Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PROPOSAL

Pemanfaatan Limbah Biji Tempurung Kenari (Canarium Indicium) Sebagai Bahan Briket
Sebagai Obat Anti Nyamuk

Dosen pengampuh :

Dr. sundari S.Pd.,M.Si

Di susun oleh :

Nama : zulkarnain Abd, Rahman

NPM : 03101711016

Kelas : A/IV

PROGRAM STUDI PENIDIDIKAN BILOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kenaikan harga bahan bakar minyak banyak berdampak terhadap kebutuhan
masyarakat untuk mencari energy alternative penganti minyak tanah dan gas. Oleh
karena itu, usaha untuk mencari bahan bakar alternative yang dapat di perbarui (
renewable), ramah lingkungan dan bernilai ekonomis harus di lakukan. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam hayati sebagai sumber minyak nabati
dan sumber karbon yng dapat menjadi energy alternative.
Kenari tanaman asli Indonesia yang banyak tumbuh di daerah Indonesia
bagian timur, seperti Sulawesi utara dan Maluku.di Maluku kenari sangat enak. Orang
Maluku gemar mengkonsumsi kenari yang belum di keringkan. Kenari kaya akan
asam lemak jenuh maupun asam lemak tidak jenuh (mailoa, 2015)
Data produksi biji kenari masi sulit untuk di jumpai karena tanaman ini
merupakan produk samping sector kehutanan, namun demikian sebagai gambaran,
satu hektar laha dapat di tumbuhi 90 pohon kenari. Setiap pohon kenari dapat
mengahsilkan 50 kg biji buah kenari, dengan demikian dalam satu hektar tanaman
kenari dapat menghasilkan 4,5 ton biji kenari pertahun. (Djarkasih et all, 2008)
Menurut data sensus pertanian 2013 badan pusat statistic RI ada sekitar 12
hektar populasi kenari di Maluku utara yang tersebar di daratan Halmahera atau ± 54
ton biji kenari pertahunya .
Tempurung kenari untuk saat ini belum di manfaatkan secara maksimal.
Tempurung kenari mempunyai struktur fisik yang cukup keras hingga memungkinkan
untuk di jadian arang. Di Indonesia sekitar 68 ton per tahun tempurung kenari yang
tidak di manfaatkan secara optimal, sebagian hanya di jadika kayu bakar dan
sebagianya di buang.(Juwita 2014).
Energy merupakan komponen utama dalam seluruh kegiatan mahluk hidup.
Sumber energy utama bagi manusia adalah sumber daya alam dari fosil yang di
manfaatkan sebagai bahan bakar.pemakaian energy dari fosil yang semakin
meningkat mengakibatkan jumlah energy fosil di alam semakin sedikit dan
menyebabakan terjadinya krisis energy ( Sudibyo 1980). Hal ini menyebabkan
timbulnya kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan bahan bakar di masa yang akan
dating. Dengan demikian perlu di upayakanya sumber energy alternative yang berasal
dari bahan baku yang bersifat kontinyu dan dapat di perbaruhi seperti energy
biomassa (hendra 2007).
Bahan yang di gunakan sebagai sumber energy altenatif dalam pembuatan
briket berasal ari bahan biomasa atau tumbuhan. Bahan baku yang di gunakan harus
memiliki kandungan kimia hemiselulosa atau selulosa yang tinggi serta lingnin serta
zat ekstraktif. Kandungan kimia tersebut yang menentukan kualitas briket yang di
hasilkan, dalam hal ini besarnya nilai kalor.

B. Identifikasi Masalah
Untuk pemanfaatan tempurung kenari untuk saat ini masi dalam jumlah sedikit
hanya sebagai kebutuhan masak oleh ibu-ibu rumah tangga sehingga di perlukanyaa
peruses pengolahan tempurung kenari menjadi produk yang lebih bermanfaat. Oleh
karena itu masalh yang di maksud yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana cara dapat membuat briket bioarang dari tempurung kenari
2. Bagaimana dapat menghasilkan briket bioarang yang sesuai dengan
kualitas standar nasional Indonesia ( SNI)
3. Bagaimana dapat menjadikan produk briket sebagai obat anti nyamuk
dengan kandungan repellent dari gagang cengkih dan kulit buah langsat.

C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mungkin akan membatasi masalah penelitian
yang telah muncul guna mengoptimalkan waktu serta tujuan dari penelitian ini dan
peneliti membatasi untuk bagaimana mengatahui tinggkat hamparan kalor yang di
hasilkan dari briket kenari ini.

