Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. Cahya Handayani
2. Muthia Amanda G
3. Revian Prisca Erninda
4. Selina Afriani
5. Yuliana Nur Amanah
3B – D3 TEKNIK KIMIA
2018
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
I. Pengertian PLTA
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik
yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi
listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga
sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala.
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas:
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang
memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh
Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif,
maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi
pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya
akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk memproduksi energi listrik
yang bersumber daya air. Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai-sungai besar
maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus
untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau
energi listrik.
II. Sejarah PLTA
Tenaga air telah dimanfaatkan orang-orang kuno terutama untuk menumbuk
gandum atau dimanfaatkan keperluan lainnya.
a. Pertengahan 1770-an
Seorang insinyur Perancis, Bernard Forest
de Belidor, mempublikasikan buku yang berjudul
Architecture Hydraulique. Dalam buku itu, dia
menjelaskan tentang mesin hidrolik aksis vertikal
dan horizontal.
b. Abad ke 19
Generator elektrik dikembangkan dan kini dikombinasikan dengan mesin hidrolik.
Permintaan meningkat seiring Revolusi Industri yang mendorong pembangunan.
c. Tahun 1878
Untuk pertama kalinya di dunia dibangun rumah pembangkit hydroelectricity
dengan nama Cragside di Northumberland, Inggris.
Secara umum sistem PLTA terdiri atas tiga bagian: generator dan turbin di
mana listrik dihasilkan; bendungan yang dapat dibuka atau ditutup untuk
mengontrol aliran air; dan waduk di mana air dapat disimpan. Air di belakang
bendungan mengalir melalui intake dan mendorong blade di turbin sehingga turbin
berputar. Turbin memutar generator untuk menghasilkan listrik. Jumlah energi listrik
yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak
tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit). Listrik dapat
disalurkan melalui jalur transmisi dan distribusi ke rumah-rumah, pabrik, dan bisnis
e. Tahun 1920
Sebanyak 40% pembangkit di AS merupakan PLTA hingga mendorong
pemerintah membuat Federal Power Act yang dijadikan undang-undang dan dasar
hukum. Federal Power Act mengatur pembentukan Komisi Pembangkit Federal yang
bertugas mengatur PLTA di sumber air dan tanah negara bagian. Ketika skala PLTA kian
besar, bendungan dari pembangkit dikembangkan bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan listrik, tetapi termasuk mengendalikan banjir, irigasi, dan navigasi. Seiring
dengan begitu bermanfaatnya PLTA untuk memenuhi bermacam kebutuhan, pemerintah
negara bagian pun menggelontorkan anggaran untuk pembangunan PLTA skala besar
dan PLTA dimiliki pemerintah.
f. Abad 20
Pada awal abad ke-20, banyak PLTA skala kecil dibangun perusahaan komersial
di daerah pegunungan dekat area metropolitan. Kota Grenoble, Prancis pun untuk
pertama kalinya menggelar pameran bertajuk ‘International Exhibition of Hydropower
and Tourism’ yang didatangi jutaan pengunjung.
g. PLTA di Indonesia
Sejarah PLTA di Tanah Air dimulai pada 1917, Biro Tenaga Air (Waterkraht
burean) di bawah Jawatan Perkeretaapian Negara (Steratz foorwegen) dari perusahaan
negara (Gouvemementsbedrijven) diubah kedudukannya menjadi Jawatan Tenaga Air
dan Listrik (Dienstvoor Waterkracht in Electriciteit). Dengan begitu, jawatan tersebut
mulai bergerak dalam pengembangan kelistrikan hingga penggunaan secara ekonomis
dari sumber-sumber tenaga air tersedia. Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian
lisensi-lisensi untuk tenaga air dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi
- instalasi listrik di seluruh Indonesia.
