Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad kedelapan belas tidak ada studi tentang persamaan linier
tentang determinan, sehingga tidak ada pertimbangan diberikan untuk sistem di
mana jumlah persamaan berbeda dari jumlah tidak diketahui. Sehubungan
dengan penemuan tentang metode kuadrat terkecil (diterbitkan dalam a paper in
1811 dealing with the determination of the orbit of an asteroid), Gauss
paper pada tahun 1811 berkaitan dengan penentuan orbit
asteroid), memperkenalkan prosedur yang sistematis, dan sekarang
disebut eliminasi Gaus untuk solusi sistem persamaan linier.
Metode eliminasi Gauss muncul di Bab Delapan, Rectangular
Array,dari matematika teks Jiuzhang Cina suanshu penting atau Sembilan Bab
di Seni Matematika . Penggunaannya diilustrasikan dalam masalah delapan
belas, dengan 2-5 persamaan. Referensi pertama buku dengan judul ini adalah
tanggal untuk 179 CE, tapi bagian itu ditulis pada awal sekitar 150 SM. Hal ini
dikomentari oleh Liu Hui di abad ke-3.
Metode di Eropa berasal dari catatan Isaac Newton. Pada 1670, ia
menulis bahwa semua buku aljabar yang diketahui olehnya kekurangan
pelajaran untuk memecahkan persamaan simultan, yang Newton kemudian
disediakan. Universitas Cambridge akhirnya diterbitkan catatan
sebagaiArithmetica Universalis tahun 1707 lama setelah Newton meninggalkan
kehidupan akademik. Catatan itu secara luas ditiru, yang membuat (apa yang
sekarang disebut) eliminasi Gauss pelajaran standar dalam buku teks aljabar
pada akhir abad ke-18. Carl Friedrich Gauss pada tahun 1810 menyusun notasi
untuk eliminasi simetrik yang diadopsi pada abad ke-19 oleh komputer tangan
profesional untuk memecahkan persamaan normal masalah kuadrat-terkecil.
Algoritma yang diajarkan di sekolah tinggi bernama untuk Gauss hanya pada
1950-an sebagai akibat dari kebingungan sejarah subjek.
Metode eliminasi Gauss kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah
SPL, namun pada perkembangannya metode ini disempurnakan menjadi
eliminasi Gauss-Jordan.
Motede tersebut dinamai Eliminasi Gauss-Jordan untuk menghormati
Carl Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan.
Wilhelm Jordan (1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli
dalam bidang geodesi. Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam
buku populernya, Handbuch de Vermessungskunde (Buku panduan Geodesi)
pada tahun 1988.

1.2 Tujuan
Metode Eliminasi Gauss untuk penyelesaian system persamaan aljabar
linier

1.3 Sistematis Penulisan


Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan
sistematis penulisan.
Bab 2 Teori Dasar. Bab ini berisi teori-teori tentang Eliminasi Gauss.
Bab 3 Landasan Praktikum. Berisi Tentang algoritma, flowchart, listing,
screen shot dan tugas akhir.
Bab 4 Penutup. Bab ini berisi analisis dan kesimpulan.
BAB II

Teori Dasar

2.1 Sistem Persamaan Linier


Di dalam matematika, system persamaan linier adalah kumpulan
persamaan-persamaan linier yang memiliki variabel-variabel yang sama.
Bentuk umum dari sistem persamaan linier dengan n peubah dinyatakan
sebagai berikut:

Dengan mengunakan perkalian matriks, kita dapat menulis persamaan


di atas sebagai persamaan matriks.
Ax = b
Yang dalam hal ini,

Yaitu:
2.2 Metode Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam


matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana. Caranya adalah
dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks
yang eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian
persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah
persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan
mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi
balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa bila matriks A berbentuk
segitiga atas (menggunakan Operasi Baris Elementer) seperti system
persamaan berikut ini:

Maka solusinya dapat dihitung dengan teknik penyulingan mundur


(backward substitution):
Kondisi sangat penting. Sebab bila , persamaan
diatas menjerjakan pembagian dengan nol. Apabila kondisi tersebut tidak
dipenuhi, maka SPL tidak mempunyai jawaban.
Bab III

