Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM TEKNIK PENGENDALIAN KOROSI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

Modul : Close Interval Potensial Survey (CIPS)


Pembimbing : Nur Cahyo Ir., M.T.

Tanggal Praktikum : 26 April 2018


Tanggal Pengumpulan Laporan : 3 Mei 2018

Oleh :
Kelompok 5 Kelas 2B – TK
Rheynna Ayunita P NIM 161411050
Rezza Lingga Permana NIM 161411051
Riski Eka Fahira NIM 161411052
Risky Febiayu E NIM 161411053

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2018
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui cara pendeteksian kerusakan coating pada pipa
menggunakan metode CIPS
2. Melakukan uji karakteristik terhadap system alat ukur CIPS
3. Mengaplikasikan system pengukuran untuk mendeteksi kerusakan
coating pada system perpipaan.
II. Landasan Teori
2.1 Close Interval Potensial Survey (CIPS)
Close Interval Potential Survey (CIPS) bertujuan untuk mengetahui
integritas dari jalur pipa khususnya berkaitan dengan efektifitas kerja
dari Sistem Proteksi Katodik. Prinsip dari CIPS ini adalah mengukur
Potensial Pipa dalam kondisi Sistem Proteksi Katodik berjalan,
sehingga secara langsung akan dapat diketahui pada lokasi mana saja
dari jalur pipa yang tidak terlindungi oleh Sistem Proteksi Katodik
tersebut. Kriteria proteksinya sendiri sesuai dengan Standard NACE
RP 0169 – 2002.

2.2 Gambar 2.1 Ilustrasi metodelogi CIPS


Pengukuran CIPS menggunakan alat yang dilengkapi dengan Data
logger/Voltmeter dan juga eletroda reference Cu/CuSO4 yang
terkalibrasi. Peralatan ini merupakan alat yang dirancang dan
diprogram oleh para ahli korosi terutama ahli proteksi katodik untuk
pemeriksaan kondisi kerusakan coating pada pipa baja dalam tanah
( Nur Salam, 1999).
Menurut Nur Salam, teknik pengukuran dari CIPS ini dilakukan
dengan cara berjalan berjalan tepat diatas jalur pipa, kontak dengan
tanah dilakukan secara kontinyu melalui elektroda reference
Cu/CuSO4 yang digunakan secara parallel dengan metode “tongkat
berjalan”. Kabel survey dihubungkan ke kabel pengetesan pipa (test
box) dengan menggunakan terminal sebagai penjepit. Reel/Wire kabel
yang dirancang khusus dipasang pada alat pengukur jarak yang
menyatu pada alat data logger dapat terjadi sehingga melengkapi sikrit
pengukuran dan sesuai dengan berpindahnya pengukuran pada jalur
pipa, kabelsurvey akan terukur dari sistem dial indicator yang
dipasang pada alat data logger tersebut melalui alat putar yang telah
terkalibrasi sehingga diperoleh pulsa jarak dalam meter yang langsung
terekam pada data logger.

Laporan NACE International memberikan informasi tambahan


sebagai panduan bagi para operator dan kontraktor. Hal penting yang
harus diperhatikan dalam pembacaan potensial adalah mengenai IR
drop, yang termasuk dalam pengukuran selama proteksi katodik
beroperasi. Seperti disebutkan bahwa criteria voltase untuk proteksi
didasarkan pada hasil pengukuran pipa pada antarmuka dengan tanah.
Pengukuran potensial ON yang diambil di permukaan tidaklah
mewakili potensial antarmuka ini, termasuk IR drop yang diapat
berdasarkan polarisasi proteksi katodik. Dengan adanya IR drop, hasil
pengukuran potensial menjadi cenderung negative dibandingkan
dengan potensial antarmuka yang actual (bukan ON).