Pada 1906, PLTA Pakar dengan sumber air dari sungai Cikapundung dengan
kekuatan 800 KW diresmikan. PLTA tersebut dikelola Maskapai listrik Bandung
(Bandungte Electriciteits Masatsehappij) dan dapat dianggap sebagai pengolahan
pertama untuk pemberian energi listrik dengan penggunaan tenaga air.
PLTA Jatiluhur (6 x 25 MW) pada 1964 yang mempunyai status otorita, memberi
energi listrik via jalur transmisi 150 kV ke Bagian Timur dengan GI Cigereleng dan via
lin transmisi 150 kV ke Bagian Barat dengan GI Cawang. Kemudian PLTA Saguling (4
x 175 MW) yang beroperasi pada 1986.
III. Proses Energi Air
3.1 Proses Secara Umum
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin
air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
Potensial Kinetik
(Waduk) (Penstock)
Listrik Mekanik
(Generator) (Turbin)
1. Waduk (Reservoir)
Waduk berfungsi untuk mengumpulkan air dari aliran sungai,
mengumpulkan air pada musim hujan untuk persediaan dan pemakaian air
pada musim kemarau atau waduk beban puncak.
2. Bendungan (Dam)
Bendungan berfungsi membendung aliran sungai sehingga terkumpul
sejumlah air dan digunakan sesuai kebutuhan. Fasilitas bendungan semuanya
diawasi dan docontrol melalui Dam Control Center.
3. Intake Gate
Bangunan ini digunakan untuk pengambilan air dari tempat
penampungan air ke dalam saluran air yang terletak terpisah dengan
bendungan yang dilengkapi pintu air untuk pengaturan dan saringan untuk
mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa oleh air.
4. Pipa Pesat (Penstock)
Tipe dari pipa pesat adalah pipa baja terbuka dengan cincin penyangga
yang dipasang dari dua tangki pendatar ke hulu gedung pusat pembangkit
listrik. Katup pipa pesat (penstock valve) bertipe kupu-kupu (butterfly valve)
yang dipasang pada saluran keluar terowongan pipa pesat.
5. Tangki Pendatar Air (Surge Tank)
Merupakan suatu tanki atau pipa yang dipasang pada pipa pesat untuk
melindungi saluran pipa pesat dari fluktuasi tekanan air pada saat jumlah air
yang disuplaikan ke turbin berubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang
cepat dari pintu-pintu turbin. Disamping itu surge tank befungsi untuk
meredam guncangan pipa pesat yang disebabkan oleh perhentian turbin
secara tiba-tiba.
6. Turbin
Turbin ini adalah penggerak mula yang memanfaatkan energi potensial
(ketinggian air) menjadi energi kinetik.jenis turbin pada PLTA Saguling
adaah tipe turbin Francis yaitu suatu turbin reaksi yang aliran air masuknya
arah radial yang keluarannya aksial.
a. Poros turbin
Poros dipasang sejajar dengan turbin, apabila turbin berputar
maka poros akan berputar untuk menggerakan alternator. Poros turbin
terbuat dari baja tempa yang dilengkapi dengan protection sleeve.
Protection sleeve ini berfungsi sebagai sekat bagian poros yang
berhubungan dengan air terhadap atmosfer,poros ini juga berfungsi
untuk meneruskan daya yang diperoleh dari runner ke poros alternator.
b. Runner
Runner ditempatkan secara vertikal di pusat turbin sejajar
dengan poros dan merupakan bagian yang berputar dari turbin. Fungsi
runner adalah mengubah energi kinetik dan potensial menjadi energi
mekanik berupa poros turbin. Runner terbuat dari baja tuang stain less
yang tingkat korosif dan kehilangan bahan akibat kavitasinya sangat
kecil.
c. Guide vane
Guide vane berporos pada bushing. Fungsi guide vane adalah
mengatur aliran air ke dalam runner. Pembukaan guide vane diatur
oleh governor.