D. Rumusan Masalah
1. Apakah kulit kenari dapat di jadikan sebagai briket ( bioarang)
2. Apakah kulaitas yang di hsilkan dari briket bioarang sesuai dengan standar
nasional Indonesia (SNI)
3. Apakah dengan megkombenasikan gagang cengki dan kulit buah langsat di briket
kenari dapat mengahalau nyamuk

E. Tujuan Penelitian
1. Dapat membuat brket bioranng ari kulit biji kenari
2. Dapat menghasilkan briket biorang yang sesaui dengan standar nasional Indonesia
(SNI)
3. Dapat menghasilkan paduan dari briket dan gagang cengkih dan kulit buah langsat
sebgai obat pengusir nyamuk

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutam
bagi masyarakat halmahera selatan. Yang masi mengunakan kompor minyak tanah,
serta kayu bakar agar dapat menggunakan briket tempurung kenari sebagai bahan
bakar alternatif yang terbahrukan derta ramah bagi lingkungan.
1. Manfaat teoritis
a. Dapat menyumbangkan ilmu praktik di bidang biotekhologi sebagai
bentuk sumbangan ilmu pengatahuan di bidang praktikum.
b. Membentuk suatu konsep belajar yang memanfaatkan limbah bungan
untuk di perbahrui
c. Menjadika hasil penelitian sebagai bahan reverensi untuk bagaimana
mengembangkan lagi penelitian yang telah di lakukan.
2. Manfaat prkatis
a. Bagi guru maupun dosen dapat di jadikan sebagai media bimbingan
belajar model prktik
b. Untuk siswa maupun mahasiswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
Salah satu yang berpeluang sebagai sumber energy alternatif, khususnya bagi
energy yang dapat diperbaruhi (renewable energy) adalah biomasa. Biomasa adalah
bahan alami yang biasanya di anggap sebagai sampah dan sering di musnakan dengan
cara di bakar.(Erna rusliana, 2010).
Biomassa merupakan salah saju jenis bahan organik yang di hasilkan melalui
proses fotosintesis, baik merupa produk maupun sisah buangan (Grogry,1977) dalam
DS.Wijayanti,2009).yang termasuk dalam jenis biomassa di antaranya berupa,
tanaman, pepohonan, rumput, umbi-umbian,limbah pertanian, limbah hutan, tinja,dan
kotoran ternak. Selain di gunakan untuk tujuan primer seperti bahan pangan, pakan
terna, minyak nabati,bahan bagunan dan sebagainya.
Biomassa merupakan sumber energy perimer yang sangat potensial di
Indonesia. Umumnya biomassa yang di gunakan sebagai bahan bakar adalah biomasa
yang nilai ekonomisnya rendah atau limbahn bomasa yang di ambil produk primernya
yang sanggat besar jumlahnya pada saat ini. Berikut ini merupakan tabel yang
menunjukan jumlah potensi energy dari beberapa jenis biomassa yang ada di
Indonesia.

Tabel 1. Potensi enrgi biomasa di indonesia

sumber energi produksi energi pangsa


(10 ton/th) (10 kkal/th) (%)
kayu 25,00 100,0 72,0
sekam padi 7,55 27,0 19,4
jenggal jagung 1,52 6,8 4,9
tempurung kelapa 1,25 5,1 3,4
potensi total 35.32 138,9 100

( sumber : Kadir, 1995 dalam nodali ndraha, 2010)