2.3 Direct current voltage gradient (DCVG).


Survey DCVG merupakan metode lapangan yang lebih baru untuk
melokalisir cacat yang terdapat pada lapisan coating pipa yang
terpendam tanah. Teknik dasar yang dipakai juga bersandar akibat
adanya lapisan permukaan logam yang terekspos ke permukaan tanah.
Secara umum, semakin besar area permukaan logam yang terekspos
dengan media tanah, maka gradien potensial yang diperoleh dari survey
DCVG juga semakin besar.

Pulsa sinyal DC dipaparkan pada struktur pipa untuk


pengukuran DCVG. Sinyal pulsa input dapat meminimalisir
interference dari sumber arus lainnya (sistem proteksi katodik asing,
jalur rel KA listrik). Sinyal ini dapat diperoleh dengan menggunakan
interrupter pada rectifier terpasang atau menggunakan secondary
current pulse yang diaplikasikan bersama dengan “steady” CP current.
Personel yang berjalan sepanjang jalur pipa mengobservasi jarum
millivoltmeter atau display digital untuk mengidentifikasi lokasi cacat
pada jalur pipa. Pada peralatan non-digital, pergeseran drastis dari
jarum menandakan adanya cacat pada lapisan coating.

Gambar 2.2 Ilustrator Metode DCVG


III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum meliputi :
1. Simulator Perpipaan
2. Elektroda Standar Cu/CuSO4 (1 pasang)
3. Voltmeter Digital
4. Transformator
5. Recifer
6. Kabel
7. Peralatan safety untuk personil (Helmet, Safety Boot, Google dan
Gloves)

IV. Prosedur Percobaan


4.1. Persiapan

Memastikan kabel pipa Memasukkan default untuk


terhubung dengan kabel pembacaan potensial
anoda ( proteksi katodik proteksi minimum sebesar -
bekerja) 850mV

Merangkai peralatan Kalibrasi bacaan data


dengan menghubungkan (kedua data menunjukkan
kabel pipa/anoda dengan nilai bacaan potensial
kabel yang terhubung yang sama pada lokasi
dengan positif dari alat yang sama).
CIPS

Setting data sesuai dengan


User Manual dari alat
CIPS
4.2. Pengambilan Data

Survey CIPS dilakukan Setting Potensial dari


tepat di atas permukaan Rectifier : 9-12 Volt
tanah dimana pipa Potensial dekat
terpendam Groundbed : -0,85V s/d -
1,2 V
Potensial ujung pipa
terjauh : -0,65 V s/d -
Pengambilan data 0,85v
dilakukan setiap interval
jarak titik pengukuran
dari pergerakan Alat
CIPS
Interuptor arus keluar
rectifier pada saat
Pastikan rangkaian interuptor nyala berarti
peralatan tidak terputus off (nilai minimum),
selama pengambilan data tidak nyala berarti on
(nilai maksimum)

Pengecekkan potensial
keluar recifier, dekat
groundbed dan terjauh
dari groundbed

V. Keselamatan Kerja
1. Usahakan tidak kontak langsung dengan bahan kimia CuSO4 pada saat
pembuatan larutan jenuh.
2. Cuci mata dengan air aquades jika terkena larutan tembaha sulfat.

VI. Data Pengamatan

Jarak Potensial Minimum Potensial Maksimum


1 -1,207 -1,068
2 -1,213 -1,052
3 -1,218 -1,074
4 -1,222 -1,079
5 -1,225 -1,079
6 -1,23 -1,086
7 -1,223 -1,094
8 -1,223 -1,084
9 -1,23 -1,085
10 -1,229 -1,084
11 -1,222 -1,079
12 -1,216 -1,085
13 -1,225 -1,082
14 -1,227 -1,076

VII. Pengolahan Data

KURVA POTENSIAL VS JARAK


-1
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-1.05
Potensial (V)

-1.1

-1.15

-1.2

-1.25
Jarak(m)

Y min y Maks

Kebocoran di titik 7
POTENSIAL (mV)
-9.8
-9.6
-8.8
-12.3
-8.4
-12.4
-11.7
Kebocoran di titik 12
POTENSIAL (mV)
-7.2
-9.7
-9.5
-15.5
-13.5