d. Spiral case
Spiral case (rumah keong) berfungsi sebagai pendistribusi air
pada sekeliling sudu pengatur kecepatan dan tekanan yang sama dan
mengarahkan pancaran air yang lepas dari sudu jalan dan diteruskan ke
saluran pembuang. Spiral case terbuat dari besi tuang yang dipasang
dan ditanam pada ring dan guide vane.
e. Turbin bearing
Turbin bearing berfungsi sebagai bertumpunya poros turbin agar
poros dapat berputar dan tetap pada posisinya. Jenis bearing yang
digunakan sliding bearing tipe segmen.
g. Bottom ring
Berfungsi sebagai tutup turbin bagian bawah dan sebagai
dudukan guide vane bagian bawah.
h. Draft Tube
Draft Tube berfungsi sebagai saluran buang air setelah
memutarkan runner.
j. Governor
Governor berfungsi sebagai pengatur kecepatan turbin air atau
mengatur besar kecilnya daya yang dibangkitkan generator.
7. Generator
Generator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi mengubah
tenaga mekanis menjadi tenaga listrik. Janis arah poros generator turbin air yang
dipakai PLTA Saguling adalah golongan poros vertikal, yaitu untuk
pembangkit yang mempunyai daya besar atau untuk pembangkit yang
mempunyai putaran rendah.
Rotor generator berbeda dengan motor induksi, rotor pada generator
memiliki kumparan (coil) yang kedua ujungnya terhubung pada slip ring yang
nantinya akan dihubungkan pada rangkaian eksitasi (exciter) untuk
membangkitkan medan magnet pada rotor generator. Sehingga rotor generator
menjadi medan magnet yang berputar.
Setidaknya ada beberapa metode eksitasi yang sering digunakan pada
rotor generator. Mulanya kita aliri arus listrik pada slip ring rotor generator
untuk membangkitkan medan magnet pada rotor (eksitasi). Setelah itu rotor
yang berputar (diputar oleh turbin, diesel, dsb) akan membangkit tegangan
listrik pada kumparan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan, tergantung
dari berapa jumlah lilitan yang belitkan pada kumparan dan berapa besar medan
magnet yang kita bangkitkan pada rotor melalui sistem eksitasi
8. Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik untuk memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi
elektromagnetik.
9. Spillways
Fungsi dari bangunan ini untuk menyalurkan air yang melebihi kapasitas
penampungan. Perkiraan air yang harus dibuang adalah 1,2 kali debit pada saat
banjir.
Air dari aliran sungai dikumpulkan pada Waduk, yang mana air dikumpulkan pada
musin hujan untuk persediaan dan pemakaian air pada musin kemarau atau waktu beban
puncak. Setelah itu air yang ditampung pada Waduk, di bendung. Bendungan berfungsi
untuk membendung aliran sungai sehingga terkumpul sejumlah air dan digunakan sesuai
kebutuhan. Fasilitas bendungan semuanya diawasi dan dikontrol melalui Dam Control
Centre.
Apabila air yang ditampung pada waduk melebihi kapasitas penampungan, maka
air akan dibuang melalui Spillway (saluran pelimpah). Perkiraan air yang harus dibuang
adalah 1,2 kali debit air pada saat banjir.
Air yang ditampung pada Waduk, akan dialirkan menuju penstock (pipa pesat)
melalui intake yang dilengkapi dengan pintu air untuk pengaturan dan penyaring air.
Terjadi perubahan energy potensial menjadi energi kinetic.
Pada penstock terdapat surge tank (tangki pendatar/pipa tegak), yang berfungsi
untuk melindungi saluran penstock dari fluktuasi tekanan air pada saat jumlah air yang
disuplaikan ke turbin berubah-ubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari
pintu-pintu turbin. Surge Tank berfungsi untuk menahan tekanan balik yang berasal dari
bawah. Hal ini terjadi ketika pintu air pada cabang penstock pertama kali dibuka dan inlet
valve yang tertutup akan mengakibatkan benturan yang menyebabkan kenaikan tekanan
dan berbalik menuju ke cabang tersebut, bila tidak ada saluran peredam (surge tank)
maka sistem akan pecah karena tidak kuat menahan tekanan.
