dasar, seperti yang dijelaskan
di bawah ini:
1) Pengumpulan Bahan Baku:
Batok kelapa merupakan sisa limbah dari pengolahan kelapa. Bahan ini harus dikumpulkan dari
pabrik pengolahan kelapa atau tempat-tempat lain di mana kelapa diolah.
2) Pemilihan dan Pembersihan:
Batok kelapa yang dikumpulkan harus dipilih untuk memastikan kualitasnya. Selanjutnya,
batok kelapa tersebut perlu dibersihkan dari kotoran dan debu.
3) Pengeringan:
Batok kelapa yang telah dibersihkan kemudian harus dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan
secara alami dengan sinar matahari atau menggunakan mesin pengering.

2
VOL 2 NO 2 2022
4) Pencacahan:
Batok kelapa yang telah kering kemudian dapat dicacah menjadi serbuk kasar atau serbuk halus
menggunakan alat pencacah.
5) Pencampuran:
Serbuk batok kelapa dicampur dengan bahan perekat atau agen pengikat lainnya, seperti tepung
tapioka atau pati singkong. Pencampuran ini bertujuan untuk memberikan kekuatan dan
kestabilan pada briket.
6) Pemadatan:
Campuran serbuk batok kelapa dan bahan perekat kemudian dipadatkan menjadi bentuk
tertentu, biasanya menggunakan mesin pemadat atau secara manual.
7) Pengeringan Lebih Lanjut:
Briket yang telah dipadatkan kemudian perlu dikeringkan lebih lanjut untuk menghilangkan
kelembapan yang mungkin masih ada.
8) Pembakaran:
Briket yang telah kering dapat digunakan sebagai bahan bakar setelah proses pembakaran.
Proses pembakaran ini menghasilkan energi panas yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti pemanasan atau memasak.

3. Hasil dan Pembahasan


Kegiatan ini merupakan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan informasi dan keterampilan
kepada masyarakat Desa Sidomekar tentang pembuatan briket dari limbah batok kelapa dalam pertanian
yang ramah lingkungan. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa
Sidomekar tentang pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan baku untuk membuat briket, sehingga
masyarakat dapat mengurangi limbah batok kelapa yang mencemari lingkungan karena tidak berdaya
guna. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Desa Sidomekar dalam
menerapkan praktik pemanfaatan bagian hasil pertanian berkelanjutan. Peserta kegiatan adalah
masyarakat Desa Sidomekar yang memiliki pertanian kelapa. Kegiatan sosialisasi ini diadakan pada
Jum’at, 09 Februari 2024 pukul 19.00 di perumahan warga di Desa Sidomekar dalam bentuk pertemuan
atau pelatihan dengan durasi sekitar 3 jam.

Setelah melakukan sosialisasi, dilakukan praktik uji coba briket dalam bentuk mengayak hasil
tumbukan pembakaran batok kelapa, mencampur adonan tepung tapioka sebagai perekat. Kemudian
mencetak briket dan menguji coba sampel briket yang sudah siap dipakai. Adapun uji coba dilakukan
dengan cara melakukan pembakaran terhadap briket yang sudah melalui proses penjemuran.

Memberikan pelatihan pembuatan briket dari batok kelapa kepada masyarakat, meningkatkan
kesadaran lingkungan, membantu organisasi kelompok produksi, memperkenalkan teknologi ramah
lingkungan, mendukung pemasaran produk, dan melakukan monitoring serta evaluasi untuk
meningkatkan dampak positif dalam mengurangi limbah dan meningkatkan ekonomi di Desa
Sidomekar.

Kelompok sasaran program ini mencakup masyarakat Desa Sidomekar, terutama mereka yang tinggal
di sekitar area penumpukan limbah batok kelapa. Target program ini adalah mengurangi limbah batok
kelapa dengan memproduksi briket sebagai hasil akhir. Outputnya mencakup peningkatan keterampilan

3
VOL 2 NO 2 2022
masyarakat dalam pembuatan briket, peningkatan ekonomi lokal melalui penjualan briket, dan
bersihnya lingkungan desa dari limbah batok kelapa.

Sosialisasi pembuatan briket

Proses pembuatan briket:

4
VOL 2 NO 2 2022
5
VOL 2 NO 2 2022
Tabel 1. Keadaan awal dan keadaan akhir yang diharapkan dari peserta sosialisasi
No Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir

1) Masyarakat khususnya yang ikut Pemberian materi Peserta sosialisasi dapat


dalam sosialisasi belum mengenai prospek, mengetahui, memahami dan
mengetahui dan memahami potensi dan manfaat menguasai teori dan prinsip
mengenai briket dari dari limbah batok pemanfaatan limbah batok kelapa
memanfaatkan limbah batok kelapa
kelapa

2) Masyarakat khususnya yang ikut Praktik pelatihan Peserta sosialisasi mampu membuat
dalam sosialisasi belum pembuatan briket dari briket dari limbah batok kelapa
menguasai praktik pembuatan limbah batok kelapa secara mandiri
briket dari limbah batok kelapa

Sumber: Hasil Diskusi dengan Staff Desa Sidomekar dan Kepala Dusun

6
VOL 2 NO 2 2022
Batok kelapa merupakan limbah organik yang memiliki peluang untuk dijadikan sebagai bahan bakar.
Batok kelapa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan briket pada penelitian ini karena batok kelapa
memiliki sifat difusi termal yang baik yang diakibatkan oleh tingginya kandungan selulosa dan lignin
yang terdapat di dalam tempurung. Selain itu, keberadaan batok kelapa yang melimpah baik yang
berasal dari limbah pertanian maupun yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri yang belum
dimanfaatkan secara maksimal. Untuk meningkatkan penggunaan batok kelapa sebagai bahan bakar
alternatif maka batok kelapa dapat dibuat menjadi briket.