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah dilakukan pengukuran potensial pipa
pada simulasi perpipaan dimana tujuannya adalah untuk mengetahui titik
kebocoran atau cacat coating pada pipa yang di pendam di dalam tanah.
Kerusakan tersebut dapat diketahui dari nilai potensial yang di ukur dari
pipa hingga permukaan tanah yang kemudian dibandingkan dengan nilai
reference. Tahap pengukuran nilai potendial ini ada 2 yakni CIPS dan
DCVG. Cara yang dilakukan yakni dengan mendeteksi nilai potensial
maksimum dan nilai potensial minimum dari logam yang di tanam di
dalam tanah. CIPS (Close Interval Potential Survey) bertujuan untuk
mengetahui integritas dari jalur pipa khususnya berkaitan dengan
efektifitas kerja dari Sistem Proteksi Katodik. DCVG (Direct Current
Voltage Gradient) bertujuan untuk mendeteksi adanya cacat coating pada
struktur pipa yang terpendam. Prinsip dari CIPS ini adalah mengukur
Potensial Pipa dalam kondisi Sistem Proteksi Katodik berjalan, sehingga
secara langsung akan dapat diketahui pada lokasi mana saja dari jalur
pipa yang tidak terlindungi oleh Sistem Proteksi Katodik tersebut.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa di bagian tersebut terjadi
kerusakan coating dan menyebabkan kebocoran. Prinsip dari DCVG
yakni mengukur potensial logam dengan mode On/Off dari arus yang
keluar dari rectifier. On/Off dari arus rectifier diatur siklusnya melalui
current interrupter. Dengan begitu, potensial soil to soil bisa diukur pada
saat siklus On dan juga pada saat siklus Off. Sehingga dapat diartikan
juga bahwa proses pengukuran katodik DCVG yakni mengukur
perbedaan soil to soil CP ON dan soil to soil CP OFF. Berdasrkan
percobaan kami melakukan percobaan sepanjang kurang lebih 14 m dan
mendapatkan sebanyak titik pengukuran, berdasarkan hasil pengukuran
didapatkan kebocoran pada pipa yang terjadi berada di titik ke 7
pengukuran yaitu dengan nilai potensial minimum adalah -1,223 dan
nilai potensial maksimum adalah -1,094 kemudian dilakukan kembali
pengukuran ke arah samping dari titik kebocoran itu dengan tujuan untuk
mengetahui besar kecilnya kebocoran yang terjadi dan didapatkan nilai
potensial nya adalah sebesar -8,4 mV. Sehingga pipa tersebut masih
dalam kondisibaik dan tidak perlu dilakukan perbaikan.

IX. Kesimpulan
1. Prinsip CIPS adalah mengukur Potensial Pipa dalam kondisi Sistem
Proteksi Katodik berjalan tepat diatas jalur pipa, sehingga secara
langsung akan dapat diketahui pada lokasi mana saja dari jalur pipa
yang tidak terlindungi oleh Sistem Proteksi Katodik tersebut.
2. Mendeteksi nilai potensial maksimum dan nilai potensial minimum
dari logam yang di tanam di dalam tanah. Pada nilai potensial
maksimum terendah merupakan titik terjadinya kerusakan coating
dan menyebabkan kebocoran pipa.
3. Pada praktikum, didapatkan kebocoran pipa pada titik ke 7 dengan
nilai potensial potensial minimum adalah -1,223 mV dan nilai
potensial maksimum adalah -1,094 Mv.

Daftar Pustaka
Bariyyah, Mariana, Analisa Risiko Pipa Transmisi Gas Onshore di Sumatera,
Universitas Indonesia, Depok, 2012.
Jones, D.A. Principles And Prevention of Corrosion-2nd Edition, Prentice Hall,
Singapore, 1997.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengambilan data nilai potensial dengan metode CIPS

Anda mungkin juga menyukai