TURBIN
Turbin berdasarkan jenis fluida dibedakan menjadi:
1. Turbin Air
2. Turbin Uap
3. Turbin Gas
TURBIN
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan pemakaian jenis
turbin tersebut antara lain:
Biaya investasi kesuluruhan untuk peralatan turbin, transmisi,
jenis pengaturan daya dan biaya pekerjaan sipil
Efisiensi yang dapat dicapai baik pada beban sebagian dan
beban penuh
Ketersediaan turbin standar yang ada
Operasi dan pemeliharaan
Turbin Air
Turbin air adalah turbin yang dioperasikan pada penggerak
dengan menggunakan fluida berupa air, tanpa melalui proses
agregasi, misalnya pemanasan atau pendinginan. Faktor
penentu dari kontinuitas kerja dan kapasitas daya dari turbin
air adalah tersedianya air dalam jumlah yang memadai, dan
ketinggian terjun dari air yang diukur dari permukaan air
(head) sampai ke permukaan ekor (tail).
Turbin Air
Untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi kerja pembangkit
tenaga air yang memadai, maka pemilihan jenis atau tipe
turbin sesuai dengan kondisi potensi air perlu diperhatikan.
Keterkaitan antara tinggi terjun dengan kecepatan putar,
debit, dan daya output menghasilkan klasifikasi pemilihan
tertentu untuk tipe turbin air yang hendak diterapkan pada
suatu pembangkit tenaga air.
Turbin Pelton
Turbin Francis
Turbin francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin
Francis ini disebut juga tipe radial atau turbin mixed flow.
Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu
mencapai 300 meter dengan daya output mencapai 30MW.
Tipe turbin ini dirancang dengan posisi poros horizontal,
sedangkan untuk daya yang lebih besar dengan head yang
lebih rendah biasanya di desain pada posisi poros vertical.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi
mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi.
Turbin Francis
Turbin axial
Turbin Uap
Turbin jenis ini beroperasi dengan fluida kerja berupa uap
yang berasal dari air yang dipanaskan. Proses pemanasan
berlangsung di dalam boiler atau steam generator, atau yang
juga popular disebut ketel uap.
Turbin pada PLTU besar diatas 150 MW, umumnya terdiri dari
3 kelompok, yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan
menengah dan turbin tekanan rendah. Uap dari drum ketel
mula-mula dialirkan ke turbin tekanan tinggi dengan terlebih
dahulu melalui pemanas lanjut agar uapnya menjadi kering.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap air dialirkan ke
pemanas ulang untuk menerima energi panas dari gas buang
sehingga suhunya naik. Dari pemanas ulang, uap dialirkan ke
turbin tekanan menengah.
Apabila turbin sedang berbeban penuh kemudian terjadi gangguan yang menyebabkan pemutus
tenaga (PMT) generator yang digerakkan sebuah turbin trip, maka turbin kehilangan beban secara
mendadak. Hal ini menyebabkan putran turbin akan naik secara mendadak dan apabila hal ini
tidak dihentikan, maka akan merusak bagian-bagian yang berputar pada turbin maupun pada
geberator. Untuk mencegah hal ini, aliran uap ke turbin harus dihentikan, yaitu dengan cara
menutup katup uap turbin. Pemberhentian aliran uap dengan menutup katup uap turbin secara
mendadak menyebabkan uap berkumpul dalam drum ketel sehingga tekanan dalam drum ketel
naik dengan cepat dan akhirnya menyebabkan katup pengaman pada drum membuka dan uap
dibuang ke udara. Bisa juga sebagian dari uap di by pass ke kondensor. Dengan cara by pass ini
tidak terlalu banyak uap yang hilang sehingga jika sewaktu-waktu turbin akan dioperaikan kembali
banyak waktu yang dapat dihemat untuk start. Tetapi sistem by pass memerlukan biaya investasi
tambahan karena kondensor harus tahan dengan suhu tingi dan tekanan tinggi hasil dari by pass.
Turbin Gas
Kontsruksi dasar dari turbin gas yang sederhana adalah terdiri atas komponenkompenen utama berupa kompresor, ruang pembakaran dan turbin. Turbin ini
berfungsi menerima ekspansi gas panas bertekanan tinggi dari ruang
pembakaran untuk melakukan kerja sehingga poros turbin berputar. Sekaligus
juga memutar poros kompresor. Dengan demikian fungsi dari turbin gas adalah
ganda, yaitu memutar poros kompresor agar melakukan kerja kompresi, dan
memutar poros beban sebagai daya keluaran.
Siklus kerja turbin gas adalah merupakan siklus tekanan konstan, sebab proses
pembakaran berlangsung pada tekanan konstan.
Karena pembakaran yang terjadi pada turbin gas yang menggunakan gas
hasil pembakaran dengan suhu sekitar 1.300C member risiko korosi
pada suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium, vanadium dan
natrium yang terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-bagian
turbin seperti sudu dan slauran gas panas. Oleh karena itu bahan bakar
yang digunakan tidak boleh mengandung logam=logam tersebut diatas
melebihi batas tertentu. Kebanyakan pabrik pembuat turbin gas
mensyaratkan bahan bakar dengan kandungan logam kalim, vanadium,
dan natrium tidak boleh melampaui 1 part per mill (ppm).
Pemeliharaan turbin gas dilakukan secara periodic yaitu sekitar 4.000-5.000 jam
operasi. Jika pada pengoperasiannya sering terjadi start-stop maka selang waktu
pemeliharaannya semakin pendek. Meskipun belum mencapai 4.000jam operasi
tetapi start-stop turbin sudah mencapai 300 kali maka harus dilakukan
pengecekan dan pemeliharaan pada sudu-sudu turbin. Karena start-stop
mengakibatkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil, sehingga
dapat membuat sudu turbin kerpos. Untuk mengatasinya, sudubturbi perlu ntuk
dilas atau diganti.
Dari segi lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah masalah kebisingan, jangan
sampai melampaui ketentuan yang dibolehkan.
Proteksi Turbin
Gangguan yang mungkin terjadi pada turbin
Overspeed
Motoring
Oil failure
Thrust bearing failure
Vaccum failure
Boiler priming
Exceccive vibration
Excessive temperature differentials
Excessive eccentricity
Trip gear
Unloading gear
Proteksi
Emergency stop valve operating gear
valve ini akan membuka dan menutup
berdasarkan kerja high pressure relay
oil
Tripping device
Overspeed trip
Emergency hand trip
Remote trip gear
Oil failure trip
Thrust bearing wear trip
Low vacuum trip
Low pressure trip
Overspeed trip
Jika turbin berputar pada
kecepatan lebih maka akan
membuat semua komponen
yang berputar mengalami
peningkatan tekanan.
Overspeed trip memberikan
sinyal kepada pegas untuk
bergerak ke drain
Governor
Daya aktif mempunyai hubungan erat dengan nilai frekuensi, dan daya aktif beban berubah
sepanjang waktu.
Alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan dan frekuensi yang dihasilkan dari sebuah
mesin (turbin, mesin diesel) dengan mengatur kecepatan penggerak mulanya.
Pengatur kecepatan ini dilakukan dengan mengatur konsumsi bahan bakar yang masuk ke
dalam mesin sehingga saat terjadi perubahan jumlah beban yang mengakibatkan
berubahnya kecepatan dan frekuensi turbin, akan langsung kembali ke normal.
Pengaturan ini dilakukan dengan menambah bahan bakar saat kecepatan turun dan
mengurangi bahan bakar saat kecepatan naik.
Pengoperasian pertama governor dilakukan pada sebuah mesin uap untuk mengatur jumlah
aliran uap yang masuk ke turbin.
Pengaturan Frekuensi
Frekuensi akan turun jika daya aktif yang terbangkitkan tidak
mencukupi kebutuhan beban, dan akan naik saat daya aktif
melebihi kebutuhan sistem.
Secara mekanis :
(Tg-Tb) = T < 0, frekuensi turun
(Tg-Tb) = T > 0, frekuensi naik
Prinsip kerja :
Pengendalian kecepatan / beban
Pengendalian kecepatan lebih
Pembukaan darurat kerana kecepatan putar lebih
Bagian - bagian
Rack / sleve : komponen untuk menentukan konsumsi bahan bakar yang akan diinjeksikan ke
dalam silinder, sesuai dengan gerakan. Perbedaan antara rack dan sleeve yaitu rack bergerak ke
kiri dan ke kanan, sedangkan sleeve bergerak naik turun untuk menentukan posisi plunger.
Check valve / delevery valve : katup yang memberikan tekanan tinggi bahan bakar ke injector
melalui pipa tekanan tingi, dan mencegah aliran balik bahan bakar dari pipa tekanan tinggu ke
barrel.
Drive gear / magnetik pick up : untuk mendeteksi kecepatan putaran engine
Flyweight : untuk mengubah gaya sentrifugal menjadi gaya translasi
Governor spring : untuk mengimbangi gaya translasi flyweight hingga posisi seimbang yang sesuai
dengan putaran engine.
Lever : untuk mengatur putaran / power engine dan dihubungkan dengan pedal throtlle secara
mekanis.
Output linkage : dihubungkan denga rack/sleeve secara mekanis.
Cara Kerja
Konsumsi bahan bakar ditentukan oleh posisi rack atau sleeve dan
diijeksikan ke dalam silinder, keseimbangan gaya antara governor
spring dan flyweight diatur dengan ketentuan yaitu :
Gaya spring > gaya flyweight, rack/sleeve akan menambah bahan
bakar, putaran naik.
Gaya spring = gaya flyweight, rack/sleeve akan dalam posisi tetap,
putaran tetap.
Gaya spring < gaya flyweight, rack/sleeve akan mengurangi bahan
bakar, putaran turun.
Kerja Governor
dilepas
dibebani
Berdasarkan Fungsi
Speed Governor
Mechanical bekerja secara mekanik tergantung dari putaran
mesin
Hydraulic bekerja secara hidrolis, menggunakan tekanan
minyak atau bahan bakar
Electrical lebih mudah dan akurasi lebih tinggi
Pressure Governor
Emergency Governor
Governor mekanik
Membuka valve
Beban kecil
Cocok untuk turbin
impuls
Throttle governor
Pengontrolan valve
Beban besar
Berdasarkan cara
pengontrolan
Constant speed type governor : hanya ada satu kecepatan yang
dikontrol governor.
Variable speed type governor : kecepatan engine dapat dikendalikan
beberapa tingkat secara manual melalui penggaturan.
Speed limiting type governor : pengontrolan kecepatan engine tetap
di atas minimum atau di bawah batas maksimum.
Load limiting type governor : pengontrolan governor untuk
membatasi beban.
Isochronous
Speed Droop