Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327579434

ANALISA UNJUK KERJA BOILER TIPE PIPA AIR MELALUI GAS BUANG

Article · November 2011

CITATIONS READS

0 1,070

1 author:

Junaidi Jn
Universitas Harapan Medan ,Indonesia
106 PUBLICATIONS   253 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisa Pahat Potong HSS Dengan Material Besi Cor Pada Mesin Bubut Universal. View project

Optimasi pemanfaatan limbah buah salak sebagai bahan bakar alternatif bioetanol View project

All content following this page was uploaded by Junaidi Jn on 11 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISA UNJUK KERJA BOILER TIPE PIPA AIR MELALUI GAS BUANG
Junaidi1,syawaludin Nasution2
Dosen STT Harapan Medan

ABSTRAK

Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin ketat. Dewasa ini
kebutuhan energi baik di Indonesia maupun dunia semakin meningkat. Banyak usaha-usaha yang telah dilakukan guna
memenuhi kebutuhan akan energi tersebut antara lain dengan memanfaatkan sumber daya alamiah maupun pemanfaatan
bahan bakar konvensional. Untuk itu penulis menganalisa efisiensi boiler berdasarkan rugi-rugi yang terdapat pada
sistem kerja boiler, dalam penganalisaan penulis juga dibantu dengan menggunakan Water and Steam Properties for
Windows. Dari hasil analisa dan perhitungan tersebut dapat diperoleh nilai efisiensi yaitu sebesar 67,87 % dengan energi
input bahan bakar yang diberikan ke fluida kerja (air) serbesar 266.439,3305 MJ/hari yang menghasilkan energi uap
panas sebesar 33.140,9169 MJ/hari. Energi tersebut di pengaruhi oleh kualitas bahan bakar, agar efisiensi boiler
maksimal untuk itu diperlukan penyortiran bahan bakar serta perlakuan khusus agar kualitas bahan bakar tetap terjaga.

Kata Kunci : Analisa, energi, bahan bakar, efisiensi.

1.Pendahuluan merupakan suatu kegiatan percobaan terhadap

Seiring dengan berjalannya waktu unjuk kerja dari suatu alat (boiler)

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 2. BOILER

yang semakin ketat. Dewasa ini kebutuhan energi 2.1 Boiler sebagai peralatan penghasil uap

baik di Indonesia maupun dunia semakin Penggunaan tenaga uap sebagai salah satu

meningkat. Banyak usaha-usaha yang telah unsur sumber daya telah dirintis sejak abad ke 18,

dilakukan guna memenuhi kebutuhan akan energi tenaga uap merupakan salah satu sumber energi

tersebut antara lain dengan memanfaatkan sumber yang kini banyak dimanfaatkan oleh seluruh umat

daya alamiah maupun pemanfaatan bahan bakar manusia di dunia ini.

konvensional. Pemanfaatan sumber daya alamiah Mula-mula orang membuat uap dengan

seperti air sangat menguntungkan hal ini dapat mempergunakan Shell Boiler, yaitu ketel yang diisi

dilihat dari segi lokasi yang tidak begitu jauh, dengan air kemudian dipanaskan pada bagian

sedangkan pemanfaatan sumber daya dengan bawahnya selanjutnya ketel-ketel ini mengalami

berupa Bahan Bakar menguntungkan juga. perkembangan sampai dibuat ketel pipa air yang

Pengefisiensian bahan bakar bisa dilakukan memiliki kapasitas dan efisiensi yang lebih baik.

dengan mengoptimalkan efisiensi boiler sebagai Uap merupakan salah satu media yang paling

alat penghasil uap, untuk mengetahui seberapa berguna dalam pemanasan di industri, uap ini

besar nilai efisiensi boiler yang digunakan dapat banyak digunakan karena memiliki berbagai

diketahui melalui beberapa cara. Penghitungan keuntungan apabila dibandingkan dengan sistem

efisiensi boiler dilakukan setelah Performance Test yang lainnya. Uap tersebut dapat dihasilkan dari

ii
sebuah alat yang dikenal dengan Ketel Uap atau namun molekul itu belum mampu untuk

Boiler. melepaskan diri dari lingkungannya. Bila air

Ketel Uap (Boiler) merupakan salah satu tersebut terus dipanasi sampai temperatur didih air
0
pesawat kalori yang digunakan untuk mendidihkan (100 C) maka molekul-molekul air tersebut

air menjadi uap, dimana uap yang terbentuk dapat mampu melepaskan diri dari lingkungannya dan

menggerakan mesin tenaga misalnya turbin uap. mampu melepaskan diri dari gaya tarik menarik