Menurut silalahi (2000) dalam nodali ndraha (2009), biomassa adalah


campuran material organic yang kompleks, biasanya terdiri dari karbohidrat,
lemak,protein,dan beberapa mineral lain yang jumlahnya sedikit seperti sodium,
fosfor,kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa adalah karbohidrat (
berat kering kira-kira sampai 75%) dan lingnin (sampai dengan 25%) di mana
beberapa tanaman komposisinya berbeda-beda.
Dalam kehidupan masyarakat biomassa dapat di manfaatkan untuk beberapa
jenis kegunaan, seperti (Elektro Indonesia, 2009): (1). Sebagai penyedia sumber
karbon untuk energy, (2). Dengan teknologi modern dalam pengkonversianya dapat
menjaga emisi pada tinggkat yang rendah. (3). Mendorong percepatan rehabilitasi
lahan terdegradasi dan perlindungan tata air, (4). Di gunakan untuk menyediakan
berbagai vector energy, baik panas,listrik atau bahan bakar kendaraan.
Dan untuk membagun suatu proses yang akan mengelolah maupun
mengkonversi biomassa, krakter dari biomasa tersebut perlu di ketahui terlebih
dahulu. Biomassa sebagai salah satu sumber energy terbaruhkan memiliki krakteristik
sebgai berikut. (Robert manururng, 2003.): (1). Bahan yang inggin di manfaatkan
dapat berupa limbah atau paling tidak saat di pilih untuk di olah nilainya sanggat
rendah, (2). Pada umumnya bahan tersebut di hasilkan secara tersebar dan sering kali
pada lokasi penghasilan biomassa, jumlah biomassa yang di hasilkan tidak cukup
banyak untuk menjamin kelangsungan suatau proses, serta (3). Kontiunitas produk
argo tersebut perlu di perhatikan apabilah hendak di bangun proses yang
memanfaatkan biomassa karena produk argo cendrung berfluktuasi seiring dengan
musim.
Briket merupakan konversi dari sumber enrgi padat berupa batu barah yang di
bentuk dan di campur dengan bahan baku lain sehingga memiliki nilai kalor batu bara
itu sendiri. Batu bara dan campuran lain di gunakan untuk membuat briket akan
melalui pembakaran tidak sempurna sehingga tidak sampai menjadi abuatau bisah di
sebut dengan proses pengarangan ( karbonisasi). Selanjutnya arang tersebut di
campurkan dengan pelekat, dipadatkan dan di keringkan kemudian di sebut sebagai
briket.
Kualitas briket yang baik adalah yang memiliki kandungan karbon yang besar
dan kandungan sedikit abu, sehingga mundah terbakar, menghasilkan energy panas
yang tinggi dan tahan lama. Sementara briket kualitas rendah adalah yang berbau
menyengat saat di bakat, sulit di nyalakan dan tidak tahan lama. Jumlah kalori yang
baik dalam briket adalah 5000 kalori dan kandungan abunya hanya sekitar 8%(sofyan
yusuf, 2013).
B. Hasil Penelitian Yang Relefan
Menurut (Fiyoliyandi djagun et all, 2017). Briket yang di buat dari bahan
limbah kulit buji buah kenari (Canarium Indicium) memiliki kualitas produk yang
sesau denga standar nasional Indonesia (SNI), dengan melihat hal berikut diantaranya
: (1). Nilai kadar air yang terkandung rata-rata sebesar 3,76% yang manah telah
memebuhi staandar SNI. (2). Kemudian nilai kadar abu yang di miliki oleh briket
kenari ini ialah rata-rata sebesar 4,32% yang mana juga telah memenuhi standar
nasional indonesai (SNI). (3). Adapun daya bakar yang di hasilka oleh briket yakni
rata-rata yaitu 896,66 C⁰.
Menurut (Arif budiarto, et all, 2012). Briket dari limbah tempurng buah
nyamplung dengan mengunakan response surface methodology di daptkan nilai
fariabel untuk menghasilkan nilai kalor dan shatter indext yang optimum adalah
16.16% - 18.60% perekat dan ukuran partikel 19.02-27.49 mesh dengan nilai prediksi
kalor 6694.217 kal/gr dan 6.67% loss.

C. Kerangka Teoritik
1. Briket bioarang dari limbah kulit buah kenari (Canarium Indicium)
2. Bkrike berbahan kulit kenari yang sesuai dengan SNI
3. Campuran bahan gagang cengkih dan kulit lagsat dalam briket sebagai anti
nyamuk

D. Hipotesis Penelitian
1. Briket bioarng dair limbah tempurng kenari berkualitas baik.
2. Briket berbahan kulit biji buah kenari sesui dengan standar nasional Indonesia
(SNI).
3. Terdapat pengaruh pemberian gagang cengkih dan kulit langsat pada briket dalam
menghalau nyamuk.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini di laksanakan selam 6 bulan, di mulai pada tanggal 27 juni 2019
sampai dengan 25 januari 2020. Di laboratorium program studi pendidikan biologi
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.
Penelitian ini di laksanakan di dua tempat yaitu :
1. Laboratorium mikrobiologi program studi pendidikan biologi fakulas keguruan
dan ilmu pendidikan universitas khairun, pengujian kadar air,abu selama 2 bulan.
2. Di kediaman dosen Dr. sundari S.Pd.,M.Si untuk melakukan pengeringan dan
pengarangan serta pembuatan briket.

B. Metode penelitian
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan mengunaka parlakukan
pada jumlah bahan campuran gagang cengkih dan kulit buah langsat bertujuan untuk
mengamati pengaruh bahan zat bioaktif yang terkandung di dalamnya dalam
membasmi nyamuk. Data yang akan di peroleh di susu dalam bentuk tabel dan
kemudian di buat grafis dan di bahas. Adapun di lakukan dengan 2 perlakukan dan 4
pengulangan.