Landasan Praktikum

3.1 Algoritma

Algoritma Metode Eliminasi Gauss adalah:


a. Masukkan matrik A, dan vektor B beserta ukurannya n
b. Buat augmented matrik [A|B] namakan dengan A
c Untuk baris ke i dimana i=1 s/d n, perhatikan apakah nilai ai,i =0 :
Bila ya :
pertukarkan baris ke i dan baris ke i+k≤n, dimana ai+k ,i ≠0, bila tidak ada
berarti perhitungan tidak bisa dilanjutkan dan proses dihentikan dengan
tanpa penyelesaian. Bila tidak : lanjutkan
d. Untuk baris ke j, dimana j = i+1 s/d n
3.2 Flowchart

3.3 Listing Gauss Jordan :

#include<stdio.h>

#include<complex.h>

#include<conio.h>

int main(void)

int n,i,j,z,k,p,v;
float a[15][16];

float b [16],x[15],m;

float L[15]={0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0};

printf("Masukkan ukuran matrik (nxn),n=");

scanf("%d",&n);

for(i=1;i<=n;i++){

for(j=1;j<=n+1;j++){

printf("a%d",i);

printf("%d",j);

printf("=");

scanf("%f",&a[i][j]);

for(i=1;i<=n;i++){

for(j=(i+1);j<=n;j++){

if(abs(a[i][i])<abs(a[j][i])){

for(v=1;v<=(n+1);v++){

b[v]=a[i][v];

a[i][v]=a[j][v];

a[j][v]=b[v];

}
}

printf("ann=%f",a[n][n]);

printf("\n");

for(z=1;z<=n;z++){

for(i=z+1;i<=n;i++){

m=a[i][z];

for(j=1;j<=n+1;j++){

a[i][j]=a[i][j]-(m*a[z][j]/a[z][z]);

for(z=n;z>=2;z--){

for(i=z-1;i>=1;i--){

m=a[i][z];

for(j=n+1;j>=1;j--){

a[i][j]=a[i][j]-(m*a[z][j]/a[z][z]);

for(z=1;z<n;i++){

m=a[i][i];

for(j=1;j<=n+1;j++){

a[i][j]=a[i][j]/m;
}

for(i=1;i<=n;i++){

for(j=1;j<=n+1;j++){

printf("a%d",i);

printf("%d",j);

printf("=%f",a[i][j]);

printf(" ");

printf("\n");

printf("\n");

printf("\n");

for(i=1;i<=n;i++){

x[i]=a[i][n+1]/a[i][i];

for(i=1;i<=n;i++){

printf("x%d",i);

printf("=%f",x[i]);

printf("\n");

getch();

return 0;
Listing gauss seidel :

#include<stdio.h>

#include<conio.h>

#include<math.h>

#define e 0.01

int main(void)

int i,j,k,n;

float a[10][10],x[10];

float sum,temp,error,big;

printf("Enter the number of equations: ");

scanf("%d",&n) ;

printf("Enter the co-efficients of the equations: \n");

for(i=1;i<=n;i++)

for(j=1;j<=n+1;j++)

printf("a[%d][%d]= ",i,j);

scanf("%f",&a[i][j]);

}
for(i=1;i<=n;i++)

x[i]=0;

do

big=0;

for(i=1;i<=n;i++)

sum=0;

for(j=1;j<=n;j++)

if(j!=i)

sum=sum+a[i][j]*x[j];

temp=(a[i][n+1]-sum)/a[i][i];

error=fabs(x[i]-temp);

if(error>big)

big=error;

}
x[i]=temp;

printf("\nx[%d] =%f",i,x[i]);

}printf("\n");

while(big>=e);

printf("\n\nconverges to solution");

for(i=1;i<=n;i++)

printf("\nx[%d]=%f",i,x[i]);

getch();

}
3.4.1 Screenshoot Gauss Jordan :

3.5 Tugas Akhir :


A. Sebutkan masing-masing minimal 5 contoh eliminasi Gauss, Gauss
Jordan dan Gauss Seidell pada kehidupan sehari-hari!
* perlunya dosen/guru bidang studi matematika dalam mempelajari
aljabar dan matriks mengenalkan beberapa metode penyelesaian
untuk menyelesaikan system persamaan linier yang efektif dan
efesien.
* penyelesaian system persamaan linier dapat diaplikasikan dalam
bidang ekonomi, terutama dalam analisis input dan output dengan
bantuan matrtiks.
* untuk mahasiswa MIPA khususnya jurusan matematika lebih
memprioritasan penelitian pada integrasi keilmuan antara ilmu
eksata dalam kehidupan sehari – hari.
B. Selesaikan koef dengan eliminasi Gauss Seidell dengan tebakan awal
semua variable X=1 dan X=2 dan 5 kali iterasi
3 7 8 = 25
-6 0 4 = 18
0 4 3 =7

C. Jelaskan perbedaan dari metode Creamer dan metode Gauss Seidell!


Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di
dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana . Caranya
adalah dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi
matriks yang Eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode
penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya
dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks
teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-
baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-
variabel tersebut.

Cramer : Jika determinan D = det X dari sebuah sistem n buah


persamaan linier.

a11x1 + a12x2 + ……… + a1nxn = b1

a21x1 + a22x2 + ……… + a2nxn = b2

an1x1 + an2x2 + ……… + annxn = bn

Syarat untuk mempunyai suatu penyelesaian tunggal, tidak ada


penyelesaian dan mempunyai banyak tak terhingga penyelesaian
ditentukan dengan nilai det (A) seperti pada sistem persamaan dengan 2
variabel. Nilai variabel x = det(Ax) / det (A), y = det(Ay)/det(A) , z =
det(Az)/det(A).

Teorema-teorema yang harus diperhatikan dalam penggunaan


aturan Cramer : jika A adalah sebuah matriks bujursangkar yang
mengandung paling sedikit satu baris bilangan no, maka det(A) = 0 jika A
adalah sebuah matriks segitiga yang berukuran n x n maka determinan A
adalah ahsil perkalian semua unsur pada kolom utama
jika sebuah matriks bujursangkar mempunyai dua baris yang sebanding
maka nilai determinan matriks tersebut sama dengan nol.

Jadi, Perbedaan diantara dua metode diatas adalah sebagai


berikut :

Metode cramer sautu pengoprasiannilai-nilai nya itu menggunakan


determinan, sedangkan metode eliminasi gauss pengoperasian nilai-nilai
didalam matriknya menggunakan matrik, sehingga menjadi matrik yang
lebih sederhana.
BAB IV
ANALISA DAN KESIMPULAN

Analisa
Sebenernya penukaran baris pada persamaan linier dalam metode gauss ini bisa
dilakukan hanya harus diperhatikan, pivotnya, karena terkadang dalam beberapa
persamaan ketika ditukar dapat mengakibatkan pivotnya menjadi 0, sehingga tidak
memungkinkan untuk menjalankan operasi.
Metode eliminasi Gauss pada dasarnya hanya metode yang dikembangkan dari
metode eliminasi, karena apabila dalam metode eliminasi mengeliminasi masing-
masing persamaan, tetapi dalam metode Gauss hanya perlu memperhatikan pivotnya
saja.

Kesimpulan
Metode eliminasi Gauss dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan aljabar
linier, hanya saja ketika pivotnya = 0, metode ini sulit dilakukan, untuk
mengantisipasinya bisa dilakukan dengan menukarkan barisnya sampai pivotnya
tidak sama dengan nol
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ANALISIS NUMERIK
MODUL 1

Nama : Anak Agung Bagus P


NRP : 11-2011-063
Asisten : 1. Jauzi Arief / 11-2011-001
2. Aulia Nur Fahdiyalhaq/11-2011-033

JURUSAN TEKNIK ELEKTO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2014
Daftar Pustaka

http://digilib.uin-suka.ac.id/3062/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

http://referensi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/12/gaussjordan.pdf

http://millatulkhaniifah28.blogspot.com/2012/11/metnum-ceria.html

Anda mungkin juga menyukai