Jika air dalam bejana dipanaskan maka suhu akan antara molekul-molekul air tersebut. Peristiwa

naik dan pada suhu tertentu akan terbentuk proses penguapan dan molekul-molekul tersebut

gelembung-gelembung uap air yang terkumpul di disebut molekul uap dan uap yang terbentuk dari

dalam ruang uap di atas permukaan air yang mana proses penguapan disebut uap kenyang.

keadaan ini disebut dengan istilah mendidih, suhu

dimana air tersebut mendidih disebut dengan istilah T


4
titik didih.

Titik didih air tergantung dari besarnya 2 3

tekanan uap diatas permukaan air yang sedang


1
mendidih. Uap diatas permukaan air disebut uap

jenuh, dimana suhunya sama dengan suhu air yang Q (kcal / Kg)

sedang mendidih. Besarnya tekanan uap jenuh ini Ganbar. 1. Proses penguapan air pada tekanan

tergantung pada suhunya, semakin tinggi suhu konstan

air/uap jenuh tersebut maka akan semakin tinggi Proses 1 – 2=proses pemanasan air dari cair

pula tekanannya. Jika katup saluran uap dibuka menuju suhu penguapan.panas yang diperlukan

maka uap jenuh akan mengalir keluar ke tempat- Q1 - 2 = m x Cp (t2 – t1)

tempat atau alat yang memerlukannya. Proses 2 – 3 = panas yang diperlukan

2.2 Prinsip Pembentukan Uap Dalam Boiler Q2 - 3 = m x Lh, yang mana pada proses ini terjadi

Air terdiri dari molekul-molekul air yang perubahan fasa.

bergerak bebas dalam lingkungannya. Molekul Proses 3 - 4 = uap jenuh, Q 3 - 4 = m x Cp (t4 – t3)

tersebut tidak akan meninggalkan lingkungannya Proses 4 - 5 = uap jenuh yang bertekanan

karena ada gaya tarik-menarik antara molekul air 2.3.Klasifikasi Boiler

itu sendiri, apabila air tersebut dipanasi maka Ketel uap diklasikfikasikan menjadi 3 golongan

kecepatan gerak molekulnya akan bertambah, utama:

ii
*ketel lorong pipa api

Ketel Uap jenis ini digunakan untuk memanasi air

dan uap melalui silinder api, lorong-lorong api dan

pipa atau tabung api (fire cilinder, fire duct, fire

pipes and fire tube). Ketel Uap jenis ini tergolong

ketel uap kecil serta sederhana dikarenakan mampu

memproduksi uap sebanyak 10 ton uap per jamnya Gambar. 3. b Ketel uap pipa lorong api

(maks) dengan tekanan 24 kg/cm2 (Gbr. 2). *Ketel pipa air

Keuntungan dan kerugian ketel uap pipa api Ketel-ketel air atau uap dalam pipa atau tabung-

Keuntungan ketel uap pipa api : tabung yang dipanasi oleh api atau asap dibagian

a.Konstruksinya sederhana. luarnya. Ketel uap jenis ini umumnya bertekanan

b.Umumnya digunakan untuk kapasitas dan sedang yaitu antara 45 kg/cm2 sampai 140 kg/cm2,

tekanan uap yang rendah. dengan produksi uap yang diperoleh mencapai

c.Biaya pemasangan tidak tinggi. 1000 ton uap per jamnya. Ketel uap jenis ini

Kerugian ketel uap pipa api : memiliki efisiensi lebih besar dibanding ketel-ketel

a.Effisiensi yang kecil. pipa api (Gbr. 3).

b.Kapasitas uap yang kecil. Keuntungan dan kerugian ketel uap pipa air

c.Waktu yang dibutuhkan guna mencapai tekanan *Keuntungan ketel uap pipa air :

operasi. a.Pemakaian waktu guna mencapai tekanan operasi

lebih cepat dibanding ketel uap pipa api.Umumnya

digunakan untuk bertekanan tinggi.

b.Effisiensi lebih tinggi dibanding ketel uap pipa

api untuk kapasitas serta tekanan uap yang cukup

besar.

*Perawatannya lebih mudah.

a.Kerugian ketel uap pipa air :

Gambar. 2. Ketel uap pipa lorong api 1.Banyak menggunakan biaya.

2.Konstruksi cukup rumit.