C. Prosedur kegiatan
1. Pengambilan sampel tempurung kenari di desa sangapati kecamatan bacan selatan
kabupaten Halmahera selatan.
2. Tempurung kenari di bawah ke kediaman dosen Dr. sundari S.Pd.,M.Pd. untuk di
lakukan pembersihan dan penjemuran di bawah sinar matahari untuk mengurangi
kadar air.
3. Pengarangan tempurung kendari di lakukan dengan mengunakan tempurung
kelapa yang sudah disiram dengan minyak tanah 10 ml. kemudian tempurung
kenari di masukan kedalam wadah kaleng pembakaran.
4. Tempurung kenari yang suda terbakar menjadi barah di siram dengan air sampai
apinya padam.
5. Arang tempurung kenari kemudian di jemur kembali di bawah sinar matahari
sampai benar-benar kering di bawah 10% kadar air.
6. Arang tempurung kenari yang sudah kering di giling mengunakan hammer mill
7. Arang hasil pengilingan diayak menggunakan ayakan 40 mesh.
8. Lakukan juga penjemuran gagang cengkih dan kulit buah langsat di bawah sinar
matahari selama 2-4 hari
9. Kemudian lakukan pengilingan mengunakan mesin blender sampai halus.

D. Proses pembuatan briket


1. Siapkan wajan yang sudah bersih kemudian ambil gelas ukur 1000 ml kemudian
tuangkan air sebanyak 500 ml, tuangkan air tersebut ke dalam wajan.
2. Siapkan tepung tapioca kemudian di timbang 150 gram untuk di masukan ke
dalam wajan yang telah berisi air.
3. Wajan yang sudah di isi campuran air dan tepung tapioca di masak di atas kompor
sampai membentuk gel.
4. Masukan arang tempurung dan masing-masing bahana (gagang cengkih dan kulit
buah langsat) di buat dalam dua wadah terpisah.
5. Dinginkan adonan dengan cara menghamparkan adonan di atas selama 2 jam.
6. Siapkan cetaka briket yang telah di buat kemudian masukan campuran adonan ke
dalam cetakan.
7. Tekan cetakan dengan mengunakan dongkrak hidrolik bertekanan 4,5 ton sampai
benar-benar padat dan tidak dapat di tekan lagi.
8. Bilah pencetakan sudah selesai, briket basah tersebut di keluarkan dan si
keringkan dalam oven degan suhu 105 C⁰ selama 12 jam.

Bahan baku

Proses pirolisis Pembersihan


Pengeringan

Arang

Penghancuran
Tempurung
Pengayakan

Perekat + adonan briket + air

pengempresan
pengeringan

briket
Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan briket arang

E. Teknik pengumpulan data.


a. Presentasi kadar air ( SNI 06-3730-1995)
Kadar air briket dapat di tentukan dengan cara menimbang cawan porselin
kemudian sampel briket di masukan ke dalam cawan sebanyak 5 gram. Sampel di
ratakan dan di masukan ke dalam oven yang telah di atur suhunya sebesar 105⁰C
selama 4 jam. Cawan di keluarkan dari oven dan di dingginkan dalam eksikator
dan kemudian di timbang bobotnya. Penetuan kadar air di lakukan sebanyak tiga
kali pengulangan. Kadar air dapat di tentukan dengan mengunakan persamaan :

𝑤𝑚
Kadar air (%) = 𝑤𝑚+𝑤𝑑 x 100%

Ket :
Berat awal (Wm) = berat contoh sebelum di keringkan (gr)
Berat akhir (Wd) = berat contoh yang sudah di keringkan (gr)

b. Penentuan kadar abu ( SNI 06-3730-1995)


Penentuan kadar bau di lakukan dengan cara mengeringkan cawan porselin
dalam tanur bersuhu 600 ⁰C selama 30 menit. Selanjutnya cawan di dinginkan di
dalam eksikator selama 30 menit dan di timbang bobot kosongnya. Kemudian ke
dalam cawan kosong tersebut di masukan sampel sebanyak 1 gram. Cawa yang
telah berisi sampel selanjutnya di masukan ke dalam tanur dengan suhu 850⁰C
selama 4 jam sampai sampel menjadi abu. Selnjutnya cawan di angkat dari dalam
tanur dan di dinginkan di dalam eksikator, lalu di timbang. Penentuan kadar abu di
lakukan sebanyak tiga kali pengulangan. (triple). Kadar abu dapat di hitung
dengan mengunakan rumus sebagai berikut :