Proses karbonisasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kiln drum dengan sistem suplai
udara terbatas dengan tujuan agar tidak terjadi pembakaran lebih lanjut pada batok kelapa sehingga
rendemen arang yang diperoleh tinggi karena terbentuk arang secara sempurna dan hanya menyisakan
sedikit abu. Adapun arang yang dihasilkan dari karbonisasi 10 kg batok kelapa yaitu sebesar 3 kg atau
sekitar 30%. Arang yang terbentuk dari proses karbonisasi digiling atau dihaluskan dengan cara di
tumbuk dengan tujuan untuk memperkecil ukuran pjurnal arang karena ukuran pjurnal arang
mempengaruhi kualitas briket yang dihasilkan. Serbuk arang diayak dengan ayakan.

Tepung kanji digunakan sebagai bahan perekat pada penelitian ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan diantaranya tepung kanji mudah diperoleh, lebih murah dan dapat menghasilkan kekuatan
rekat kering yang tinggi serta menghasilkan sedikit asap saat dibakar. Selain itu, pada saat briket dibakar
kanji akan ikut terbakar dan dapat memperlambat proses pembakaran sehingga briket tidak mudah
berubah menjadi abu dan juga mampu menjaga suhu briket tetap konstan pada saat berlangsung proses
pembakaran (Sudrajat et all., 2010).

Hasil adonan serbuk arang dengan perekat kanji dicetak dan ditekan dengan menggunakan cetakan
bambu. Tujuan pencetakan yaitu memperbaiki penampilan dan tekstur dari briket serta mempermudah
dalam penggunaan terutama pada pembakaran dan pengemasan. Briket yang dihasilkan berbentuk
silinder dengan tinggi 4 cm dan diameter 2 cm.

Pengeringan briket dilakukan secara manual menggunakan sinar matahari selama 2-3 hari untuk
mengurangi kandungan air briket yang berasal dari pelarut yang digunakan. Briket yang telah kering
dikemas di dalam kantongan agar briket tetap kering karena briket arang bersifat higroskopis sehingga
jika dibiarkan di udara terbuka maka briket akan menyerap air dari udara sekitar yang menyebabkan
briket menjadi rapuh.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1) Atensi atau perhatian masyarakat Desa Sidomekar terhadap materi penyuluhan yang disampaikan
cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat yang
ikut dalam kegiatan sosialisasi. Pertanyaan yang diajukan bukan hanya menyangkut bagaimana
proses pembuatan briket tetapi bagaimana aplikasi atu penggunaannya.
2) Para masyarakat dapat mengikuti dengan baik dan ikut serta dalam melakukan praktik pembuatan
briket, antusiasme dan rasa ingin tau bagaimana mekanisme pembuatan briket sangat tinggi.
Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat membuat briket sendiri di rumah dengan limbah
batok kelapa yang tidak dimanfaatkan dan mudah didapatkan, serta proses yang sederhana. Tingkat

7
VOL 2 NO 2 2022
keberhasilan praktik pembuatan briket ini yaitu 95%. Hal tersebut dibuktikan karena briket yang
sudah sudah kering dan dibakar mampu menyala dan bertahan cukup lama.
3) Dengan menerapkan pengelolaan limbah secara berkelanjutan, masyarakat dapat membuat briket
batok kelapa untuk membantu dalam pengelolaan limbah kelapa yang biasanya menjadi sumber
pencemaran lingkungan. Dengan mengubah batok kelapa menjadi briket, limbah dapat diolah
menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
4) Briket memiliki beberapa keuntungan, termasuk efisiensi energi yang tinggi, pembakaran yang
lebih bersih, dan kemampuan untuk memanfaatkan limbah biomassa atau bahan bakar sisa.

Ucapan Terima Kasih


Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa kami panjatkan karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pengabdian ini. Kami juga banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu,
pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
a) Universitas Lampung
b) BPKKN Universitas Lampung
c) Dosen KDPL Mahasiswa Universitas Lampung
d) Dosen DPL Mahasiswa Universitas Lampung
e) Kepala Desa Sidomekar Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan
f) Masyarakat Desa Sidomekar Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan
Semoga amal dan kebaikan yang diberikan kepada kami akan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Aamiin.

Daftar Pustaka
Asri Saleh. (2013). Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran
Pada Biobriket Batang Jagung. Dalam Jurnal Teknosains No. 1 (Online), vol.
7.Tersedia:http://Jurnal.uin.alauddin .ac.id. (10 – 09 – 2015).
Budi, E. 2011. Tinjauan Proses Pembentukan dan Penggunaaan Arang Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Bakar. Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomor 4(B) 14406. Jakarta: Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Jakarta.
Ismu Uti Adan. (1998). Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta : Kanisius
Maryono, dkk. (2013). Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari
Kadar Kanji. Dalam Jurnal Chemica (Online), no. 1, Vol. 14.
Ndraha, N. 2010. Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu
terhadap Mutu yang dihasilkan. Sumatera Utara: Departemen Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Soeyanto ,T, 2012. “Cara Membuat Sampah jadi Arang dan Kompos”, Laporan penelitian
pengembangan pengembangan program studi dana PNBP
Sulistyanto, A. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa.
Surakarta: Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Surakarta.
Tirono, M. dan Sabit, A. 2011. Efek Suhu pada Proses Pengarangan terhadap Nilai Kalor Arang
Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal). Malang: Jurusan Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

8
VOL 2 NO 2 2022

Anda mungkin juga menyukai