3.Ketel pipa air dengan desain khusus

ii
Ketel air dengan perencanaan khusus merupakan Dimana : Tg = temperatur keluar dari pipa-pipa

ketel pipa air yang dibuat atau direncanakan penguap (0 C)

dengan berbagai tujuan antara lain: Ta = temperatur keluar dari FDF (0 C)

a.Untuk menghasilkan tekanan tinggi dan tekanan Cpg = 0, 245

super kritis HLG = nilai panas bawah (kcal/kg)

b.Untuk dapat mempergunakan air dengan kualitas Pdry = berat gas buang (kg)

rendah Excess Air merupakan udara yang

c.Agar daya yang dihasilkan akan lebih besar dibutuhkan untuk membakar secara sempurna,

dAgar dapat menghemat pemekaian bahan bakar dalam aplikasi dibutuhkan lebih dari udara teoritis

guna kelangsungan terjadinya pembakaran . Secara

matematis excess air diperoleh dari:

E 0  BLR =

O2  0,5 x CO
x 100 %
0, 2682 x N 2  O2  0,5 x CO 

Kerugian kalor pada gas buang ini dapat

disebabkan oleh besarnya kalor yang tidak bisa


Gambar. 3. Ketel uap pipa air
diserap oleh boiler karena gas asap yang keluar dari
2.4.Analisa kerugian kalor pada boiler
cerobong masih memiliki kalor. Berat gas buang
Kerugian kalor yang terjadi dalam boiler
yang diperoleh
adalah kerugian berupa energi kalor yang tidak
11 x CO2  8 x O2  7 N 2  CO2 
Pdry = x
3 CO2  CO 
dimanfaatkan untuk menghasilkan uap, kerugian

kalor dalam gas buang serta kerugian karena


 C S 
kandungan air dari pembakaran hydrogen.   
 100 267 
*Analisa rugi kalor pada gas buang (LDG)
Masa gas buang
Secara matematis kerugian panas karena gas buang
Masa gas buang juga sangat berpengaruh terhadap
dapat dirumuskan sebagai berikut:
kerugian dalam gas buang, oleh sebab itu
LDG = Pdry x Cpg x (Tg – Ta) x
kebutuhan kelebihan udara (excess air) harus
110 1
x x 100 % dijaga sehingga kerugian masa gas buang dapat
E O  BLR HLG
ditekan.Tidak berhasilnya proses penyerapan panas

pada boiler serta kelebihan udara yang besar akan

ii
menyebabkan terjadinya suhu yang sangat tinggi

dalam boiler, hal ini dapat menyebabkan terjadinya S BT x H BK


LUC = x 100 %
over heating yang dapat menimbulkan kerusakan HLG

pada material boiler. SBT =

Udara pembakaran Ash in fuel 100 %


100 - 0,8 C fd  0,75 0,2 C fh  0,15 0,2 C eh   C ah 0,10,2
Terjadinya proses pembakaran tidak terlepas dari

tersedianya udara pembakaran. Pada reaksi


HBK =
pembakaran karbon (C) merupakan salah satu
14500 x 0,8 C fd  0,75 0,2 C fh  0,15 0,2 C eh  C ah 0,10,2
unsur yang paling penting dan menjadi bagian
100
dimana, SBT = sisa pembakaran kering BB (kg)
utama dari setiap senyawa hidrokarbon. Karbon (C)
HBK = nilai kalor sisa pembakaran (kcal/kg)
merupakan zat padat yang bertemperatur tinggi dan
HLG = nilai kalor bahan bakar (kcal/kg)
relatif lebih lambat terbakar. Akibatnya dalam

setiap proses pembakaran teoritis akan dianggap

bahwa sulfur (S) dan hidrogen (H), keduanya 2.4.1.Kerugian kalor yang disebabkan

kandungan air dalam bahan bakar


terbakar sempurna sebelum karbon terbakar.
Kerugian kalor karena kandungan air dalam
Karbon tersebut akan teroksidasi menjadi karbon
bahan bakar ini menyebabkan waktu pembakaran
monoksida (CO) sebelum semua bagian karbon itu
lebih lama dan mungkin sebagian dari bahan bakar
akan dirubah menjadi karbondioksida (CO2).
tersebut tidak terbakar, besar nilai ini dapat
Jumlah udara yang tidak cukup akan
diketahui dengan mengunakan rumus sebagai
mengakibatkan bahan bakar tidak terbakar dengan
berikut:
sempurna, sehingga menimbulkan kerugian kalor
dimana:
dari bahan bakar yang tidak terbakar dan

