DISUSUN OLEH :
Kelas : 5EGB
2018
2
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah
Teknologi Bioenergi dengan judul “ Karbonisasi Briket kulit kacang tanah sebagai
sumber bahan bakar alternatif”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.........................................................................2
1.3. TUJUAN...................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1. Pengertian Bahan Bakar............................................................................3
2.2. Biomassa......................................................................................................4
2.2.1. Densifikasi.............................................................................................4
2.2.2. Karbonisasi............................................................................................4
2.2.3 Pirolisis...................................................................................................5
2.3. Pengertian Briket dan Biobriket...............................................................5
2.4. Kandungan pada kulit kacang tanah.......................................................8
2.5. Proses pembuatan briket dari kulit kacang tanah..................................9
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
3.1. KESIMPULAN......................................................................................13
3.2. SARAN...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi
energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan
dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks), dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan energi
panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara (Anonim 2, 2011). Menurut
Tjokrowisastro dan Widodo (1990), Bahan bakar diklasifikasikan menurut kondisi
fisiknya:
1. Bahan bakar padat: batubara, kokas, kayu, briket, arang, dan ampas (bagasse).
3. Bahan bakar gas: natural gas, petroleum gas, blast furnace gas, coke oven gas,
blue water gas, coal gas dan biogas.
2.2. Biomassa
Biomassa adalah suatu sumber karbon yang dapat diperbaharui, antara lain
diperoleh dalam bentuk jerami, sampah pertanian, kayu, kacang-kacangan,
tepung, benih tanaman, kertas, karton, lemak dan minyak. Biomassa dapat
menggantikan semua sumber energi bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan
gas alam). Dalam rangka mengubah biomassa ke bentuk energi, beberapa proses
dasar dapat dilakukan seperti pembakaran, proses gasifikasi, pirolisis, pencairan
(proses thermo-chemical), dan peragian (proses biologi) (Schoff, 2004). Beberapa
penerapan teknologi konversi biomassa yaitu:
2.2.1. Densifikasi
2.2.2. Karbonisasi
2.2.3 Pirolisis
Briket adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun
dari butiran halus dari bahan yang mengandung karbon tinggi dengan sedikit
campuran bahan perekat. Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat
digunakan untuk memasak. Briket merupakan sumber energi alternatif atau
pengganti bahan bakar minyak dan atau kayu yang terbuat dari limbah organik,
limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan metode yang mengkonversi
bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi yang lebih efektif, efisien
dan mudah untuk digunakan (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2006). Salah satu upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap
pemakaian bahan bakar minyak ialah melalui bahan bakar alternatif, seperti
briket. Briket adalah padatan yang umumnya berasal dari limbah pertanian.Briket
merupakan hasil dari pengolahan limbah atau sampah padat, namun hanya sampah
yang bersifat degradable yang hanya dapat dijadikan sebagai briket, artinya hanya
sampah yang mudah hancur yang dapat dijadikan briket. Briket sudah sering
ditemui di lingkungan dan dikenal sebagai arang, namun kebanyakan briket yang
ada di masyarakat adalah briket yang berasal dari kayu dan batu bara, sebab
disamping masyarakat belum memahami bahwa briket ini sebenarnya dapat dibuat
dari berbagai macam bahan baku, misalnya; tempurung kelapa, kotoran sapi,
eceng gondok, kulit kacang, dan sampah organik (contohnya; dedaunan, ranting,
serasah, dan jerami)yang disebut Biobriket. Biobriket merupakan bahan bakar
briket yang dibuat dari arang biomassa hasil pertanian (bagian tumbuhan), baik
berupa bagian yang memang sengaja dijadikan bahan baku briket maupun sisa
atau limbah proses produksi/pengolahan agroindustri. Biomassa hasil pertanian,
khususnya limbah agroindustri merupakan bahan yang seringkali dianggap kurang
atau tidak bernilai ekonomis, sehingga murah dan bahkan pada taraf tertentu
merupakan sumber pencemaran bagi lingkungan. Dengan demikian
pemanfaatannya akan berdampak positif, baik bagi bisnis maupun bagi kualitas
lingkungan secara keseluruhan. Biobriket yang berkualitas mempunyai ciri antara
lain tekstur halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan,
dan memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat penyalaan ini diantaranya
mudah menyala, waktu nyala cukup lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit
dan cepat hilang serta nilai kalor yang cukup tinggi (Jamilatun, 2008). Pembuatan
briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit (Rikmajati,
2009). Mutu briket arang dan briket biomassa lainnya ditentukan berdasarkan sifat
fisik dan kimianya, antara lain kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap,
kadar karbon terikat, kerapatan (densitas), ketahanan tekan, dan nilai kalor.
Menurut Hendra dan Pari (2000), briket yang memiliki mutu baik mempunyai
ciri-ciri antara lain:
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari hewan atau
tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, tulang, dan
benda lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan menyerupai batu bara
ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau unsur kimia
lainnya (Anonim 1, 2011). Proses pengarangan terjadi bila ada suatu benda yang
dipanasi sampai mencapai titik bakarnya sehingga benda terlihat membara,
kemudian pemasukan oksigen dihentikan/dibatasi dengan menutup sebagian
lubang agar benda tersebut tidak terbakar menjadi abu. Proses pengarangan
ternyata mampu meningkatkan nilai kalor dan kadar karbon terikat serta mampu
menurunkan kadar air, kadar abu, dan kadar zat terbang (Suheryanto, dan
Haryanto, 2010).
Briket yang baik harus memenuhi standar yang telah ditentukan agar dapat
dipakai sesuai dengan keperluannya. Penentuan kualitas briket arang umumnya
dilakukan terhadap komposisi kimia seperti kadar abu, kadar zat mudah menguap,
kadar karbon terikat dan sifat fisika seperti kadar air, berat jenis, nilai kalor serta
sifatmekanik. Kualitas briket arang yang berada di pasaran dapat dilihat pada tabel
berikut.
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kacang tanah
dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat
karbonisasi yang dihubungkan dengan temperatur indikator kontrol yang
berfungsi untuk mengatur suhu karbonisasi dan ukuran alat pencetak berbentuk
silinder.
Pemberian bahan perekat adalah untuk menarik air dan membentuk tekstur
yang padat atau menggabungkan antara dua bahan yang akan direkatkan.
Pemilihan dan penggunaan bahan perekat dilakukan berdasarkan beberapa hal
antara lain memiliki daya serap yang baik terhadap air, harganya relatif murah
serta mudah didapatkan. Kekuatan perekat dipengaruhi oleh sifat perekat, alat dan
teknik perekatan yang digunakan. Pencampuran perekat yang baik akan
menghasilkan keteguhan rekat yang baik disertai dengan pemberian tekanan yang
cukup. Pemberian tekanan disamping memberi kekuatan juga meratakan bahan
perekat pada permukaan bahan serta memasukkan perekat tersebut kedalam pori-
pori.Adapun nilai kalor yang bisa didapat dari briket kulit kacang 4.201,01 –
4.640,44 kKal/kg sedangkan jika dibandingkan dengan briket dari batubara yang
memiliki nilai kalor sebesar 188,7 kkal/kg briket dari kulit kacang lebih besar
dalam menghasilkan nilai kalor.
Gambar 2. Hubungan suhu karbonisasi terhadap hasil analisa kadar air briket
arang kulit kacang tanah.
Gambar 3. Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar abu briket arang
kulit kacang tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa briket kulit kacang sanggat pontensial
untuk dikembangkan. Hal ini karena kulit kacang yang biasanya dibuang
sebagai limbah, kini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dengan
adanya briket kulit kacang maka muncul peluang usaha baru yang dapat
dikembangkan masyarakat sebagai mata pencarian. Usaha ini mempunyai
prospek yang menjanjikan karena produk briket kulit kacang masih belum
ada dipasaran.
Serta pemanfaatan sampah organik dengan cara daur ulang dan
salah satu contohnya ialah pemanfaatan kulit kacang sebagai energy briket
dimana briket sebagian besar terdiri dari selulosa yang berasal dari batang
pohon sehingga dengan adanya pemanfaatan ini mampu mengurangi
ketergantungan pada bahan baku alam, mengingat untuk saat ini
dibutuhkannya penghijauan bumi untuk menekan dampak dari global
warming sehingga langkah ini dapat dipakai untuk solusi dari masalah
tersebut. Serta nilai kalor yang dihasilkan briket dari kulit kacang juga
relative tinggi serta tidak terlalu banyak membawa dampak negatif bagi
lingkungan.
1. Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang dapat diubah
menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang
dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
2. Biomassa adalah suatu sumber karbon yang dapat diperbaharui,
antara lain diperoleh dalam bentuk jerami, sampah pertanian, kayu,
kacang-kacangan, tepung, benih tanaman, kertas, karton, lemak dan
minyak. Biomassa dapat menggantikan semua sumber energi bahan
bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam).
3. Briket adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran
tertentu, yang tersusun dari butiran halus dari bahan yang mengandung
karbon tinggi dengan sedikit campuran bahan perekat. Sedangkan
Biobriket merupakan bahan bakar briket yang dibuat dari arang
biomassa hasil pertanian (bagian tumbuhan), baik berupa bagian yang
memang sengaja dijadikan bahan baku briket maupun sisa atau limbah
proses produksi/pengolahan agroindustri.
4. Komposisi kimia kulit kacang tanah meliputi bahan kering 90,5%;
protein kasar 8,4%; lemak kasar 1,8 %; serat kasar 63,5 %; abu 3,6 %;
ADF (Acid Detergent Fiber) 68,3 %; NDF (Neutral Detergent Fiber)
77,2%; lignin 29,9 %; Selulosa 65 % (Sani, 2009).
5. Proses pembuatan biobriket limbah organik dikumpulkan
kemudian dibakar atau dipanaskan hingga menjadi arang, setelah
menjadi arang. Arang digiling dengan menggunakan mesing
penggiling lalu diayak dan dicampurkan dengan bahan perekat barulah
setelah itu dicetak dan dikeringkang kembali.
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kindriari Nurma Wahyusi, Retno Dewati, Rezy Putri Ragilia, Tieka Kharisma,
(2013).”Briket arang kulit kacang tanah dengan proses karbonisasi”. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industry UPN “Veteran” Jawa Timur