Air yang telah melewati penstock akan memasuki turbin air melalui Main Inlet
Valve, dimana untuk 1 buah pentock digunakan untuk menyuplai 2 buah turbin air.
Setelah melewati Main Inlet Valve, air masuk ke dalam turbin air melalui spiral
case (rumah keong), yang berfungsi untuk menahan daya hidrolik air dan
mendistribusikan air ke runner melaui sudu tetap. Setelah air di distribusikan ke turbin
air, maka runner akan berputar. Besarnya debit air yang masuk untuk memutar turbin air,
diatur dengan guide vane.
Saat runner berputar, maka putaran turbin air ditansmisikan melalui poros turbin-
generator, sehingga saat turbin berputar maka generator akan ikut berputar, dan listrik
dihasilkan.
Listrik yang dihasilkan dari generator dialirkan meuju CB (Circuit breaker), lalu
tegangan dinaikkan pada STR menjadi, selanjutnya tegangan kembali dinaikkan pada
MTR untuk di distribusikan pada jaringan.
IV. Aplikasi Energi Air
4.1 Energi Air Dapat Dimanfaatkan Sebagai :
1. Kincir air
2. Turbin air
Keuntungan
Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%
Tidak membutuhkan aliran yang deras
Konstruksi yang sederhana
Mudah dalam perawatan
Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir
Kerugian
Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak
Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi
Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan
Daya yang dihasilkan relatif kecil
Keuntungan :
Konstruksi lebih sederhana
Lebih ekonomis
Mudah untuk dipindahkan
Kerugian
Efisiensi kecil
Daya yang dihasilkan relatif kecil
Keuntungan :
Tipe ini lebih efisien dari tipe undershot
Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek
Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran datar
Kerugian :
Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit)
Diperlukan dam pada arus aliran datar
Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot
2. Turbin air
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Turbin impuls
2) Turbin reaksi
1. Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
2. Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi
mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama
melalui sudu.
Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu
sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja
berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi
sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai
dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang
agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun
dan kemiringan sungai
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya,
jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
PLTA jenis ini memanfaatkan aliran sungai secara alami untuk menghasilkan
energi listrik. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, air di hilir sungai
dimanfaatkan sedemikian rupa tanpa mengganggu aliran sungai ke hulu. Energi
listrik yang dihasilkan sebanding dengan jumlah volume air perdetik yang
mengalir. Sehingga saat sungai kering tidak ada air, generator tidak bisa
menghasilkan energi listrik. Namun keuntungan dari PLTA tipe ini adalah biaya
konstruksinya yang murah dan pembangunannya yang sederhana. PLTA tipe ini
cocok dibangun pada sungai-sungai besar di Indonesia yang lokasinya masih
terisolasi dan bertujuan untuk mendapatkan sumber energi listrik yang ramah
lingkungan dengan segera.
PLTA tipe ini mirip dengan prinsip PLTA yang menggunakan kolam
pengatur. Cuma disini dibuatkan sebuah waduk yang dapat menampung air dalam
jumlah besar, sehingga kapasitas pembangkitan energi listrik PLTA juga menjadi
lebih besar lagi. Waduk ini biasanya berbentuk hampir seperti danau buatan, atau
dapat dibuat dari danau asli sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk
musim kemarau. PLTA jenis banyak terdapat di negara-negara yang memiliki
curah hujan sedikit, hanya 2-3 bulan saja, atau negara 4 musim.
Sayangnya pembuatan PLTA yang menggunakan bendungan ini selain
menghabiskan tanah dan modal yang besar. terkadang bisa menyebabkan
perubahan atau kerusakan lingkungan yang fatal.