sebaliknya bila jumlah udara terlalu banyak akan MA x (h ah '  h ah 


LMA = x 100 %
HLG
menyebabkan terjadinya campuran disamping
dimana,MA = total moisturiser (%)
kerugian kalor yang terbawa oleh gas buang. Untuk
hah’ = entalpi keluar air heater (Btu/lb)
mengatasi hal tersebut perlu diperhitungkan jumlah
hah= entalpi masuk air heater (Btu/lb)
udara pembakaran optimal sehingga proses

pembakaran yang diinginkan dapat berlangsung

dengan sempurna. Nilai kalor dari kerugian yang

disebabkan karbon tak terbakar:

ii
2.4.2.Kerugian kalor disebabkan kandungan air lain-lain.

dari pembakaran hidrogen 2)Pengisolasian unit yaitu melakukan penutupan

Kerugian ini disebabkan adanya kandungan atau pun pembukaan dari katup-katup yang

air sebagai hasil reaksi pembakaran hidrogen sebelumnya telah ditentukan sesuai prosedur.

dengan oksigen sehingga akan mempengaruhi nilai 3)Pengaturan pengoperasian pada beban yang

kalor yang dihasilkan. Besarnya nilai ini dapat dibutuhkan dengan tujuan untuk mendapatkan

dirumuskan sebagai berikut: kondisi pembebanan unit dalam keadaan stabil

6, 936 x h ah '  h ah  pada beban-beban dan waktu yang ditentukan.


LO = x 100 %
HLG 4)Pengambilan data parameter operasi yang

2.4.3.Kerugian kalor disebabkan radiasi dan diperlukan tiap jamnya

konveksi 5)Perhitungan dan analisa, dari data yang didapat,

Adalah kerugian yang terjadi karena kalor yang kemudian dilakukan perhitungan atau evaluasi

terbuang ke atmosfir menembus permukaan yang kemudian dilakukan penganalisaan untuk

dinding boiler, cerobong asap dan saluran buang. membuat kesimpulan.

Kerugian ini merupakan kerugian yang sulit 6)Urutan Pekerjaan

dihitung karena sulit menghitungnya secara akurat *Persiapan

dalam prakteknya. a)Cek dan kalibrasi alat ukur atau menyiapkan dan

3.ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN memasang alat ukur standar.

3.1.Pelaksanaan b)Menyiapkan logsheet data.

* Langkah kerja c)Koordinasi dengan enjinir terkait.

Performance test dilaksanakan di bawah koordinasi d)Unit harus beroperasi dalam keadaan steady tidak

enjinir efisiensi yang dibantu oleh enjinir-enjinir kurang dari satu jam sebelum test dilakukan. Pada

terkait dari peralatan yang bersangkutan. saat pengujian, semua parameter operasi yang

* Pekerjaan pada Performance test diperlukan diusahakan untuk tetap konstan.

aJenis pekerjaan Jenis pekerjaan pada performance 1)Pengambilan data

test meliputi : Setelah semua persiapan dilakukan dengan

1)Pengecekan dan pengkalibrasian alat-alat ukur baik, dapat dilaksanakan data yang diperlukan.

bagi data yang diperlukan, agar data yang didapat Pencatatan data dilakukan secara periodik dalam

mewakili kondisi dari benda kerja yang diukur, jangka waktu yang telah ditetapkan (Setiap jam).

baik untuk tekanan, temperatur, aliran massa dan Pencatatan data dilakukan secara serentak.

ii
3.2.Perhitungan energi masuk dan energi-energi yang hilang

Setelah melewati prosedur performance test yang biasanya terdapat pada gas buang serta yang

disebutkan diatas, maka data-data yang telah terbuang secara konveksi dan radiasi, metode ini

diperoleh dapat diolah/dilakukan perhitungan. memerlukan data-data lengkap yang disertai suatu

Dalam melakukan perhitungan ini dilandasi dengan instrumen pengukuran yang lengkap sehingga

beberapa asumsi-asumsi antara lain: dapat diperoleh hasil yang cukup akurat.

a.Metode perhitungan neraca energi dan kinerja Spesifikasi Boiler :

Boiler Tipe : Two drum, natural circulation

Metode perhitungan ini digunakan untuk Ton


Kapasitas uap : 70
mengetahui seberapa besar nilai pembebanan pada Hr

harian yang di lakukan oleh perusahaan. Dalam hal Kg


Tekanan uap : norm. 35 
cm 2 G
ini ada dua metode ialah metode input atau output
3.432.328 (Pa)
dan metode rugi-rugi panas, melalui dua metode
Tekanan di dapur : 390 mmH2O
inilah dapat diketahui kemampuan dari kerja suatu
Bahan bakar : - Cangkang, sekam, serabut 
Boiler tersebut.
bahan bakar utama- Diesel Oil (D. O) 
Neraca energi (kesetimbangan energi) yaitu suatu
bahan bakar mula-mula
persamaan yang menjelaskan energi-energi yang
Data-data lapangan :
masuk (energi yang dilihat dari segi bahan bakar)
0
dan energi-energi yang keluaran yang bermanfaat Laju aliran massa bahan bakar ( m BB ) =
serta energi yang hilang dari suatu sistem kerja
Ton kg
15 ( )  15.050 ( )
Boiler (kerugian-kerugian yang terjadi). Hr Hr
Yang dimaksud dengan Metode Input atau Output 0 0
Laju aliran massa uap ( m S = m fw )
didapat dari data-data energi masukan dan energi
Ton kg
yang bermanfaat ialah uap, metode ini mudah = 63 ( )  63000 ( )
Hr Hr
digunakan karena data-data yang diinginkan mudah
kJ
didapat tetapi hasil analisa penghitungan LHV = 17703,61 ( )
kg
efisiensinya kurang akurat (data yang diperoleh
Temperatur masuk Boiler (T inBO)
bergantung pada bahan bakar dan aliran uap saja).
kJ
Sedangkan yang dimaksud dengan metode rugi- = 97,7 0C  hinBO = 409,18 ( )
kg
rugi panas yaitu diperoleh berdasarkan data dari
Temperatur masuk Deaerator (T inDEA)= 80 oC 

ii
kJ kJ MJ
hinDEA = 334,9 ( ) = 21.098.700 ( ) = 21.098,7 ( )
kg hari hari

kg Harga hinDEA di peroleh dari data operasi temperatur


Tekanan air pada Deaerator (PDEA) = 1,5 ( )
cm 2 masuk Boiler yang kemudian diinterpolasi

 147.099,8 (Pa) berdasarkan water and steam properties for

Temperatur keluar Boiler (ToutBO) = 370 oC  widows.

0
kJ
houtBO = 3154,2 ( ) Efwout = m S x hinBO
kg
kg kJ
Temperatur keluar Deaerator (T inDEA) = 97,7 = 63.000 ( ) x 409,18 ( )
Hr kg
kJ
o
C  houtDEA = 409,18 ( ) kJ MJ
kg = 25.778.340 ( ) = 25.778,34 ( )
hari hari
Kg
Tekanan uap: 35 ( )  3.432.328 (Pa) Temperatur fluida sebelum masuk ke deaerator
cm 2 G
akan lebih kecil dari temperatur fluida yang keluar
Kapasitas uap : 60 ton/h (dirata-ratakan)
dari deaerator dikarenakan adanya transfer energi
Efisiensi pembakaran ialah suatu ukuran
panas dari gas panas sisa pembakaran ke air pengisi
seberapa efektipnya kandungan panas pada bahan
boiler yang sebagian besar energi panas tersebut
bakar dalam proses pembakaran. Berdasarkan data-
diperoleh dari gas hasil pembakaran yang
data di atas yang diambil dari lapangan dapat
kemudian ditransfer melalui bidang pemanas.
diperoleh nilai-nilai energi bahan bakar yang
Besarnya nilai energi feedwater yang masuk ke
masuk ke furnance.
boiler dan deaerator memiliki nilai yang berbeda-
Energi input bahan bakar (EinBB)
beda, hal ini tergantung laju aliran bahan bakar
0
(EinBB) = m BB x LHV dengan nilai kalor hasil pembakaran yang tidak

kg kJ konstan sehingga energi panas yang ditransfer ke


= 15.050 ( ) x 17703,61 ( )
Hr kg air melalui bidang (dinding) yang kontak langsung

kJ MJ dengan sumber panas. Kondisi tersebut dapat


= 266.439.330,5 ( ) = 266.439,3305 ( )
hari hari
mempengaruhi laju penguapan di dalam boiler dan
Energi feed water (Efw)
akan berpengaruh pada laju aliran feedwater.
0
Efwin = m S x hinDEA Besarnya laju penguapan air di dalam boiler sangat

tergantung pada besarnya kalor hasil pembakaran


kg kJ
= 63.000 x 334,9 ( )
Hr kg yang transfer air melalui heating surface, semakin

ii
besar kalor yang ditransfer maka laju penguapan

akan semakin tinggi dan laju aliran feedwater juga kg udara


= 20,0874 ( )
kg BB
akan bertambah.
28, 97 x 20, 0874 kg udara
Energi uap yang keluar dari boiler (EuBO) = = 34, 2918 ( )
16, 97 kg BB
0
0
EuBO = m S x [hinBO + (X . hfg)]
m udara
Sg 370  Sf145, 67
 X = fraksi uap = 0 kg udara
Sg145, 67  Sf145, 67 = AFRteori x m BB = 34, 2918 ( ) x
kg BB
= 0, 554
kg kg udara
15.050 ( ) = 516091,59 ( )
kJ hari hari
 hfg = 210, 950 ( ) (hasil dari interpolasi)
kg
Massa udara aktualnya:

kg kJ 0 0
= 63.000 ( ) x [409,18 + (0,554 x m aktual = AFRtaktual x m BB
Hr kg
AFRtaktual =
kJ
210, 950 )]
kg  % N2 
 x mol C - 0, 5 mol N 
kJ MJ  % CO  % CO 2 
= 33140916,9 ( ) = 33.140,9169 ( ) 0, 79
hari hari
Rasio udara bahan bakar (AFR) meupakan =

perbandingan massa udara dengan massa bahan  44, 01 


 x 1, 3321 - (0, 5) 1, 2507 
bakar untuk pembakaran yang biasanya dinyatakan  0, 4997  1, 3321 
0, 79
dalam satuan kg udara/kg BB, nilai besarnya AFR

ini tergantung dari jenisnya bahan bakar yang


kg
= 39, 7203 ( )
digunakan serta jumlah komposisi bahan bakar hari
tersebut. 0
m aktual = 39,7203 x 15.050
Massa udara teoritis:
kg udara
0 0 kg udara = 597.790,515 ( )
m udara = AFRteori x m BB ( hari
hari
Dimana :
mol C  mol H  mol S - mol O 2
AFRteori = C = jumlah karbon yang terbakar (%)
0, 21
N2 = jumlah kandungan nitrogen dalam gas buang
=
(%)
1, 3321  0, 25 (15, 874)  (0, 5) 0, 4997 1,3321
0, 21

ii
CO = jumlah kandungan karbon monoksida dalam Tgb = temperatur gas buang (oC)

gas buang (%) Tud = temperatur udara masuk (oC)

CO2 = jumlah kandungan karbon dioksida dalam M= % moisture dalam 1 kg bahan bakar = 0%

gas buang (%) H2 = % hidrogen dalam 1 kg bahan bakar = 0,89%

0 R= karbon dan padatan lain yg tidak terbakar = 0%


m aktual = massa udara sebenarnya
Wg = AFRtaktual + 1 – R – M – 9 H2 (kg gbkering / kgbb)
AFRtaktual = jumlah rasio bahan bakar sebenarnya
= 39, 7203 kgud/kgbb x 1 – 0 – 0 – (9.(0,0089))
Nilai % N2, % CO, % CO2 didapat dari hasil
= 40, 6402 kg gas buang kering / kgbb
analisa orsat gas buang dan berat molekul gas = 34,
ELDG dalam satu hari adalah 40, 6402 (kJ / kg bb)
kg udara
2918 Energi rugi-rugi yang diakibatkan oleh kandungan
kg BB
uap air dalam udara pembakaran (ECAL)
Excess Air
ECAL = AFRtaktual x  x Cp (Tgb – Tud) (kj/kg)
AFR actual  AFR teori
Excess Air = x 100% Dimanna :
AFR teori
 = rasio kelembaban udara (kg H2O / kg udara
Dimana :
kering)= 0,024 kg H2O / kg udara kering
AFRtaktual = jumlah rasio bahan bakar sebenarnya
Cp air = panas jenis uap air 1,926 (kj/kg)
AFRteori = jumlah rasio bahan bakar teori Excess
ECAL = AFRtaktual x  x Cp (Tgb – Tud) (kj/kg)
Air =
= 39, 7203 kg ud / kg bb x 0,024 x
kg kg udara
39, 7203  34, 2918 1,926 x ( 203– 330) o C = 317, 633 kJ / kg bb
hari kg BB
x 100%
kg udara ECAL dalam satu hari adalah 317, 633 (kJ / kg bb )
34, 2918
kg BB Energi rugi – rugi yang diakibatkan oleh