𝐶
Kadar abu (%) = 𝐴 x 100 %

Keterangan.
A : berat bahan sebe,um pengabungan (gr)
C : berat abu/residu (gr)
c. Daya bakar briket
Penentuan daya bakar briket di gunakan untuk mengatahui lama waktu
terbakarnya bahan. Yaitu dengan mendidihkan wadah air dalam aluminium
sebanyak 2 liter dan briket di bakar.perhitungan waktu di mulai pada saat briket
mulai di bakar sampai air mendidih pengujian daya bakar briket ini mengunakan
kompor yang sudah di modifikasih dengan tinggi tabung 25 cm, diameter 8 cm.
sisi tabung di lubangi dari bagian tenggah sampai mulut silinder dengan jumlah
lubang sebanyak 12 lubang yang berfungsi sebagai tempat masuknya udara ke
dalam selinder untuk mempercepat daya pembakaran dari briket. Bagian tengah
selinder di tepatkan sebuah plat aluminium berlubang yang di gunakan untuk
menaruh briket, pada plat aluminum di buat lubang sebanyak 5 lubang yang di
manfaatkan sebagai temapt jatunya abu briket. Pengujian kemampuan bakar briket
yang di butuhkan untuk mendidihakn air sebnyak 2 liter, waktu waktu yang di
butuhkan untuk mendidihkan air sebanyak 2 liter, dan akan mengukur suhu yang
di habiskan oleh bara briket dalam pembakaran.
Adapun di gunakan untuk mendidihkan air terdapat briket yang di
kombinasikan dengna bahan pengusir nyamuk dari kandungan zat bioaktif dari
gagang cengkih dan kulit buah langsat yang mana masing masing dari kedua
bahan tadi di uji dengan di lakukan pembakarna dengan mengunakan alat yang di
buat dari kaelng bekas yang di beri lubang sebanyak 12 lubang serta di buat plat
besi sebagai penyangah dari briket yang di buat, masing briket akan di uji pada
ruangan yang telah di modifikasi dengan jumlah nyamuk menyesuaikan dengan
lebar dari ruangan serta berapa banyak bruket yang di gunakan.
Daftar pustaka

Arif budiyarto et all 2012, pemanfaatan limbah kulit biji nyamplung untuk bahan bakar briket
bioarang sebagai sumber energy alternative. Jurnal teknologi kimia dan industry ,
Vol,. 1, no 1. Tahun 2012 halaman 165-174

Ahmad Z A, pramno dan sunyoto. 2017. Pengaruh variasi jumlah perekat tepung tapioca
terhadap krakteritik briket arang tempurung kealapa. Jurnal sain dan teknologi vol. 15
no. 2,

Djarkasi G S., Raharjo ., Noo dan sudarmaji., 2008. Stabilitas oksidatif minyak biji kenari (
canarium indicium dan canarium vulgare) selama penympanan pada suhu 30 dan
40⁰C. jurnal teknologi dan industry pangan., Vol XIX. No. 2 th. 2008.

Hendra djeni, 2007. Pembuatan briket arang dari campuran kayu,bamboo,sabut kelapa dan
tempurung kelapa ssebagai sumber energy alatenatif

Juwita. 2014. Kapasitas adsorpi karbon aktif tempurung kenari terhadap zat warna merah
reaktif-1. Program studi agroindustri, politeknik pertanian negri pangkep. Urasan
kimia, universitas hasannuddin makasar

Mailoa. 2015 kajian senyawa bioaktif buah kenari segar ( canarium vulgare leenh). Program
studi teknologi hasil pertanian fakultas pertanian universitas pattimura, ambon.

Rahmawati. S. 2013. Pemanfaatan kulit rambutan (nephelium sp.) untuk bahan pembuatan
briket arang sebagai bahan bakar alternative. Prosiding simposiung nasional inovasi
dan pembelajaran sains 2013. ISBN 976-602-4-2.

Rinayu H. 2013 pengaruh komposisis dan ukuran serbuk ukuran briket dan yang terbuat dari
batu bara dan jerami padi terhadap krakteristik pembakaran. Jurnal AUTINDO
politeknik indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 no 1. Tahun 2013

Ringkuangan. Johni dan pajow. 1993 pengembangan pembuatan bahan briket dari arang
tempurung balai penelitian dan pengembangan industry

Sudibyo. K., 1980. Konservasi energy : mecari kemungkinan untuk konservasi pada energy
industry pedesaan. Hasil-hasil lokakarya konservasi energy 24-25 30 agustus 1997,
departemen pertambagan dan energy republic Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai