Disusun Oleh:
R. Gerha Terimananda / 11-2011-003
Rachman Shandy P. / 11-2011-006
Yudhi Permana JR / 11-2011-007
Temmy Hilmansyah / 11-2011-009
Gregorius Grady K. / 11-2011-014
Dipo Alam P. H. / 11-2011-022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Bumi ini mempunyai alam yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup
yang menempatinya. Sumber daya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, sumber daya alam yang
terdapat di Bumi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembagkit
listrik seperti angin, air dan panas bumi.
Uap adalah salah satu energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik,
dimana air yang dipanaskan kemudian menghasilkan uap. Turbin yang digunakan
PLTU sama dengan turbin PLTP. Turbin yang berputar oleh uap jenuh. Ketika
turbin berputar dan terkopel oleh generator maka generator akan menghasilkan
listrik.
Sebagai mahasiswa elektro kita harus mampu mengetahui tentang berbagai
macam pembangkit, salah satunya adalah PLTU.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penulisan adalah:
1. Untuk menyelesaikan salah tugas Mata Kuliah Pembangkit Energi Listrik
pada semester ganjil 2014
2. Untuk mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU)
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair dan
gas)
Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
Kontinuitas operasinya tinggi
Usia pakai (life time) relatif lama
Kelemahan PLTU:
-
1.
2.
berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan
5.
6.
7.
(Force Draft Fan) dan pelumas yang berasal dari Fuel Oil tank.
Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan
bakar PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan
8.
menjadi terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di
super heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini
11.
14.
Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke
lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor
sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk
kedalam hotwell.
Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup (close cycle) yang idealnya tidak
PLTU merupakan mesin pembangkit termal yang terdiri dari komponen utama
dan komponen bantu (sistem penunjang) serta sistem-sistem lainnya.
Komponen utama terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Boiler (ketel uap)
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah
air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran dilakukan secara kontinyu
didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas
permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang
diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air
disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air).
bagian-bagian
kecil
sehingga
memudahkan
proses
3. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahan nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu
ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa
sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor
seperti ini disebut surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin digunakan
air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin,
kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air
pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan
temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum.
Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka
temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh
terhadap tekanan dan temperatur.
2.5 Peralatan Bantu Pada PLTU
f.
bengkok. Motor ini di gerakkan dengan arus searah dari aki baterai.
Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas yang memberi
untuk
mempermudah
jalan
fluksi,
yang
b. Peralatan Bantu
1. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas
akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak
isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu
dilengkapi dengan alat/system pendingin untuk menyalurkan
panas keluar transformator.
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai
akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat
perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan
bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media
(minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator
dengan sirip-sirip (Radiator).
2. Tap Changer (Perubah Tap)
Tap Changer adalah
alat
perubah
perbandingan
dan
kekuatannya
lebih
rendah
dari
kekuatan
tangki
transformator.
3. Rela Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele burcholz, yakni
pengaman terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
menjatuhkan PMT.
4. Rela Differensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam
transformator antar lain, Flash Over antara kumparan dengan kumparan
atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam
kumparan ataupun beda kumparan.
5. Rele Arus Lebih
Berfungsi mengamankan transformatro dari arus yang melebihi
dari arus yang telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan
arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat.
6. Rele Tangki Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung
singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan pada transformator.
7. Rele Hubung Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan
satu phasa ke tanah.
8. Relay Termis
Garis kerjanya pada diagram T-s seperti pada gambar berikut ini.
Keterangan gambar:
Proses 1 2 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung pada boiler.
Pada proses ini kalor masuk ke dalam sistem (Qin).
Proses 2 3 adalah proses ekspansi isentropis (adiabatis reversibel) yang
berlangsung di dalam turbin uap. Pada proses ini terjadi kerja keluar sistem (Wout)
Proses 3 4 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung di dalam
kondensor. Pada proses ini kalor keluar dari sistem (pembuang kalor) (Qout).
Proses 4 1 adalah proses penekanan secara isentropis oleh pompa. Pada proses
ini kerja masuk ke dalam sistem (Win).
Pada siklus Rankine ideal sederhana, air dipompa oleh pompa pengisi
boiler ke dalam boiler. Pompa yang bertugas untuk memompakan air ke dalam
boiler disebut feed water pump. Pompa ini harus dapat menekan air ke boiler
dengan tekanan yang cukup tinggi (sesuai dengan tekanan kerja siklus). Secara
ideal pompa bekerja menurut proses isentropis (adiabatis reversibel) dan secara
aktual pompa bekerja menurut proses adiabatis irreversibel.
Di dalam boiler, air yang bertekanan tinggi dipanaskan hingga menjadi uap panas
lanjut, prosesnya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Uap panas lanjut dari boiler kemudian dialirkan ke turbin uap melalui pipa
pipa uap. Di dalam turbin uap , uap panas lanjut diekspansikan dan digunakan
untuk memutar rotor turbin uap. Proses ekspansi di dalam turbin uap berlangsung
melalui beberapa tahap yaitu:
1. Proses ekspansi awal di dalam turbin tekanan tinggi (roda Curtis)
Uap panas lanjut yang bertekanan tinggi diekspansikan di nosel dan
kemudian digunakan untuk memutar roda Curtis. Roda Curtis adalah turbin
uap jenis turbin implus. Pada roda Curtis terjadi penurunan tekanan yang
signifikan.
2. Proses ekspansi pada turbin tingkat menengah
Turbin tingkat menengah menggunakan turbin jenis reaksi dan tersusun
atas beberapa tingkat turbin.
3. Proses ekspansi tingkat akhir.
Pada tingkat akhir ini uap terus diekspansikan hingga tekanan sangat
rendah (biasanya dibawah tekanan atmosfir ) dengan bantuan kondensor.
Putaran poros yang dihasilkan dari proses ekspansi uap panas lanjut di dalam
turbin digunakan untuk memutar beban. Beban dapat berupa generator listrik
seperti di PLTU atau propeler (baling-baling) untuk menggerak kapal.
Dimana :
Untuk menghitung kinerja siklus Rankine, diperlukan tabel sifat-sifat air
dan uap air. Berikut ini tabel sifat-sifat air dan uap air.
Untuk uap jenuh variabel tetap temperatur air:
Contoh Soal:
Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada temperatur 400 oC dan
tekanan 80 bar. Tekanan kondensor 0,1 bar. Aliran massa uap yang masuk ke
turbin 100 kg/s. Hitunglah kerja turbin, kerja pompa, kalor masuk, kalor keluar
dan efisiensi siklus. daya yang dihasilkan turbin dan daya netto siklus.
Jawab
Pertama-tama gambarkan skema siklus Rankine sederhana dan lengkapi dengan
data-data yang ada di dalam soal
Ditanya:
-
Artinya kadar uap yang keluar dari turbin menuju kondensor adalah 76,22
% atau fluida yang keluar dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian yang
cair ini tidak perlu lagi diembunkan, tetapi 76,22 % uap ini yang harus dibuang
kalornya supaya fasenya berubah menjadi cair. Maka energi total yang terkandung
di dalam 76,22% uap dapat dihitung :
Bila aliran massa air yang dipompa 100 kg/s maka daya yang diperlukan oleh
pompa adalah:
Dari hasil perhitungan dapat dilihat hanya 37,37 % dari daya yang diberikan ke
dalam boiler yang dapat diubah menjadi energi mekanis, sisanya hilang atau
dibuang ke alam melalui kondensor dan ada sebagian kecil yang digunakan untuk
mengerakan pompa.
BAB III
PROSES PEMBANGKITAN LISTRIK PADA PLTU
3.1 Pengolahan Air Pada PLTU
Tujuan utama pengelolaan air adalah untuk membuat air dimineral (air
murni) dan mencegah terjadinya gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh
air yang masih mengandung ion-ion dan zat-zat vang dapat merusak pipa-pipa
air yang ada di Boiler. Ganggungan-gangguan itu seperti kerak. korosi dan
gangguan-gangguan lainnya.
Tahap Penjernihan
Air yang diambil dari sungai Keramasan dengan Bantuan pompa
(Raw Water Pump) dengan putaran pompa yang cukup besar yaitu 1450
rpm. Air yang di pompa RWP terlebih dahulu masuk kedalam saringan
pasir, kemudian ke tower tank dari tower tank ke Reaktor disini air
mengalami penjernihan dengan menggunakan tawas dan kapur. Air yang
sudah mengalami penjernihan sebagian digunakan sebagai air minum yang
dialirkan ke perumahan.
3.1.2
Tahap Pemurnian
Pada tahap pemurnian ini dilakukan dengan menggunakan
peralatan-peralatan sebagai berikut:
Penukar kation
Penukar Anion
Air yang sudah dijernihkan dengan tawas dan air kapur dialirkan
ke sand filter kasar dan halus kemudian dialirkan ke rasin kation sebagai
zat yang dapat menyerap ion positif. Kemudian dari proses penukaran
kation, air dialirkan ke penukar anion (Anion Exchanger) pada proses ini
digunakan Resin Anion yaitu proses penyerapan ion-ion negatif.
Air yang sudah mengalami kedua proses diatas sudah terbebas dari
mineral dan biasanya disebut dengan air murni (Air Demineral)
selanjutnya air mumi (Air Demineral) dipompakan ke Feed water Tank
dengan kapasitas 45000 liter yang akan digunakan sebagai air penambah
boiler. Disini air mengalami pemanasan yaitu dengan memanfaatkan BME
(Boiler Mud Expander)
3.1.3
180C
Warm Star : dari shutdown selama 1 bulan lebih kurang 55 jam dan
temperatur
tekanan
water wall panel. Kemudian dari waterwall upper header air dikembalikan ke
steam drum melalui riser pipes.
Jadi akibat panas pembakaran batu bara air mengalami sirkulasi terus menerus.
Sirkulasi ini menyebabkan air di water wall panel & steam drum sebagian berubah
menjadi uap.
Pada PLTU berkapasitas besar, sirkulasi tersebut dibantu oleh Boiler water
Circulating Pump yang terpasang pada pipa downcomers bagian bawah. Sirkulasi
yang lebih cepat akan menyebabkan kecepatan perubahan air menjadi uap juga
lebih besar.
Di dalam steam drum terdapat separator yang berfungsi untuk memisahkan uap
dari air. Uap yang sudah dipisahkan tersebut, dari steam drum disalurkan ke roof
steam inlet header yang terhubung ke boiler roof panel. Boiler roof panel ini yang
membawa uap ke belakang menuju backpass panel.
dari backpass panel, uap disalurkan ke Low Temperature Superheater (LTS) yang
ada di dalam backpass area, di atas economizer elements. dari LTS uap disalurkan
ke Intermediate Temperature Superheaters (ITS). Selanjutnya melalui pipa
superheater-desuperheater, uap dibawa ke High Temperature Superheater (HTS)
elements untuk menjalani proses pemanasan terakhir menjadi superheated steam.
ITS dan HTS elements lokasinya berada di dalam furnace (ruang pembakaran
batu bara) bagian atas. Beberapa boiler manufacturers memberikan nama yang
berbeda kepada LT, IT dan HT superheater.
Dari High Temperature Superheater outlet header, superheated steam dengan
temperature 500-600 derajat C dan tekanan sangat tinggi disalurkan ke steam
turbine melalui pipa main steam.
Pada PLTU berkapasitas kecil, uap tersebut masuk ke High Pressure Turbine,
terus ke Low Pressure Turbine dan keluar menuju condenser. Sedangkan pada
PLTU berkapasitas besar, setelah memutar HP turbine uap tersebut dibawa
kembali ke boiler melalui pipa cold reheat.
Di dalam boiler uap tersebut mengalami pemanasan kembali di dalam Reheater
elements. Reheater elements ini biasanya terletak di antara furnace area dan
backpass area.
piping, burner juga terhubung dengan oil pipe, atomizing air dan scavanging air
pipe yang berfungsi untuk mensuplai BBM.
Agar pembakaran dalam combustion chamber berlangsung dengan baik perlu
didukung dengan sistem suplai udara dan sitem pembuangan gas sisa pembakaran
yang baik. Tugas ini dilakukan oleh Air and Flue Gas System.
Air and Flue Gas System terdiri dari Primary Air (PA) Fans, Forced Draft (FD)
Fans, Induced Draft (ID) Fans, Air Heater, Primary Air Ducts, Secondary Air
Ducts dan Flue Gas Ducts.
Udara yang akan disuplai ke ruang pembakaran dipanaskan terlebih dahulu agar
tercapai efisiensi pembakaran yang baik. Pemanasan tersebut dilakukan oleh Air
Heater dengan cara konduksi dengan memanfaatkan panas dari gas buang sisa
pembakaran di dalam furnace.
Ada 2 type Air Heater yang banyak dipakai di PLTU. Yang pertama air heater type
tubular, banyak dipakai di PLTU yang berkapasitas kecil. Sedangkan air heater
type rotary lebih dipilih untuk PLTU kapasitas besar.
Primary Air Fans berfungsi untuk menghasilkan primary air yang diperlukan
untuk mendorong batu bara serbuk dari pulverizer ke burner. Forced Draft Fans
berfungsi untuk menghasilkan secondary air untuk mensuplai udara ke ruang
pembakaran. Sedangkan Induced Draft Fans berfungsi untuk menyedot gas sisa
pembakaran dari combustion chamber untuk dikeluarkan ke cerobong asap.
ada pada rotor generator. Untuk mencegah hal ini, aliran uap ke turbin harus
dihentikan, yaitu dengan cara menutup katup uap turbin. Pemberentian aliran
uap ke turbin dengan menutup katup uap turbin secara mendadak
menyebabkan uap mengumpul dalam drum ketel sehingga tekanan uap dalam
drum ketel naik dengan cepat dan akhrinya menyebabkan katup pengaman
pada drum membuka dan uap dibuang ke udara. Bisa juga sebagian dari uap
diby pass ke kondensor. Dengan cara by pass ini tidak terlalu banyak uap yang
hilang sehingga sewaktu turbin akan dioperasikan kembali banyak waktu
dapat dihemat untuk start. Tetapi sistem by pass memerlukan biaya investasi
tambahan kareran kondensor harus tahan suhu tinggi dan tekanan tinggi dari
hasil by pass.
Dari uraian diatas tampak bahwa perubahan beban mendadak memerlukan
pula langkah pengurangan produksi uap secara mendadak agar tidak terlalu
banyak uap yang harus dibuang ke udara. Langkah pengurangan produksi ini
dilakukan dengan mematikan nyala api dalam ruang bakar ketel dan
mengurangi pengisian air ketel. Masalahnya di sini bahwa walaupun nyala api
dalam ruang bakar padam, masih cukup banyak panas yang tertinggal dalam
ruang bakar untuk menghasilkan uap sehingga pompa pengisi ketel harus tetap
mengisi air ke dalam ketel untuk mencegah penurunan level air dalam drum
yang tidak dikehendaki.
Mengingat masalah-masalah tersebut diatas yang menyangkut masalah
proses produksi uap dan masalah-masalah pemuaian yang terjadi dalam turbin,
sebaiknya PLTU tidak dioperasikan dengan persentase perubahan-perubahan
beban yang besar.
Efesiensi PLTU banyak dipengaruhi ukuran PLTU, karena ukuran PLTU
menentukan ekonomis tidaknya penggunan pemanas ulang dan pemanas awal.
Efesiensi termis dari PLTU berkisar pada angka 35-38%.
BAB IV
SISTEM KONTROL DAN INSTRUMENTASI PLTU
Sistem kontrol dan instrumentasi pada PLTU digunakan untuk mengirimkan
besaran terukur ke sebuah pusat kendali (control room), yang berguna untuk
mengendalikan dan mengkoreksi besaran tersebut secara otomatis melalui sebuah
controller, sesuai set point yang diinginkan. dan ketika terjadi abnormal condition,
alarm akan muncul yang dapat memicu proteksi untuk mematikan plant secara
aman. Berikut adalah pembagian sistem kontrol dan instrumentasi PLTU :
4.1 Kontrol Manual
Untuk mengatur tinggi level, tangki dilengkapi dengan satu tabung gelas
penduga
S,
seperti gambar
1.1. Tinggi
level
cairan
yang
ada
melihat,
menyentuh,
mencium,
merasa
dan
mendengar
System
(BMS)
yang
terdapat
pada
ABS
akan
menggunakan
software
(P-320,
N-90).Piranti
ni
2.3
daya
Vibrasi & Temperatur belitan Generator
Tekanan, Temperatur dan Kemurnian Hidrogen (untuk generator
dengan sistem pendingin H2).
BAB V
KONFIGURASI PLTU
5.1 Konfigurasi Switchyard
8. Transformer for
measurement of electric
voltage
3.Overhead lines
9. Main transformer
4.Lightning arrester
5.Disconnect switch
6.Circuit breaker
7.Current transformer
DAFTAR PUSTAKA
http://godamaiku.blogspot.com/2013/04/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu.html
http://obilparulian.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_3323.html
http://reosaputro.blogspot.com/2013/06/intrumentasi-dan-kontrol-padasistem.html
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener34b.html
http://adsenfe.blogspot.com/2013/05/bagaimana-proses-pembangkitantenaga.html
http://deparirumahgeri.blogspot.com/2011/01/bagian-dan-cara-kerja-pltu.html
http://agungnugraha99.blogspot.com/2013/12/pengetahuan-sederhana-tentangproyek.html