= 15, 8304 % pembakaran yang tidak sempurna.( Eicl)

Energi yang dikandung gas buang (E LDG) % CO


Eicl = 2360 x Cb x (kj/kgbb)
ELDG = Wg x Cp x (Tgb – Tud) (kJ / kg BB) % CO  % CO2

Wg = AFRtaktual + 1 – R – M – 9 H2 (kg gas buang

kering / kg bb)

Dimana : Dimana :

Cp udara = panas jenis gas buang (oC) % Cb = persen berat karbon yang terbakar dalam

Diasumsikan sama dengan udara ;1,0048 kj/kg oC 1 kg bahan bakar

ii
% CO = persen karbon monoksida pada gas = 26952711,26 kJ / hari

buang = 0,32% = 1222, 247 (MJ / hari)

% CO2 = persen karbon dioksida pada gas buang Energi rugi – rugi yang tidak terhitung lainnya

= 9,76% (ERUL)

% CO ERUL = (HHV – ((ms/mf) x (X.hs – hfw) + ELDG +


EICL = 23630 x Cb x
% CO  % CO2 EML + EMCAL + EICL)) (kj/kgbb)

0,4997 Dimana : (ms/mf) x (X.hs – hfw) adalah panas


(kj/kgbb)= 23630 x 0,043 x
0,4997  1,3321 pembakaran yang diserap oleh air perkilogram

= 277, 1810 (kj / kg bb ) bahan bakar.

EICL dalam satu hari adalah 277, 1810 (kJ / kg bb) ERUL = (LHV – ((ms/mf) x (X.hs – hfw) + ELDG +

Energi rugi- berupa uap air pada gas buang.( EML) EML + EMCAL + EICL))

EML = (M + 9 H2) . (hs – hW) (kj/kgbb) = (38687, 880 kJ / kg) – ((82500 / 6100)

Dimana : kJ / hari x (0,554 x 758, 9528 kJ / kg) –

hs = entalpi uap super panas pada temperatur gas 210, 950 kJ / kg)) + 38201056, 26 kJ

buang (kj/kg) / kgbb + 1757370, 248 kJ / kgbb +

hW = entalpi air pada temperatur gas buang (kj/kg) 1533559, 371 (kJ / kgbb)

Tud = temperatur udara kering masuk ( oC ) = 24066, 26 (kJ/kgbb)

Untuk Tgb lebih dari 300 0C ERUL dalam satu hari adalah 24066, 26 (kJ/kgbb )

hs - hW = 2442 + (2,093 + Tgb) – (4,187 x Tud) Energi rugi – rugi total

Untuk Tgb kurang dari 300 0C ERT = EMCL + EIC L+ EMCAL + ELDG + ERUL (kj /kgbb)

hs - hW = 2492,6 + (1,926 + Tgb) – (4,187 x Tud) ERT dalam satu hari adalah 24066, 26 kJ/kgbb

diketahui temperatur gas buang 203 oC Maka :

EML = ( M + 9H2) . (hs – hW) (kj/kgbb) LHV - Rugi total


 termal  x100% = 67, 87 %
EML = (0 + 9(0,089) x ((2492, 6) + LHV

(1,926 kj/kg x 203 kJ / kg) –

(4,187 x 30) 0C

= 1222246, 665 kJ / kg bb

= 1222, 247 (MJ / hari)

EML dalam satu hari adalah 1222246, 665 kJ / kg bb

x 5532, 7 kg / hari

ii
Perhitungan berat gas buang: Perhitungan rugi kalor pada gas buang (LDG):

Pdry = LDG = Pdry x Cpg x (Tg – Ta) x

44, 01 x CO 2  32 x O 2  28, 02 x N 2  28, 01 x CO 110 1


x x 100 %
12, 01 CO2  CO  E O  BLR HLG
 C S 
x    = 11, 29639 x 0, 245 x (215 – 115 ) x
 100 267 
110 1
= x x 100 % = 0, 30533 %
10, 85556 9240
44, 01 x 12, 08  32 x 2, 25  28, 02 x 85, 67  28, 01Perhitungan
x0 rugian Kalor disebabkan karbon
12, 01 12, 08  0
yang tidak terbakar:
 54, 42 0, 36 
x   
 100 267  SBT =