PLTA jenis ini membutuhkan dua buah kolam pengatur. Saat kebutuhan
listrik meningkat, air akan dialirkan dari kolam pengendali atas dan ditampung di
kolam pengendali yang bawah. Energi potensial aliran air inilah yang dimanfaatkan
menjadi energi listrik. Sedangkan saat beban minimal, listrik yang dihasilkan
pembangkit listrik lain digunakan untuk memompa balik air ke kolam penampung
diatas untuk digunakan kembali saat dibutuhkan.
Di Indonesia pembangkit ini cocok dikembangkan karena pada saat malam
hari, semua orang serempak menggunakan listrik sehingga beban melonjak secara
seketika, sedangkan siang hari hanya sedikit orang yang menggunakan listrik.
Pembangkit ini bertujuan untuk menyimpan energi listrik sisa yang dibangkitkan.
Sisa listrik yang dibangkitkan oleh PLTU lainnya digunakan untuk memompa air
dan digunakan saat beban puncak di malam hari.
5. PLTA Hydroseries
Konsep PLTA ini adalah dengan memanfaatkan aliran sungai yang panjang
dan deras dari ketinggian tertentu. Dimana sepanjang aliran sungai terdapat lebih
dari satu bendungan yang diseri pada ketinggian tertentu untuk menghasilkan
energy listrik yang lebih optimal.
Dam Three Gorges atau dam 'Tiga Ngarai' dibangun di sungai Yangtze di
Sandouping, Yichang, provinsi Hubei, Cina. Ukuran dari dam Three Gorges yakni hanya
sepanjang 2,3 kilometer dan tinggi 181 meter. Tetapi total turbin yang dimilikinya
mencapai 32 buah dengan kapasitas per unit sekitar 700 megawatt plus 2 turbin tipe
Francis dengan daya satuan 50 megawatt.
Kapasitas yang mampu ditampung oleh bendungan ini sebesar 39,3 km3, daerah
tangkapan (catchment area) sebesar 1.000.000 km2, dan surface area 1.045 km2.
Mengingat daya tampung yang sedemikian besar ini, tidak heran kalau bendungan ini
mampu menghasilkan daya listrik yang sangat besar. Kapasitas terinstalasi yang dimiliki
oleh bendungan ini sebesar 18.200 MW dan annual generation sebesar 80.000 GWh dan
setara 15 Reaktor nuklir.
VII. Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan PLTA
7.1 Kelebihan
Beberapa keuntungan/kelenihan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga
listrik mikrohidro adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTH ini cukup
murah karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah
terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit
latihan.
3. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
4. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban.
Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit
listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di
jaringan.
5. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit
energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh
Indonesia.
6. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
7. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
8. Tidak menyebabkan polusi gas rumah kaca
7.2 Kelemahan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga mempunyai kelemahan-kelemahan
dalam melayani penguna listrik dalan jumlah besar, antara lain :
1. Mebutuhkan inventasi yang besar
2. Membutuhkan lahan yang luas untuk membuat pusat listrik yang berkapasitas
besar
3. Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan
perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s.
4. Konsumen pengguna listrik dalam jumlah besar dan terlalu jauh dari pusat
Pembangkit membutuhkan sarana jaringan tower transmisi tegangan tinggi
yang panjang juga memerlukan sarana traffo peningkat tengangan yang
banyak.
5. Bila kita mengalami musim kemarau panjang PLTA yang mengunakan tenaga
air dari danau alam dan danau buatan maka cadanagan air akan sangat
berkurang dan berdampak pada penurunan kuantitas produksi daya listrik yang
disalurkan ke konsuman. Maka hal ini yang dirugikan adalah konsuman baik
rumah tangga maupun pihak industri.
6. Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menggunakan air terjun
tidak selalu berada dilokasi yang dikehendaki, selain debit airnya kecil juga
berada jauh dari kota sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar.