Anda di halaman 1dari 6

Nama Perusahaan: PT.

PUSAKA JAYA PALU POWER (PLTU PALU)

Narasumber: Manajer Operasional Bpk. Yohanes R.

Tempat: Jl. Yodo No. 1 Kelurahan Mpanau, Kecamatan Tawaili

Tanggal dan Waktu Penelitian: Senin, 5 November 2012, Pukul 10.00 WITA

Hasil Penelitian
PT Pusaka Jaya Palu Tower bergerak di bidang penyedia listrik tenaga uap. Kebutuhan listrik kota Palu adalah 77 MW dimana 27 MW dibeli dari PLTU oleh PLN yang kemudian didistribusikan ke masyarakat. Dalam proses produksinya, PLTU membutuhkan batu bara yang kemudian menghasilkan uap sebagai bahan baku penggerak seperangkat mesin (turbin, boiler, dll). Persediaan batu bara yang dimiliki oleh perusahaan menjadi bagian vital perusahaan dimana perusahaan tidak boleh kehabisan stok batu bara. Untuk 27 MW listrik rata-rata perusahaan membutuhkan 4.500 ton batu bara per minggu dengan biaya Rp 600.000,per ton. Pemesanan batu bara dilakukan setiap minggu dengan transport dari Kalimantan Timur selama 7 hari, atau jika terdapat faktor cuaca buruk transport akan berlangsung selama 10 hari, pemesanan dilakukan tiap minggu oleh PT Pusaka Jaya Palu Tower dengan sistem metode FIFO. Jadi dalam hal ini yaitu metode FIFO first in first out tidak akan menimbulkan adanya penyimpanan batu bara sehingga tidak akan timbul juga holding cost atau biaya penyimpanan. Batu bara diolah secara terus menerus menggunakan persediaan yang ada. Bila terjadi kekurangan stock batu bara, akibatnya terjadi pemadaman lampu. Kejadian pernah ini terjadi di 2008, ketika perusahaan belum memiliki Kepemilikian Pertambangan (KP). Seperti perusahaan diesel, PLTU juga menggunakan solar untuk menjalankan mesin dan penggunaaan pada kendaraan berat. Pada keadaan normal, solar yang dibutuhkan adalah 10 ton dengan biaya Rp 108.000.000,- didapatkan dari PLN Donggala. Selain itu, karena perusahaan ini adalah perusahaan pertambangan maka penyedia batu bara tidak melayani diskon bagi customernya. Dan beruntung bagi perusahaan ini, karena telah memiliki pelabuhan sendiri. Jadi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya transportasi, dan proses pemborangkaran muatan kapal dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri. Kapasitas dalam kapal tergantung pada volume tongkang yang dimuat. Biasanya dapat mencapai 6.500-7.500 ton per tongkang.

MODEL MATEMATIK DALAM PENENTUAN PERSEDIAAN.

Dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Model EOQ digunakan untuk menimimumkan total biaya persediaan dengan menjawab Berapa jumlah produk yang harus di pesan setiap kali pesan Asumsi model EOQ : Permintan konstans Pesanan diterima dengan pasti Tidak terjadi stock out Harga item konstan

Dengan menggunakan model EOQ, dapat ditentukan : R = 192.000 Unit Q = 192.000 / 48 = 4.000 (unit/order) S = 600.000 x 192.000 = Rp 115.200.000.000,C= Rp 0 1. Total Cost of inventory (TC) = TOC + THC TC = Rp 5.529.600.000.000 + 0 TC = Rp 5.529.600.000.000 2. Total Ordering Cost (TOC) = RxS Q TOC = 48 x Rp 115.200.000.000 4.000 unit TOC = Rp 5.529.600.000.000 3. Total Holding Cost (THC) THC = Q x C 2

THC = 4.000 unit x 0 2 THC = 0 4. Frekunsi pemesanan per tahun = R/Q = 192.000 unit 4.000 unit = 48 kali

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin pompa air, televisi, radio, komputer dan perangkat elektronik lainnya. Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai kepentingan listrik dalam bentuk badan usaha milik negara untuk dapat mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam kepentingan ini. Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan milik negara yang menangani masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar. Tentunya PT. PLN memberikan pelayanan sebagai upaya pasti dalam memberikan public service yang maksimal untuk kepentingan dan kemajuan bangsa. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PT. PLN. PT. PLN menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan, maka dibuatlah suatu inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemajuan serta pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu pemasok listrik PT. PLN adalah listrik yang dihasilkan oleh PLTU. Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah salah satu instalasi penghasil listrik yang melayani kebutuhan listrik masyarakat. Salah satu komponen utama yang memegang peranan penting pada PLTU adalah boiler. Salah satu bagian boiler adalah steam drum. Steam drum merupakan sebuah tabung yang berfungsi sebagai tempat penampungan uap dan air. Steam drum boiler ini juga berfungsi sebagai pemisah uap terhadap unsur air yang berada dalam proses penguapan. Pengukuran ketinggian air dan temperatur uap pada steam drum boiler merupakan hal yang sangat penting. Ketinggian air dan temperatur uap dijaga pada batas-batas tertentu. Ketinggian air dan tempratur steam tidak boleh melebihi atau kurang dari batas yang telah ditentukan karena akan membahayakan dari steam drum itu sendiri dan komponen yang ada di sekitarnya. PLTU Pusaka Jaya Power Palu merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Sistem pengaturan pasokan batubara ke

boiler pada PLTU Pusaka Jaya Power Palu diatur di dalam coal handling plant (CHP) yang meliputi area pembongkar muatan batubara dari kapal dengan ship unloader, pengangkutan batubara menggunakan conveyor, penumpukan batubara dengan chute dan buldozer di dalam coalyard, sampai dengan pemasokan batubara ke reclaiming hopper yang terhubung dengan silo boiler. PLTU beroperasi 24 jam/hari untuk dapat menghasilkan tenaga listrik yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga CHP menjadi bagian yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan pasokan batubara di sebuah power plant. Kedatangan batubara mengalami naikturun setiap bulannya karena adanya faktor cuaca dan kontrak tertentu dengan pihak supplier. Ratarata perencanaan jumlah ton batubara yang datang setiap bulan adalah sebesar 18.000 ton sedangkan ratarata jumlah ton batubara aktual yang datang setiap bulan adalah sebesar 233.554 ton. PLTU Pusaka Jaya Power Palu menggunakan batubara yang berasal dari supplier batu bara di Kalimantan Timur. B. 1. 2. 3. C. RUMUSAN MASALAH Berapa kebutuhan bahan baku saat ini ? Berapa kebutuhan bahan baku yang optimal ? Bagaimana pemesanan kembali bagi perusahann ? TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui kebutuhan bahan baku saat ini. 2. Mengetahui kebutuhan bahan baku yang optimal 3. Mengetahui pemesanan kembali bagi perusahaan. D. KONSEP TEORITIK

Anda mungkin juga menyukai