= 11, 29639 (kg) Ash in fuel 100 %


100 - 0,8 C fd  0,75 0,2 C fh  0,15 0,2 C eh   C ah 0,10,2
Perhitungan excess air:

Eo  BLR =
O2  0,5 x CO
x 100 %
0, 2682 x N 2  O2  0,5 x CO 
3,78
100 - 0,8 0  0,75 0,2 1, 85  0,15 0,2 0  00,10,2
=

12, 08  0, 5 x 0 = 0,0388
x 100 %
0, 2682 x 85, 67  12, 08  0, 5 x 0

HBK =
= 10, 85556 %
14500 x 0,8 C fd  0,75 0,2 C fh  0,15 0,2 C eh  C ah 0,1
Perhitungan rugi kalor yang disebabkan
100
kandungan air dalam bahan bakar:

Ma x (h ah '  h ah 
=
LMA = x 100 %
HLG 14500 x 0,8  0  0,75 0,2 1, 85  0,15 0,2 0  00,10,2
100
=

20, 57 x (1181, 6  0, 77712  = 40, 2375


x 100 %
9240
S BT x H BK
= 2, 6287 % LUC = x 100 %
HLG

0,0388 x 40, 2375


= x 100 %
9240
= 0, 01690 %

ii
Perhitungan rugi kalor kandungan air dalam 4.KESIMPULAN DAN SARAN

pembakaran hidrogen: 4.1 Kesimpulan

6, 936 x h ah '  h ah  Turun naiknya efisiensi boiler dipengaruhi


LO = x 100 %
HLG oleh kualitas dari bahan bakar dan proses

= perpindahan kalor yang terjadi pada pipa-pipa riser.

6, 936 x 1181, 6  0, 77712  Dari perhitungan efisiensi boiler dengan


x 100 %
9240
menggunakan metoda tak langsung atau Metoda
= 8, 8638 %
Kerugian Kalor yaitu sebesar 62,5582 % . Metoda
Perhitungan rugi kalor yang disebabkan air
ini adalah menghitung semua kerugian yaitu:
dalam udara bakar:
*Perhitungan Excess Air sebesar 10, 85556 % dan
LMF = Lo + LMA
15, 8304 %..
= 8,8638 + 2, 6287%
*Efisiensi termal sebesar 67, 87% sedangkan
= 11, 4258 %
dengan penggunaan metode rugi-rugi kalor sebesar
Perhitungan rugi kalor yang disebabkan
62,5582 %.
radiasi dan konveksi:
*Perhitungan kerugian kalor gas buang sebesar
LRAD = LMF +LMA
1222246, 66 kJ/kg dan 11, 29639 kg.
= 11, 4258 % + 2, 6287 %
*Perhitungan kerugian kalor disebabkan
= 14, 12131%
kandungan air dalam bahan bakar sebesar 2, 7523
Efisiensi boiler:
% dan 2, 95891 % .

*Perhitungan kerugian kalor disebabkan

 Boiler  100 %  LDG  LO  LMA  LUC  LRAD  LMFair dalam bahan bakar sebesar 2, 7523
kandungan

% dan 2, 95891 % .
= 100 % - (0, 30533 % + 8, 8638 % + 0,
*Perhitungan kerugian kalor disebabkan
01690 % + 14, 12131% + 11, 4258
kandungan air dalam pembakaran hidrogen sebesar
%)
8, 5876% dan 7, 9608% .
= 62, 5582 %
4.2Saran

Kualitas bahan bakar itu sangat diperlukan agar

efisiensi boiler maksimal untuk itu diperlukan

penyortiran bahan bakar serta perlakuan khusus

agar kualitas bahan bakar tetap terjaga.

ii
DAFTAR PUSTAKA 6.Ir. M. J. Djokosetyardjo, Ketel Uap, Edisi ke – 2,

1.Archie W. Culp, Jr, Prinsip - Prinsip Konversi PT. Pradnya Paramita 1989.

Enegi, Erlangga 1989. 7.Manual Book Of Boiler, PT Growth Sumatera

2.Babcock & Wilcox, Steam / Generator and Industri

Use, 1978 8.file:///E:/sifat-kimia-kayu-1.html

3.Holman, JP, Perpindahan Kalor, Edisi ke – 6, 9.http://www.undp.org/seed/energy/policy/ch5.htm

Erlangga 1998. 10.http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/serabut.pdf

4.Reynold & Perkins, Thermodinamika Teknik,

Edisi ke – 2, Erlangga 1991.

5.Water and Steam Properties for Windows

ii

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai